LUQMAN ALWI
PENDAHULUAN
Kondisi di RS
40 – 50 % penderita dirawat mengalami penurunan 10 % BB
75 % pasien di rumah sakit menurun status gizi mereka
• Indikasi
• Pasien dgn KEP sedang-berat dengan asupan peroral tidak adekuat > 3 hari
• KEP ringan dengan asupan peroral < 50% kebutuhan normal selama > 7 hari
• Disfagia, trauma berat, penyakit inflamasi usus
• Fistula enterokutan bgn distal usus
• Enteroktomi pada periode “recovery”
NUTRISI ENTERAL
• Kontraindikasi
• Ileus
• Obstruksi
• Diare masif
• Fistula usus kecil bagian proksimal
• Pankreatitis berat
• Renjatan (shock)
SYARAT NUTRISI ENTERAL
1. Kepadatan kalori tinggi 1 kcal / ml cairan
2. Kandungan nutrisi seimbang
3. Osmolaritas = cairan tubuh
4. Mudah diabsorbsi
5. Tanpa / kurang serat & laktosa
6. Mengandung Glutamin Sel usus
Fibroblast
Limfosit
JENIS NUTRISI ENTERAL :
1. Natural Foods :
Makanan Blender
2. Polymeric solutions :
Makronutrient : Protein + trigliserida + KHO
3. Monomeric solutions : Lebih gampang dicerna, dlm bentuk free Amino Asid
4. Cairan untuk kebutuhan metabolik ttt : untuk pasien – pasien ttt ( gagal ginjal)
5. Modular solutions
Ditambahkan, utk meningkatkan kalori, protein dsb
6. Hydration solutions :
Mineral, air
JENIS – JENIS NUTRISI ENTERAL :
1. Hospital Made
2. Home Made
3. Diet formula
- Diet formula seimbang
- Diet formula modifikasi
4. Diet Kimiawi
- Elemental diet
- Untuk pasien pemendekan usus
- Fungsi hati menurun
- Infeksi usus Kolitis ulcerosa
- Fistula intestinal teknik pemberian jejunostomi
Jenis tablet dan kapsul yang dapat diberikan melalui NGT
1. Pemilihan sonde
• Dulu dibuat dari polietilen, polivinil khlorida, kaku
• Sekarang silikon, poliuretan
• Memudahkan insersi di lambung
• Dibantu dgn kawat halus, telah sampai kawat dilepas
• Tes sampai lambung isap cairan + kertas lakmus
merah lambung
biru duodenum
• Objektif pakai fiber endoskopi
METODE PEMBERIAN
• Bolus: periode waktu pendek, toleransi tergantung fungsi usus, risiko aspirasi,
berhubungan dengan tingginya komplikasi mual, muntah, diare, distensi abdomen
• Bolus intermiten: berdasarkan gravitasi, formula diberikan selama 30 menit setiap 3-6
jam, toleransi dan komplikasi sama dengan bolus
• Continuous, jika bolus dan intermiten tidak dapat ditoleransi oleh pasien, menggunakan
pompa, berhubungan dg penurunan: insiden residu (sisa lambung), refluks dan aspirasi,
pemberian antara 10-25 ml/jam setiap 8-24 jam.
KEBUTUHAN KALORI
Pemantauan
- Keseimbangan cairan & Elektrolit
- BB, Lila
- Lab Hb, Ht
Vol. urine
Serum Glukosa
Ureum
Albumin
KOMPLIKASI
• Metabolik
• Hiper/hipoglikemia
• Electrolyt imbalance
• Ggn keseimbangan asam – basa
• GIT
• Gangguan fs liver
• Sel usus nekrosis
• Overgrowth bacteri
KOMPLIKASI