Anda di halaman 1dari 15

Struktur Organisasi Keperawatan

DISUSUN OLEH:
DHEA PUTRI KHAIRANI(20190001)
Z U LW I R A N E S A ( 2 0 1 9 0 0 11 )
DEWI FITRIA RAHMI(20190023)
RENDA MAULINA NINGSIH(20190041)
G E B B Y YA N A S H A LWA ( 2 0 1 9 0 0 3 3 )
Institusi Organisasi Keperawatan
• 1.Rumah Sakit

• Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh
dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit
dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6
ranjang rumah sakit. Ada beberapa jenis tipe Rumah Sakit yaitu :

• a.Rumah Sakit tipe A : tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk subspesialistik.

• b.Rumah Sakit tipe B : mempunyai pelayanan minimal sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar.

• c.Rumah Sakit tipe C : mempunyai minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan,
dan anak).

• d.Rumah sakit tipe D : hanya terdapat pelayanan medis dasar.


Struktur dan Fungsi Organisasi
1.Struktur organisasi.Ada 5 bagian dasar organisasi yaitu :

1.The Operating Core.

Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.

2.The Strategic Apex.Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top management).

3.The Middle Line.

Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional.

4.The Technostructure.Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap
bentuk standarisasi dalam organisasi.

5.The Support Staff.

Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit
staff).
• 2.Fungsi organisasi

• Mengusahakan hubungan secara efektif antar orang-prang yang melahirkan kerjasama yang efisien sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan. Dengan kata lain, suatu tugas yang dikerjakan secara terorganisir seharusnya terselesaikan dengan lebih baik dan lebih cepat
daripada tugas yang sama yang dikerjakan dengan tidak terorganisir.

• Maka jika kita “berorganisasi” tetapi hasil kerja kita tidak lebih baik dan lebih cepat dibandingkan pekerjaan orang lain; maka dapat
dikatakan kita belum bisa berorganisasi.

• Fungsi-fungsi pokok management berorganisasi :

• - Perencanaan (Planning)

• - Pengorganisasian (Organizing)

• - Melaksanakan (Actuating)

• - Pengawasan (Controling)
Tipe Working Relationship
1.Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi,
aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
2.Matriks

Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan

3.Organil Network

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang
kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
Fungsi-fungsi Dalam Organisasi
• Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang sangat perlu diperhatikan berkaitan
dengan manajemen organisasi, yakni:

• 1. Planning (perencanaan)

• Hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam organisasi diantaranya dalah rencana-rencana yang coba disusun oleh
pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bias
melalui rapat-rapat, seperti:

 Rapat Kerja (pengurus organisasi) yang membicarakan rencana-rencana kerja pengurus serta kegiatan anggota yang
akan dilakukan dengan satu atau lebih target yang akan dicapai.

 Rapat Anggaran, untuk menentukan berapa jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung kerja organisasi atau
untuk suatu event / kegiatan (wujudnya daftar RKA) atau proposal kegiatan.
• 2. Organizing (pengaturan)

• Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan & diwujudkan adalah

 Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara organisasi/bagian/seksi yang
satu dengan yang lain.

 Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-masing bagian

 Bentuk Koordinasi antar bagian dalam organisasi (misal. Rapat Koordinasi antar bagian, Rapat Pimpinan antar
Organisasi, dll)

 Penataan dan Pendataan Arsip & Inventaris Organisasi

Harus diatur dan ditata dengan baik administrasi organisasi, seperti surat masuk, surat keluar, laporanlaporan, proposal keluar, data anggota,
AD/ART, GBHK, presensi, hasil rapat, inventarisasi yang dimiliki, perangkat yang dipinjam dll.
• 3. Accounting (pelaporan)

• Pelaporan merupakan unsur wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap & rasa tanggung jawab dari
pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berada diatasnya. Wujud kongkritnya adalah :

 Progress Report (Laporan Pengembangan Kegiatan)atau

 Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Kegiatan

• 4. Controling (pengawasan)

• Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan
terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran.
NURSING CARE DELIVERY SYSTEM(Sistem
Pemberian Asuhan Keperawatan)
1.Case Methode (Metode Kasus)

• Metode kasus kadang-kadang disebut juga sebagai perawatan pasien total. Dalam metode ini
perawat bertanggung jawab penuh terhadap perawatan pasien selama shift bekerja. Jumlah pasien
yang ditugaskan bisa lebih dari satu.Metode ini sering dipraktekkan dalam pengaturan perawatan
intensif atau dalam pengaturan perawatan kesehatan di rumah.

• Kelebihan : metode ini dianggap sebagai metode pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif
dan holistik .
• Kekurangan : metode ini memerlukan tenaga perawat yang cukup banyak dan kurangnya kotinuitas
antara shift.
2.Functional methode (Metode Fungsional)
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien
dibangsal.

Kelebihan :

Manajenen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik.
Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman.

Kekurangan :

Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat.


Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan .
Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja.
3.Team Nursing (Keperawatan Tim)

• Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas,
1984). Kelebihan :

• - Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

• - Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

• - Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

• Kekurangan :

• Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

• Tanggung jawab anggota tim :


4.Primary Nursing (Keperawatan Primer)

• Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebutperawat
primer (primary nurse).

• Kelebihan :

- Bersifat kontinuitas dan komprehensif

- Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri

• Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit.

• Kekurangan :

•Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusn yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akontabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
5.Nursing Case Management
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya

• Kelebihan :

- Perawat lebih memahami kasus per kasus

- Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.

• Kekurangan :

- Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
6.Patient Focus Care
Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
mencakup seluruh aspek keperawatan yg dibutuhkan.

• Kelebihan :

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
mencakup seluruh aspek keperawatan yg dibutuhkan.

• Kekurangan :

 Sederhana dan langsung

 Garis pertanggung jawaban jelas

 Kebutuhan pasien cepat terpenuhi

 Memudahkan perencanaan tugas


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai