Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus Morbili

dengan Bronkopneumonia

Dokter Pembimbing:
dr. Adi Sentosa, Sp.A

Disusun Oleh:
Meina Melenia – 112021322
Windyanissa Recita - 112021117

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

PERIODE 30 JANUARI – 08 APRIL 2023

RUMAH SAKIT FMC BOGOR


Identitas Pasien Identitas Orang Tua
Nama An. AFR Nama Ayah Tn. H Nama Ibu Ny. Y

Jenis Kelamin Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan


Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal Lahir 10 Agustus 1989 Tanggal Lahir 31 Juli 1994
Tanggal Lahir 05/10/2020
Usia 30 tahun Usia 28 tahun
Usia 2 tahun 4 bulan

Suku Bangsa Sunda Suku Bangsa Sunda Suku Bangsa Sunda

Agama Islam Pendidikan SMA Pendidikan SMA

Pendidikan - Pekerjaan Swasta Pekerjaan IRT


KP Sudimampir, KP Sudimampir,
Alamat Alamat KP Sudimampir,
Bogor Alamat Bogor
Bogor
07-02-2023,
Tanggal Masuk
pukul 12.07
Keluhan Utama

Sesak napas sejak 1 hari SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

4 hari SMRS 2 hari SMRS 1 hari SMRS Saat di IGD

 Demam (+) naik turun, ● Demam (+) naik turun,  Sesak (+)  Sesak (+)
tinggi saat malam hari, tinggi saat malam hari,  Batuk (+) berdahak terus-  Batuk (+) berdahak, dahak
suhu tidak diukur suhu tidak diukur. menerus, dahak susah susah keluar
● Muncul bintik keluar.  Pilek (+) encer berwarna
 Pilek (+) encer berwarna bening
kemerahan (+) di
bening  Demam (+) dengan suhu
kuping, wajah dan  Demam (+) naik turun, 37,7˚C
perut tinggi saat malam hari  Bintik kemerahan pada
suhu tidak diukur. kuping, wajah dan perut.

RPD: Keluhan serupa sebelumnya (-), Riwayat pengobatan 6 bulan pada usia 3 bulan
Riwayat penyakit keluarga: Keluhan serupa (-), riwayat asma dalam keluarga (-)
Riwayat Kelahiran
Tempat Kelahiran Rumah Sakit

Riwayat Kehamilan Penolong Persalinan Dokter

Perawatan Antenatal: Kontrol Rutin ANC Cara Persalinan Pervaginam

Penyakit Kehamilan : Tidak ada Masa Gestasi Cukup bulan (37 Minggu)

Keadaan Bayi - BBL : 3200 gram


- PBL : -
- Lingkar Kepala : -
- Nilai APGAR : -
- Langsung menangis kuat (+)
- Kelainan Bawaan (-)
Riwayat Imunisasi
Usia Imunisasi

0 bulan Hepatitis B 1, Polio 0, BGG 1

2 bulan DTP-HB-Hib 1, Polio 1, PCV 1, Rotavirus 1

3 bulan DTP-HB-Hib 2, Polio 2

4 bulan DTP-HB-Hib 3, Polio 3 PCV 2, Rotavirus 2

5 bulan -

6 bulan PCV 3, Rotavirus 3

9 bulan MR

Riwayat Imunisasi dasar lengkap sesuai rekomendasi IDAI tahun 2020.


Status Gizi

Status Gizi
Usia: 2 tahun 4 bulan
BB: 10 kg
PB: 117 cm
BB/TB: < -3 SD (Gizi Buruk)
TB/U: > 3 SD (Perawakan tinggi)
BB/U: -2 SD < Z score < 2 SD (BB Normal)
Kesan: Status gizi buruk, perawakan tinggi
Status Tumbuh Kembang Pasien
Tanggal pemeriksaan 08 Januari 2023
Tanggal lahir 05 Oktober 2020
Usia 2 tahun, 4 bulan

Keterangan:
P = Pass NO = No Opportunity
F = Fail R = Refusal

Interpretasi DENVER II
- Tumbuh kembang anak normal sesuai usia
Diagnosis Kerja

 Morbili
 Bronchopneumonia
 Status gizi buruk, perawakan tinggi
Diagnosis
Banding 1
Diagnosis Banding 2
Diagnosis Masa Prodromal Karakteristik Ruam Tanda Patognomonik
Makulopapular
Mulai timbul di belakang telinga dan perbatasan rambut kepala, kemudian
Gejala: demam tinggi, batuk,
menyebar ke muka, dada, perut punggung dan kemudian ekstremitas. Koplik spot (menghilang dalam
Morbili pilek, konjungtivitis
Ruam muncul bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh pada hari ke 4-5. 12-24 jam)
Durasi: 3-4 hari
Warna: coklat kemerahan
Durasi: 5-6 hari
Makulopapular, diskrit
Gejala: demam tinggi Mulai timbul di daerah dada kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas.
Limfadenopati oksipital posterior
Exanthema Subitum mendadak. Ruam muncul setelah demam mereda pada hari ke 3-4.
pada 3 hari pertama infeksi
Durasi: 3-4 hari Warna: merah muda
Durasi: 2 hari
Makulopapular
Mulai timbul di daerah retrourikular atau pada muka lalu menyebar secara
Pembesaran kelenjar getah
Gejala: demam ringan, malaise kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh.
Rubela bening (retroaurikular dan
Durasi: 1-4 hari Ruam timbul setelah demam menghilang.
oksipital)
Warna: merah muda
Durasi: 2-3 hari
Erupsi punctiform
Lidah berwarna merah
Gejala: demam tinggi, batuk, Mulai timbul di daerah leher, dada dan daerah fleksor lalu menyebar ke seluruh
strawberry (strawberry tongue)
Demam Skarlatina nyeri tenggorokan, muntah. tubuh.
serta tonsilitis eksudativa atau
Durasi: 12 jam – 2 hari Ruam muncul bersamaan dengan timbulnya demam.
membranosa
Warna: merah yang menjadi pucat bila dilakukan penekanan
Fase inisial: Slapped cheek rash disertai circumoral pallor.
Durasi: 1-4 hari
Makulopapular eritematosa, simetris. Muncul di daerah batang tubuh, kemudian
memudar dari arah pusat (gambaran seperti renda).
Eritema Infeksiosa Gejala: demam, malaise,
Ruam retikular, dapat timbul disertai rasa gatal, tidak mengalami deskuamasi dan  -
(Fifth Disease) mialgia dan sakit kepala.
dapat timbul kembali saat olahraga, mandi, menggosok badan, atau saat stres.
Durasi: 2-40 hari (rata-rata 11 hari)
 
Ruam muncul 7-10 hari setelah gejala
Diagnosis Banding 3

Diagnosis Masa Prodromal Karakteristik Ruam Tanda Patognomonik


Gejala: demam remiten, nyeri
Makulopapular, generalisata Bibir, mulut dan lidah mengering dan
tenggorokan, konjungtivitis merah, strawberry tounge. Telapak
Kawasaki Disease Ruam timbul bersamaan dengan timbulnya demam.
bilateral tangan dan kaki membengkak merah.
Durasi: 5-7 hari
Durasi: 2-5 hari

Gejala: demam umumnya


tidak tinggi dan menghilang Umumnya makulopapular, diskrit, tidak gatal dan menyeluruh.
Infeksi Enterovirus saat timbulnya ruam Pada infeksi virus Coxsackie dimulai dengan vesikel di mulut yang membesar  -
(terkadang timbul bersamaan menjadi luka, serta timbul eksantema di tangan, kaki dan perineum.
dengan ruam)

Gejala: demam, muntah, Makulopapular, petekie dan purpura, tidak ada distribusi khusus.
Meningococcemia gelisah Ruam muncul bersamaan dengan demam.  -
Durasi: 1 hari Warna: kemerahan

Gejala: demam ringan, Papul kecil berwarna merah yang


Makula-papul-vesikel-krusta.
malaise, dan anoreksia yang secara cepat berubah menjadi
Varisela Muncul di mulai dari batang tubuh kemudian kepala, wajah, dan ekstremitas,
dapat timbul 1 hari sebelum seperti tetesan air dengan dasar
(sentrifugal).
timbulnya ruam eritematosa.

Gejala: artitis berpindah,


Eritema marginatum atau ruam serpiginosa, nonpruritik
Demam Rematik umumnya melibatkan sendi- Didahului oleh infeksi streptokokus
Muncul di batang tubuh dan ekstremitas, sentrifugal, berbatas tegas, lesi tampak
Akut sendi besar 2-6 minggu sebelumnya (faringitis)
lebih jelas saat pasien mandi atau berendam air hangat.
Durasi: 4 minggu
Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum Toraks Kulit
KU: Tampak sakit sedang Inspeksi: Bentuk normal, retraksi (+/+) minimal Warna: Sawo matang
Kesadaran: Kompos mentis
Paru Sianosis: Tidak ada
Nadi: 132 x/menit, reguler, kuat angkat
Inspeksi: Gerakan dada simetris Ikterus: Tidak ada
RR: 54 x/menit
Palpasi: Benjolan (-), massa (-)
SpO2: 97% (NK 2 lpm) Ekstremitas Atas Kanan Kiri
Perkusi: Sonor
Suhu: 37,7℃ Akral: Hangat Hangat
Auskultasi: Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Edema: Tidak ada Tidak ada
Jantung
Luka: Tidak ada Tidak ada
Kepala dan Leher Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
Gerakan: Aktif Aktif
Kepala: Normosefal Palpasi: Benjolan (-), massa (-)
Sianosis: Tidak ada Tidak ada
Rambut: Warna hitam, distribusi merata, kuat, alopesia (-) Perkusi: Tidak dilakukan
CRT: <2 detik <2 detik
Mata: Edema (-/-), KA (+/+), SI (-/-), cekung (-/-) Auskultasi: BJ S1-S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Lesi Tidak ada Tidak ada
Telinga: Serumen (-/-), sekret (-/-)
Ekstremitas Bawah Kanan Kiri
Hidung: NCH (+/+), sekret (-/-)
Akral: Hangat Hangat
Mulut: Hiperemis (-) Abdomen
Edema: Tidak ada Tidak ada
Bibir: Mukosa bibir lembab, sianosis (-) Inspeksi: Datar, massa (-), bekas operasi (-) Luka: Tidak ada Tidak ada
Lidah: Lidah kotor (-) Palpasi: Supel, turgor < 2 detik Gerakan: Aktif Aktif
Tonsil: T1-T1, tenang, detritus (-)
Perkusi: Timpani Sianosis: Tidak ada Tidak ada
Faring: Hiperemis (-) CRT: <2 detik <2 detik
Auskultasi: BU (+), normoperistaltik
Leher: Pembesaran KGB (-) Lesi Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Fisik (Rabu, 08/02/2023)
Saran Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium darah rutin


2. X-Ray Thorax AP
3. Rapid Tes Antigen COVID-19
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium (07/02/2023, pukul 12.42) Hasil X-Ray Thoraks AP(07/02/2023, pukul 13.39)

Hematologi (07/02/2023, pukul 12.42) Nilai Rujukan


Darah Rutin

Hemoglobin 10,2 10,7 – 14,7


Leukosit 4.800 5.500 – 15.500
Hematokrit 31,9 32 – 47
Trombosit 215.000 150.000 – 450.000

Hitung Jenis

Basofil 1 0–1
Eosinofil 1 0–3
Neutrofil Batang 2 2–6
Neutrofil Segmen 60 50 – 70
Limfosit 34 20 – 40
Monosit 2 2–8
Neutrofil Limfosit Rasio 1 < 3,1
Absolut Limfosit Count 1659 > 1500

Imunoserologi (07/02/2023, pukul 14.31) Nilai Rujukan


Antigen SARCOV-2 Kesan :
Antigen SARCOV-2 Negatif Negatif - Jantung tak membesar
- Gambaran pneumonia
Tatalaksana Akhir

• IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam


• Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P
• Ceftriaxone IV 2x500 mg
• Obat batuk rutin dilanjutkan
• Apyalis 1x5 mg
Follow Up 1
Hari Pertama Perawatan (Selasa, 07/02/2023, pukul 19.00) Hari Kedua Perawatan (Rabu, 08/02/2023, pukul 05.40)
Demam (+), muncul bintik kemerahan (+) di belakang telinga, wajah, Demam (+), batuk (+) berdahak, pilek (+) encer berwarna bening, sesak
S perut dan kedua kaki. Batuk (+) berdahak, dahak susah keluar, sesak S (+), mual (-), muntah (-). Nafsu makan dan minum menurun. BAB dan
(+). Nafsu makan dan minum baik. BAB dan BAK tidak ada keluhan. BAK tidak ada keluhan.
KU: TSS KU: TSS
Kes: CM Kes: CM
Nadi: 159x/ menit Nadi: 125x/ menit
RR: 54x/ menit RR: 34x/ menit
Suhu: 37,1°C Suhu: 36,2°C
SpO2: 96% (room air) SpO2: 98% (room air)
Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+) Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+)
Mata : CA (+/+), cekung (-/-), SI (-/-), Mata: CA (+/+), cekung (-/-), SI (-/-)
O Hidung: NCH (+) O Hidung: NCH (+)
Mulut: mukosa bibir lembab Mulut: mukosa bibir lembab
Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+) Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+)
minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+) minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+)
Abdomen : BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula Abdomen: BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula
eritematosa (+) eritematosa (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+) Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+)

Morbili Morbili
A Bronkopneumonia A Bronkopneumonia
Status gizi buruk, perawakan tinggi Status gizi buruk, perawakan tinggi
IVFD KAEN 1B 1000 cc/24jam IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam
Paracetamol IV 120 mg/4jam K/P Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P
P Ceftriaxone IV 2x500 mg P Ceftriaxone IV 2x500
Dexamethasone IV 3x1 mg Obat batuk rutin dilanjutkan
Obat batuk rutin dilanjutkan
Follow Up 2
Hari Kedua Perawatan (Rabu, 08/02/2023, pukul 18.00) Hari Ketiga Perawatan (Kamis, 09/02/2023, pukul 06.00)
Demam (+) tadi sore pukul 15.00 dengan suhu 37⁰C, bintik kemerahan Demam (-), bintik kemerahan (+) di belakang telinga, wajah, perut dan
(+) di belakang telinga, wajah, perut dan kedua kaki. Batuk (+) kedua kaki berkurang. Batuk (+) berdahak sesekali, pilek (-) mampet,
S S
berdahak, dahak sulit keluar, pilek (+) mampet, sesak (+) berkurang. sesak (-). Nafsu makan dan minum baik. BAB dan BAK tidak ada
Nafsu makan dan minum baik. BAB (+) 1x dan BAK (-). keluhan.
KU: TSS KU: TSS
Kes: CM Kes: CM
Nadi: 96x/ menit Nadi: 121x/ menit
RR: 30x/ menit RR: 28x/ menit
Suhu: 36,8°C Suhu: 36,4°C
SpO2: 97% (room air) Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+) SpO2: 98% (room air)
Mata: CA (+/+), cekung (-/-), SI (-/-) Kepala: Normosefal, makula eritematosa (+)
Hidung: NCH (-) O Mata: CA (-/-), cekung (-/-), SI (-/-), edema palpebra (+/+)
O Hidung: NCH (-)
Mulut: mukosa bibir lembab
Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+) Mulut: mukosa bibir lembab
minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+) Thorax: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (+/+)
Abdomen: BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula minimal, murmur (-), gallop (-), makula eritematosa (+)
eritematosa (+) Abdomen: BU (+) normoperistaltik, turgor kulit <2 detik, makula
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+) eritematosa (+)
Ekstremitas: akral hangat, CRT <2 detik, makula eritematosa (+)
Morbili
Morbili A Bronkopneumonia
A Bronkopneumonia Status gizi buruk, perawakan tinggi
Status gizi buruk, perawakan tinggi IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam
IVFD KAEN 1B 1000 cc/ 24 jam Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P
Paracetamol IV 120 mg/ 4 jam K/P P Ceftriaxone IV 2x500
P Ceftriaxone IV 2x500 Obat batuk rutin dilanjutkan
Obat batuk rutin dilanjutkan Apyalis 1x5 mg
Apyalis 1x5 mg
Prognosis

Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam

Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam


Tinjauan
Pustaka
Definisi

Campak/morbili/measles/rubeola adalah penyakit


infeksi virus yang menular dengan tanda khas
demam, 3C (cough, coryza, conjunctivitis), koplik
spot dan ruam maculopapular.
Etiologi
Paramyxovirus, RNA rantai
tunggal 1 tipe antigen.

Viremia sekunder (5-7 hari)


menyebar ke saluran napas,
kulit, dan organ lain.
Neptune
Stabil pada suhu ruang selama
1-2 hari.

Penderita dapat menularkan


Sumber:
Aref S, Bailey K, Fielding A. Review Measles to the rescue: a review
of oncolytic measles virus. Viruses. 2016;8(294):3. doi:

virus 1-2 hari sebelum timbul


10.3390/v8100294

gejala hingga 4 hari setelah


timbul ruam.

Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Epidemiologi

Sumber: Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2022


Patofisiologi

Kontak Melekat Virus bermultiplikasi


Infeksi terjadi di sel Menyebar ke
permukaan epitel Viremia di epitel & sistem
droplet epitel dan virus jaringan limfatik
nasofaring ataupun primer retikuloendotelial
aerosol konjungtiva
bermultiplikasi regional
regional

Viremia dan virus di Virus terdapat di Timbul gejala


Rash Delayed Viremia
jaringan serta organ darah, saluran infeksi di kulit
makulopapular hypersensitivity sekunder
berkurang dan nafas, kulit dan dan saluran
menghilang oragan-organ tubuh napas
lain
Gejala Klinis
Inkubasi
Sumber:
Mayo Clinic. Measles.
 8-12 hari dari saat pajanan – timbul gejala
Mayo Foundation for
Medical Education and  14 hari dari saat pajanan – timbul ruam
Research (MFMER).
2023. Accessed 2023
Jan 15. Available at

Prodromal (kataral)
Measles - Symptoms and
causes - Mayo Clinic

Batuk, pilek, konjungtivitis (garis Stimson),


koplik spot (bertahan 12-24 jam)

Eksantematosa (ruam)
 Viremia sekunder (batuk, pilek dan konjungtivitis yang
memberat + demam tinggi 40˚ - 40,5˚C)
Sumber:  Ruam maculopapular (arah distribusi kepala ke kaudal)
Jain P, Rathee M. Koplik spot. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan. Accessed 2023 Jan
15. Available at Koplik Spots - StatPearls
dalam 24 jam – kecoklatan – deskuamasi, black mieasles.
- NCBI Bookshelf (nih.gov).
Sumber:
Cleveland Clinic. Measles. Ohio: Cleveland Clinic.2013.
Accessed 2023 Jan 15. Available at Measles: Causes,
Symptoms, Diagnosis, Treatment & Prevention
(clevelandclinic.org).
Penyembuhan

Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Rutin X-Ray Thorax


Tidak spesifik dan tidak Infiltrat interstisial dan
membantu dalam perihiler (pneumonia
penegakkan diagnosis campak atau superinfeksi
campak bakteri)

Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Treatment

Diagnosis

Pemberian Vitamin
Suportif Simptomatis A

Antipiretik, 200.000 IU (usia ≥12 bulan)


Cairan yang
antihistamin, antitusif 100.000 IU (usia 6-11 bulan)
adekuat atau ekspektoran 50.000 IU (usia ≤6 bulan)

Evaluasi
Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
WHO. Guide for clinical case management and infection prevention and control during a measles outbreak. World Health Organization. 2020.
Komplikasi

● Bronkopneumonia
● Otitis media
● Pneumonia interstisial
● Ensefalomielitis
● Panesefalitis sklerotik subakut
● Mikoarditis (sangat jarang)
● Limfadenitis mesenterika (sangat jarang)
Pencegahan

MMR
Usia 12 - 15 bulan
4 – 6 tahun

MMRV
Usia 12 bulan – 12 tahun

Sumber:
Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behram RE. Nelson ilmu kesehatan anak esensial.
Edisi Update Keenam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2018.h.407-410.
Bronkopneumonia
• Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi paru yang terfokus pada area
bronkiolus dan memicu produksi eksudat mukopurulen yang dapat
mengakibatkan obstruksi saluran respiratori berkaliber kecil dan menyebabkan
konsolidasi yang merata ke lobulus yang berdekatan
Etiologi
Kategori Usia Patogen yang Umum Terjadi
Neonatus (<1 bulan) Streptokokus Grup B, Eschericia coli, bakteri gram negatif lainnya,
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus Influenzae (tipe b, nontypable)
1 – 3 bulan

Pneumonia dengan demam Respiratiry syncytial virus, virus respiratorik lainnya (parainfluenza virus,
influenza virus, adenovirus), S. pneumoniae, H. Influenzae (tipe b, nontyable)
Pneumonia afebril Chlamydia trachomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum,
sitomegalovirus
3-12 bulan Respiratory syncytial virus, virus respiratorik lainnya (virus parainfluenza,
influenza virus, adenovirus), S. Pneumoniae, H. Influenzae (tipe b, nontypable),
C. trachomatis, Mycoplasma pneumoniae, Streptokokus grup A.
12-60 bulan Virus saluran respiratori (virus parainfluenza, influenzavirus, adenovirus), S.
pneumoniae, H. influenzae (tipe b, nontypable), M. pneumoniae,
Chlamydophila pneumoniae, S. aureus, grup A Streptococci
Etiologi
Kategori Usia Patogen yang Umum Terjadi
5-18 tahun M. Pneumoniae, S. pneumoniae, C. pneumoniae, H. influenzae (tipe b,
nontypable), influenzavirus, adenovirus, virus saluran respiratori lainnya
≥ 18 tahun M. pneumoniae, S. pneumoniae, C. pneumoniae, H. influenzae (tipe b,
nontypable), influenzavirus, adenovirus, Legionella pneumonphila
Epidemiologi
• Pneumonia dan infeksi saluran pernapasan bawah lainnya dikatakan sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia,
khususnya di negara berkembang dengan presentase 95% dari seluruh pasien pneumonia pada anak kecil.

• Pneumonia adalah penyebab infeksi tunggal terbesar kematian pada anak-anak di seluruh dunia. Angka mortalitas anak dibawah
usia 5 tahun mencapai 14%, dan menjadi penyebab kematian 740.180 anak pada tahun 2019.

74.071 Jawa Timur Tahun 2021  penyebab utama kematian,


278.261 kasus pneumonia di Indonesia

281 Case Fatality Rate balita akibat pneumonia


Sulawesi Utara
sebesar 0,16%. 444 balita di Indonesia meninggal
akibat pneumonia
Gejala Klinis

- Gejala Infeksi Umum : demam, sakit kepala, Pemeriksaan Fisik :


gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, - Perkusi : pekak
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, - Palpasi : suara napas melemah
atau diare.
- Auskultasi : ronkhi
- Gejala Gangguan Respiratori : batuk, sesak Pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda
napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping pneumonia lebih beragam dan tidak terlalu jelas
hidung, air hunger, merintih, sianosis. terlihat.
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap

Kultur Sputum

Pemeriksaan Radiologi : Rontgen Thorax


Klasifikasi Pneumonia berdasarkan WHO
(bayi dan anak berusia 2bulan-5bulan)
Pneumonia Berat Pneumonia
- Bila tidak ada sesak napas
- Bila ada sesak napas
- Ada napas cepat dengan laju napas :
- Harus dirawat dan diberikan
- >50x/menit untuk anak usia 2bulan-
antibiotik
1tahun
- >40x/menit untuk anak >1-5tahun
- Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik
oral.
Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu
antibiotik, hanya diberikan pengobatan
simpomatis seperti penurun panas.
Klasifikasi Pneumonia berdasarkan WHO
(bayi berusia di bawah 2 bulan)

Pneumonia
- Bila ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotik

Bukan Pneumonia
- Tidak ada sesak napas atau napas cepat
- Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
Tatalaksana
• Pasien dirawat jalan (pada pneumonia tanpa gejala berat)
• Berikan cairan yang adekuat.
• Antibiotik :
- pada daerah high HIV infection rate : amoxicillin setidaknya
40mg/kgBB/kali. Diberikan 2 kali sehari selama 5 hari
- pada daerah dengan low HIV prevalence : amoxicillin setidaknya
40mg/kgBB/kali. Diberikan 2 kali sehari selama 3 hari.
Tatalaksana
Pneumonia Berat
• Pasien dirawat inap
• Terapi oksigen : berikan oksigen & pantau SpO2
• Terapi antibiotik :
- Ampicillin 50mg/kg atau benzylpenicillin 50.000 U/kg IM atau IV setiap 6 jam minimal
selama 5 hari
- Gentamicin 7,5mg/kg IM atau IV sekali sehari selama minimal 5 hari
• Jika anak tidak menunjukkan tanda perbaikan dalam 48 jam dan dicurigai terdapat
staphylococcal pneumonia, maka terapi dikombinasi dengan gentamicin 7.5mg/kg IM
atau IV sekali sehari atau cloxacillin 50mg/kg IM atau IV selama 6 jam
• Jika gagal dengan terapi awal  berikan ceftriaxone (80mg/kg IM atau IV 1x sehari)
Tatalaksana
Terapi Suportif

• Bila terdapat sekret kental pada saluran napas, bersihkan sekret


dengan suction
• Berikan paracetamol bila demam
• Jika terdapat wheezing, berikan bronkodilator kerja cepat
• Pemberian cairan atau nutrisi yang adekuat. Hingga hidrasi
berlebihan.
Komplikasi
Sepsis
Prognosis
Efusi Pleura Pada umumnya anak akan sembuh dari pneumonia dengan
cepat dan sembuh sempurna, walaupun kelainan radiologi
dapat bertahan selama 6-8 minggu sebelum kembali ke
Empiema kondisi normal.

Abses Paru

Pneumonia in children (who.int)


Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai