Anda di halaman 1dari 44

Blok 8:

Mengelola Kelas
Oleh:
Rizky Dianita Segarahayu

I want each of our students


to know that they are loved.
Kelas adalah ruangan/
tempat dimana

?
sekelompok siswa pada
waktu yang sama,
menerima pembelajaran
yang sama dari guru yang
sama.
Manajemen Kelas adalah
berbagai jenis kegiatan yg
dilakukan oleh guru untuk
menciptakan dan
mempertahankan kondisi
kelas yang optimal untuk
membelajarkan peserta didik.
Mengapa Kelas Harus dikelola
secara Efektif ?
Pengelolaan kelas akan memaksimalkan kesempatan belajar anak.

Pengajaran modern
lebih menekankan
pada kebutuhan
Pengajaran lama
siswa dan
menekankan pada
menciptakan dan
kesempatan
menerapkan aturan pengaturan diri
untuk (Nodding, 2007).
mengendalikan (GURU adalah
perilaku siswa. FASILITATOR)
(GURU adalah
DIREKTUR)
Masalah manajemen Kelas
Sekolah Dasar dan Menengah

 Di SD, guru menghadapi


tantangan dengan
mengelola 20-25 anak.
 Di SM dan ST, guru
mengelola kelompok yg
lebih besar dan kompleks
Memulai Awal Kelas
1. Mengkomunikasikan aturan dan prosedur kelas dan
meminta kerja sama siswa agar menjalankannya.
2. Meminta siswa untuk terlibat dalam semua kegiatan
pembelajaran secara efektif.
Menciptakan Iklim Kelas yang Positif

memuji anak, berbicara dgn suara tenang, dan


menetapkan aturan kelas yang jelas.

membangun rasa saling percaya, menghormati, dan


memahami.

mengubah pengaturan tempat duduk secara berkala.

Memberikan toleransi
Tujuan Manajemen Kelas
• Agar pengajaran dapat dilakukan secara maksimal, efektif, dan efisien.
• Untuk memudahkan dalam memantau kemajuan prestasi siswa.
• Mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab terhadap
perilaku dan melatih untuk mengontrol diri.
• Membantu siswa untuk mengetahui perilaku yang sesuai dengan tata
tertib kelas dan memahami bahwa teguran adalah peringatan bukan
kemarahan.
Merancang Lingkungan Fisik Kelas
Berikut adalah prinsip dasar untuk mengelola kelas
(Evertson & Emmer, 2009):
• Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah menjangkau semua
siswa.
• Susun barang pelengkap di dalam kelas sehingga mempercantik
ruangan.
• Buat display materi pengajaran yang mudah diakses dan menarik.
• Pastikan bahwa siswa dapat mengamati presentasi dengan mudah.
Display Kelas
“ Hari pertama saya masuk ke sebuah kelas
berdinding putih, polos, dan tak ada satu
pun gambar yang menempel. Sangat hampa
rasanya. Ketika harus menerima informasi
dari guru, ada kegerahan yang saya rasakan.
Saya merasa tidak berselera mengikuti
materi. Gerah, tidak nyaman, sulit
memahami materi, dan alhasil hasil tesnya
pun jelek.”
Display Kelas
Setiap hari guru mengajar
bermain-main dengan otak “ Hari kedua, kami ditempatkan di kelas
siswanya. Bukan yang berbeda dengan sebelumnya.
lambungnya, bukan Penuh dengan gambar! Detik
ususnya. Oleh sebab itu
pertama masuk ruang kelas tersebut
guru harus mengetahui
cara kerja otak rasanya sudah berbeda. Seperti ada
dorongan untuk melihat gambar apa
saja yang ada. Apalagi gambarnya
berwarna warni. Kami semua tertawa
ketika pada sebuah area, ternyata ada
foto kami. Kelas yang
menyenangkan”
“Meneurut peenliitan praa alhi, msekipiun huurf
daalm sbeuah ktaa di aack, ktaa tresbeut maish
bsia di bcaa dnegan mduah, aslaakn psoisi
huurf pretmaa dan treakihr tiadk diuabh kaerna
keecndreugnan oatk ynag leibh fkous pdaa
aawl dan ahkir drai seubah presos.”
Biarkan setiap ruang berbicara
“Penjara yang paling kejam bukanlah Alcatraz
atau Guantanamo, melainkan sebuah ruangan
berukuran 7x7 m persegi dan berisi sekitar 40
anak yang sejak pagi hingga sore mendapatkan
materi kognitif yang menjenuhkan. Ruangan
itu disebut dengan KELAS”.
Display Kelas yang Menarik
Display Kelas yang Menarik
Formasi Bangku
“Wahai sahabat, saya selalu
menganjurkan untuk membeli
bangku yang ringan dan
individual, kemudian bangku
disusun menjadi meja besar”.
-Munif Chatib-

Mengapa?
• Meningkatkan konsentrasi siswa
• Menjadikan oembelajaran lebih efektif
dan efisien
• Pembelajaran tersampaikan secara
merata dan tidak monoton
• Guru mudah menyesuaikan formasi
bangku dgn strategi mengajar yg
dipilihnya.
Formasi Tradisional (Konvensional)
Adalah penataan meja dan kursi
siswa yang biasa terdapat dalam
kelas-kelas, serta memungkinkan
para siswa duduk berpasangan di
satu meja dengan dua kursi.

Formasi ini tidak salah, efektif


sekali jika guru menggunakan
metode ceramah atau presentasi.
Formasi Auditorium
Bangku barisan belakang
disusun lebih tinggi
daripada barisan depannya
agar barisan belakang
mudah melihat guru.
Mirip dengan formasi
bangku bioskop
Memberikan keleluasaan
kepada siswa untuk fokus
mencermati guru.
Formasi Cevron
 Formasi ini sangat
membantu untuk
mengurangi jarak antar
siswa maupun antara
siswa dengan guru.
 Formasi ini memberikan
sudut pandang baru bagi
siswa sehingga mereka
mampu menjalani pross
belajar mengajar dengan
menyenangkan dan
terfokus.
Formasi Kelas Huruf U
Pada formasi ini guru
berperan paling aktif
karena dapat bergerak
dinamis ke segala arah
dan berinteraksi untuk
mendapatkan respons
langsung dari siswa.
Formasi Meja Pertemuan
Metode ini sangat cocok
ketika guru menerapkan
metode diskusi atau
curah gagasan.
Formasi ini dapat
digunakan dengan
membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok
kemudian memiliki
beberapa pertemuan
masing-masing.
Formasi Konferensi

Formasi ini sangat bagus digunakan pada saat debat


membahas suatu masalah.
Formasi Pengelompokkan Terpisah
Digunakan jika ruangan cukup luas.
Guru dapat memecah penempatan setiap kelompok
sehingga berjauhan dan tidak saling mengganggu.
Hendaknya hindari penempatan kelompok kecil yang terlalu
berjauhan sehingga sulit diawasi.
Formasi Tempat Kerja
Gaya ini sangat tepat jika dilakukan dalam lingkungan
belajar seperti laboratorium. Setiap sisiwa duduk pada
satu tempat untuk mengerjakan dan
mendemonstrasikan tugas.
Formasi Kelompok
Susunan ini
memungkinkan guru
untuk melakukan
diskusi, menyusun
permainan peran,
berdebat atau
observasi aktivitas
kelompok.
Formasi Lingkaran
Formasi ini digunakan
untuk melakukan
pembelajaran dalam satu
kelompok dan guru
berperan untuk
membimbing dan
mengarahkan
berlangsungnya
pembelajaran tersebut.
Formasi Periferal
Formasi ini cocok
apabila guru
memberikan ruang
pribadi untuk siswanya.
Guru dapat dengan
mudah meminta siswa
untuk memutar atau
membalik kursinya
ketika ingin diskusi
kelompok.
Menciptakan Lingkungan Positif untuk
Belajar
Berikut adalah beberapa macam gaya dalam
mengelola kelas yg diadaptasi dari gaya
pengasuhan Diana Baumrind (1996).
• Demokratis
• Otoriter
• Permisif
Gaya Demokratis
• Guru melibatkan siswa dalam
percakapan timbal balik yang
cukup dan menunjukkan sikap
peduli.
• Guru memberikan batasan,
aturan, dan prosedur yang jelas.
Kalaupun guru melarang, guru
akan memberikan alasan yang
jelas.
• Dampak  siswa cenderung lebih
mandiri, mampu mengontrol diri,
rukun dengan teman sebayanya
di kelas, dan menunjukkan
kemampuan maksimalnya.
Gaya Otoriter
• Aturan bersifat ketat dan lebih
banyak menghukum.
• Guru kurang memberikan
toleransi.
• Fokus pada ketertiban selama
pembelajaran.
• Dampak  siswa cenderung pasif,
kurang kreatif, memiliki masalah
belajar seperti kecemasan, dan
memiliki keterampilan komunikasi
yang buruk.
Gaya Permisif
• Guru kurang memberikan
batasan, aturan, dan
prosedur yang jelas.
• Jika murid melakukan
kesalahan guru
cenderung membiarkan.
• Dampak  kurang
mandiri dan kontrol diri
siswa rendah.
Aturan dan Prosedur dalam Mengajar
• Aturan dan prosedur berisi harapan
terhadap perilaku murid (Evertson &
Emmer, 2009).
• Aturan menekankan pada ekspektasi
umum, khusus, atau standar perilaku.
• Contoh: “matikan ponsel saat sedang
belajar di dalam kelas”.
• Prosedur atau rutinitas, biasanya lebih
diterapkan pada perilaku tertentu.
Tujuannya untuk mencapai sesuatu, bukan
melarang perilaku.
• Contoh: Masuk kelas pukul 07.00, istirahat
pukul 12.30. Setelah main, merapikan
mainan ketempat semula.
Mengajak Siswa Bekerja Sama
• Mengembangkan hubungan positif dengan
siswa
• Mengajak siswa untuk berbagi kepada sesama
dan bertanggungjawab
• Memberikan reinforcement terhadap perilaku
yang tepat, ex dengan pujian atau
memberikan aktivitas yang disenangi oleh
murid tsb.
Tips Praktis untuk Membangun Hubungan
yang Positif
1. Sapa siswa di depan pintu saat pertama kali bertemu.
2. Lakukan percakapan dengan menanyakan apa yang
telah terjadi hari tsb atau kemarin pada diri siswa.
3. Berikan dorongan atau motivasi kepada siswa, misal
dgn afirmasi
4. Gunakan panggilan nama yang siswa tersebut
senangi.
5. Tunjukkan antusiasme saat bersama siswa.
6. Menjadi pendengar aktif
UJIAN itu masalah kecil,
masalah yang besar itu
adalah MALAS
n BELAJAR !
k a ,
u L b A I
u
it AF AM
j a r H AH
la G
Be EN EM
M iM
t a p
te
“ Selamat pagi Clarissa. Wah
kamu kelihatan cantik sekali
hari ini dengan baju warna
pink, seperti putri raja”.
Menjadi Komunikator yang Baik
Jangan LUPA Berikut adalah strategi berbicara di kelas
Komunikasi (Florez, 1999)
Nonverbal
• Memilah kosakata yang dapat dipahami
dan sesuai dengan tingkatan siswa anda.
• Berbicara dengan kecepatan yang
tepat/normal
• Berbicara dengan jelas dan tegas
• Melakukan perencanaan yang baik dan
berpikir logis sebagai dasar berbicara di
kelas.
Hambatan dalam Komunikasi Verbal

• Mengkritik
• Memberikan julukan dan pelabelan
• Menasehati
• Memerintah
• Mengancam
• Berceramah
Strategi Keterampilan Mendengarkan

• Perhatikan dengan seksama murid/orang yang berbicara dan


mempertahankan kontak mata.
• Parafrase (menguraikan dengan kata-kata sendiri)
• Menyintesis tema dan pola masalah yg diutarakan
• Memberikan tanggapan secara kompeten dan tepat.
Masalah Perilaku
Beberapa bentuk kekerasan di sekolah meliputi
pemerkosaan, perkelahian, penindasan (bullying)
[baik secara langsung maupun cyberbullying],
permusuhan terhadap guru/teman.

WORLD PEACE
Kasus di Indonesia

Reza Ikhsan Fadhillah (9th), siswa


SD Cingcing 1 Ketapang, Bandung
meninggal tahun 2006 karena
bermain smackdown.
Angga Rakasiwi (11th), siswa SD 7
Babakan Surabaya mendapati lima
jahitan di kening karena bermain
smackdown.
Dirga (15th), siswa SMP memperkosa
seorang siswi SMA di Madura karena
sering melihat adegan porno.
Apakah teman-teman merasa bahwa
muatan TV lokal mengajarkan anak
untuk bertindak kekerasan melalui
genk-genk yang dibentuk di sekolah.
Strategi Intervensi Mengatasi
Masalah Perilaku

Intervensi kecil (untuk masalah yg tidak begitu mengganggu


pembelajaran di kelas, ex: ricuh di kelas, tidak bisa antri, dll)
1. Gunakan isyarat tubuh. Ex. goyang kepala, tunjuk satu
tangan.
2. Dekati siswa (jika isyarat tadi tidak mempan).
3. Arahkan dan ajari perilaku yang tepat.
4. Berikan siswa pilihan.
(memaparkan konsekuensi + dan -)
Strategi Intervensi Mengatasi Masalah
Perilaku
Intervensi moderate(untuk masalah yang cukup berat, ex:
mencontek, membolos sekolah, dll)
1. Kehilangan kegiatan yang disukai
2. Memisahkan dari siswa lain
3. Menggunakan sumber lain, ex mediasi teman sebaya,
orangtua, atau kepala sekolah.
Tugas Mengelola Kelas
• Masuklah ke dalam kelompok, 1 kelas terdiri dari 5 kelompok.
• Carilah sekolah dasar yang dapat diajak bekerjasama.
• Lakukan observasi 1 kelas yang kelompok anda pilih.
• Amati bagaimana kondisi pengelolaan kelasnya.
• Sebutkan bagaimana fenomenanya.
• Produk: Buatlah modul yang dapat diberikan oleh guru tentang
saran-saran untuk mengelola kelas.
• Kumpulkan tanggal 10 Oktober 2016 via email ke
rizky.dianitas@gmail.com
• Mahasiswa diharapkan untuk berkonsultasi melalui email atau
telegram ke no 0821 3106 8354 (fast respon).
• Diharapkan jumat sabtu sudah menemukan sekolah, sehingga
Senin, selasa, rabu surat dapat di ttd.

Anda mungkin juga menyukai