Anda di halaman 1dari 42

PERAN PPATK DALAM MENDUKUNG

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA


KORUPSI DAN TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG
Oleh: Eti Purwaningsih

Rapat Kerja Teknis Fungsi Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri TA 2023
Jakarta, 22 s.d. 25 Mei 2023
Tipologi Transaksi
NILAI TAMBAH INTELIJEN KEUANGAN

•Identifikasi Tindak Pidana


•Jaringan Pelaku Kejahatan Aktor Lapangan -
Intelektual
•Informasi Lapangan Vs Transaksi
•Pelacakan Aset

•Pola TPPU
•Identifikasi Tindak Pidana berulang

•Identifikasi Harta Kekayaan Tidak Wajar


•Lainnya?
TUGAS DAN FUNGSI PPATK
Pasal 39 dan 40 UU No. 8 Tahun 2010

Pencegahan dan Analisis atau Pemeriksaan


Pemberantasan Laporan dan Informasi
Tindak Pidana Transaksi Keuangan yang
Pencucian Uang Berindikasikan Tindak
Pidana Pencucian Uang
dan /atau Tindak Pidana
Lainnya

CEGAH BERANTAS

TPPU- Pengelolaan Data


Pengawasan TPPT dan Informasi yang
Terhadap Kepatuhan diperoleh oleh
Pihak Pelapor PPATK
Meminta Informasi Kepada Pihak
Meminta Informasi Kepada Pelapor Berdasarkan Pengembangan
Instansi atau Pihak Terkait. Hasil Analisis PPATK
Meminta Informasi Kepada Pihak
Pelapor Berdasarkan Permintaan dari
Meminta dan Menerima Instansi Penegak Hukum atau Mitra
Laporan dan Informasi dari Kerjasama LN
Pihak Pelapor

Meneruskan Informasi dan /atau Hasil


Analisis Kepada Instansi Peminta (DN/LN)

Menerima Laporan dan/atau


Informasi dari Masyarakat
mengenai adanya dugaan TPPU

Meneruskan Hasil Analisis atau


Pemeriksaan ke Penyidik.
Meminta Keterangan Kepada
Pihak Pelapor dan Pihak Lain yang
Terkait dengan Dugaan TPPU
Mengadakan kegiatan Administrasi
lain dalam lingkup tugas dan
tanggung jawab PPATK Merekomendasikan kepada Instansi Penegak
Pasal 44 Hukum mengenai pentingnya Penyadapan
Meminta Informasi Perkembangan atas informasi elektronik dan /dok elektronik
Penyelidikan dan Penyidikan yang
dilakukan oleh Penyidik TPA & TPPU Meminta PJK untuk Menghentikan Sementara seluruh
atau sebagaian Transaksi yang diketahui atau
dicurigai merupakan TP
PIHAK PELAPOR DALAM REZIM ANTI TPPU-
TPPT Pasal17 UU No.8 Tahun 2010 dan PP No. 61 Tahun 2021

Penyedia Jasa Keuangan Penyedia Barang & Jasa Profesi


• Bank • Perusahaan properti/ agen properti • Advokat
• Perusahaan Pembiayaan • Pedagang kendaraan bermotor • Notaris
• Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Pialang • Pedagang permata dan perhiasan/Iogam mulia • Pejabat Pembuat Akta Tanah
Asuransi • Pedagang barang seni dan antik; atau • Akuntan
• Dana Pensiun Lembaga Keuangan • Balai lelang • Akuntan Publik
• Perusahaan Efek • Perencana Keuangan
• Manajer Investasi
• Kustodian
• Wali amanat
• Perposan sebagai penyedia jasa giro
• Pedagan Valuta Asing
• Penyelenggara Alat Pembayaran menggunakan Kartu
• Penyelenggara e-money dan /atau e-wallet
• Koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam
• Pegadaian
• Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
berjangka komoditi
• Penyelenggara Keg Usaha Pengiriman Uang
• perusahaan modal ventura
• perusahaan pembiayaan infrastruktur
• lembaga keuangan mikro
• lembaga pembiayaan ekspor
• penyelenggara layanan pinjam meminjam
uang berbasis teknologi informasi
• penyelenggara layanan urun dana melalui
penawaran saham berbasis teknologi
informasi
• penyelenggara layanan Transaksi Keuangan
berbasis teknologi informasi
JENIS LAPORAN YANG DISAMPAIKAN
OLEH PIHAK PELAPOR KE PPATK
LTKL
Transaksi Keuangan transfer dana
dari dan ke luar negeri.
LTKT LTPBJ
Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah laporan Transaksi yang dilakukan oleh
paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus Pengguna Jasa dengan mata uang rupiah
juta rupiah) atau dengan mata uang asing dan/atau mata uang asing yang nilainya
yang nilainya setara, yang dilakukan baik paling sedikit atau setara
dalam satu kali Transaksi maupun beberapa dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
kali Transaksi dalam 1 (satu) hari rupiah)
kerja. kepada PPATK..

