Anda di halaman 1dari 32

MODEL

PENYUSUNAN
KURIKULUM:
TYLER, TABA,
LEWIS
Kelompok 3
Hilman Fauzi NIM. 22117251037
Ici Aprilia Susanti NIM. 22117251049
Isya Tarradiah NIM. 22117251051
Lisa Nur Maulidia NIM. 21117251053
01
Model Penyusunan Kurikulum

Tyler
01 Mengenal Tyler
● Lahir pada 22 April 1902, di Chicago, Illinois,
United States
● Tahun 1904 pindah ke Nebraska
● Tahun 1921 menerima gelar A.B dari Doane
College di Crete, Nebraska
● Di tahun yang sama mengajar di Pierre, South
Dakota
● Tahun 1923 memperoleh gelar A.M dari
Universitas Nebraska
● Tahun 1927 memperoleh gelar Ph.D dari
Universitas Chicago
Ralph Winfred Tyler
John Dewey
Pendidikan
Edward Progresif
Thorndike tahun 1920-
an
Pemikiran
Ralph W.
Tyler
Prinsip Dasar Kurikulum dan Instruksi Tyler

01 Apa tujuan pendidikan 03 Bagaimana pengalaman


yang harus dicapai pendidikan yang dimiliki siswa
sekolah? dapat diatur secara efektif?

02 Pengalaman pendidikan apa yang04 Bagaimana dapat menentukan


dapat diberikan dan memiliki ketercapaian sebuah tujuan yang
kemungkinan besar akan mencapai telah dirumuskan?
tujuan yang dirumuskan?
3 Faktor Penting

Nilai dan tujuan Pengetahuan


Sifat pembelajar
masyarakat tentang materi
(faktor perkembangan, (prinsip, nilai, dan sikap pelajaran
minat dan kebutuhan demokratisasi); (apa yang diyakini sebagai
pembelajar, pengalaman pengetahuan yang layak
hidup, dll) dan dapat digunakan)
Model Pengembangan Kurikulum Tyler
Ciri-Ciri

Deduktif
Linier
Preskriptif

3 Sumber Pertimbangan

Individu (anak-anak sebagai siswa)


Masyarakat
Pakar / Akademisi
Goals
(based on wishes)

Organization of Instruction
(based on school-free
pedagogy)

Feedback
(Need for new reform)

Learning
(in the school context)

Evaluation
(based on pre-determined goals)

Gambar 1. Susunan Model Tyler (R. W. Tyler, 2013)


Mendefinisikan Tujuan
Belajar
● Mempelajari anak untuk
mengetahui minat yang dimiliki
● Tujuan pembelajaran idealnya
mencakup: pengetahuan,
keterampilan komunikasi,
perspektif sosial dan etika,
keterampilan kuantitatif dan
analitis, serta
kognitif/taksonomi
Mendefinisikan Pengalaman
Belajar

● Berkaitan dengan interaksi


antara pelajar dan kondisi
eksternal di lingkungan
● Pembelajaran berlangsung
melalui perilaku aktif anak
● Guru dapat mengontrol
pengalaman belajar melalui
manipulasi lingkungan
Pengorganisasian Kegiatan
Pembelajaran untuk Mencapai
Tujuan yang Ditetapkan
● Dua jenis pengorganisasian
pengalaman belajar, yaitu secara
vertikal dan horizontal
● Kriteria dalam mengorganisasi
pengalaman belajar ini yaitu :
berkesinambungan, berurutan,
berisi dan tintegrasi
Evaluasi dan Penilaian
Pengalaman Belajar

● Proses mencocokkan harapan


awal berupa tujuan perilaku
dengan hasil yang dicapai oleh
pembelajar
● Dengan penekanan pada
masing-masing anak, Tyler
percaya bahwa semua evaluasi
harus dipandu oleh tujuan dan
peka terhadap keunikan
individu yang dinilai
Kritik Pada Model Penyusunan Kurikulum Tyler

Orang
Guru
tua
Siswa
Model Penyusunan Kurikulum Taba
Masa kecil dan studi universitas Hilda Taba
Hilda Taba lahir di Kooraste, sebuah desa kecil di wilayah Põlva sekarang, di tenggara
Estonia, pada 7 Desember 1902. Dia adalah anak pertama dari sembilan bersaudara.
Ayah Hilda Taba bernama Robert Taba seorang kepala sekolah. Hilda pertama kali
dididik di sekolah dasar ayahnya

kemudian di sekolah paroki setempat. Pada tahun 1921, setelah lulus dari Sekolah
Menengah Perempuan Võru, ia memutuskan untuk menjadi guru sekolah dasar.

Ia menjadi mahasiswa ekonomi di Universitas Tartu. Ekonomi, bagaimanapun,


tidak menarik bagi Taba dan setahun kemudian dia melamar untuk dipindahkan ke
Fakultas Filsafat di mana dia mengambil jurusan sejarah dan pendidikan.
Setelah lulus dari Universitas Tartu pada tahun 1926, Taba mendapat kesempatan
untuk melanjutkan studi pasca sarjananya di Amerika Serikat, didukung oleh hibah
dari Rockefeller Foundation.

