Anda di halaman 1dari 39

Management Perubahan

Kelompok 5 :
dr. Patriot Haryo Trenggono (2106677836)
dr. Amelia Intan Atthahirah (2106677451)
dr. Silvia Vinawati (2106777574)
dr. Desiree J.C Rampengan (2106777353)
dr. Rieke Cahya Budi Utami, Sp.An (2106677905)
KBBI
Perubahan berasal dari kata dasar “ubah” yang berarti
(1) menjadi lain (berbeda) dari semula;
Pengertian (2) bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain
(3) berganti.
Perubahan
Setelah mendapat imbuhan “pe” dan “an”, kata ubah
menjadi perubahan yang berarti hal (keadaan) berubah;
peralihan; pertukaran
“The planning, organizing, leading and controling of
resources to achieve organizational goals effectively
and efficiently.”

Pengertian tersebut adalah


Pengertian pengertian manajemen yang
Managemen lazim digunakan dan disepakati
oleh sebagian besar tokoh
manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan penggunaan
sumber daya dalam rangka
mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
• Menurut Prof. Dr. Winardi, SE.
“Upaya yang ditempuh manajer untuk mengelola
perubahan secara efektif, dimana diperlukan
pemahaman tentang persoalan, motivasi,
Pengertian kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi.”

Managemen • Menurut Karen Coffman dan Katie Lutes


“Manajemen perubahan adalah sebuah pendekatan
terstruktur yang membantu organisasi dan orang-orang
di dalamnya untuk transisi secara perlahan tapi pasti
dari keadaan sekarang menuju ke keadaan yang
diinginkan.”
Upaya dan pendekatan yang dilakukan secara terstruktur dan
sistematis guna membantu individu, tim ataupun organisasi dengan
menerapkan sarana, sumber daya dan pengetahuan dalam
merealisasikan perubahan dari kondisi sekarang menuju kondisi yang
lebih baik secara efisien dan efektif untuk memperkecil dampak dari

Pengertian proses perubahan itu.

Manajemen Bentuk usaha yang dilakukan guna mengelola seluruh akibat yang
dihasilkan karena adanya perubahan dalam suatu perusahaan.
Perubahan Alat, proses, dan teknik untuk mengelola manusia pada sisi proses
perubahan dalam menggapai hasil yang dibutuhkan dan demi
mewujudkan perubahan secara efektif pada suatu tim, individu, dan
sistem yang lebih luas.

Berkaitan dengan tiga aspek yang berbeda, yaitu: adaptasi terhadap


perubahan, mengawasi perubahan dan melaksanakan perubahan
Perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat berubah dan
menyesuaikan dengan perubahan agar dapat terus bertahan dan berkembang
dalam menjalankan bisnis atau operasionalnya. Dengan demikian organisasi
harus mempunyai strategi perubahan yang tepat yang dilaksanakan secara
berkelanjutan sepanjang waktu.

Manajemen perubahan pada dasarnya dirancang untuk memfasilitasi


inovasi dan mendorong cara berpikir dan berperilaku baru melalui
perubahan pendanaan dan penelitian klinis menghasilkan praktik
terbaik untuk pemberian perawatan.
1.      Menjaga Keberlangsungan Perusahaan

Tujuan manajemen perubahan adalah yang


Tujuan pertama untuk menjaga keberlangsungan hidup
perusahaan baik itu dalam jangka pendek
Manajemen maupun jangka panjang. Kondisi ekonomi
tentu saja akan bergerak seiring dengan zaman,
Perubahan maka agar perusahaan dapat terus berdiri tegak
diperlukan langkah-langkah yang disusun
dalam sebuah manajemen perubahan.
2. Menyesuaikan Dengan Lingkungan Eksternal

Tujuan Tujuan manajemen perubahan yang kedua adalah


untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Manajemen eksternal, dalam hal ini seperti perubahan strategi
korporasi, perubahan teknologi informasi, sikap
Perubahan tenaga kerja, dan lain sebagainya di dalam
lingkungan internal perusahaan. Serta  perubahan
pasar, perubahan hukum, kebijakan pemerintah,
perubahan teknologi informasi dan lainnya di
dalam lingkungan eksternal perusahaan.
3.      Memperbaiki Efektivitas Perusahaan

Tujuan Hal paling penting tujuan dari manajemen


perubahan di suatu perusahaan adalah memperbaiki
Manajemen efektivitas perusahaan agar dapat bersaing di pasar
ekonomi modern. Upaya yang dilakukan ini
Perubahan termasuk perbaikan efektivitas tenaga kerja,
perbaikan sistem dan struktur organisasi dan juga
implementasi strategi perusahaan.
Faktor Internal Faktor eksternal
1.Perubahan 1.Penjualan meningkat
dari manajemen atau menurun
2.Perubahan prioritas 2.Kompetisi yang sangat
dari manajemen ketat, sehingga
Penyebab 3.Masalah internal dalam
bekerja
memerlukan perubahan
dalam proses

Perubaha 4.Keluar masuk karyawan


sangat tinggi
3.Teknologi baru muncul
dan harus digunakan

n 5.Kehilangan karyawan- 4.Perubahan kebijakan


karyawan penting dan
6.Produk dan jasa baru peraturan pemerintah
7.Penerapan teknologi 5.Perubahan dari pemilik
baru perusahaan
8.Penggabungan 6.Rekomendasi dari
perusahaan (mergers) konsultan untuk
9.Perubahan perusahaan. melakukan perubahan.
Jenis Perubahan Attitudes
Mission changes
and behaviors
 perubahan
of personnel
ini dimulai
changesdengan
 berhubungan
perubahan misi
dengan
utama

Dalam Organisasi
Technological
prilaku changes
organisasi.
disiplin,
Dimana 
cara telnologi
mengisi
perubahan seperti
waktu
misi
dan komputer,
akan mesin,
peningkatan
berimplikasi internet
kualitas
banyak yang
kerja
pada
Operational
Strategic / structural
changes changes
 berhubungan  berhubungan
dengan cara dengan
tertentu penataan
yang digunakan
akan membantu mempelancar
tataran pekerjaan
seseorang.
strategi dan dalam
teknis. mencapai misi
organ dan susunanuntukorganisasi yang
menuju akan
misi mengubah personel dan
organisasi.
organisasi.
peralatan.
Fase dan Tahapan
Manajemen Perubahan  • Fase A: Positioning Value (menentukan posisi strategis).
(Haines, 2005) Fase ini adalah tahapan dalam suatu sistem berpikir dimana apa
yang menjadi tujuan atau posisi strategis organisasi didefinisikan
dengan jelas. Posisi ini yang akan dicapai dalam suatu perubahan
organisasi.
• Fase B: Measures Goals (mengukur tujuan).
Fase ini akan menentukan berbagai ukuran dan mekanisme yang
diperlukan untuk menilai apakah tujuannya telah tercapai.
• Fase C: Assessment Strategy (Strategi Asesmen).
Dalam fase ini akan ditentukan kesenjangan antara kondisi saat
ini dengan situasi diinginkan, sehingga dapat ditentukan
kebijakan untuk mencapai seluruh situasi dan kondisi dengan
lebih baik.
Fase dan Tahapan
Manajemen Perubahan 
(Haines, 2005) • Fase D: Actions Level-level (aktivitas perubahan).
Fase ini adalah fase penerapan dan penjelasan strategi yang
selanjutnya akan diintegrasikan seluruh kegiatan, proses,
hubungan dan perubahan yang diperlukan untuk bisa mengurangi
kesenjangan atau untuk menerapkan tujuan yang sudah
ditetapkan pada fase A.
• Fase E: Environment Scan (identifikasi lingkungan
eksternal).
Fase ini akan melakukan seluruh identifikasi lingkungan
eksternal yang mampu memengaruhi perubahan. Hasil dari
identifikasi akan memberikan arah dan seberapa besar perubahan
yang akan dilakukan.
6 Tahapan dalam menghadapi perubahan
The Rollercoaster of Change
Start Smart, pada tahap ini disebut juga pre-planning
(Haines, 2005)
atau tahap awal perencanaan perubahan dimana
individu-individu bersiap-siap untuk perubahan. Ada
proses edukasi dalam tahap ini.

Shock pada tahap ini dimulainya perubahan dengan


ditandai kickoff oleh pemimimpin perubahan. Pada
tahap ini biasanya reaksi yang muncul adalah shock
(keterkejutan) dari individu-individu. Keterkejutan
ini muncul akibat ketidaksiapan mereka menghadapi
perubahan.

Depression/anger pada tahap ini perubahan sudah


dilakukan dan reaksi-reaksi yang muncul akibat
adanya reorganisasi, perubahan pekerjaan
dan tanggung jawab karena perubahan mulai nampak
dengan jelas dalam bentuk depresi, kemarahan dan
perasaan kehilangan dari individu-individu.
6 Tahapan dalam menghadapi perubahan Hang In/Persevere, pada tahap ini reorganisasi dan
The Rollercoaster of Change hubungan kerja yang baru mulai diberlakukan. Dan
(Haines, 2005) individu-individu dalam organisasi akan berusaha
mempertahankan kondisi yang lama, sehingga pada tahapan
ini sering kali perubahan bisa mengalami kegagalan.

Hope/Readjustment, pada tahap ini dilakukan penyesuaian


atau penyelarasan dengan kondisi organisasi yang baru. Dan
individu- individu dalam organisasi sudah lebih memahami
perubahan sehingga pada tahapan ini arah dan tujuan dari
perubahan yang hendak dicapai telah mapan.

Rebuilding, pada tahap ini kondisi organisasi yang baru


telah terbangun secara permanen. Pada tahap ini tim yang
solid sudah terbangun dan kegiatan organisasi sudah
benjalan dengan baik.
Melihat reaksi yang muncul dari perubahan maka strategi
manajemen perubahan yang dilakukan harus mampu
mengatasi reaksi-reaksi yang muncul sehingga tujuan
perubahan dapat tercapai. Oleh karena itu selain
mengetahui reaksi yang muncul harus pula diidentifikasi
penyebab dari reaksi tersebut (Bolognese, 2002).
Manajemen perubahan dalam perawatan kesehatan lebih sulit
daripada kebanyakan industri lain karena "staf klinis dan
administrasi sering melihat pekerjaan mereka sebagai suatu
profesi, dan menolak berbagai strategi perubahan." Ini adalah
salah satu penyebab manajemen perubahan bisa gagal.
6 Taktik yang dapat digunakan untuk mengatasi resistance to change
( Coach and French Jr.)

Pendidikan dan Komunikasi.  Penjelasan secara tuntas


tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya
perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam
berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan,

Resistanc
presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.

e to Partisipasi.  Ajak serta semua pihak untuk mengambil


keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator
dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang

change
mengambil keputusan

Memberikan kemudahan dan dukungan.  Jika pegawai


takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri
pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan
mengurangi tingkat penolakan.
6 Taktik yang dapat digunakan untuk mengatasi resistance to change
( Coach and French Jr.)
Negosiasi.  Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah
melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang
perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang
mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat
pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan
mereka

Resistanc Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi


kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting)

e to
fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal
yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi
dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting
kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil

change keputusan.

Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan


jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya
perubahan.
Management
Resiko
Definisi • Seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang
dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan
Management mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko

Risiko • Proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan


ancaman terhadap modal dan pendapatan perusahaan
• Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
Risiko yang berdampak negative terhadap
pencapaian sasaran organisasi.

PMK RI No 25/2019
Tentang
Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi • Proses proaktif dan kontinyu meliputi
Di Lingkungan Kementerian identifikasi, analisis, evaluasi,
Kesehatan pengendalian, informasi komunikasi,
pemantauan, dan pelaporan risiko,
Manajeme termasuk berbagai strategi yang
n risiko dijalankan untuk mengelola risiko dan
potensinya.
• Proses mengidentifikasi, menilai, dan
mengendalikan ancaman terhadap
modal dan pendapatan perusahaan.
Proses identifikasi, analisis,
Management evaluasi dan pengelolaan
semua risiko yang potensial
Diterapkan terhadap semua
unit/bagian/program/kegiatan
Risiko
Terintegrasi
- Penyusunan rencana strategis
- Penyusunan dan pelaksanaan program
dan anggaran,
- Pertanggungjawaban & monitoring –
- Evaluasi serta pelaporan
Mendeteksi, memonitor,
Mencakup proses, system dan mengatasi, memitigasi dan
laporan administrasi dan klinis mencegah resiko

Manajemen
resiko
Secara proaktif dan sistematik
menjaga dan mempertahankan Tidak hanya memengaruhi
keselamatan pasien, asset outcome pasien namun juga
organisasi, akreditasi, brand memengaruhi kondisi finansial
value dan posisi di mata dan kesuksesan organisasi.
masyarakatat.
Berkesinambungan

Proses Sistematis
Manajemen
Risiko Logis

Terukur

Risiko Murni vs Risiko Spekulatif


Pembagian
Risiko dinamis vs Risiko statis risiko
Memberi kesempatan pada organisasi untuk
mampu memitigasi resiko apapun yang
mungkin mengganggu finansial organisasi.

Manager
resiko Mengembangkan strategi untuk menangani
Managemen risiko resiko terkait akses dan perlindungan rekam
medis
dalam layanan
kesehatan Mengembangkan rencana alternatif untuk
mengantisipasi kondisi yang tidak terduga

Mengevaluasi proses dan system administrasi


 tercipta efisiensi dalam operasional dan
finansial.

Semua pegawai harus memahami prinsip


managamen resiko  mengurangi resiko saat
melakukan pekerjaan
Komitmen pimpinan

Pihak yang bertanggung jawab langsung


mengoordinasi proses manajemen risiko;

Faktor penentu Kesadaran setiap pegawai terhadap prinsip dan


keberhasilan manfaat manajemen risiko

penerapan Adanya peranan dan tanggung jawab pegawai yang


Manajemen rinci pada setiap unit kerja

Risiko
Metodologi manajemen risiko yang menyeluruh

Adanya pelatihan tentang manajemen risiko bagi


seluruh pegawai

Pemantauan berkelanjutan mengenai aktivitas


pengendalian risiko
Strategi penerapan
Manajemen Risiko

Menyiapkan Mengintegrasikan Melakukan pemantauan


Melakukan berkelanjutan  dapat
sarana dan manajemen risiko dalam
penilaian perencanaan,
melakukan perbaikan saat
prasarana pelaksanaan,
risiko dan
(SDM, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, dan
pengendalia
infrastruktur, pertanggungjawaban untuk bahan perencanaan
n risiko program dan kegiatan
dan SOP) berikutnya
Keterampilan teknis,
mempermudah
penggunaan teknologi
dalam layanan kesehatan

Keterampilan yang
Komunikasi efektif, Keterampilan
diperlukan untuk mempermudah penerapan programming,
melakukan protocol dan aturan. penggunaan aplikasi dan
managemen risiko telemedicine
yang efektif

Problem-solving, mampu
mencari solusi dari suatu
masalah yang belum
timbul
Identify

Communicate Analyze

Risk
Management
Monitor Evaluate

Implement Plan
Tahapan
Penyelenggaraan
Proses Manajemen Risiko
Risiko yang
dihadapi
Karakteristik
tugas dan fungsi
masing- masing
unit kerja
Tahapan Penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko

Penetapan konteks; Penilaian risiko;


dengan menjabarkan terdiri atas:
kondisi lingkungan
Komunikasi dan • Identifikasi risiko
internal-eksternal
konsultasi; dilakukan • Analisis risiko
instansi/program/
kepada pihak yang • Evaluasi risiko. Penanganan risiko; Monitoring dan
kegiatan, tujuan
berkepentingan baik dan reviu.
instansi/tujuan
internal dan
program/kegiatan,
eksternal.
tugas & fungsi unit
kerja, serta pihak
berkepentingan.
Dilakukan dengan mengidentifikasi Risiko instansi
dan/atau Risiko kegiatan

Tahap

Identifikasi Mengidentifikasi kegiatan, penyebab, dan


Risiko proses terjadinya peristiwa risiko yang
dapat menghalangi, menurunkan, atau
menunda tercapainya tujuan dan sasaran
unit kerja

Mendokumentasikan proses identifikasi


risiko dalam sebuah daftar risiko
Menetapkan jenis analisis risiko sesuai tujuan,
ketersediaan data, dan tingkat kedalaman analisis risiko
yang dilakukan

Melakukan analisis risiko terhadap sumber risiko;

Mengkaji kekuatan dan kelemahan dari sistem dan


mekanisme pengendalian, baik proses, peralatan, dan
praktik yang ada;
Tahap pelaksanaan
Melakukan analisis terhadap besarnya kemungkinan
analisis Risiko terjadinya suatu risiko;

Melakukan analisis terhadap besarnya pengaruh/dampak


terhadap pencapaian tujuan/sasaran program/kegiatan;
Melakukan analisis terhadap tingkat risiko 
menggunakan dua dimensi (kemungkinan terjadinya
risiko dan tingkat dampak.
Melakukan analisis terhadap profil risiko atau peta
risiko.
Identifikasi akar permasalahan terjadinya
risiko

Hasil analisis Penentuan tingkat risiko, profil risiko,


risiko atau peta risiko

Masukan bagi pengambil keputusan untuk


memilih opsi penanganan risiko sesuai bobot
biaya dan manfaat, peluang dan ancaman.
 menentukan perlu tidaknya dilakukan
penanganan Risiko lebih lanjut &
prioritas penanganan.

 Tahapan pelaksanaan evaluasi Risiko :

Evaluasi a. menetapkan hal yang menjadi pertimbangan


dalam melakukan evaluasi Risiko
Risiko • Risiko yang perlu mendapatkan penanganan
• prioritas penanganan Risiko
• besarnya dampak penanganan Risiko.

b. melakukan evaluasi Risiko secara berkala.

 Hasil evaluasi Risiko  urutan prioritas Risiko


 daftar Risiko yang akan
ditangani.
Mengidentifikasi berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia dan
memutuskan opsi penanganan risiko.

Penanganan Pelaksanaan penanganan risiko dilakukan dengan menentukan


Risiko jenis pilihan penanganan risiko berdasarkan hasil penilaian risiko.

Diarahkan pada penanganan akar permasalahan

Menghasilkan:
• identifikasi berbagai opsi penanganan Risiko
• penilaian atas opsi tersebut
• rencana penanganan, persiapan, dan penerapannya.
Memastikan manajemen risiko dan
usulan perbaikan telah dilaksanakan
sesuai rencana penanganan risiko

Pengendalia Pelaksanaan monitoring dan


n rutin reviu meliputi:
pelaksanaan Monitoring
Monitoring dan penanganan
risiko
efektivitas
proses
Monitoring
reviu (Membandi penanganan
dan reviu
ngkan risiko
berdasarkan secara
kinerja berkala
laporan
aktual - pelaksanaan
kinerja sebelumnya
yang
diharapkan) (Memastikan
prioritas
penanganan
risiko masih
selaras
dengan
perubahan di
Pertimbangan
biaya

Batasan
Manajemen
Risiko

Keahlian
Alokasi
analisis
waktu
risiko
Referensi
1. Ibnuismail. Manajemen Perubahan: Pengertiabn, Fungsi, Fase dan Tahapannya
Dalam Perubahan 2020. Diakses pada tanggal 3 oktober 2021 dari
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-perubahan/
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Perubahan atau Change Management.
2017. Diakses pada tanggal 3 oktober 2021 dari
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-manajemen-perubahan-atau-c
hange-management/12839
3. Siahaan A, Zen WL. Manajemen Perubahan. Bandung: Citapustaka Media
Perintis. 2012.
4. Warburg, SBC . 2004. The Practice of Risk Management. Euromoney Book
5. Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan No 25 Tahun 2019 Tentang
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
6. Dewi, Ida. 2019. Manajemen Risiko. Bali: UNHI Press
7. Hanafi, Mahmud. 2014. Manajemen Risiko. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai