(GNAPS)
Oleh
JHEAN VANTIKA KENTI
DISCI YELFI PUTRI
VINA SUCI SANTIKA
PRESEPTOR
dr. Fetria Faisal, Sp. A
KEJADIAN GNAPS
TERSERING
6-7 TAHUN
pendahuluan
Di Negara Maju insiden GNAPS
berkurang akibat sanitasi yang
lebih baik dan pengobatan dini Di Negara Berkembang insiden
penyakit infeksi GNAPS masih banyak dan
terdapat pada golongan sosial
ekonomi rendah 68,9%
Rasio
S W
• Nefritis herediter
(sindrom Alport)
• Nefropati Ig A-Ig G
( Malaide de Berger
• Benign Recurrent
O Hematuria
Glomerulonefritis Progresif
T Penyakit-Penyakit Sistemik
• Purpura Henoch-Scoenlein
Cepat • Lupus Erythematosus sistemik SLE)
• Endokarditis bakterial (subakut (SBE)
Patogenesis dan
patofisiologi
Patogenesis
GNAPS → kompleks imun Berhubungan dengan GNAPS ialah
Group A β hemolytics streptococcus
• Adanya periode laten antara → 15% pd serotipe tertentu
infeksi streptokokus dan gejala
klinik penyebaran: infeksi saluran nafas atas
• Kadar Ig G menurun dalam (tonsilitis/ faringitis) dan kulit
darah (pioderma)
• Kadar komplemen C3 menurun Serotipe Serotipe
dalam darah terbanyak pada terbanyak pada
faringitis piodermi
• Adanya endapan Ig G dan C3
pada glomerulus
TIPE M 1,3,4,12,25,49 2,49,55,57,60
• Titer antistreptolisin O (ASO)
meninggi dalam darah
Patogenesis
2 bentuk Antigen berperan dalam GNAPS
……………………………..
A B
………………………………………
Patofisiologi
,………………………..
…………………….
……………………..
…………………………
Retensi Na dan air di dukung oleh keadaan sbb:
0 0
5 1
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ………………
0
2
0
4 ……………..
…………………….. 0
3
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Gejala Klinis
GNAPS Asimptomatik
1. Periode Laten
Periode antara infeksi streptokokus dan timbulnya gejala kinik.
Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu
2015
2 3
1 2016 2018
Periode 3 minggu
Periode 1-2 Minggu DI dahului oleh
GNAPS yang didahului oleh ISPA infeksi
kulit/pioderma
2.Edema
Paling sering
EDEMA PERIORBITAL
EDEMA
ASITES
Paling sering TUNGKAI jika terjadi EDEMA
retenairan GENITALIA
yang hebat
3.Hematuria
hematuria hematuria
makroskopik mikroskopik
semua kasus Penelitian multisenter di Indonesia
100
% 10% mendapatkan hematuria
makroskopik berkisar 46-100%
70%
30%
GEJALA KLINIS
• kelainan radiologik thorax berkisar Batuk
62,5-85,5% dari kasus GNAPS. Sesak Nafas
berupa: Kardiomegali, Edema Paru, Sianosis
Efusi Pleura sering di sebut Nefritik Pemeriksaan Fisik
Lung ronki basah kasar halus
Timbul pada minggu 1 dan menghilang
bersamaan dengan menghilangkan
klinik lain Acute Pulmonary Udem
perbaikan radiologik paru pd GNAPS lebih cepat (5-10) dibanding Radiologik
paru pada penyakit paru (2-3 minggu)
7. Gejala Lain
Pucat Malaise
Letargi Anoreksia
KELAINAN LABOR
URIN
PROTEINURIA Hematuria Mikroskopik
Kualitatif : (-) → (++) kelainan yang hampir selalu ada
Kuantitatif: < 2 gr/m2lpb/24 jam
DARAH
SW adanya torak eritosit → yang menunjukkan
adanya suatu peradangan glomerulus
Reaksi Serologis
Anti Streptolisin O
OT Aktivitas Komplement
(ASO) -komplement serum ↓ pada GNAPS
Biasanya komplement C3 (B1 C globulin)
-Titer ASO reaksi serologis yang paling sering diperiksa
yang paling sering karena lebih mudah
-Mudah dititrasi, titer ini meningkat 70-80% pd GNAPS
-C3 ↓ selama fase akut atau dalam minggu 1
-Titer ASO ↑ setelah infeksi saluran pernapasan oleh
dan menjadi normal sesudah 4-8 minggu.
streptococccus
timbul gejala penyakit
-kenaikan ini dimulai dari hari 10-14 mencapai puncak
-C3 ↓ : >8 minggu, Kronik →
minggu ke 3 hingga 5 dan menurun pada bulan 2 dan 6
glomerulonefritis membrano proliferatif atau
nefritis lupus
Diagnostik
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
DIAGNOSIS
Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case dengan
gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala
khas GNAPS
Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus ß hemolitikus grup
A.
3. Edema paru
…………
……………. …………
…………
………
………….