Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

REFLEKSISME, PSIKOLOGI PURPOSIF DAN


BEHAVIORISME

 Delila Ainiyah Bustami 2024090259


 Dyah Anggita Wulandari 2024090256
 Farasya Manzilla 2024090222
 Feriska Aryahiyyah Duta Tyaswari 2024090252
 Friska Yemima 2024090226
 Mutiara Dwi Octavia Putri 2024090248
 Nadhifa puspa damayanti 2024090258
 Raihanah Muthiah Bainannissa .H. 2024090237
 Rulysa Nur Rahmadhanik 2024090243
 Wita Azizah 2024090247
 Zahra Shafa Kamila 2024090195
REFLEKSISME
 Ivan Petrovich Pavlov adalah seorang fisiolog dan
dokter dari Rusia. Ia dilahirkan di sebuah desa kecil
di Rusia tengah

 Eksperimennya yang disebut “Classical


Conditioning” sangat berpengaruh dan berarti bagi
perkembangan Psikologi.

 Classic conditioning (pengkondisian atau


persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan
Ivan Pavlov (1849-1936) Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing,
dimana perangsang asli dan netral dipasangkan
dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
 Classical Conditioning
• Meletakkan daging untuk menstimulus anjing
hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu
mengeluarkan air liur.
• Membunyikan bel untuk menstimulus anjing
hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu
netral (tidak mengeluarkan air liur).
• Membunyikan bel dan meletakkan daging,
hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu
mengeluarkan air liur.
• Membunyikan bel untuk menstimulus anjing,
dan hasilnya respon anjing itu mengeluarkan
air liur (hal ini dilakukan secara konstan
 Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah (beberapa kali dengan cara yang sama)
bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada
rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks
yang terjadi setelah adanya proses kondisioning
(conditioning process) di mana refleks-refleks yang
tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang
tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan
rangsang berkondisi.
PSIKOLOGI PURPOSIF
 McDougall lahir di Lancashire pada
tahun 1871 dan meninggal di Durham
pada tahun 1938, adalah seorang
sarjana berdarah campuran Inggris dan
Scotlandia ini banyak meletakkan dasar-
dasar bagi paham behaviorisme, tetapi
ia tidak suka menyebut sebagai pelopor
behaviorisme
 McDougall menamakan ajarannya
William McDougall (1871-1938) sebagai psikologi purposive (bertujuan)
atau psikologi hormik (hormic
psychology).
Pemikiran McDougall Psikologi Purposif (Psikologi
Hormik), hanya melihat tingkah laku yang bisa
diamati saja.
Beberapa konsep pemikiran McDougall dalam
bidang psikologi yaitu :
• Psikologi Hormik
• Teori Insting
• Sentimen
• Teori mengenai jiwa kelompok (group mind)
• Psikologi Hormik
Tingkah laku selalu bertujuan, tidak hanya merupakan proses mekanisme saja. Paham
ini disebut psikologi purposif

• Teori Insting
Insting atau naluri ialah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku tertentu dalam
situasi tertentu, dan perilaku (insting) lahir secara alamiah dalam diri seseorang. Contoh :
takut, heran, kasih sayang, parnetal, marah, bahagia, makan/minum dll.

• Sentimen
Sistem emosi tertentu yang timbul terhadap obyek-obyek tertentu. Contoh : ketika
mendengarkan lagu.

• Group Mind
Bahwa setiap orang yang mengeluarkan semacam energi. Kalau dua orang atau lebih
berkumpul, maka energi-energi itu akan saling berinteraksi dan terorganisir menjadi satu
kekuatan baru yang mempengaruhi tingkah laku suatu kelompok. Contoh : unjuk rasa
Psikologi Behaviorisme
 Watson dilahirkan di Greenville pada tahun 1878
dan meninggal di New York City pada tahun 1958.

 Watson belajar filsafat di Universitas Chicago dan


mendapat gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan
judul disertasi Animal Education

 Watson Juga sering disebut “naive Behaviorist”


karena pendapat-pendapatnya yang kontroversial.
Sebagaimana Pavlov ia menyatakan bahwa
kebudayaan hanyalah merupakan refleks-refleks
John Broadus Watson (1878-1958) terkondisi saja. Ia bahkan berargumen dapat
melatih 10 orang anak dan membuatnya masing-
masing mempunyai kepribadian yang berbeda-
beda.
 Watson berpendapat bahwa metode instrospeksi tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan kesadaran, karena menurutnya
hal tersebut tidaklah obyektif .

 Watson ingin merubah para paradigma ilmu psikologi yang


tadinya mempelajari jiwa menjadi perilaku.

 Psikologi Behaviorisme ini sifatnya eksperimental sangat


berbeda dengan aliran psikologi lainnya seperti psikologi
humanistik.

 Yang mana kemudian hal ini mempengaruhi aliran psikologi


mainstream dengan cara mengkuantifikasi/menganalisa
perilaku dengan metode statistik.
 Tingkah laku yang nyata ini disebut tingkah laku yang
overt (overt behavior).

 Tingkah laku yang tidak nampak dari luar atau tidak


nyata disebut tingkah laku kovert (covert behavior).

 Menurut Watson, behaviorisme boleh mempelajari aspek


perilaku yang tidak terlihat seperti berfikir tetapi harus
dinyatakan didalam gerakan-gerakan implisit.
Menurutnya berbicara adalah gerakan lidah yang sangat
lemah dan tidak nampak seperti berbicara.

 Menurutnya Emosi ialah gerakan-gerakan otot-otot


kelamin yang implisit, tetapi hal ini tidaklah sepenuhnya
benar.
 Edward Chance Tolman lahir di Newton,
Massachusetts tanggal 14 April 1886 dan
meninggal pada tanggal 19 November 1959

 Edward Chance Tolman meraih gelar B.S. di


Massachusetts Institute of Technology di bidang
elektrokimia pada 1911. Gelar M.A. (1912) dan
Ph.D (1915) di Hardvard University untuk bidang
psikologi disinilah ia belajar tentang behavioris.

 Tolman mengemukakan konsep Psikologi purposif


dalam psikologi behaviorisme.

 Ia mengatakan bahwa tingkah laku manusia secara


mendasar disebut dengan tingkah laku molar. Yang
dimaksud dengan tingkah laku molar adalah seperti
bekerja, makan dan tidur (perilaku umum).
Edward Chance Tolman (1886-1959)
 Tingkah laku molar ini terdiri dari tingkah laku-tingkah laku yang lebih kecil
yang disebut tingkah laku molekular. Yang dimaksud dengan tingkah laku
molekular adalah saat seseorang sedang makan, gerakan menyendokkan
nasi kedalam mulutnya adalah tingkah laku molekular.

 Tujuan dari tingkah laku terletak pada tingkah laku molar dan bukan pada
tingkah laku molekular. Dengan demikian Tolman tidak menyetujui pendapat
Watson yang lebih menekankan tingkah laku molekular (refleks).
 Behaviorisme dari Tolman disebut juga behaviorisme operasional karena ia
mencoba merefleksikan tingkah laku kedalam suatu rumus sebagai berikut
B=f(S.A)
B berarti Behavior
F berarti Fungsi
S berarti Situasi
A berarti Antecedent yaitu hal-hal yang mendahului suatu situasi.
Jadi tingkah laku menurut Tolman adalah mempelajari hubungan antara B
dengan S dan A. Dengan cara ini Tolman berpendapat bahwa psikologi dapat
mencapai obyektifitas yang maksimum.
 Holt lahir pada 21 Agustus 1873 di Winchester,
Massachusetts . Ia lulus dari Harvard university
pada tahun 1896 dan menerima gelar Ph.D. pada
tahun 1901 pada lembaga yang sama

 Psikologi Holt terkait dengan behaviorisme


Watson , tetapi pandangannya tentang tingkah laku
lebih luas dan lebih berorientasi filosofis daripada
Watson, termasuk misalnya gagasan seperti tujuan
dan rencana yang dapat diamati dengan jelas
dalam tindakan organisme.

 Holt bisa mengubah behaviorisme Watson menjadi


lebih dapat diterima dan teorinya yang lebih logis
Edwin Bissel Holt (1873-1946) karena ia tidak terlalu agresif, lebih tenang, dan
lebih dewasa dalam berpikir daripada Watson.

 Ia mengatakan bahwa makna dari ajaran Watson


bahwa tingkah laku adalah satu satunya kunci
untuk menerangkan jiwa.
 Bagi Holt, tingkah laku mempunyai tujuan, jadi bukan hanya
sekadar rangkaian refleks belaka. Dengan demikian,
menurutnya manusia adalah makhluk yang dinamis karena
tujuan tingkah laku manusia yang berubah-ubah dari waktu
ke waktu.

 Atas dasar itulah timbul konsep Psikodinamik yang


memberikan sumbangan besar bagi timbulnya teori
psikoanalisa karya Freud dan Aliran Psikodinamik dari Kurt
Lewin. Sebuah gagasan yang secara langsung
memengaruhi teori salah satu siswa Holt yang paling
terkenal, Edward C. Tolman yang kemudian menekankan
banyak poin Holt melalui karyanya sendiri tentang perilaku
bertujuan.
 Skinner tidak menyetujui pandangan Tolman
mengenai perumusan tingkah laku, menurut
Skinner dengan adanya faktor A (antecedent)
seringkali dijadikan alasan oleh para peneliti yang
tidak dapat menerangkan tingkah laku secara
umum.

 Sedangkan untuk rumus dari Skinner untuk tingkah


laku adalah B=f(S). Skinner berpendapat bahwa
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus.

 Dan untuk menjelaskan teori tersebut Skinner


mengadakan suatu percobaan yang disebut proses
B.F.Skinner (1904-1990) kondisioning operant. Skinner menggunakan tikus
untuk percobaannya. Tikus dimasukkan kedalam
sebuah kotak yang sudah dipasangi tombol untuk
mengeluarkan makanan dan tombol untuk
menonaktifkan aliran listrik, lampu yang bisa
diaktif/non-aktifkan oleh Skinner dan kotak
makanan.
 Tikus yang berjalan-jalan di dalam kotak tersebut secara tidak
sengaja menekan tombol yang telah terpasang dan muncullah
kotak makanan. Karena tau dengan menekan tombol tersebut
tikus dapat memperoleh makanan maka tikus tersebut
melakukan hal tersebut berulang-ulang untuk mendapatkan
makanan. Tingkah laku inilah yang disebut dengan tingkah laku
operant.
 Pada tingkat lebih lanjut Skinner membuat lampu menyala sebagai tanda bahwa
adanya makanan di dalam kotak dan tikus menekan tombol tersebut untuk
mendapatkan makanan lalu tikus tersebut mengambil makanannya, kemudian
Skinner mencoba mengosongkan kotak makanan tersebut dan membuat lampu
tidak menyala, dan tikus berusaha menekan tombol tersebut dan tidak
mendapatkan adanya makanan.

 Kemudian Skinner mengalirkan aliran listrik untuk menyengat tikus sebagai


punishment karena tidak mengikuti aturan untuk mengambil makanan. Hal ini
seringkali kita jumpai di dalam masyarakat, misalnya seorang menderita penyakit
jiwa yang sudah parah, seorang psikiater yang merawatnya bisa melakukan
shock therapy terhadap dirinya untuk menghentikan kebiasaan negatifnya (sama
dengan Skinner’s punishment terhadap tikus).

 Tikus tersebut akhirnya belajar untuk membedakan stimulus, makanan hanya


bisa didapatkan olehnya jika lampu dinyalakan oleh Skinner dan tombol ditekan.
Sedangkan pada saat lampu tidak menyala maka ia tidak akan menekan tombol
untuk mendapatkan makanan. Jadi tikus bisa membedakan lampu yang saat ini
menjadi stimulus diskriminasi.
KESIMPULAN

Secara umum dapat disimpulkan baik refleksisme


dari Ivan Pavlov, psikologi pursosif dari William
McDougall dan para tokoh-tokoh aliran
behaviorisme menginginkan bahwa ilmu psikologi
haruslah meneliti perilaku yang bisa diteliti saja.
Mereka tidak lagi berspekulasi tentang konsep
jiwa yang sifatnya abstrak dan ingin membuat
ilmu psikologi selangkah lebih maju untuk
mendekatkan diri kepada sains murni.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai