Anda di halaman 1dari 19

Gerd

Kelompok 4
Kelas pagi A
Nama anggota kelompok
• Zahrotun nisa’ 2143700468 • Nadriah 2143700478
• Dwi ria septiani 2143700446 • Beatriks lahamendu 2143700458
• Anci isnaini 2143700448 • Dian julirianti 2143700459
• Nur afni sriyuliana 2143700460 • M. ilham eda 2143700447
• Desyana putri parama 2143700456 • Dian risna wati 2143700466
• Ni putu rusi damayani 2143700445 • Renaldi 2143700467
• Gita andriani margo 2143700457
Definisi

• Gastroesophageal reflux disease (GERD)


merupakan suatu keadaan melemahnya Lower
Esophageal Sphincter (LES) yang mengakibatkan
terjadinya refluks cairan asam lambung ke dalam
esofagus
Patofisiologi

GERD terjadi akibat adanya


ketidakseimbangan antara
faktor ofensif dan defensif dari
sistem pertahanan esofagus dan
bahan refluksat lambung. Yang
termasuk faktor defensif sistem
pertahanan esofagus adalah
LES, mekanisme bersihan
esofagus, dan epitel esofagus.
Klasifikasi
(Berdasarkan Lokasi gejala)

1. Sindrom Esofageal 2. Sindrom Ektraesofageal

Merupakan refluks esofageal yang Disertai lesi struktural, berupa refluks


disertai dengan atau tanpa adanya lesi esofagitis, struktur refluks, Barret’s
struktural. Gejala klinis sindrom esophagus, adenokarsinoma esofagus.
esofageal tanpa lesi struktural berupa Sindrom ekstraesofageal biasanya
heartburn dan regurgitasi, serta nyeri terjadi akibat refluks gastroesofageal
dada non-kardiak. jangka panjang.
Goal Treatment

Tujuan pengobatan utama pada pasien dengan penyakit


refluks gastroesofageal adalah menghilangkan gejala,
pencegahan kekambuhan gejala, penyembuhan esofagitis
erosif, dan pencegahan komplikasi esofagitis.
Alogaritma
&
Managemen
terapi
Alogaritma & Manajement Terapi
ALGORITMA PENATALAKSANAAN GERD
PEMBAHASAN
Golongan Obat
1. Antasida
Antasida adalah komponen yang tepat untuk mengobati gejala GERD yang
lebih ringan. Antasida dapat membantu mempertahankan pH intragastrik lebih
besar dari 4, yang menurunkan aktivasi pepsinogen untuk pepsin, suatu enzim
proteolitik. Netralisasi cairan lambung juga dapat menyebabkan peningkatan
tekanan LES.
2. Proton pump inhibitor
-Mekanisme kerja
Obat-obat dari golongan penghambat pompa proton bekerja dengan cara memblok
pompa proton (H+,K+-ATPase) yang terdapat di membran sel parietal lambung
sehingga menghambat sekresi asam lambung oleh sel parietal secara irreversibel.
Penghambat pompa proton merupakan prodrug yang tidak stabil dalam suasana asam.
Setelah diabsorpsi dari usus, golongan ini dimetabolisme menjadi bentuk aktifnya
yang berikatan dengan pompa proton. Sementara itu, obat-obat dari golongan
antagonis reseptor H2 bekerja dengan cara memblok reseptor histamin di membran sel
parietal lambung. Selain hormon gastrin dan asetilkolin, histamin adalah salah satu
senyawa yang menstimulasi H+,K+-ATPase untuk mensekresi asam lambung.
3. Antagonis Reseptor H2
Mekanisme kerja: Menghambat reseptor histamin-2 sehingga menghambat
sel parietal.
Reseptor H2 (simetidin, famotidin, nizatidin, dan ranitidine) efektif dalam
mengurangi sekresi asam lambung bila diminum sebelum makan dan
mengurangi gejala GERD yang berhubungan dengan olahraga. Antasida
mungkin memiliki onset aksi yang sedikit lebih cepat, sedangkan H2RA
memiliki aksi yang lebih lama durasi kerja dibandingkan dengan antasida.
Efeksamping obat : Mulut kering, Sakit kepala atau pusing, Diare atau
sembelit, Susah tidur
Note
1. Antagonis reseptor H2 dan antasida digunakan untuk mengatasi gejala
refluks yang ringan dan untuk terapi maintenance dikombinasi dengan
PPI.
2. Prokinetik merupakan golongan obat yang berfungsi mempercepat
proses pengosongan perut, sehingga mengurangi kesempatan asam
lambung untuk naik ke esofagus. Obat golongan ini termasuk
Domperindone (3x 10 mg) dan Metroklopramid ( 3x 10 mg).
Pengobatan dan monitoring GERD

OBAT Efek samping Parameter Komentar


pemantauan

ANTASIDA • Diare atau • Kadar kalsium dan • Berhati hatilah


• magnesium sembelit(tergantung fosfat periodik pada dengan antasida
hidroxide/alumuniu produk) pasien yang yang mengandung
m hidroxide • Perubahan menjalani terapi alumunium dan
• antaside/alginic asid metabolisme mineral kronis kalsium pada pasien
• Kalsium karbonat • Gangguan asam gangguan ginjal
basah • Antasida yang
mengandung
alumunium dapat
meningkatkan fosfat
di usus dan
menyebabkan
demineralisasi
tulang
OBAT Efek samping Parameter Komentar
pemantauan
H2 reseptor angiotensin • Pantau untus SSP • Peningkatan SSP pada
• Simetidin • Sakit kepala, terutama untuk mereka yang berusia > 50
• Famotodin mengantuk, usia tua atau pada mereka dengan
• Nizatidin kelelahan, • Pantau konsentrasi disfungsi hati atau
• Ranitidin pusing, dan vitamin B, dikaitkan dengan vitamin
kontipasi atau konsentrasi serum B & gdefisiensi dengan
diare pada mereka yang terapi durasi yang lebih
menjalani terapai lama dan dalam dosis
jangka panjang yang lebih tinggi
kronis, atau pada
mereka yang
menggunakan
dosis lebih tinggi
OBAT Efek samping Parameter pemantauan Komentar

Proton pump • Efek samping yang • Jumlah dan efiside diare


inhibitor paling umum : sakit • Kadar magnesium priodik • Hipomagnesemia jarang terjadi
• Esomeprazole kepala, pusing, diperlukan pada mereka tetapi dapat mengancam nyawa
• Lansoprazole mengantuk, diare, yang menggunakan dosis setelah 3 bulan memulai terapi
• Omeprazole sembelit, perut yang lebih tinggi atau yg • Meningkatkan resilo patah tulang
• Pantoprazole kembung, dan mual, menjalani terapi selama pinggul, pergelangan tangan atau
• Rabeprazole infeksi enterik, lebih dari 1 tahun patah yulang
peningkatan resiko • Studi kepadatan tulang • PPI dapat menghambat sekresi
pneumonia, rutin atau studi suplemen faktor interinsik yg berpotensi
• Efeksamping jangka kalsium hanya boleh dapat menyebabkan defisiensi
panjang dipertimbangkan jika vitamin B
hipomagnesemia faktor resiko lain untuk • Dapat meingkatkan risiko
patah tulang, osteoporosis pneumonia terutama dalam 30 hari
kekurangan vitamin • Gejala pernafasan dalam pertama pengobatan
B 30 hari pertama terapi
• Konsentrasi serum vitamin
B
REFERENSI
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
Gastroesophageal reflux (GER) and gastroesophageal reflux disease
(GERD) in Adults. NIH Publication; 2013.

Ndraha S. Penyakit refluks gastroesofageal. Medicinus. 2014;27(1):5-7

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Revisi konsensus nasional


penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux
disease/ GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia; 2013
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai