KELOMPOK 1
AMELIA MARIANA
MANURUNG
APTRIS MEIDI
ASPUJI YULIA PUTRI MPLC
CINDY CLAUDIA
EDO RINALDI (KROMATOGRAFITEKANANMEDIUM)
ELSI LOVIA
HARMITA SURYANTI
IKA NOFRIANTI
IRMA KOMALA SARI
IRDATI
IZON PERMANA
IRAWANTI
MPLC
1
11/04/2016
Secara garis besar, prinsip kerja antara LPLC, MPLC dan HPLC sama.
Perbedaan ketiganya didasarkan pada tekanan yang digunakan.
2
11/04/2016
INSTRUMENTASI MPLC
3
11/04/2016
Pompa
4
11/04/2016
FASE
DIAM
Fase diam yang paling sering digunakan karena
harganya yang cukup efisien adalah silika gel.
Pemilihan fase diam merupakan parameter Selain menguntungkan dalam segi biaya, silika
penting yang mempengaruhi kualitas gel juga memiliki keuntungan seperti banyaknya
pemisahan. Faktor yang harus dipertimbangkan pelarut yang dapat digunakan sebagai eluen,
ketika memilih fase diam antara lain: Ukuran mudah menguap dari fraksi dan elusi dengan
partikel, Panjang kolom, Tekanan, Jenis sampel laju alir yang tinggi. Kelemahan utama dari
dan Biaya silika
gel ini adalah kemungkinan terjadinya adsorpsi.
5
11/04/2016
Dry Filling
• Pada metode kering,
kolom diisi dengan fase
diam kering diikuti
dengan penambahan
fase gerak hingga kolom
benar-benar basah.
Pengemasan kolom
dilakukan
dibawah
tekanan nitrogen
sehingga didapatkan
kepadatan yang tinggi.
6
11/04/2016
Slurry Method
• Pada metode basah,
bubur (slurry) disiapkan
dengan
cara
mencampurkan eluen
pada serbuk fase diam
dan dimasukkan ke
dalam kolom secara
hati-hati agar tidak
terbentuk gelembung
udara.
PENYIAPAN KOLOM
Sebelum diinjeksikan sampel, sangat dianjurkan untuk melakukan pengujian
pemisahan
terhadap campuran standard.
Campuran standar yang biasa digunakan untuk pengujian kolom silika gel
adalah phthalic acid dimethyl-diethyl dan dibutyl esters.
Sedangkan campuran standard benzene dan naphthalene dapat digunakan
untuk kolom fase terbalik.
Biasanya fase diam dapat diregenerasi setelah dilakukan pemisahan kromatografi.
Silika gel dapat dicuci dengan metanol, etil asetat dan n-heksana secara
berturut- turut.
Namun setelah waktu tertentu, fase diam harus diganti dan kolom perlu dikemas
ulang.
7
11/04/2016
PERSIAPAN SAMPEL
Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan sebelum sampel diinjeksi antara
lain: Persiapan sampel, Jumlah dan volume sampel dan kelarutan sampel
Eluen yang digunakan harus dapat melarutkan sampel. Konsentrasi dari sampel
juga amat penting dimana jika konsentrasi sampel terlalu besar maka viskositas
larutan akan meningkat. Viskositas yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya
tailing pada puncak kromatografi.
Proporsi campuran sampel umumnya terdiri dari 1 bagian sampel dicampur
dengan
2 – 5 bagian fase diam. Sampel disiapkan kemudian diinjeksikan dan eluen
dilewatkan menuju kolom untuk terjadi pemisahan.
8
11/04/2016
FLASH
CHROMATOGRAPHY
9
11/04/2016
INSTRUMENTASI
Apparatus kromatografi flash terdiri
dari tiga komponen utama. Kolom
kaca (A) dengan panjang 30 - 40
cm. Tekanan udara dimasukkan
melalui T- way stopcock (B) B29
atau B34. Pelarut dimasukkan ke
dalam kolom dengan corong kaca
(C) sehingga pelarut tidak akan
mengganggu permukaan bahan
kemasan.
10
11/04/2016
FASE DIAM
Pemilihan adsorbent yang tepat penting untuk mendapatkan pemisahan yang baik. Fase
diam yang paling sering dipakai dalam kromatografi kolom adalah silika. Silika gel
(SiO2) dan alumina (Al2O3) adalah dua adsorben yang umum digunakan dalam
kromatografi kolom. Adsorben ini dijual dalam ukuran yang bervariasi. Ukuran partikel
adsorben mempengaruhi laju alir pelarut ke dalam kolom. Ukuran partikel yang kecil
biasanya digunakan untuk Flash Chromatography sedangkan ukuran partikel yang
besar biasanya digunakan untuk kromatografi gravitasi. Jumlah silika gel yang
digunakan tergantung pada perbedaan Rf dari senyawa yang akan dipisahkan dan
jumlah sampel. Biasanya rasio yang digunakan adalah 30:1 (silika gel : sampel).
