Anda di halaman 1dari 23

PAJAK PENGHASILAN

Andy Kridasusila SE, M.M.


andy_krida@usm.ac.id
0878 3250 1116
UU Nomor 7 Tahun 2021 (UU HPP)
29 Oktober 2021

UU HPP yang telah resmi diterbitkan


pemerintah antara lain mengatur perubahan
ketentuan tarif PPh dan PPN, NIK menjadi
NPWP, serta program pengungkapan
sukarela atau tax amnesty jilid II.
Penyesuaian bahwa natura dan/atau kenikmatan
merupakan objek PPh (taxable) bagi penerima/karyawan,
kecuali berupa:
•Makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau minuman bagi
seluruh pegawai.
•Natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu.
•Natura dan/atau kenikmatan yang harus disediakan oleh pemberi
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.
•Natura dan/atau kenikmatan yang bersumber/dibiayai
APBN/APBD/Desa.
•Natura dan/atau kenikmatan dengan jenis dan /atau batasan tertentu.
•Natura dan/atau kenikmatan bagi pemberi kerja menjadi dapat
dibiayakan (deductible).
UU HPP
Enam (6) ruang lingkup pengaturan :
•Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
•Pajak Penghasilan (PPh)
•Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
•Program Pengungkapan Sukarela (PPS)
•Pajak Karbon
•Cukai
Masing-masing ruang lingkup tersebut memiliki
waktu pemberlakuan kebijakan yang berbeda.
Pemberlakuan UU HPP
• Perubahan UU PPh berlaku mulai Tahun Pajak
2022
• Perubahan UU PPN berlaku mulai 1 April 2022
• Perubahan UU KUP berlaku mulai tanggal
diundangkan
• Kebijakan PPS berlaku 1 Januari 2022 sampai
dengan 30 Juni 2022
• Pajak karbon mulai berlaku 1 April 2022
• Perubahan UU Cukai berlaku mulai tanggal
diundangkan
Lapisan tarif di UU HPP
(Harmonisasi Peraturan Perpajakan)
UU Nomor 7 Tahun 2021
Berlaku 1 Januari 2022
• Rp 0-Rp 60 juta tarif 5%

• Rp Rp 60- Rp 250 juta tarif 15%

• Rp 250 - Rp 500 juta tarif 25%

• Rp 500 juta - Rp 5 miliar tarif 30%

• Rp 5 miliar ke atas tarif 35%


Subjek pajak orang pribadi
dalam negeri
Pada prinsipnya orang pribadi yang
menjadi Subjek Pajak dalam
negeri adalah orang pribadi yang
bertempat tinggal atau berada di Indonesia. 
Termasuk dalam pengertian orang
pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia
adalah mereka yang mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.
Wajib pajak Orang pribadi
Pengusaha Tertentu
Yang dimaksud dengan wajib pajak orang
pribadi pengusaha tertentu adalah wajib
pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha perdagangan atau jasa,
tidak termasuk jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas, pada satu atau lebih
tempat kegiatan usaha yang berbeda
dengan tempat tinggal wajib pajak.
Pajak Penghasilan Pasal 21
(PPh Pasal 21)

Pajak penghasilan yg dipotong atas


penghasilan dari pekerjaan, jasa atau
kegiatan dg nama & dlm bentuk apapun yg
diterima oleh WP OP DN
Pajak Penghasilan Pasal 21
(PPh Pasal 21)

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)


merupakan jenis pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
yang diterima oleh pegawai, bukan pegawai,
mantan pegawai, penerima pesangon dan
lain sebagainya.
Pajak Penghasilan Pasal 22
(PPh Pasal 22)
Pajak penghasilan yg dipungut oleh :
• Bendahara Pemerintah sehubungan dg
pembayaran atas penyerahan barang
• Bea cukai sehubungan dg impor barang
• Badan usaha tertentu krn memproduksi
barang2 tertentu
• WP badan usaha sehubungan dg
penjualan barang yg tergolong sangat
mewah
Pajak Penghasilan Pasal 23
(PPh Pasal 23)
Pajak penghasilan yg dipotong oleh Badan
pemerintah, subyek pajak DN,
penyelenggara kegiatan, BUT atau OP yg
ditunjuk sbg pemotong PPh atas
penghasilan bunga selain bunga dari
bank, deviden, royalti, sewa selain tanah
dan/atau bangunan, imbalan atas jasa
tertentu, serta jasa lain yg diatur dg
Permenkeu
Pajak Penghasilan Pasal 24
(PPh Pasal 24)
Pelunasan PPh dalam tahun berjalan yang
merupakan pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh WP dalam negeri.
Peraturan yang mengatur hak wajib pajak
 untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di
luar negeri, untuk mengurangi nilai pajak
terhutang yang dimiliki di Indonesia.
PPh Pasal 25
Penghasilan teratur
• Penghasilan yg lazimnya diterima atau
diperoleh secara berkala sekurang-
kurangnya sekali dalam setiap tahun
pajak, yg bersumber dari kegiatan usaha,
pekerjaan bebas, pekerjaan, harta atau
modal, kecuali penghasilan yg telah
dikenakan Pajak Penghasilan yg bersifat
final
Angsuran PPh pasal 25
(PPh Pasal 25)
• Besarnya angsuran pajak dalam tahun
pajak berjalan yg harus dibayar WP setiap
bulan. Besarnya PPh Pasal 25 umumnya
dihitung dari jumlah PPh yg harus dibayar
lagi oleh WP dibagi 12
Pajak penghasilan pasal 25 (PPh 25)
memuat aturan tentang bagaimana Wajib
Pajak mengangsur kewajiban pajak di
muka, sehingga Wajib Pajak tidak
mempunyai beban utang pajak yang
besar yang harus dibayar ketika batas
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan.
Siapa yang wajib menyetorkan
PPh pasal 25?
Angsuran PPh Pasal 25 sebagai Wajib
Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha
Tertentu (OPSPT). Wajib Pajak Orang
Pribadi Selain Pengusaha Tertentu
(OPSPT) adalah Orang Pribadi yang
melakukan kegiatan usaha tanpa melalui
tempat usaha, misalnya sebagai pekerja
bebas atau sebagai karyawan.
Pajak Penghasilan Pasal 26
(PPh Pasal 26)
• PPh Pasal 26 Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008 mengatur tentang
pemotongan atas penghasilan yang
bersumber dari Indonesia yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri
selain bentuk usaha tetap.
Pemotong PPh Pasal 26

• Badan Pemerintah;
• Subjek Pajak dalam negeri;
• Penyelenggara Kegiatan;
• BUT;
• Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
selain BUT di Indonesia.
DISKUSI
• Jelaskan secara singkat perbedaan antara
PPh ps 21, 22, 23, 24, 25 dan 26 dari sisi
wajib pajaknya !

Anda mungkin juga menyukai