Anda di halaman 1dari 10

TIROIDEKTOMI MENINGKATKAN IMT ( INDEKS MASSA

TUBUH )PADA PASIEN HIPERTIROID

DI SUSUN OLEH :
1.DIAN AMELIA
2. INDAH KURNIA
3. HERDIANTI
4. INDAH YUNITA
5. INTAN DOROTUNISA
6. PATMA
7. PUTI DWI REGINA
8. SANTRI PUSPITA SARI
9. YOGI WIBOWO
ABSTRACT

Latar belakang : Hipertiroid merupakan peningkatan kadar hormon tiroid bebas secaraberlebihan dalam sirkulasi
peredaran darah dan dapat menyebabkan peningkatan laju metabolisme yang pada akhirnya menyebabkan penurunan berat
badan. Kondisi ini masih banyak dijumpai di Indonesia. Tiroidektomi merupakan satu bentuk pilihan terapi hipertiroid.
Data dalam penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pasien yang diterapi dengan tiroidektomi mengalami peningkatan
berat badan dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan pengobatan antitiroid lainnya. Tujuan : Mengetahui
perbedaan status IMT pada pasien hipertiroid pada periode pra- dan pascaoperasi tiroidektomi. Metode : Jenis penelitian
ini adalah observasional analitik retrospektif dengan pendekatan Crossectional. Data didapatkan dari rekam medik pasien
dengan diagnosis hipertiroid secara laboratoris yang dilakukan tiroidektomi di RSUP Dr. Kariadi 1 Januari 2015 - 31
Desember 2017 sejumlah 62 pasien dengan metode consecutive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik
wilcoxon, Mann Whitney dan Kruskal Wallis. Hasil : Rata-rata status IMT praoperasi tiroidektomi adalah 23,01 dan rata-
rata status IMT pascaoperasi tiroidektomi adalah 24,46. Terdapat kenaikan bermakna pada IMT pascaoperasi tiroidektomi
dan jenis kelamin juga berpengaruh secara signifikan terhadap kenaikan IMT pascaoperasi tiroidektomi. IMT praoperasi
dan usia tidak berpengaruh terhadap perubahan IMT pascaoperasi tiroidektomi.Kesimpulan: Tiroidektomi meningkatkan
IMT pascaoperasi pasien hipertiroid dan kenaikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Kata kunci : Hipertiroid, Tiroidektomi, IMT.
1. AIM
Untuk mempersentasikan Mengetahui perbedaan status
IMT pada pasien hipertiroid pada periode pra- dan pascaoperasi
tiroidektomi.
2. MATERIAL AND METHODS
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik
retrospektif dengan pendekatan Crossectional
N
O
Analisa Jawb Pembenaran / Critical Thinking
1 P (Populasi/ Ya • Dalam jurnal ini di temukan populasi atau problem yaitu pasien dengan
Problem) diagnosis hipertiroid
2 I (Intervensi) Ya •Intervensi yang diberikan pada pasien dengan hipertiroid adalah tiroidektomi .
Dimana tiroidektomi. Tahapan awal dalam mengangani hipertiroid adalah
dengan mengusahakan pasien menjadi eutiroid melalui obat antitiroid. Setelah
itu terdapat tiga pilihan terapi definitif yaitu dengan melanjutkan pengobatan
antitiroid, radioactive iodine (RAI) dan tiroidektomi. Meskipun begitu, Dale et
al. menemukan bahwa pasien yang diterapi dengan tiroidektomi mengalami
peningkatan berat badan dibandingkan dengan pasien yang diterapi dengan
pengobatan antitiroid lainnya.
.

 
N
O
Analisa Jawb Pembenaran / Critical Thinking
3 C Ya  hasil metode perbandingan dalam penanganan hipertioid adalah:
(Comparison) 1.Tiroidektomi
2.Obat anti tiroid
Mana yg paling bagus(cari jurnalnya)
N
O
Analisa Jawb Pembenaran / Critical Thinking
4 O Ya  Dari 62 pasienya yang di teliti rata-rata status IMT pasien hipertiroid pra
(Outcome) operasi tiroidektomi adalah 23,01, rata-rata status IMT pasien hipertiroid
pasca operasi tiroidektomi adalah 24,46 dan terdapat kenaikan status IMT
pasien hipertiroid pada periode pascaoperasi yang terbukti secara signifikan.
Jenis kelamin mempengaruhi kenaikan IMT pascaoperasi tiroidektomi pada
pasien hipertiroid.Pengaruh jenis kelamin terjadi karena terdapat perbedaan
hormonal pada pria dan wanita yang menyebabkan perbedaan dalam
penyimpanan lemak saat terjadinya penumpukan lemak tubuh. Tidak ada
pengaruh dari kondisi IMT praoperasi dan usia dari pasien terhadap
kenaikan IMT pascaoperasi tiroidektomi
KESIMPULAN

Tiroidektomi adalah teknik pilihan yang efektif dalam pengobatan


hipertiroid walaupun tindakan meningkatan IMT pasca oprasi
meningkatkan IMT pascaoperasi
DAFTAR PUSTAKA

Ersantika Sari Erent, SetyawanHenry, Udiyono Ari SA. Beberapa


Faktor Risiko Kejadian Hipertiroid pada Wanita Usia Subur di
Kabupaten Magelang “Studi Kasus di Klinik Litbang BP2GAKI
Magelang.” J Kesehat Masy. 2015;3(3):1–10. 2. Patrick D. Medicine at
Glance. 4th ed. Oxford: John Wiley & Sons; 2014. 567 p.
reference

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016.


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.
Jakarta Selatan : DPP PPNI Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku
Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC
reference

https://www.google.co.id/search- ambulans-clup-egitim.html
Maisel, R. Trakeostomi. Dalam G. L. Adams, Boies Buku Ajar
Penyakit THT. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. 1997. (pp. 473-
85)
Dhingra, PL. Tracheostomy and Other Procedures for Airway
Management. In PL. Dhingra, Diseases of Ear, Nose and Throat
Ed. 5th. New Dehli: Elsevier. 2010. (pp. 336-341).

Anda mungkin juga menyukai