Beberapa jenis adsorben yang digunakan dalam flash chromatography:
Silika
Florisil
Alumina
Silika
fase
terbalik
11
11/04/2016
SOLVEN
Flash chromatography biasanya menggunakan campuran dua pelarut yang bersifat polar dan non polar.
Senyawa harus mempunyai nilai Rf TLC sekitar 0.15 – 0.20 pada sistem pelarut yang kita pilih. Sistem
pelarut biner dengan salah satu pelarut memiliki polaritas tinggi sering digunakan dalam teknik flash
chromatography.
Satu-komponen sistem pelarut
Hidrokarbon: pentana, petroleum eter, heksana
Ether dan diklorometana (polaritas sangat
mirip)
Etil asetat
Dua komponen sistem pelarut
Eter / Petroleum Ether, Ether / Hexane, dan Ether /
Pentane Etil Asetat / Hexane
Methanol / Dichloromethane
12
11/04/2016
PENGEMASAN
KOLOM
Pengemasan kolom silika gel, Metode basah (slurry method) lebih
mudah untuk dikerjakan dan memberikan kemasan yang lebih baik
daripada metode dry filling. Hal ini terutama berlaku untuk kolom
dengan diameter lebar (> 6 cm). Pertama-tama, diletakkan cotton
wool dibagian bawah kolom untuk mencegah keluarnya silika gel
dari kolom. Lalu diberi pasir kurang lebih 0.5 inchi. Setelah itu
dimasukkan silika gel menggunakan corong. Selanjutnya dibagian
atasnya diberi lagi pasir. Setelah itu, pelarut dimasukkan.
Pembuatan bubur silika gel-pelarut yang sangat encer
membantu meminimalkan pembentukan gelembung udara. Pelarut
yang cukup (sekitar 5 cm) ditempatkan di kolom (dengan kran
tertutup) lalu dimasukkan bubur silika. Setelah beberapa cm
dari bubur telah dimasukkan, stopcock kolom dibuka
untuk mempercepat sedimentasi. Tekanan dapat diterapkan
pada kolom menggunakan pompa. Bagian lain dari bubur
ditambahkan dengan cara yang sama sampai ketinggian yang
diinginkan.
PERSIAPAN SAMPEL
Sampel dilarutkan dalam pelarut. Lalu dimasukkan ke dalam kolom. Hati-hati
ketika memasukkan agar permukaan bagian atas silika gel tidak rusak. Lalu
stopcock kolom dibuka dan tekanan diatur sehingga pelarut akan mendorong sampel
dan meresap ke dalam silika gel. Selanjutnya bilas kolom dengan sedikit
mungkin pelarut untuk memastikan tidak ada sampel yang tertinggal di dinding
kolom. Kumpulkan fraksi sampel Fraksi-fraksi yang didapat lalu di uji dengan TLC
untuk melihat kandungan senyawa yang didapat. Lebih baik menggunakan 1 plat
silika untuk semua fraksi agar terlihat jelas perbedaan masing-masing fraksi. Lalu
fraksi yang memiliki spot yang sama disatukan dan sampel tersebut lalu dipekatkan
menggunakan rotary evaporator. Selain identifikasi menggunakan TLC, dapat juga
digunakan detektor UV dan ELSD (Evaporating Light Scattering Detector)
13
11/04/2016
Claeson et al (1993)
mengisolasi dua
seskuiterpen dan tiga
diarylheptanoid sebagai
antiinflamasi dari Rimpang
Curcuma xanthorrhiza
Roxb. (Zingiberaceae)
14
11/04/2016
15
JURNAL MPLC
PEMBAHASAN JURNAL
Kromatografi cair tekanan sedang (MPLC) adalah salah satu dari berbagai
teknik kromatografi kolom preparatif.
Pemisahan di bawah tekanan memungkinkan penggunaan penopang ukuran
partikel yang lebih kecil dan meningkatkan keragaman fase diam yang dapat
digunakan. MPLC mengatasi satu kelemahan utama dari kromatografi cair
tekanan rendah (LPLC), yaitu pemuatan sampel yang terbatas.