LAPSUS MEINA - MORBILI - Rev
LAPSUS MEINA - MORBILI - Rev
dengan Bronkopneumonia
Dokter Pembimbing:
dr. Adi Sentosa, Sp.A
Disusun Oleh:
Meina Melenia – 112021322
Windyanissa Recita - 112021117
Demam (+) naik turun, ● Demam (+) naik turun, Sesak (+) Sesak (+)
tinggi saat malam hari, tinggi saat malam hari, Batuk (+) berdahak terus- Batuk (+) berdahak, dahak
suhu tidak diukur suhu tidak diukur. menerus, dahak susah susah keluar
● Muncul bintik keluar. Pilek (+) encer berwarna
Pilek (+) encer berwarna bening
kemerahan (+) di
bening Demam (+) dengan suhu
kuping, wajah dan Demam (+) naik turun, 37,7˚C
perut tinggi saat malam hari Bintik kemerahan pada
suhu tidak diukur. kuping, wajah dan perut.
RPD: Keluhan serupa sebelumnya (-), Riwayat pengobatan 6 bulan pada usia 3 bulan
Riwayat penyakit keluarga: Keluhan serupa (-), riwayat asma dalam keluarga (-)
Riwayat Kelahiran
Tempat Kelahiran Rumah Sakit
Penyakit Kehamilan : Tidak ada Masa Gestasi Cukup bulan (37 Minggu)
5 bulan -
9 bulan MR
Status Gizi
Usia: 2 tahun 4 bulan
BB: 10 kg
PB: 117 cm
BB/TB: < -3 SD (Gizi Buruk)
TB/U: > 3 SD (Perawakan tinggi)
BB/U: -2 SD < Z score < 2 SD (BB Normal)
Kesan: Status gizi buruk, perawakan tinggi
Status Tumbuh Kembang Pasien
Tanggal pemeriksaan 08 Januari 2023
Tanggal lahir 05 Oktober 2020
Usia 2 tahun, 4 bulan
Keterangan:
P = Pass NO = No Opportunity
F = Fail R = Refusal
Interpretasi DENVER II
- Tumbuh kembang anak normal sesuai usia
Diagnosis Kerja
Morbili
Bronchopneumonia
Status gizi buruk, perawakan tinggi
Diagnosis
Banding 1
Diagnosis Banding 2
Diagnosis Masa Prodromal Karakteristik Ruam Tanda Patognomonik
Makulopapular
Mulai timbul di belakang telinga dan perbatasan rambut kepala, kemudian
Gejala: demam tinggi, batuk,
menyebar ke muka, dada, perut punggung dan kemudian ekstremitas. Koplik spot (menghilang dalam
Morbili pilek, konjungtivitis
Ruam muncul bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh pada hari ke 4-5. 12-24 jam)
Durasi: 3-4 hari
Warna: coklat kemerahan
Durasi: 5-6 hari
Makulopapular, diskrit
Gejala: demam tinggi Mulai timbul di daerah dada kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas.
Limfadenopati oksipital posterior
Exanthema Subitum mendadak. Ruam muncul setelah demam mereda pada hari ke 3-4.
pada 3 hari pertama infeksi
Durasi: 3-4 hari Warna: merah muda
Durasi: 2 hari
Makulopapular
Mulai timbul di daerah retrourikular atau pada muka lalu menyebar secara
Pembesaran kelenjar getah
Gejala: demam ringan, malaise kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh.
Rubela bening (retroaurikular dan
Durasi: 1-4 hari Ruam timbul setelah demam menghilang.
oksipital)
Warna: merah muda
Durasi: 2-3 hari
Erupsi punctiform
Lidah berwarna merah
Gejala: demam tinggi, batuk, Mulai timbul di daerah leher, dada dan daerah fleksor lalu menyebar ke seluruh
strawberry (strawberry tongue)
Demam Skarlatina nyeri tenggorokan, muntah. tubuh.
serta tonsilitis eksudativa atau
Durasi: 12 jam – 2 hari Ruam muncul bersamaan dengan timbulnya demam.
membranosa
Warna: merah yang menjadi pucat bila dilakukan penekanan
Fase inisial: Slapped cheek rash disertai circumoral pallor.
Durasi: 1-4 hari
Makulopapular eritematosa, simetris. Muncul di daerah batang tubuh, kemudian
memudar dari arah pusat (gambaran seperti renda).
Eritema Infeksiosa Gejala: demam, malaise,
Ruam retikular, dapat timbul disertai rasa gatal, tidak mengalami deskuamasi dan -
(Fifth Disease) mialgia dan sakit kepala.
dapat timbul kembali saat olahraga, mandi, menggosok badan, atau saat stres.
Durasi: 2-40 hari (rata-rata 11 hari)
Ruam muncul 7-10 hari setelah gejala
Diagnosis Banding 3
Gejala: demam, muntah, Makulopapular, petekie dan purpura, tidak ada distribusi khusus.
Meningococcemia gelisah Ruam muncul bersamaan dengan demam. -
Durasi: 1 hari Warna: kemerahan
Hitung Jenis
Basofil 1 0–1
Eosinofil 1 0–3
Neutrofil Batang 2 2–6
Neutrofil Segmen 60 50 – 70
Limfosit 34 20 – 40
Monosit 2 2–8
Neutrofil Limfosit Rasio 1 < 3,1
Absolut Limfosit Count 1659 > 1500
Morbili Morbili
A Bronkopneumonia A Bronkopneumonia
Status gizi buruk, perawakan tinggi Status gizi buruk, perawakan tinggi
IVFD KAEN 1B 1000 cc/24jam IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam
Paracetamol IV 120 mg/4jam K/P Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P
P Ceftriaxone IV 2x500 mg P Ceftriaxone IV 2x500
Dexamethasone IV 3x1 mg Obat batuk rutin dilanjutkan
Obat batuk rutin dilanjutkan
Follow Up 2
Hari Kedua Perawatan (Rabu, 08/02/2023, pukul 18.00) Hari Ketiga Perawatan (Kamis, 09/02/2023, pukul 06.00)
Demam (+) tadi sore pukul 15.00 dengan suhu 37⁰C, bintik kemerahan Demam (-), bintik kemerahan (+) di belakang telinga, wajah, perut dan
(+) di belakang telinga, wajah, perut dan kedua kaki. Batuk (+) kedua kaki berkurang. Batuk (+) berdahak sesekali, pilek (-) mampet,
S S
berdahak, dahak sulit keluar, pilek (+) mampet, sesak (+) berkurang. sesak (-). Nafsu makan dan minum baik. BAB dan BAK tidak ada
Nafsu makan dan minum baik. BAB (+) 1x dan BAK (-). keluhan.
KU: TSS KU: TSS
Kes: CM Kes: CM
Nadi: 96x/ menit Nadi: 121x/ menit
RR: 30x/ menit RR: 28x/ menit
Suhu: 36,8°C Suhu: 36,4°C
SpO2: 97% (room air) Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+) SpO2: 98% (room air)
Mata: CA (+/+), cekung (-/-), SI (-/-) Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+)
Hidung: NCH (-) O Mata: CA (-/-), cekung (-/-), SI (-/-), edema palpebra (+/+)
O Hidung: NCH (-)
Mulut: mukosa bibir lembab
Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+) Mulut: mukosa bibir lembab
minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+) Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+)
Abdomen: BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+)
eritematosa (+) Abdomen: BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+) eritematosa (+)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+)
Morbili
Morbili A Bronkopneumonia
A Bronkopneumonia Status gizi buruk, perawakan tinggi
Status gizi buruk, perawakan tinggi IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam
IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P
Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P P Ceftriaxone IV 2x500
P Ceftriaxone IV 2x500 Obat batuk rutin dilanjutkan
Obat batuk rutin dilanjutkan Apyalis 1x5 mg
Apyalis 1x5 mg
Prognosis
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Epidemiologi
Prodromal (kataral)
Measles - Symptoms and
causes - Mayo Clinic
Eksantematosa (ruam)
Viremia sekunder (batuk, pilek dan konjungtivitis yang
memberat + demam tinggi 40˚ - 40,5˚C)
Sumber: Ruam maculopapular (arah distribusi kepala ke kaudal)
Jain P, Rathee M. Koplik spot. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan. Accessed 2023 Jan
15. Available at Koplik Spots - StatPearls
dalam 24 jam – kecoklatan – deskuamasi, black mieasles.
- NCBI Bookshelf (nih.gov).
Sumber:
Cleveland Clinic. Measles. Ohio: Cleveland Clinic.2013.
Accessed 2023 Jan 15. Available at Measles: Causes,
Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention
(clevelandclinic.org).
Penyembuhan
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Pemeriksaan Penunjang
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Treatment
Diagnosis
Pemberian Vitamin
Suportif Simptomatis A
Evaluasi
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
WHO. Guide for clinical case management and infection prevention and control during a measles outbreak. World Health Organization. 2020.
Komplikasi
● Bronkopneumonia
● Otitis media
● Pneumonia interstisial
● Ensefalomielitis
● Panesefalitis sklerotik subakut
● Mikoarditis (sangat jarang)
● Limfadenitis mesenterika (sangat jarang)
Pencegahan
MMR
Usia 12 - 15 bulan
4 – 6 tahun
MMRV
Usia 12 bulan – 12 tahun
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial.
Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Bronkopneumonia
• Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada area
bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen yang dapat
mengakibatkan obstruksi saluran respiratori berkaliber kecil dan menyebabkan
konsolidasi yang merata ke lobulus yang berdekatan
Etiologi
Kategori Usia Patogen yang Umum Terjadi
Neonatus (<1 bulan) Streptokokus Grup B, Eschericia coli, bakteri gram negatif lainnya,
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus Influenzae (tipe b, nontypable)
1 – 3 bulan
Pneumonia dengan demam Respiratiry syncytial virus, virus respiratorik lainnya (parainfluenza virus,
influenza virus, adenovirus), S. pneumoniae, H. Influenzae (tipe b, nontyable)
Pneumonia afebril Chlamydia trachomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum,
sitomegalovirus
3-12 bulan Respiratory syncytial virus, virus respiratorik lainnya (virus parainfluenza,
influenza virus, adenovirus), S. Pneumoniae, H. Influenzae (tipe b, nontypable),
C. trachomatis, Mycoplasma pneumoniae, Streptokokus grup A.
12-60 bulan Virus saluran respiratori (virus parainfluenza, influenzavirus, adenovirus), S.
pneumoniae, H. influenzae (tipe b, nontypable), M. pneumoniae,
Chlamydophila pneumoniae, S. aureus, grup A Streptococci
Etiologi
Kategori Usia Patogen yang Umum Terjadi
5-18 tahun M. Pneumoniae, S. pneumoniae, C. pneumoniae, H. influenzae (tipe b,
nontypable), influenzavirus, adenovirus, virus saluran respiratori lainnya
≥ 18 tahun M. pneumoniae, S. pneumoniae, C. pneumoniae, H. influenzae (tipe b,
nontypable), influenzavirus, adenovirus, Legionella pneumonphila
Epidemiologi
• Pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bawah lainnya dikatakan sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia,
khususnya di negara berkembang dengan presentase 95% dari seluruh pasien pneumonia pada anak kecil.
• Pneumonia adalah penyebab infeksi tunggal terbesar kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Angka mortalitas anak dibawah
usia 5 tahun mencapai 14%, dan menjadi penyebab kematian 740.180 anak pada tahun 2019.
Kultur Sputum
Pneumonia
- Bila ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan Pneumonia
- Tidak ada sesak napas atau napas cepat
- Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
Tatalaksana
• Pasien dirawat jalan (pada pneumonia tanpa gejala berat)
• Berikan cairan yang adekuat.
• Antibiotik :
- pada daerah high HIV infection rate : amoxicillin setidaknya
40mg/kgBB/kali. Diberikan 2 kali sehari selama 5 hari
- pada daerah dengan low HIV prevalence : amoxicillin setidaknya
40mg/kgBB/kali. Diberikan 2 kali sehari selama 3 hari.
Tatalaksana
Pneumonia Berat
• Pasien dirawat inap
• Terapi oksigen : berikan oksigen & pantau SpO2
• Terapi antibiotik :
- Ampicillin 50mg/kg atau benzylpenicillin 50.000 U/kg IM atau IV setiap 6 jam minimal
selama 5 hari
- Gentamicin 7,5mg/kg IM atau IV sekali sehari selama minimal 5 hari
• Jika anak tidak menunjukkan tanda perbaikan dalam 48 jam dan dicurigai terdapat
staphylococcal pneumonia, maka terapi dikombinasi dengan gentamicin 7.5mg/kg IM
atau IV sekali sehari atau cloxacillin 50mg/kg IM atau IV selama 6 jam
• Jika gagal dengan terapi awal berikan ceftriaxone (80mg/kg IM atau IV 1x sehari)
Tatalaksana
Terapi Suportif
Abses Paru