Anda di halaman 1dari 18

SEMINAR

NASIONAL
BIOLOGI 4
Bioteknologi dan Penerapannya dalam
Penelitian dan Pembelajaran Sains
SLIDESMANIA
BIDANG FARMASI KLINIS

PERBEDAAN PELAYANAN FARMASI KLINIK SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID-19


DI APOTEK WILAYAH TENGGARONG

DIFFERENCES OF CLINIC PHARMACEUTICAL SERVICES BEFORE AND DURING THE COVID-19


PANDEMIC AT THE TENGGARONG REGION PHARMACIES

Fhirda Azhari1, Muthia Dewi Marthilia Alim1

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
SLIDESMANIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


LATAR BELAKANG

Pelayanan Kefarmasian di Pandemi COVID-19


Apotek Pelayanan Farmasi Klinik
Pada Masa Pandemi
COVID-19 di Apotek ???

Indonesia Tenggarong
Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Pelayanan
Alat Kesehatan, Farmasi Klinik
dan Bahan Medis
Habis Pakai
SLIDESMANIA
KEASLIAN PENELITIAN

Gambaran Pelayanan
Konseling Pada Masa Penerapan Standar
Pandemi COVID-19 di Pelayanan
Apriansyah, Kefarmasian Pada Khoiriyah et al,
Apotek Desa Maria et al, 2019
2018 Apotek Kimia 2020
Maguwoharjo,
Kecamatan Depok, Farma di Kota
Yogyakarta. Kotamobagu.

Gambaran Pelayanan Pelaksanaan Review Article:


Farmasi Klinik di Pelayanan Farmasi Pelayanan
Apotek Wilayah Kota Yussy Klinik di Apotek Pada Kefarmasian di
Tangerang Selatan. Masa Pandemi Boky et al, Apotek Pada Masa
Natalia,
COVID-19: Suatu 2021 Pandemi COVID-19.
2021
SLIDESMANIA

Literature Review
TELAAH PUSTAKA
● Apotek adalah suatu sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukannya praktik kefarmasian oleh Apoteker
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
● Pelayanan Farmasi Klinik adalah Pelayanan farmasi klinik
merupakan pelayanan langsung dari Apoteker kepada pasien.
Pelayanan farmasi klinik mencakup, pengkajian resep,
dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling,
pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care),
pemantaun terapi obat (PTO), serta monitoring efek samping
obat (MESO) (Indonesia, 2016).
● Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
SLIDESMANIA

Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
HIPOTESIS PENELITIAN

● Ha : Adanya perbedaan pelayanan farmasi


klinik di Apotek sebelum dan saat pandemi
COVID-19.

● H0 : Tidak ada perbedaan pelayanan


farmasi klinik di Apotek sebelum dan saat
pandemi COVID-19.
SLIDESMANIA
● Subjek Penelitian
RANCANGAN PENELITIAN Sampel dalam penelitian ini adalah Apoteker yang
bekerja di Apotek wilayah Tenggarong selama
pandemi COVID-19 berlangsung dan memenuhi
Desain penelitian observasional dengan jenis kriteria inklusi dan eksklusi.
penelitian kuantitatif deskriptif yaitu Kriteria Inklusi :
menggambarkan permasalahan yang terjadi pada 1. Apoteker sudah bekerja minimal dari tahun
masa saat ini maupun yang sedang berlangsung di 2019 dan memiliki pengalaman dalam
dalam populasi tertentu. Penelitian ini pelayanan kefarmasian sejak sebelum dan saat
menggunakan metode deskriptif dengan adanya pandemi COVID-19.
pendekatan cross sectional yang merupakan 2. Apoteker yang bekerja di Apotek dengan/ atau
rancangan penelitian dengan melakukan satu kali tanpa praktik dokter.
pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan 3. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
ataupun satu waktu. Kriteria Eksklusi :
4. Apoteker yang tidak berada di Apotek saat
penelitian berlangsung.
SLIDESMANIA

5. Tidak mengisi seluruh kuesioner.


Perhitungan Sampel…
Rumus Slovin : n=
n=
n=
n = = 32 sampel.

