Anda di halaman 1dari 13

HUSNIDAR

11202278

DOSEN : TILMASANI, S.PdI.,


MA
DAFTAR ISI
01 PENETAPAN HUKUM PADA
MASA NABI

02 SUMBER HUKUM PADA


MASA NABI
PENETAPAN HUKUM
PADA MASA NABI
Pada masa Rasulullah berlangsung hanya beberapa
tahun saja yaitu tidak lebih dari 22 tahun beberapa
bulan. Akan tetapi periode ini membawa pengaruh-
pengaruh yang besar dan hasil-hasil yang gemilang.
Sebab dari periode ini telah mewariskan ketetapan
hukum al-Qur’an
Periode ini telahdan Sunnah.
meninggalkan azas-azas tasyrik yang
bersifat komprehenshif dan telah menghasilkan
sumber dan dalil tentang hukum sesuatu yang tidak
ada nashnya.
LANJUTAN….

Dengan demikian kita dapat menyebutkan


periode rasul ini dengan masa pembentukan
undang-undang/hukum yang sempurna.
Periode rasul yang berlangsung kurang 23 tahun
terbagi menjadi dua periode yaitu:
Oleh sebab itu, wahyu pada
Periode Makkah PERIODE periode ini turun untuk

berlangsung selama 12 MEKKAH


Pada masa periode Mekkah, memberikan petunjuk dan arahan
perundang-undangan Islam lebih kepada manusia kepada dua
tahun lima bulan tiga fokus pada upaya perkara utama :
mempersiapkan  masyakat agar
puluh hari terhitung • Mengkokohkan akidah yang
dapat menerima hukum-hukum benar dalam jiwa atas dasar
mulai dari 17 agama, membersihkan akidah dari
iman kepada Allah SWT dan
menyembah berhala kepada
Ramadhan tahun 41 bukan untuk yang lain, beriman
menyembah Allah, selain
kepada Malaikat, Rasul, dan
sampai bulan Rabiul menanamkan akhlak-akhlak mulia
hari akhir.
agar memudahkan jiwa untuk dapat
Awal tahun 45 dari • Membentuk akhlak agar
menerima segala bentuk pelaksanaan
manusia memiliki sifat yang
tahun kelahiran Nabi. syariat. Karena tauhid atau akidah
mulia dan menjauhkan sifat-
inilah yang menjadi fondasi bagi
sifat yang tercela.
segala amaliah lainnya.
Perundang-undangan
PERIODE
hukum Islam pada periode
MADINAH
Operasional dakwahnya ini menitik beratkan pada
Periode ini terhitung
lebih lancar dibandingkan aspek hukum-hukum
waktunya mulai dari praktikal dan dakwah
dengan di Mekkah yang
Nabi hijrah ke ditandai dengan banyaknya
islamiyah pada fase ini

Madinah sampai membahas tentang akidah


orang-orang yang beriman
dan akhlak. Oleh karena itu,
wafatnya. Periode ini dan telah mempunyai tata
maka di Madinah
berjalan selama pemerintahan tersendiri
diisyaratkanlah berupa
sehingga media-media
sepuluh tahun. hukum-hukum pernikahan,
dakwah berlangsung
Selama beliau berada perceraian, perjanjian,
dengan damai dan aman.
hutang piutang, hukum
SUMBER HUKUM PADA
MASA NABI

Pada periode Rasulullah SAW hanya


ada 2 sumber hukum (perundang-
undangan) yaitu:
• Wahyu Ilahi (al-Qur’an), dan
• Sunnah Rasulullah  serta ditambah
dengan ijtihad Rasulullah SAW
sendiri.
  AL-QUR’AN AL-
KARIM
Kemudian Rasulullah SAW
Allah mewahyukan al-Qur’an
menyampaikan wahyu tersebut
yang menjelaskan hukum
kepada umat islam. Sebuah
suatu peristiwa yang
proses pembentukan hukum
dipertanyakan. Al-ur’an tuun
islam dengan menggunakan
kepada Rasulullah SAW
sebab akibat. Berikut ini
secara berangsur-angsur
bentuk peristiwa yang
sesuai dengan peristiwa dan
menyebabkan ayat al-Qur’an
kebutuhan. 
untuk menjelaskan hukumnya.
AS-SUNNAH AN-
NABAWIYAH
As-Sunnah An-Nabawiyah adalah
As-Sunnah juga datang sebagai
setiap yang dikeluarkan Rasulullah
penegas terhadap hukum yang ada
SAW berupa ucapan, perbuatan atau
dalam Al-Qur’an seperti haramnya
pengakuan selain dari Allah SWT.
mencuri, riba, dan menemukan harta
As-Sunnah menempati urutan kedua
orang lain dengan cara batil.
setelah Al-Qur’an karena ia akan
menjadi penguat, penjelas, penafsiran,
penambahan terhadap hukum-hukum
yang ada dalam Al-Qur’an.
IJTIHAD

Bagaimana jika wahyu tidak turun?


Cara ijtihad yaitu dengan tidak
maka Rasulullah SAW berijtihad
turunnya ayat al-Qur’an, Nabi
untuk menetapkan hukum suatu
berkeyakinan bahwa pemecahan
masalah, atau jawaban suatu
hukum peristiwa itu
pertanyaan atau memenuhi
diserahkan/diwakilkan kepadanya.
permintaan fatwa hukum.
Maka beliau segera berijtihad
Hasil ijtihad Rasulullah SAW ini
berdasarkan undang-undang Ilahi,
menjadi hukum dan undang-undang
kemaslahatan atau bermusyawarah
yang wajib diikuti. 
dengan para sahabat.
LANJUTAN…

Hukum-hukum yang bersifat


Sedangkan hukum-hukum yang
ijtihadiyah tersebut sebagai hasil
bersifat ijtihadiyah yang bukan
pengilhaman Allah SWT
hasil pengilhaman Allah
kepadanya. Rasul tidak
kepadanya, melainkan semata-
mempunyai otoritas di dalamnya,
mata timbul dari hasil daya
melainkan hanya pengungkapan
analisa dan daya nalar pemikiran
saja baginya dalam bentuk sabda
beliau itu dinamai ahkam
atau perbuatan (qauliyah atau
Nabawi (hukum-hukum Nabawi).
fi’liyah).
ASAS-ASAS TASYRI’ DALAM AL-
QUR’AN
Asas berarti dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau
berpendapat.
Asas-asas tasyrik  yang terdapat dalam Al-qur’an antara lain :
• Bersifat universal,
• Bersifat umum,
• Tidak memberatkan,
• Tidak memperbanyak tuntutan,
• Berangsur-angsur,
• Bersifat elastis.
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai