Kelompok 7
Pengertian Perwalian
• Perwalian (voogdij) berasal dari kata wali mempunyai arti orang lain
selaku pengganti orang tua yang menurut hukum diwajibkan
mengawasi dan mewakili anak yang belum dewasa atau akil balig.
• Menurut Hukum Indonesia, “Perwalian didefinisikan sebagai
kewenangan untuk melaksanakan perbuatan hukum demi
kepentingan, atau atas nama anak yang orangtuanya telah
meninggal, atau tidak mampu melakukan perbuatan hukum atau
suatu perlindungan hukum yang diberikan pada seorang anak yang
belum mencapai umur dewasa atau tidak pernah kawin dan tidak
berada di bawah kekuasaan orangtua”.
Perwalian menurut undang-undang no 1. Tahun 1974 pada pasal 50
dijelaskan
“(1) anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas ) tahun
atau belum pernah melangsungkan pernikahan yang tidak berada di
bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali”.
(2) perwalian itu mengenai anak yang bersangkutan maupun harta
bendanya.”
Macam-macam Perwalian
1. Perwalian oleh suami dan istri yang hidup lebih lama pasal, 345,
354, KUH Perdata, pasal 345 KUH Perdata menyatakan “apabila
salah satu dari orang tua meninggal dunia, maka perwalian terhadap
anak-anak kawin yang belum dewasa, demi hukum di pangku oleh
orang tua yang hidup terlama, sekadar ini tidak telah di bebas
2. Perwalian yang di tunjuk oleh bapak atau ibu dengan surat wasiat
atau akta tersendiri. Pasal 355 ayat (1) KUHPerdata menyatakan
bahwa “ orang tua yang masing-masing melakukan kekuasaan orang
tua atau perwalian atas seorang anak atau lebih berhak mengangkat
seorang wali atas anak itu apabila sesudah ia meninggal dunia
perwalian itu tidak ada pada orang tua yang lain baik dengan
sendirinya atau pun karena keputusan hakim seperti termasuk dalam
pasal 353 ayat 5 KUH Perdata”. kan atau di pecat dari kekuasaan
orang tuanya “.
3. Perwalian yang di angkat oleh hakim pasal 359 KUHPerdata
menentukan “semua minderjarige yang tidak berada di bawah
Pengangkatan
Perwalian
Cara untuk mendapatkan seorang wali di
atur dalam pasal 51 ayat (1) undang-
undang nomor 1 tahun 1974 tentang
perkawinan yang menentukan bahwa “wali
a) Melalui lisan dihadapan
dapat di tunjuk oleh satu orang tua yang
dua orang saksi
menjalankan salah satu kekuasaan orang
b) Secara tertulis melalui
tua, sebelum ia meninggal, dengan surat
surat wasiat
wasiat atau dengan lisan di hadapan dua
c) Dengan cara tertulis
orang saksi “
melalui penetapan hakim
dalam hal pencabutan.
Cara Penunjukan Wali