Keterangan :
n = besaran sampel minimal
N = total populasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat diukur atau
derajat akurasi sama dengan 5% (0,05).
SLIDESMANIA

Jadi besaran sampel minimum yang dibutuhkan untuk


penelitian ini sebanyak 32 responden .
METODE PENGUMPULAN DATA

● Sumber Data ● Teknik Pengumpulan ● Alat Pengumpulan Data


Diperoleh langsung dari hasil Data Instrumen penelitian yang
jawaban responden pada Teknik sampling yang digunakan yaitu kuesioner
lembar karakteristik digunakan yaitu non pada penelitian yang sudah
responden dan perhitungan probability sampling dengan ada sebelumnya dengan
kuesioner yang sudah diisi cara purposive sampling yaitu pengubahan seperlunya sesuai
oleh responden. pengambilan data sesuai dengan tujuan penelitian.
kriteria yang sudah Pada penelitian ini, penulis
ditentukan. menggunakan kuesioner dari
penelitian Khusnul Diana,
SLIDESMANIA

dkk (2019).
TEKNIK ANALISIS DATA ● Pada penelitian ini memanfaatkan Uji
Wilcoxon Signed Rank Test untuk
● Teknik analisis data dilakukan menggunakan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
aplikasi SPSS 23.0. Data yang diperoleh pelayanan farmasi klinik sebelum dan saat
disajikan dalam bentuk tabel, kemudian masa pandemi COVID-19. Interpretasi data
dilakukan analisis secara statistik dari uji tersebut dilihat dari bagian nilai
menggunakan program SPSS 23.0. Asymp.Sig. (2-tailed), jika nilai Asymp.Sig. (2-
tailed) <0,05 maka Ha diterima dan dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan pelayanan
farmasi klinik sebelum dan saat masa pandemi
COVID-19 di Apotek Tenggarong, dan jika
nilai Asymp.Sig. (2-tailed) >0,05 maka Ha
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan pelayanan farmasi klinik
sebelum dan saat masa pandemi COVID-19 di
SLIDESMANIA

Apotek Tenggarong.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Reliabilitas
Validitas
Nilai
Nilai No Variabel Keterangan
Item Pertanyaan Keterangan Alpha
r hitung r table
Pelayanan farmasi
Pelayanan Farmasi
1 klinik sebelum 0,898
Klinik Sebelum 0,595 0,361 Valid
pandemi COVID-19 Realibilitas
Pandemi COVID-19
Pelayanan farmasi tinggi
Pelayanan Farmasi
Klinik Saat Pandemi 0,580 0,361 Valid 2 klinik saat pandemi 0,894
COVID-19 COVID-19

Dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s


Uji validitas dengan metode korelasi dengan uji Alpha ≥ 0,60 maka kuesioner dapat
Pearson Product Momen, diperoleh hasil rata- dinyatakan reliabel (Damayanti, 2017)
rata r hitung pada kuesioner sebelum pandemi
adalah 0,595 (>0,361) dan pada kuesioner saat Normalitas
  Shapiro-Wilk
pandemi yaitu 0,580 (>0,361), sehingga kedua Statistic Df Sig.
koesioner tersebut dapat dinyatakan valid. Sebelum pandemi
0.933 32 0.049
COVID19
Saat pandemi COVID19
SLIDESMANIA

0.959 32 0.263

Nilai signifikan ≥ 0,05 dinyatakan berdistribusi normal dan


≤ 0,05 dinyatakan tidak berdistribusi normal (Siregar, 2015).
Karakteristik Frekuensi Persentase
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin     Mayoritas responden adalah perempuan karena pekerjaan
Laki-laki 9 28,1% kefarmasian yang perlu tingkat ketelitian yang tinggi, kesabaran dan
dalam kasus tertentu memerlukan kesesuaian logika berdasarkan
Perempuan 23 71,9% evidence based medicine, sehingga pekerjaan kefarmasian (Apoteker)
Jumlah 32 100% lebih cocok pada jenis kelamin perempuan (Ismail, 2020).

Usia    
Usia
17-25 8 25% Pada usia 26-35 merupakan orang yang masih dewasa awal atau
26-35 24 75% masih tergolong muda mampu berfikir yang logis dan rasional dan
36-45 - - mampu memecahkan masalah, selain itu pada usia dengan kategori
dewasa awal seseorang telah mampu mengusai ilmu pengetahuan dan
46-55 - - keterampilan yang matang (Satibi et al., 2018).
Jumlah 32 100% Lama Bekerja
Lama Bekerja     Masa kerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerja yang
≤ 3 tahun 10 31,3% didapatkan, makin lama seseorang bekerja pada suatu tempat kerja
maka makin banyak pengalaman serta keterampilan dan pengetahuan
> 3 tahun 22 68,7%
SLIDESMANIA

yang didapatkan (Maulina & Syafitri, 2019).


Jumlah 32 100%
Pelayanan Farmasi Klinik Sebelum Pandemi COVID-
19 ● Tingkat pelayanan farmasi klinik sebelum
pandemi COVID-19 memiliki pelayanan
farmasi klinik yang baik sebanyak 21
responden (65,6%), perilaku cukup sebanyak
Tingkat Frekuensi Persentasel
10 responden (31,3%), dan perilaku kurang
Pelayanan (n) (%)
Baikl 21 65,6 sebanyak 1 responden (3,1%). Sebelum
Cukupl 10 31,3 pandemi COVID-19 mayoritas responden
lKurang 1 3,1 melakukan pelayanan farmasi klinik dengan
Total 32 100 kategori baik. Karena pelayanan farmasi
klinik yang baik akan meningkatkan outcome
terapi serta dapat meminimalisir efek samping
obat yang mungkin terjadi. Oleh karenal itu
denganl pelayanan farmasi klinik yang baik
akan mampul menghindarkan daril resiko-
SLIDESMANIA

resikol yang burukl (Bertawati, 2013)..


Pelayanan Farmasi Klinik
Saat Pandemi COVID-19
Tingkat Pelayanan Frekuensi (n) Persentasel
(%)
Baikl 15 46,9
Cukupl 17 53,1
lKurang 0 0
Total 32 100

Tingkat pelayanan farmasi klinik saat pandemi COVID-19 memiliki pelayanan farmasi klinik baik
sebanyak 15 responden (46,9%), dan cukup sebanyak 17 responden (53,1%). Saat pandemi COVID-19
mayoritas responden melakukan pelayanan farmasi klinik dengan kategori cukup. Karena saat pandemi
COVID-19 responden dihadapkan dengan beberapa tantangan dalam memberikan pelayanan farmasi
klinik secara langsung kepada pasien. Pelayanan farmasi klinik saat masa pandemi perlu melakukan
SLIDESMANIA

penyesuaian selama pandemi COVID-19 berlangsung untuk meminimalisir resiko paparan saat melakukan
pelayanan kefarmasian khususnya pelayanan farmasi klinik pada masyarakat terutama di Apotek.
HASIL ANALISIS
PERBEDAAN Berdasarkan output “Test Statistics”, diketahui

PELAYANAN FARMASI Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0.001 < 0.05, maka


dapat disimpulkan bahwa “Ho ditolak dan Ha
KLINIK diterima”. Artinya terdapat perbedaan signifikan
antara pelayanan farmasi klinik sebelum dan saat
pandemi COVID-19 di Apotek-apotek
Tenggarong. Hal ini sejalan dengan penelitian Nisa
Asymp. Sig. (2- Maria dkk (2019) mengenai literature review
Keputusan
tailed) pelaksanaan pelayanan farmasi klinik di Apotek
0.001 Ha > H0 pada masa pandemi COVID-19 menunjukkan
adanya perbedaan dalam pelayanan farmasi klinik
sebelum dan saat pandemi COVID-19.
SLIDESMANIA
KESIMPULAN
● Tingkat pelayanan farmasi klinik di Apotek Wilayah Tenggarong yang
dilakukan oleh Apoteker sebelum adanya pandemi COVID-19 yaitu (65,6%)
tergolong baik, (31,3%) tergolong cukup, dan (3,1%) tergolong kurang baik.

● Tingkat pelayanan farmasi klinik di Apotek Wilayah Tenggarong yang


dilakukan oleh Apoteker saat adanya pandemi COVID-19 yaitu (46,9%)
tergolong baik, (53,1%) tergolong cukup, dan (0%) tergolong kurang baik.

● Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil Asymp.Sig.
(2-tailed) sebesar 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan pada
pelayanan farmasi klinik di Apotek Wilayah Tenggarong pada sebelum dan
saat masa pandemi COVID-19. Pelayanan farmasi klinik di Apotek Wilayah
SLIDESMANIA

Tenggarong sebelum adanya pandemi COVID-19 lebih baik daripada saat


adanya pandemi COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotik, 1–36.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). MenKes/413/2020, 2019, 207.
3. Indonesia, M. K. R. (2016). Peraturan Menteri Kesahatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Revista Brasileira de Geografia Física, 11(9),
141–156. http://biblioteca.ibge.gov.br/visualizacao/monografias/GEBIS - RJ/RBG/RBG 1995
v57_n1.pdf%0Ahttps://periodicos.ufpe.br/revistas/rbgfe/article/view/234295 World Health
Organization. (2021). Coronavirus disease (COVID-19). https://
www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-20
4. Natalia, Y. (2021). Gambaran Pelayanan Konseling Pada Masa Pandemi COVID-19 di Apotek
SLIDESMANIA

Wilayah Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Yogyakarta. 6.19/question-and-answers-hub/q-a-


detail/coronavirus-disease-covid-19
TERIMA KASIH!
SLIDESMANIA

Anda mungkin juga menyukai