Disusun Oleh:
dr. Mery Rizqiana Putri
Pendamping internsip:
dr. Jeni Novita Anggraini
contents
Laporan Kasus
01
Tinjauan Pustaka
02
Pembahasan
03
PART 01
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama An. A
Umur 12 tahun
BB 27 kg
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi disangkal.
Vital Sign GCS 456/ compos mentis
TD 90/70 mmHg
N 98 x/menit
rr 18 x/menit
t 37,8°C
Planning Terapi:
Kamis Demam (+), Pusing (+), Kesadaran: CM DHF Grade II - Inf. RL grojok
24/02/22 Nyeri ulu hati (+), mual KU: lemas 1/2 fl →
09.30 (+), sempat muntah 1x, Td : 90/70 maintenance 20
nafsu makan menurun RR: 18 x/menit, tpm
Suhu: 37,8 °C, Per Oral:
Nadi: 98x/menit - Paracetamol
Abd : BU (+) 500 mg →
Tympani 3x1/2 tab
Soepel, Nyeri - Antasida syr
tekan regio → 3xcth1
epigastric
Tho : S1S2
Tunggal m/g -/-
Ext atas : ptekie
(+/+) > 10
Kamis Demam (+), Kesadaran: CM DHF Grade II - Inf. RL
24/02/22 Nyeri ulu hati KU: cukup maintenance 20
16.00 (-), mual (-), Td : 100/70 tpm
muntah (-) RR: 18 x/menit, Per Oral:
Suhu: 39,2 °C, - Paracetamol
Nadi: 80 x/menit 500 mg → 3x1/2
Abd : BU (+) tab
Tympani Soepel, - Antasida syr →
NT (-) 3xcth1
Tho : S1S2 - Psidii syr →
Tunggal m/g -/- 2xcth1
Ext atas : ptekie - Norages extra
(+/+) 270 mg
1.Fase febris
hari
2.Fase kritis
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap.
2. Hematokrit.
Terapi Terapi
1. Mulai dari terapi oral. 1. Pemeriksaan Hct sebelum terapi cairan.
2. Jika tidak memungkinkan mulai dengan intravena 2. NS 0,9% atau RL 5-7 ml/KgBB/jam selama 1-2 jam,
maintenance NS 0,9% atau RL. dikurangi bertahap 3-5 ml/KgBB/jam selama 2-4 jam, 2-3
ml/KgBB/jam mengikuti respon klinis.
Periksa ulang klinis dan Hct
1. Jika Hct normal atau hanya meningkat sedikit, lanjutkan
2-4 jam, 2-3 ml/KgBB/ jam selama 2-4 jam.
2. Jika perburukan klinis dan Hct meningkat cepat,
lanjutkan 5-10 ml/KgBB/ jam selama 1-2 jam.
Periksa ulang klinis dan Hct
Kurangi bertahap pemberian cairan intravena.
Indikasi :
1. Intake cairan dan produksi urine adekuat.
2. Hct menurun dengan klinis pasien stabil.
Monitoring Monitoring
1. Suhu. 1. Tanda vital dan perfusi perifer per 1-4 jam pada fase
2. Balance cairan. kritis.
3. Produksi urine (volume dan frekuensi). 2. Produksi urine per 4-6 jam.
4. Hct, leukosit, tromobosit. 3. Hct setiap pergantian kemudian per 6-12 jam.
4. Glukosa darah.
5. Fungsi organ lain : LFT, RFT, profil koagulasi jika ada
indikasi.
GRUP C
Kasus Emergensi
Kriteria
1.Kebocoran plasma berat ditandai dengan syok atau akumulasi cairan yang mengakibatkan distress pernafasan.
2.Perdarahan berat.
3.Gangguan organ berat.
Pemeriksaan Laboratorium
1.Darah lengkap.
2.Hematokrit.
3. Pemeriksaan fungsi organ jika ada indikasi.
Terapi Syok Terkompensasi
1. Cairan IV kristaloid isotonik 5-10 ml/KgBB/jam selama 1 jam.
2. Evaluasi ulang klinis pasien.
Jika perbaikan :
1. Kurangi bertahap 5-7 ml/kgbb/ jam selama 1-2 jam, dikurangi bertahap 3-5 ml/kgbb/ jam selama 2-4 jam, 2-3
ml/kgbb/ jam mengikuti status hemodinamik.
2. Pemberian cairan IV 24-48 jam.
Jika Tidak Ada Perbaikan :
1. Evaluasi ulang Hct post bolus.
2. Jika Hct meningkat ulang bolus dengan dosis 10-20 ml/KgBB/jam selama 1 jam.
3. Jika perbaikan, kurangi bertahap pemberian cairan IV.
4. Jika Hct menurun, merupakan tanda perdarahan dan memerlukan croos match dan transfusi sesegera mungkin.
Terapi Syok Tidak Terkompensasi
Kristaloid/koloid IV 20 ml/KgBB/jam dalam 15 menit.
Jika Perbaikan :
Kristaloid/koloid IV 10 ml/KgBB/jam dalam 1 jam, kemudian kurangi bertahap.
Tatalaksana Perdarahan :
Transfusi 5-10 ml/KgBB Packed Red Cell atau 10-20 ml/KgBB Whole Blood.
Monitoring
1. Leukopenia.
2. Fase demam turun.
3. Tanda bahaya.
Segera kembali ke pelayanan kesehatan apabila ada tanda bahaya. Pesan diberikan secara tertulis.
PROGNOSIS PENCEGAHAN
• Sebagian pasien sembuh → setelah pemberian cairan 1.Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
intravena, 2.Foging Focus dan Foging Massal
• Pasien dengan kondisi berat → tidak mendapat cairan 3.Penyuluhan perorangan atau kelompok untuk
sesuai dengan kebutuhan akan jatuh kedalam fase meningkatkan kesadaran masyarakat.
syok 4.Kemitraan untuk sosialisasi penanggulangan DBD.
PART 01
Pembahasan
Tinjauan Kasus Tinjauan Teori
Penatalaksanaan grup B
- Inf. RL grojok 1/2 fl → maintenance 20 tpm