Pada tahun 1927 ia melamar studi doktoral dalam filsafat pendidikan di Universitas
Columbia. Selama lima tahun studi berikutnya, Taba bertemu dengan banyak
ilmuwan Amerika yang terkenal di dunia
Namun demikian, orang yang paling mempengaruhi pemikiran pendidikan Hilda
Taba adalah John Dewey (1859-1952) seorang filsuf dan pendidik dengan reputasi
global
Hilda taba
1. Pendekatan akar rumput
2. Khusus ke umum
langka-langka untuk menyusun
model kurikulum Taba
Penyusunan Model Kurikulum Taba
01MEMBUAT UNIT 02 Menguji unit percobaan
PERCOBAHAN
Diagnosa kebutuhan
Merumuskan tujuan 03 Revisi dan konsolidasi

Pemilihan isi
04 Pengembangan kerangka kerja
Organisasi isi
Pemilihan pengalaman
belajar
05 memasang dan menyebarkan unit-unit baru

Ogrganisasian kegiatan
pembelajaran
Penentuan tentang apa yang akan dievaluasi dan cara serta
alat yang dipakai untuk melakukan evaluasi

memeriksa keseimbangan dan


urutan
Menu

03
Saylor, Alexander dan
Lewis

For teachers For students


Elemen Sistem Kurikulum

• Kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran atau bahan-


bahan pelajaran.
• Kurikulum sebagai rencana tentang pengalaman belajar.
• Kurikulum, sebagai rencana tentang tujuan pendidikan yang
hendak dicapai.
• Kurikulum; sebagai rencana tentang kesempatan belajar.
Pengembangan Model Kurikulum
• General goals (tujuan umum) yaitu
suatu pencapaian menuju sejauh mana
usaha mau diarahkan.
Tujuan
• Subgoal (tujuan khusus) lebih spesifik
mengarah langsung pada tujuan yang
dicari dalam kesempatan belajar
Menentukan struktur kurikulum, memilih
dan mengelompokkan materi, menentukan
strategi kurikulum, menyusun perangkat
pembelajaran, media pembelajaran,
Rancangan Kurikulum
instrument evaluasi atau penilaian.
Perencana kurikulum harus merancang
kesempatan belajar apa pun yang paling
sesuai untuk domain dan tujuan
Penerapan kurikulum guru diberikan
pilihan strategi penyajian materi yang
Implementasi Kurikulum sudah disediakan di dalam kurikulum
sesuai dengan tujuan instruksional yang
hendak dicapai.
● Goals, subgoals, objectives
● Instructional (evaluasi
Pembelajaran)
● The specific segments of the
education program (segmen
khusus dari program
pendidikan)
Evaluasi Kurikulum ● The program of education as
totality (evaluasi program
pendidikan secara
keseluruhan)
● Evaluation program
(program evaluasi)
Goals, subgoals, objectives

• Kompetensi social (analisis kebutuhan sosial)


• Pengembangan diri (analisis kebutuhan individu)
• Analisis dari ahli atau kelompok tertentu (spesialisasi)
• Kemampuan belajar berkesinambungan
Instructional (evaluasi Pembelajaran)

• Evaluasi masukan pembelajaran


• Evaluasi proses pembelajaran
• Evaluasi hasil pembelajaran
The specific segments of the education program (segmen
khusus dari program pendidikan)

Apabila suatu program pendidikan memiliki segmen khusus maka


perlu adanya evaluasi terhadap segmen khusus tersebut. Pada
pendidikan yang ada di Indonesia, segmen khusus tersebut
The program of education as totality (evaluasi program
pendidikan secara keseluruhan)

• evaluasi formatif program pendidikan secara keseluruhan dengan


cara "penilaian dari ahli kurikulum, penelitian data tentang
kebutuhan manusia, dan rekomendasi dari kelompok belajar.“
• evaluasi sumatif dari program pendidikan melalui "survei, tindak
lanjut penelitian, penilaian ulama, warga, dan siswa; data uji".
Evaluation program (program evaluasi)

Program untuk mengevaluasi kurikulum harus terus dinilai.


Penilaian tentang bagaimana evaluasi akan dilakukan harus
dilakukan sebelum sebuah inovasi atau perubahan yang
dilaksanakan sebagai sebuah kebijakan publik. Teknik-teknik
untuk evaluasi berkelanjutan dan evaluasi akhir harus hati-hati
direncanakan dan diikuti.
● Kurikulum dapat digunakan
sebagai rencana kegiatan
pembelajaran
● Kurikulum dapat digunakan
untuk mempengaruhi proses
belajar
● Kurikulum dapat digunakan
Kelebihan sebagai tujuan hasil
pembelajaran
● Kurikulum dapat digunakan
sebagai evaluasi pembelajaran
● Kurikulum merupakan
pengalaman belajar
• Ketidak relevansinya pendidikan dengan
kurikulum yang berkaitan dengan tujuan
tuntutan di era modern
• Adanya masalah mutu pendidikan yang
berkaitan dengan peningkatan aspek
pendidikan demi menghasilkan lulusan yang
berkualitas sesuai dengan kurikulum yang Kekurangan
diajarkan.
• Terdapat kesenjangan efisiensi antara
terselenggaranya pembelajaran dengan
menggunakan kurikulum tersebut yang
berkaitan dengan usaha memanfaatkan
kesempatan dalam proses pendidikan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai