Anda di halaman 1dari 7

BIDAN DAN PRAKTIK

TERAPI
KOMPLEMENTER
Florica Amanda, S.Tr.Keb., M.Kes
Pandangan Para Ahli Tentang Praktik
Komplementer
◦ Di Indonesia, praktik komplementer dan akternatif telah berkembang secara turun-temurun dari beberapa
dekade yang lalu.
◦ Setelah ilmu kebidanan berkembang ke ranah komplementer banyak dilakukan penelitian dalam bidang
komplementer dan dapat digunakan oleh para praktisi kebidanan untuk melakukan kombinasi antara
pelayanan kebidanan berbasis medis dengan terapi komplementer.
Contoh penerapan pelayanan komplementer pada ibu hamil diantaranya yaitu :
1.Penggunaan jahe (ginger) untuk mengurangi keluhan morning sickness.
2.Aromaterapi untuk membantu ibu hamil melakukan relaksasi.
3.Penggunaan Moksa / moxibustion (pembakaran herbal) biasanya dikombinasikan dengan akupuntur yang bermanfaat
dalam mengubah posisi bayi sungsang.
4.Terapi homeopathy yang bermanfaat untuk mendorong mekanisme penyembuhan tubuh secara mandiri.
5.Prenatal yoga bermanfaat memberikan kebugaran pada ibu hamil & mempersiapkan proses kelahiran bayinya.

Contoh penerapan pelayanan komplementer pada ibu bersalin diantaranya yaitu :


1.Hypnobirthing → tenang, nyaman, dan minim trauma
2.Yoga pada masa kelahiran → pembukaan cerviks lebih optimal, bagian terbawah janin lebih cepat turun, dan proses
kelahiran bayi menjadi lebih ‘smooth’.
Contoh penerapan pelayanan komplementer pada ibu nifas diantaranya yaitu :
1.Pranayama → membantu ibu menjalani masa transisi di masa nifas.
2.Hypnobreastfeeding → dapat membantu ibu memberikan afirmasi positif, yakin dapat menjalankan tugas utama untuk
menyusui.
3.Postnatal Yoga → membantu ibu untuk mobilisasi di masa nifas.
4.Pijat refleksi pada ibu nifas → untuk memberikan rileksasi pada ibu sehingga ibu dapat menjalani masa nifas nya
dengan nyaman dan meningkat produksi ASI.
5.Pijat Oksitosin → berfungsi untuk memberikan stimulasi hormone oksitosin pada ibu sehingga jumlah ASI dapat
meningkat.

Contoh penerapan pelayanan komplementer pada bayi diantaranya yaitu :


1.Baby Massage → memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan menggunakan sentuhan (touch).
2.Solus Per Aqua Therapy (SPA Teraphy) → memberikan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dengan
menggunakan terapi air.
3.Baby Gym (Senam Bayi) → memberikan rileksasi dan stimulasi bagi bayi.
4.Brain Gym / Senam Otak → memberikan stimulasi tingkat focus / konsentrasi dan keseimbangan bayi.
Integrasi Pelayanan Komplementer
Menurut WHO dibagi menjadi 3 jenis :
1.Integrasi Penuh → pelayanan Kesehatan tradisional telah terintegrasi secara keseluruhan ke dalam
system Kesehatan suatu negara (China, Korea, dan Vietnam).
2.Integrasi Inklusif → Baru Sebagian aspek pelayanan tradisional berintegrasi ke dalam system Kesehatan
suatu negara (Inggris, USA, Kanada, Norwegia, Jerman, Australia, Nigeria, India, Ghana, Indonesia, Sri
Lanka, Jepang, dan Uni Emirat Arab).
3.Integrasi Toleransi → seluruh system Kesehatan nasional suatu Negara berlandaskan pad akedokteran
konvensional tapi beberapa jenis pelayanan Kesehatan tradisional masih dapat diterima oleh UU (Italia).
Fakta-fakta Mengenai Terapi Komplementer
Tidak semua kondisi gangguan Kesehatan dapat diatasi dengan pengobatan komplementer / tradisional.
Ada beberapa kondisi yang harus dihindari oleh pasien untuk memutuskan menggunakan Teknik
komplementer.
Beberapa kondisi tersebut diuraikan, sbb :
◦Kondisi dimana pasien akan mendapatkan intervensi medis dan mengharuskan pasien mendapat anstesi
sebelum intervensi medis dilakukan, dalam kondisi ini pasien tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi
ramuan tradisional selama 2 minggu sebelum pelaksanaan Intervensi medis (operasi).
◦Kondisi ibu dalam keadaan hamil dan menyusui juga merupakan kondisi yang tidak diperkenankan untuk
mengkonsumsi obat herbal.
◦Reaksi tubuh 1 pasien dengan pasien lainnya tidak sama dalam merespon obat herbal yang masuk dalam
tubuh nya.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai