Anda di halaman 1dari 14

PUSPITA MILLENIAL KAB.

TAKALAR

Makna Ikhlas Dalam


Beribadah
Peta Konsep
Qs. Al-An’am [6] ayat 162-163

“Katakanlah (Muhammad), ”Sesungguhnya shalatku,


ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada
sekutu bagi-Nya; dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama
berserah diri (muslim).” (QS. Al-An’am [6]: 162 – 163)
Secara garis besar kandungan QS. Al-An’am ayat
162-163 dapat disimpulkan:

1. Perintah Allah Swt. pada umat-Nya untuk berkeyakinan


bahwa shalatnya, hidupnya, dan matinya hanyalah semata
mata untuk Allah Swt.
2. Allah Swt. adalah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu
bagi-Nya.
3. Perintah Allah Swt. pada umat manusia untuk ikhlas
dalam berkeyakinan,
4. beribadah, beramal, dan menjadi orang pertama dalam
kaumnya yang berserah diri kepada-Nya.
5. Senantiasa beramal shaleh dan menjauhkan segala
larangan larangan Allah Swt. agar selamat di dunia dan
akhirat.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan
sebagai penghayatan dan pengamalan
QS al-An’am [6]: 162-163

• Selalu beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas,


serta menghindari riya, dan syirik.
• Senantiasa ikhlas dalam beramal dan mengharap
keridaan Allah Swt.
• Selalu melaksanakan amal saleh agar selamat
dunia dan akhirat.
QS. Al-Bayyinah [98] ayat 5

”Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah


Swt. dengan ikhlas menaati-
Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan
juga agar melaksanakan
salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar).”
(QS. al-Bayyinah [98]: 5)
Kandungan QS. al-Bayyinah [98]: 5
sebagai berikut.
1. Perintah untuk beribadah kepada Allah
Swt. dan menaati ajaran Allah Swt. dengan
lurus (tidak bercampur dengan riya’, bid’ah
maupun syirik).
2. Sebagai seorang Muslim, wajib hukumnya
untuk mendirikan shalat lima waktu dalam
sehari semalam.
3. Perintah untuk menunaikan zakat.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan
sebagai penghayatan dan pengamalan
QS al-Bayyinah [98]: 5

• Senantiasa beribadah kepada Allah Swt., dan menaati


ajaran agama.
• Selalu melaksanakan salat lima waktu sehari semalam.
• Selalu menuanaikan zakat.
Hadis

”Dari Aisyah ra. bahwa Nabi saw. melaksanakan shalat malam


hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai
Rasulullah saw., kenapa Engkau melakukan ini padahal Allah
Swt. telah mengampuni dosamu yang telah berlalu dan yang
akan datang? Beliau bersabda: “Apakah aku tidak suka jika
menjadi hamba yang bersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk,
beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka
beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.”
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai
penghayatan dan pengamalan
hadis tentang keikhlasan dalam beribadah

• Senantiasa beribadah kepada Allah Swt. secara


ikhlas.
• Senantiasa tidak mengingat amalan baik yang
telah diperbuat karena terkadang akan
menimbulkan kemalasan dalam beribadah.
• Selalu bersyukur kepada Allah Swt. atas segala
nikmat yang Dia berikan.
Menurut pengarang kitab Manazilus-Sa’irin,
ikhlas itu ada tiga derajat

 Tidak melihat amal sebagai amal, tidak mencari


imbalan dari amal dan tidak puas terhadap amal.
 Malu terhadap amal sambil tetap berusaha. Artinya
merasa amalnya itu belum layak dilakukan karena
Allah Swt., tetapi amal itu tetap diupayakan.
 Memurnikan amal, maksudnya adalah melakukan amal
berdasarkan ilmu agama
Dari segi bentuknya, ibadah dibedakan
menjadi 5
1. Ibadah qauliyah (ucapan), seperti membaca al-Qur’an,
berdo’a dan berdzikir.
2. Ibadah jismiyah (fisik), seperti berpuasa dan menolong
orang.
3. Ibadah maliyah (melibatkan harta), seperti memberi
zakat, infaq, sedekah.
4. Ibadah qauliyah wa jismiyah (ucapan dan perbuatan),
seperti shalat.
5. Ibadah qauliyah, jismiyah, dan maliyah (bacaan,
perbuatan dan harta), seperti haji.
Ditinjau dari cakupannya, ibadah dibedakan
menjadi dua
Ibadah ‘ammah (umum), yaitu segala perbuatan yang
dilakukan semata-mata karena Allah Swt., untuk
mendapatkan rida-Nya seperti, menolong orang, mencari
nafkah, menyerukan kebaikan, serta mencegah
kejahatan. Ibadah seperti ini disebut juga dengan ibadah
gairu mahiah.

Ibadah khassah (khusus), yaitu ibadah yang telah


ditetapkan oleh nash tentang
kaifiyah (tata cara) pelaksanaanya, seperti shalat, puasa,
zakat dan haji. Ibadah
seperti ini disebut juga dengan ibadah mahiah.
END
Syukron Katsiiron

Wassalammualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai