Anda di halaman 1dari 15

DEGENERATIVE

DISEASES
SISTEM SARAF PUSAT

Oleh :
Sugijanto
Disampaikan pada kuliah reguler
MK: Ft Neuromuscular III
Pendahuluan
• Dapat mengenai subst. gricea (mis. Demensia;
involuntary krsk basal ganglia; inkoordinasi
krsk cerebellum/brainstem) atau subs alba
(gang sensorik, spastisitas atau kelemahan
otot)
• Tak dapat diobati
• Fisioterapi diutamakan Respirasi dan
Muskuloskeletal
Amyotrophic Lateral Sclerosis
(ALS)
• Penyakit degenerasi neuron progresif, tak
diketahui sebabnya
• Terjadi degenerasi dan pembentukan jar parut
pd motorneuron bag lateral medulla spinalis,
brainstem, cortex cerebri. Otot menjadi atrphy
(amyopathy)
• Penyebab tak jelas, diduga dr intoksikasi lama
(mis Hg) dan infeksi virus polio.
PATOLOGI
• Mengenai UMN; Cerebral cortex, turun via corticospinal
dan corticobulbar tract ke LMN.
• Atau terkena langsung LN dan UMN
• Cel saraf mengeras dan tertumpuk lipofucin, akibat
produksi radikal bebas atau imuno reaction yang
menyebabkan neural ganglionside
• Inflamasi pd spinalcord akibat endogen excitotoxin
(neurotransmiter glutamat)
• Kerusakan m.n. perifer menyebabkan denervasi otot.
• Kematian cell saraf m.n. dlm brainstem, spinal cord, nucl
occulomotoricus, nyebar ke prefrontal, parietal &
temporal area.
Manifestasi klinik
• Asymetrical weakness pd anggota distal, kelemahan
dan atrophy progresif
• Cramp bangun tidur
• Otot ekstensor leb lemah dp fleksor
• Jenis ALS dipilahkan dlm 4 kategori symptome:
– Pseudobulbar palsy. Krsk pd tract corticobulbaris
– Progressive bulbar palsy. Kelemahan otot menelan,
menghisap, disartia dan otot facial. Fasikulasi lidah. Terdpt
kesulitan respirasi dan kelemahan anggota gerak,
– Primary lateral sclerosis.Kesulitan gerak dengan hiper
refleksia. Tidak ada atropht dan fasikulasi. Jenis ini jarang.
– Progressive spinal muscular atrophy. Hilang fungsi motorik
AHC kadang dimulai segmen cervical. Kelemahan otot
atrophy dan fasikulasi progresif mulai otot tangan.
Pengelolaan Medic
• Diagnosis: EMG ditemukan fibrilasi, positive wave
form, fasikulasi, prbh potensial motor unit pd bbrp
distribusi radiks pd 3 angg tubuh. Biopsi otot tampak
atrofi denervasi.Enzym otot (creatine phospokinase )
Cairan cerebrospinal normal. Myelogram normal.
• Treatment: Blm diket pengobatan yg efektif,
simptomatik, mis anticholinergic utk kontrol ngiler,
basofen dan diazepam utk kontrol spastisitas.
Mencegah kecepatan penurunan derajat sehat,
pertahankan fungsi yg paling tinggi. Pelihara nutrisi.
Cegah komplikasi respirasi, batuk pendek, sakit kepala,
• Prognosis umumnya bertahan 2-5 tahun, kematian krn
pneumonia.
Fisioterapi
• Goal intervensi: mempertahankan aktifitas
fisik umum dan tonus otot.
– Exercise umum reguler intensitas sedang.
– Latihan pernafasan, batuk, postural drainage.
– Stretching otot rutin.
– Penggunaan alat bantu jalan mis plantar stop, knee
cage dll, dikaji dgn gait analisis.
– Stabilisasi sendi dan functional ROM
• Ft. tahap I. Independence
– Stage I: Bila kelemahan
ringan. Lanjutkan atau tingkatkan aktifitas
– Latihan ambulasi normal, sepanjang nyaman.
– ADL tanpa bantuan Mulai latihan ROM (Stretching, taichi)
Strength program ringan
– Tk Patologi sedang (stage
II), ketergantungan ADL Lanjutkan stretching, cegah kontraktur.
ringan.
Strength otot nila 3+, monitor fatique
– Latihan spt diatas.
Penjelasan orthotic
Penggunaan adaptive equipment
– Tk Patologi sedang (stage
III), ketergantungan ADL Lajutkan program stage II, tolerance.
ringan.
Pertahankan indepedency dgn rekreasi,
– Latihan spt diatas. jalan
Deep/stretching breathing exc, PD,
• Tahap II. (Partially
independence)

– Stage IV Hanging arm Heat, massage utk kontrol spasm.


syndrome dgn shoulder pain Antiedeme
– Wheelchair dependence Assisted ROM exc. Isometric exc.
– Kelemahan otot hebat Arm sling, overhead sling, arm support
– ADL gampang capai Otorized wheelchair

– Stage V. AGB lemah hebat, Positioning, turning and transfer ..


AGA kelemahan sedang. Adaptasi alat-alat rumah tangga utk bantu
– Tergantung wheelchair aktifitas
– Ketergantungan ADL Electric bed dgn matras anti decubitus
– Gangg kulit. Espiratornunit.
• Tahap III
(Dependence)
– Stage VI. Perawatan Adaptasi alat makan
Penggunaan suction
ditempat tidur.
Alat bantu pernafasan dll
– Ketergantungan ADL.
PARKINSON’S DISEASE
• Penyakit kronik progresif pd komponen
motorik CNS dgn ciri rigiditas, tremor dan
bradikinesia.
• Dijumpai usia >55th (1%) pd 85th (2,6%)
• Umumnya idiopathic, bbrp dr kelanjutan
encephalitis, keracunan(CO, Mg,cyanide,
methanol) yg merusak basal ganglia. Atrofi
otak dpt menjadi PD.
Patologi
• Substansia Nigra dr Basal ganglia kehilangan fungsi
memproduksi dopamine (dopaminergic)  imbalance mutually
antagonistic system pd basal ganglia.
• Juga terjadi peningkatan acethyl choline
• Inhibisi gamma m.n. dan meningkat aktifitas alpha m.n. sehinga
menimbulkan gejala regiditas dan gerakan lamban.
• Impuls dari cortex ke corpus triatum (caudatus dan putamen),
selanjutnya ke globus pallidus dan substantia nigra untuk
selanjutnya ke dorsal thalamus dan berakhir di cortex frontalis.
• Gang berupa perubahan karakter gerakan, hilangnya kontrol
penyesuaian, gerak lamban dan jeleknya koordinasi.
Manifestasi klinis
• Mulai tremor, pill rolling tremor (4-7 hz)
• Regiditas jenis lead pipe fleksor leb berat dp ekstensor,
hilangnya associated movement saat jalan.
• Bradykinesia (gerak lamban). Sulit mulai dan mengakhiri
gerak, ekspresi wajah masklike, gerak bibir dan lidah lamban
shg bicara low speed volume, kesulitan ekspansi dada.
• Posisi leher, dada, hip, knee posisi fleksi; postural reflex
lemah, posisi menetap lemah,
• Gangguan gait: shuffling, festinating gait;double suport time
meningkat swing phase lamban dan pendek, hilang heelstrike,
toe elevation menurun, menurunnya gerak lutut, hilangnya
dynamic vertical force, menurunnya gerak bergantian dorsal-
plantar flex.
Method of treatment
• Pelihara ROM
– Static stretch; tight flexors, adductor, interrnal
rotator.
• Meningkatkan kualitas gerak voluntary:
– Menurunkan regiditas dgn gerak rotasi trunk dan
rocking
– Mulai gerak dgn rhytmic initiation.
– Strength otot ekstensor
– Istirahat gerak dalam rhythmic movement,
• Memelihara dan meningkatkan ekspansi dada
– Pelihara rotasi trunk
– Latihan deep breathing
• Memelihara dan meningkatkan postural dan postural
reaction
– Postural correction
– Equilibrium training
• Meningkatkan functional mobility
– Mengajarkan rotasi truk aktif; Mengajarkan mengawali
gerak fungsional
– Penekanan pd rolling dan sitting up di bed, bangkit berdiri
dan jalan
– Latihan berjalan ritmis dgn musik dan aba2, rotasi trunk
dan ayunan lengan.
– Praktekan : memulai, berhenti dan merubah arah
– Latihan ketrampilan gerak, khususnya gerak oral-facial.

Anda mungkin juga menyukai