Oleh :
01 STATUS
PSIKIATRIKUS 02 ANALISIS KASUS
01
STATUS
PSIKIATRIKUS
STATUS PASIEN
● Nama : Ny M
● Tanggal Lahir/Umur : 9 Mei 1990/32 tahun
● Tempat Lahir : Palembang
● Status Perkawinan : Menikah
● Warga Negara : Indonesia
● Agama : Islam
● Suku Bangsa : Indoensia
● Tingkat Pendidikan : Sarjana (S1)
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
STATUS PSIKIATRIKUS
● Keadaan Umum
● Sensorium : Compos Mentis
● Suhu : 36.5oC Sistem Kardiovaskular : Dalam batas normal
● Berat Badan : 50 kg Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
● Nadi : 80 x/menit Sistem Gastrointestinal : Dalam batas
● Pernafasan: 20x/m normal
● Tinggi Badan : 165 cm Sistem Urogenital : Tidak dilakukan
● Tekanan Darah : 120/80 mmHg pemeriksaan
● Turgor : <3 detik
STATUS PSIKIATRIKUS
● STATUS NEUROLOGIKUS
● Urat Syaraf Kepala (Panca Indera): Tidak ada kelainan
● Gejala Rangsang Meningeal : Tidak terdapat gejala rangsang meningeal
● Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial: Tidak terdapat tanda peningkatan TIK
● Mata : - Gerakan : Baik ke segala arah
● - Persepsi Mata : Baik, tidak dilakukan pemeriksaan visus
● - Pupil : Bentuk: bulat, isokor; Ukuran: Ø 3mm/3mm
● Refleks Cahaya (+/+)
● Refleks Konvergensi (+/+)
● - Refleks Kornea : Tidak dilakukan
● - Pemeriksaan Oftalmoskopi : Tidak dilakukan
STATUS PSIKIATRIKUS
Fungsi Motorik Ekstremitas Atas Tungkai Ekstremitas
Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Normal
Motorik : Kekuatan
5/5
Sensibilitas : Tidak ada kelainan
Tonus Eutonik Eutonik Eutonik Eutonik
SusunanSyaraf Vegetatif : Tidak ada kelainan
Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan Klonus - - - -
Kelainan Khusus : -
Refleks + + + +
fisiologis
Refleks - - - -
patologis
AUTOANAMNESIS DAN OBSERVASI
● Keluhan Utama : Pasien menyemprotkan disinfektan berulang-ulang sejak 2 tahun yang lalu
● Sebab utama :-
“apa yang biasanya di semprot kalo di tempat “misalnya makan diluar nih dok, nanti saya akan semprot dulu
umum?” mejanya, itu wajar tidak sih dok? Aku bingung apakah itu masih wajar
atau tidak, karena kalau kata orang-orang untuk apa kan kalo di
tempat umum pasti dibersihkan, jadi aku tuh bingung yang aku lakui
tuh bener atau tidak”
Transkrip : Autoanamnesis
“kalau ibu melakukan hal itu rasanya “kalau menurut aku sih nyaman dok”
bagaimana?”
“jika seperti itu lakukan yang mana yang nyaman “iya dok, saya juga kalau pulang ke rumah sudah tidak lagi
untuk ibu, setiap orang kan beda-beda semprot-semprot pakaian, kan kalau dulu saya takut
standarnya” kumannya akan menempel di pakaian, namun sekarang
saya akan langsung cuci tangan dan memasukkan bajunya
ke mesin cuci”
“perasaannya bagaimana ketika berubah seperti “awalnya sih masih agak kepikiran, namun karena melihat Daya ingat baik
itu?” keluarga, saya berusaha untuk lebih menahan”
“perasaannya cemasnya masih ada?” “ada sih dok, tidak bisa langsung hilang cemasnya, masih
kepikiran juga dokter. Namun saya sudah bisa menahan
untuk tidak melakukan perbuatan itu berlebihan. Kan
melihat keluarga dok saat mereka membawa sesuatu dari
luar, kalau dulu saya langsung semprot, sekarang saya
biarkan saja, tidak mau terlalu saya pikirkan”
“yang ibu ceritakan sekarangkan usaha, tapi “sebenarnya masih ada perasaan was-was juga, tapi
sebenarnya apa yang ibu pikirkan dan rasakan sekarang lebih ke arah menerima saja, namun masih ada
pada saat itu” perasaan takut saat ada suatu barang yang dibawa
kerumah. Mungkin karena sudah kebiasaan juga dok jadi
agak susah untuk diubah”
“biasanya perasaan waswas seperti itu hilangnya “sebenarnya cepat dok, cuma harus ada validasi dari ayuk
berapa lama?” aku dulu, kalau ayuk aku bilang tidak apa-apa aku akan
merasa aman”
Transkrip : Autoanamnesis
“kalo ayuknya tidak ada nanti bagaimana?” “bingung dok, tapi masih berusaha tidak yang menyemprot
berlebihan dok”
“ibu sendiri tau tidak sebenarnya penularannya “tau dok, dari udara, dari droplet, sentuh menyentuh”
dari mana?”
“artinya saat ada barang yang masuk kerumah, “jika barang dari luar kan kumannya nempel di barang tersebut,
bagaimana kira-kira penularannya?” misalnya barang dari luar ditarok di meja, kumannya nempel di
meja jadi harus di semprot”
“sebenarnya aman kalo udah di semprot?” “ya saya merasa aman dok”
“apakah ada metode lain selain di semprot?” “cuci tangan dok setelah memegang barang dari luar”
“jadi kuncinya adalah cuci tangan kan? Jika “ya aman sih dok, tapikan kumannya bisa menempel di meja
sudah cuci tangan, aman kan?” jika tidak di semprot, nanti ada orang tua yang memegang meja
lalu menempel di tangan kumannya”
“sebenarnya standar orangkan beda-beda, jika “iya dok, saya mengikuti standar dari WHO, tapi contohnya
memang menurut ibu itu hal yang benar ya tidak suami saya saja masih menganggap saya berlebihan dok, ini
apa-apa. Ibu mengikuti standar sesuai arahan seringkali membuat saya marah, dan akhirnya bertengkar
dari WHO kan? Selama masih mengikuti arahan dengan suami
dari WHO ya tidak apa-apa”
“ibu bilang suami ibu menganggap ibu “kadang saya tinggalin aja dok, saya diem aja karena gamau
berlebihan dan membuat ibu marah, jika seperti bertengkar sama suami saya dok, tapi ada suatu saat saya
itu apa yang ibu lakukan?” merasa sudah sangat lelah karena mengurus rumah, anak, dan
bersih-bersih barang dari luar jadi saya hilang kendali sampai
memukul suami saya dok, suami saya juga balas memukul saya
Transkrip : Autoanamnesis
“menurut ibu apa yang memicu ibu “ya itu tadi dok karena saya capek dok, saya juga
marah hingga memukul suami ibu?” sadar dok kalo saya capek saya jadi lebih sensitif”
“ebenarnya kuncinya di komunikasi “Iya dok, nanti saya coba dok dikomunikasikan
antara ibu dan suami ya bu, coba ibu lagi dengan suami.”
komunikasikan lagi dengan suami ibu”
“Baik, bu. Tanya jawabnya sudah Iya dok kita lihat dulu kedepannya gimana. terima
selesai ya. Nanti kita liat lagi minggu kasih dokter
depan nya gimana”
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
● KEADAAN UMUM
● Kesadaran : Compos mentis
● Penampilan & Dekorum : Terawat, sesuai usia, perawakan tubuh normal, perilaku tampak
sehat, tidak menggunakan riasan, warna baju biru, celana coklat, dan menggunakan sendal
warna coklat
● Keterhubungan : Sikap kooperatif, inisiatif aktif, kontak verbal cukup,
● kontak mata cukup, kontak fisik tidak dilakukan.
● Psikomotor & Postur tubuh : Normoaktif, postur tubuh normal
● Pembicaraan : Artikulasi jelas, kuantitas banyak, kecepatan wajar,
● intonasi bervariasi, volume wajar, latensi wajar, relevansi
● relevan, pasien lebih terbuka saat bercerita menggunakan Bahasa Palembang
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Kognisi :
Perilaku : Normoaktif
STATUS INTERNUS
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU RIWAYAT PENGOBATAN
● Psikopatologi
Keadaan Spesifik
● Kesadaran : compos mentis • Mood disforik, afek terbatas
● Perhatian : atensi adekuat • Stabilitas stabil
● Sikap : kurang kooperatif • Einfuhlung dapat dirasakan, kedalaman normal
● Tingkah laku : normoaktif • Disccriminative judgement tidak baik, discriminative
● Verbalisasi : jelas
insight baik (tilikan derajat 6), taraf intelegensi
● Cara bicara : spontan, lancar, dan
sesuai dengan taraf pendidikan
jelas • Psikomotilitas baik, mutu proses baik, kuantitas isi
● Kontak mata : ada, terjaga
pikiran baik.
● Kontak fisik : tidak ada
● Kontak verbal : ada
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kesadaran compos mentis, perhatian
adekuat, sikap kurang kooperatif, inisiatif baik, tingkah laku normoaktif,
verbalisasi jelas, cara bicara terhambat, lancar dan jelas, kontak mata
ada dan kurang adekuat, kontak fisik tidak ada, dan kontak verbal ada.
Mood disforik dengan afek yang terbatas.
Pada aspek proses berpikir psikomotilitas baik, mutu proses berpikir baik,
kuantitas isi pikiran baik dan tidak terdapat ide terfiksir.
FORMULASI DIAGNOSTIK
● Pedoman Penegakkan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III yaitu sebagai berikut:
Aksis I
• Dari autoanamnesis didapatkan bahwa pasien merasa cemas karena takut terkena covid-19, pasien
takut keluar rumah, pasien takut meninggal
• Pasien tidak mendengar adanya suara bisikan dan tidak melihat adanya bayangan.
• Pasien merasa lelah karena menyemprot terus menerus dan merasa tidak ada tenaga lagi.
Aksis II
• Dari autoanamnesis didapatkan bahwa pasien merasa cemas karena takut terkena Covid-19, untuk
menghilangkan kecemasannya maka pasien menyemprotkan disinfektan secara berulang. Pasien
melakukan hal ini unutk menghilangkan perasaan cemasnya, cemas hilang hanya sementara, pasien
merasa lelah karena melakukan hal ini secara berulang, namun jika tidak melakukannya pasien akan
cemas. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Obsessive Compulsive Disorder
(OCD).
Aksis III
• Tidak ada
Aksis IV
• Tidak ada
Aksis V
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
F32.0 Depresi
PROGNOSIS
Pasien datang sendiri dalam kondisi sadar penuh. Wawancara yang dilakukan berupa
autoanamnesis
Dari hasil autoanamnesis diketahui bahwa Sejak 2 tahun yang lalu pasien mengalami cemas
terkena Covid-19 karena pasien takut mati, pasien masih memiliki seorang anak. Untuk
menghilangkan perasaan cemasnya maka pasien menyemprotkan disinfektan pada setiap
barang, makanan, bahkan orang yang berasal dari luar rumah. Pasien merasa lebih nyaman jika
pasien menyemprotkan disinfektan berulang kali.
Sejak 1 tahun yang lalu, kegiatan menyempotkan disinfektan yang berulang ini makin intens
sehingga membuat suami pasien tidak nyaman sehingga pasien dan suami menjadi sering
bertengkar. Pasien menjadi lebih sensitive terhadap suami, pasien menjadi mudah marah hingga
akhirnya memukul suami.
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis psikiatri dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan
riwayat demam tinggi, trauma, sakit berat, penurunan kesadaran dan kejang menyingkirkan
diagnosis gangguan mental organik (F.0).
Pasien terdapat riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, namun sudah berhenti
sejak 1 tahun yang lalu, dan mendapat perawatan rehabilitasi menyingkirkan diagnosis gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F.1).
Pada pasien didapatkan adanya gangguan pasien merasa cemas karena takut terkena covid-19, pasien
takut keluar rumah, pasien takut meninggal Depresi
Pasien menyemprotkan disinfektan secara berulang. Pasien melakukan hal ini unutk menghilangkan
perasaan cemasnya, cemas hilang hanya sementara, pasien merasa lelah karena melakukan hal ini
secara berulang Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive Compulsive Disorder
1. Disibukkan dengan detail, aturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal sejauh yang utama
titik aktivitas hilang.
2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (mis., Tidak dapat menyelesaikan proyek
karena standarnya sendiri yang terlalu ketat tidak terpenuhi).
3. Dicurahkan secara berlebihan untuk pekerjaan dan produktivitas dengan mengesampingkan kegiatan rekreasi dan
pertemanan
(tidak diperhitungkan oleh kebutuhan ekonomi yang jelas).
4. Terlalu teliti, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika, atau nilai (tidak
dijelaskan oleh identifikasi budaya atau agama).
5. Tidak dapat membuang barang-barang usang atau tidak berharga meskipun tidak memiliki nilai sentimental.
6. Segan untuk mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain kecuali mereka tunduk pada caranya
melakukan banyak hal.
7. Mengadopsi gaya belanja yang kikir terhadap diri sendiri dan orang lain; uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ada
disimpan untuk bencana di masa depan.
8. Menunjukkan kekakuan dan keras kepala.
Major Depressive Disorder
Lima (atau lebih) gejala berikut telah muncul selama periode 2 minggu yang sama dan menunjukkan
perubahan dari fungsi sebelumnya: setidaknya salah satu gejalanya adalah (1) mood depresi atau (2)
kehilangan minat atau kesenangan.
Catatan: Jangan sertakan gejala yang secara jelas terkait dengan kondisi medis lain.
1. Suasana hati yang tertekan hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukkan
oleh laporan subjektif (misalnya, merasa sedih, kosong, putus asa) atau pengamatan yang
dilakukan oleh orang lain (misalnya, tampak menangis).
(Catatan: Pada anak-anak dan remaja, mood dapat menjadi mudah tersinggung.)
2. Berkurangnya minat atau kesenangan secara nyata pada semua, atau hampir semua, aktivitas
hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan oleh catatan subjektif atau
pengamatan).
3. Penurunan berat badan yang signifikan saat tidak berdiet atau penambahan berat badan (misalnya,
perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan
hampir setiap hari.
(Catatan: Pada anak-anak, pertimbangkan kegagalan untuk membuat kenaikan berat badan yang
diharapkan.)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5. Agitasi atau keterbelakangan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan
hanya) perasaan subjektif gelisah atau melambat).
Major Depressive Disorder
6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pantas (yang mungkin delusi)
hampir
setiap hari (bukan hanya mencela diri sendiri atau rasa bersalah karena sakit).
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keragu-raguan, hampir setiap hari
(baik oleh
akun subjektif atau seperti yang diamati oleh orang lain).
9. Pikiran kematian yang berulang (bukan hanya ketakutan akan kematian), ide bunuh diri yang berulang
tanpa spesifik
rencana, atau upaya bunuh diri atau rencana khusus untuk bunuh diri.
B. Gejala-gejala tersebut menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya
dalam sosial, pekerjaan, atau lainnya area fungsi yang penting.
C. Episode tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau efek medis lainnya
kondisi.
Catatan: Kriteria A-C mewakili episode depresif berat.
Disruptive Mood Dysregulation Disorder Diagnostic
Kriteria Diagnostik Gangguan Disregulasi Mood Disruptive 296.99 (F34.8)
A. Ledakan amarah yang parah dan berulang yang dimanifestasikan secara verbal (misalnya, kemarahan
verbal) dan/atau perilaku (misalnya, agresi fisik terhadap orang atau properti) yang sangat tidak
proporsional dalam intensitas atau durasi dengan situasi atau provokasi.
B. Ledakan emosi tidak sesuai dengan tingkat perkembangan.
C. Ledakan emosi terjadi, rata-rata, tiga kali atau lebih per minggu.
D. Suasana hati di antara ledakan amarah terus-menerus menjadi mudah tersinggung atau marah hampir sepanjang
hari, hampir setiap hari hari, dan dapat diamati oleh orang lain (misalnya, orang tua, guru, teman sebaya).
E. Kriteria A-D telah ada selama 12 bulan atau lebih. Sepanjang waktu itu, individu belum
G. Diagnomemiliki periode yang berlangsung 3 bulan atau lebih berturut-turut tanpa semua gejala dalam Kriteria A-
D.
F. Kriteria A dan D ada di setidaknya dua dari tiga pengaturan (yaitu, di rumah, di sekolah, dengan teman sebaya)
dan parah dalam setidaknya salah satu dari ini.
sis tidak boleh dibuat untuk pertama kalinya sebelum usia 6 tahun atau setelah usia 18 tahun
bertahun-tahun.
H. Berdasarkan anamnesis atau observasi, usia saat timbulnya Kriteria A-E adalah sebelum 10 tahun.
I. Tidak pernah ada periode tertentu yang berlangsung lebih dari 1 hari selama gejala penuh kriteria, kecuali durasi,
untuk episode manik atau hipomanik telah terpenuhi.
J. Perilaku tidak terjadi secara eksklusif selama episode gangguan depresi mayor dan tidak lebih baik dijelaskan
oleh gangguan mental lain (misalnya, gangguan spektrum autisme, gangguan stres pasca trauma, gangguan
kecemasan perpisahan, gangguan depresi persisten [dysthymia]).
K. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau kondisi medis atau neurologis lainnya.
Anger management.
● Menarik nafas yang dalam, dari diafragma, bisa menggunakan metode 4-4-4,
Tarik nafas 4 detik, tahan 4 detik, lalu keluarkan 4 detik. Ulangi hingga merasa
lebih tenang.
● Pelan-pelan ulangi kata atau frase yang menenangkan seperti “tenang”, “pelan-
pelan”. Ulangi kepada diri sendiri sambil menarik nafas.
● Ulangi dengan gambar, bayangkan pengalaman yang membuat pasien lebih
tenang, bisa dari memori atau imajinasi pasien.
● Olahraga yang tidak berat seperti yoga dapat merelaksasikan otot dan membuat
pasien lebih tenang.
cognitive restructuring
● Menarik nafas yang dalam, dari diafragma, bisa
menggunakan metode 4-4-4, Tarik nafas 4 detik,
tahan 4 detik, lalu keluarkan 4 detik. Ulangi hingga
merasa lebih tenang. Hal lain yang dapat dilakukan
● Pelan-pelan ulangi kata atau frase yang adalah menggunakan humor
menenangkan seperti “tenang”, “pelan-pelan”. sebagai peralihan. Dapat juga
Ulangi kepada diri sendiri sambil menarik nafas. dengan mengganti lingkungan,
● Ulangi dengan gambar, bayangkan pengalaman berikan waktu diri sendiri untuk
yang membuat pasien lebih tenang, bisa dari istirahat, pastikan untuk memiliku
memori atau imajinasi pasien. “me time
● Olahraga yang tidak berat seperti yoga dapat
merelaksasikan otot dan membuat pasien lebih
tenang.
Edukasi
● Pada pasien ini, pasien sudah mengenali emosinya, pasien hanya perlu berlatih
untuk mengontrol emosinya.
● contohnya jika pasien berbicara dengan nada yang tinggi maka suami pasien
menjadi lebih sensitif, maka dari itu pasien akan merubah nada suaranya menjadi
lebih rendah.
● Untuk membantu pasien mengontrol emosinya pasien dapat mencoba untuk
lebih tenang terlebih dahulu, jika pasien sudah merasa jika saat berbicara dengan
suaminya akan menimbulkan keributan, sebaiknya pasien menarik diri terlebih
dahulu, pasien dapat menenangkan diri terlebih dahulu, mengalihkan pikirannya
ke arah yang lebih positif, lalu jika pasien dan suaminya lebih tenang maka
pembicaraan dapat dilanjutkan dengan pikiran yang lebih rasional.
TERIMAKASIH
Diskusi
● Pasien tidak ada tanda-tanda psikosis kenapa diberikan abilif?