Hemodialisa
Agus Saleh
ANAMNESIS
Identitas
• Nama : Tn. T
• Umur : 49 th
• Jenis Kelamin : Pria
• No. RMK : 412-42-XX
• Pekerjaan : Swasta
• Agama : Islam
Autoanamnesis tanggal 11/11/16
• Keluhan Pasien : tidak ada sesak, tidak ada
pusing, tidak ada demam, tidak ada berdebar-
debar, tidak ada nyeri dada, tidak ada perdarahan,
tidak mual muntah
• Riwayat Perjalanan Penyakit : sekitar bln
agustus os berobat ke dokter klinik karena muntah-
muntah, pucat, dan bengkak, kemudian oleh
dokternya diperiksa laboratorium dan dinyatakan
gagal ginjal kemudian dirujuk ke rumah sakit
Ketika di rumah sakit sentra medika cimanggis,
pasien di periksa ulang laboratorium dan usg
ginjal, passien dinyatakan gagal ginjal dan
disarankan cuci darah, tetapi os tidak bersedia
untuk cuci darah dan hanya minum obat. Tetapi
sebulan kemudian os bertambah parah dan
dibawa ke rumah sakit husada dan dilakukan
cuci darah sebanyak 5 kali, dan berhenti
dengan alasan biaya
• Kemudian bulan Maret os mempunyai
keluhan sama seperti awal sakit dan
dilakukan cuci darah di RS. Cipto
Mangunkusumo sampai sekarang
• Os makan makanan yang sama dengan
yang dimakan oleh keluarganya
• Os sudah tidak buang air kecil
PEMERIKSAAN FISIK
• Kesadaran : composmentis
• Tanda Vital :
TD: 179/95 mmHg RR : 18 x/mnt
Sh: 36,5 0C HR: 89 x/mnt
BB kering: 52 kg TB : 168 cm
BMI : 18,42
• Satatus Generalisata
Kepala :
Mata : konjungtiva anemis( - ), sklera ikterik (-)
Leher : JVP 5-2 cm H20
Thorax :
Cor : irama teratur ,BJ I dan II dalam
batas normal, bising (-), murmur (-)
Pulmo : vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
Abdomen : datar, Hepar dan lien tidak
teraba, undulasi (-)
Ekstremitas : oedem (-)
Hasil Laboratorium
Laboratorium tanggal 14/10/16
Hemoglobin L 10,1 g/dL SGOT 16 U/L
hematokrit L 30,1 % SGPT 13 U/L
eosinofil H 4,4 %
neutrofil 64,4 % serum iron (Fe) 63 µg/dL
limfosit 24,6 % TIBC 231 µg/dL
monosit 5,2 % Sa Transferin 27 %
Keluhan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
BB(kg) 54
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM
RR/HR(X/Mnt) 18/89 18/78 16/76 16/77 16/70 16/73 16/74 UFG 1800 ml
Volume yg
143 521 849 1209 1698 1800
di tarik(ml)
Pemantauan Jam Ke-
HD TGL 09/11/16 Pre HD
1 2 3 4 5 6
Keluhan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
BB(kg) 54
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM
RR/HR(X/Mnt) 18/80 18/80 18/86 18/75 18/81 18/84 18/86 UFG 2000 ml
TMP (mmHg) 80 40 60 60 80
Volume yg
477 973 1621 1952 2000
di tarik(ml)
Pemantauan Jam Ke-
HD TGL 04/11/16 Pre HD
1 2 3 4 5 6
Keluhan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
BB(kg) 54,3
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM
RR/HR(X/Mnt) 18/75 18/75 18/72 16/67 16/68 16/70 16/69 UFG 2500 ml
TMP (mmHg) 60 80 80 60 60
Volume yg
438 1563 1900 2413 2500
di tarik(ml)
Hipertensi pada Pasien HD
• Pengobatan hipertensi pada pasien hemodialisa
ditujukan untuk mengurangi resiko kardiovaskuler
• Hipertensi pada pasien hemodialisis bila >140 mmHg
sistolik, dan >90 diastolik, setelah tercapai berat
keringnya sebelum dilakukan dialisis
• Apabila ada komplikasi kardiovaskuler maka target
penurunan tekanan darahnya <130/80 mmHg
• Pada pasien hipertensi sistolik terisolasi, biasanya pada
orang tua maka target penurunan tekanan darahnya
sistoliknya 140-150mmHg
• Adanya ekspansi valume cairan
ekstraseluler dan retensi natrium
merupakan penyebab hipertensi pada
pasien dialisis, maka untuk mengontrolnya
dilakukan dialisis dengan waktu yang lebih
lama atau frekuensi dialisis yang lebih
sering
Peranan Renin Angiotensin terhadap Tekanan Darah
• Oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya hipertensi pada pasien dialisis:
1. Pembatasan asupan garam dan cairan
2. Waktu dialisis yang lama dan atau
adanya penambahan frekuensi
dialisisnya
3. Menjaga fungsi ginjal yang tersisa
untuk memelihara keadaan euvolemia
4. dengan obat-obatan:
A. Calsium channel blockers; paling banyak digunakan,
dieksresi lewat hati, dan harus hati-hati bila dikombinasi
dengan blocker karena akan memicu congestive
hearth failure
B. Sympatholythic drugs; bekerja secara sentral, salah
satu efek sampingnya postural hipotensi sehingga
harus hati-hati pada pasien diabetes
C. Adrenergic blocker; terdokumentasi mempunyai
cardioprotective effect pada iskemik atau infark
miokard, efek samping hipotensi, bradikardi, memicu
hipoglikemi
d. ACE Inhibitor dan ARBs; cukup ditoleransi dengan
baik pada pasien dialisis, dapat mencegah LVH,
pada LIFE study menunjukkan adanya reduksi
morbiditas dan mortalitas pada pasien diabetes
dengan hipertensi, meningkatkan terjadinya reaksi
anafilaktik,
e. Vasodilator ; merupakan obat lini ke-3, biasanya
dikombinasi dengan obat simpatolitik atau beta
bloker, dapat menyebab lupus like syndrome
f. Spironolactone; memblok aldosteron,sehingga
mempunyai efek aditif, resiko hiperkalemia
TERIMA KASIH