LTKM LPUTLB
• menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna membawa uang tunai dalam mata uang rupiah
Jasa yang bersangkutan; dan/atau mata uang asing, dan/atau instrumen
• Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa pembayaran lain dalam bentuk cek, cek
yang patut diduga dilakukan dengan tujuan perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet
untuk giro paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus
• menghindari pelaporan Transaksi Transaksi juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan
Keuangan yang dilakukan atau batal itu ke dalam atau ke luar daerah pabean
• dilakukan dengan menggunakan Harta Indonesia wajib memberitahukannya kepada
Kekayaan yang diduga berasal dari hasil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tindak pidana
• Transaksi Keuangan yang diminta oleh
PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak
Pelapor karena melibatkan Harta
Kekayaan yang diduga berasal dari hasil
tindak pidana
PPATK
DATABASE

INTERNAL DB EXTERNAL DB
REPORTING PARTIES’S REPORT: • ADMINDUK (DUKCAPIL)
• LTKM, LTKT, LT, LPUTLB, LTKL, • SISMINBAKUM
LT PROFESI • DATABASE IMIGRASI
• SIPESAT (FINANCIAL • INFORMASI FIU
INSTITUTION CUSTOMER • INFORMASI APH
DATABASE) • INFORMASI DARI INSTANSI
• PERMINTAAN DATA/INFORMASI PEMERINTAH DAN SWASTA
KE PJK, PBJ, DAN PROFESI • OPEN SOURCE INFORMATION

LAPORAN/PENGADUAN DARI
MASYARAKAT
PROSES ANALISIS TRANSAKSI
Initiatif oleh Pihak Pelapor Inisiatif oleh Peminta Informasi

PENYIDIK/ PEMINTA
APGAKKUM INFORMASI

HA
atau Permintaan HA
a ta u
HP HP
Informasi
PPATK

BOTTOM UP TOP DOWN


LTKM, LTKT, STR STR
LT, LPUTLB

PJK &
PBJ

identification/observation
TRACING ALIRAN DANA

Profiling
Sumber Dana
Transaksi Keuangan Mencurigakan

Pihak Terkait Penerima Dana Pihak Terkait

1 2 3 A 4 5 6
Pihak Pengirim
Underlying
Transaction
Underlying
Transaction Penggunaan Dana
DEFINISI PENCUCIAN UANG
Upaya untuk mengaburkan asal usul harta kekayaan dari hasil tindak
pidana sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari
sumber/aktivitas yang sah.

Pada Prinsipnya TPPU adalah Perbuatan dengan Tujuan Untuk


Menyamarkan atau Menyembunyikan Asal Usul Hasil Kejahatan

SYARAT TPPU:
• Adanya predicate Crime (Tindak Pidana Asal)
• Adanya Proceeds of Crime (Hasil Tindak Pidana)
TINDAK PIDANA ASAL
“adalah Tindak Pidana yang menghasilkan Harta
Kekayaan yang kemudian dilakukan Proses Pencucian
Uang.”
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 8 Tahun 2010

1. korupsi; 16. pencurian;


2. penyuapan; 17. penggelapan;
3. narkotika; 18. penipuan;
4. psikotropika; 19. pemalsuan uang;
5. penyelundupan tenaga kerja; 20. perjudian;
6. penyelundupan imigran; 21. prostitusi;
7. di bidang perbankan; 22. di bidang perpajakan;
8. di bidang pasar modal; 23. di bidang kehutanan;
9. di bidang perasuransian; 24. di bidang lingkungan hidup;
10. kepabeanan; 25. di bidang kelautan dan perikanan;
11. cukai; 26. tindak pidana lain yang diancam dengan
12. perdagangan orang; pidana penjara 4 tahun atau lebih.
13. perdagangan senjata gelap;
14. terorisme;
15. penculikan;
POLA/PRINSIP DASAR
DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
INTEGRATION

3 Menggunakan harta kekayaan


hasil tindak pidana yang telah
ditempatkan (placement) dan atau
dilakukan pelapisan (layering) yang
nampak seolah-olah sebagai harta
kekayaan yang sah, untuk kegiatan
bisnis yang halal atau membiayai
kembali kegiatan kejahatannya.
LAYERING

2 Menjauhkan harta kekayaan yang berasal dari tindak


pidana dan pelakunya seperti mentransfer harta
kekayaan yang sudah ditempatkan dari penyedia jasa
keuangan yang satu ke penyedia jasa keuangan lain,
mengubah bentuk hasil kejahatan, mengaburkan asal-
usul harta kekayaan dengan mencampurkan harta
kekayaan yang sah dan tidak sah, dan perbuatan lainnya

1 PLACEMENT
Menempatkan uang tunai yang berasal dari tindak pidana ke
dalam sistem keuangan (financial system) atau lembaga yang terkait
dengan keuangan. Tahap penempatan merupakan tahap pertama
dalam proses pemisahan harta kekayaan hasil kejahatan dari sumber
kejahatannya
DELIK-DELIK TPPU
Aktif
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain
atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Pasal 3
Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana
Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20
(dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Pasif
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Setiap Orang yang menerima atau menguasai
rupiah). penempatan, pentransferan, pembayaran,
hibah, sumbangan, penitipan, penukaran,
atau menggunakan Harta Kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana
Aktif/Gatekeeper penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
Setiap Orang yang menyembunyikan atau paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, Pasal 4 Pasal 5 rupiah).
peruntukan, pengalihan hak-hak, atau
kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan
hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana
Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama
20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
KELOMPOK UTAMA TINDAK PIDANA KORUPSI
(UU no. 31 tahun 1999 jo. UU no. 20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)

Perbuatan
Kerugian Penggelapan
curang (Pasal
keuangan dalam jabatan
7)
negara (Pasal (Pasal 8,9,10)
2,3) Benturan
Suap- kepentingan
menyuap Pemerasan dalam
(Pasal (Pasal 12) pengadaan
5,6,11,12,13) (Pasal 12)

Gratifikasi
(Pasal 12)
TITIK TAUT TP KORUPSI DAN TPPU
TIPOLOGI TRANSAKSI TPPU DENGAN
TPA KORUPSI
Tipologi Dasar

Tanggal Transaksi Nominal

10/02/2014 Setoran 500.000

11/02/2014 Setoran 500.000

11/02/2014 Setoran 500.000

12/02/2014 Setoran 500.000

13/02/2014 Setoran 500.000

15/02/2014 Setoran 500.000

16/02/2014 Setoran 500.000

16/02/2014 Setoran 500.000

18/02/2014 Setoran 500.000

18/02/2014 Setoran 500.000

19/02/2014 Setoran 500.000


Kasus TPPU dengan TPA Korupsi

Total dana masuk


Pengusaha Rp14,1 miliar
Pengusaha
Petugas security

Pemberian Pemberian
Pengusaha
secara Pengusaha Petugas security secara tidak
langsung
JJ langsung
Jun 2007 s.d (melalui pihak
November ketiga)
2008 Penjahit Pengusaha Sept 2008 s.d
Nov 2013
Pengusaha

Pengusaha
Swasta

Pengusaha
Office boy Pengusaha

Pihak
lainnya

Istri JJ Rekan JJ Pembelian Pembelian


Pembelian Pihak Pihak Pihak
(PNS DJP) logam mulia properti
kendaraan terafiliasi JJ terafiliasi JJ terafiliasi JJ
TIPOLOGI TRANSAKSI TPPU DENGAN
TPA KORUPSI
Tipologi Menengah
Penukaran uang oleh Pihak NUR pada KUPVA
Kasus TPPU pada kurun waktu tahun 2015 s/d 2019 total
transaksi mencapai Rp116.241.671.890,-. Setiap

dengan TPA
proses penukaran uang ke KUPVA selalu
diperintahkan oleh menantu dengan
menghubungi pihak KUPVA. Uang mata uang

Korupsi NUR
asing tersebut diserahkan kepada beberapa pihak
lainnya.

UBO

Perkara 1

Perkara 2 menantu

Perkara 3

Perkara 4
Pihak Saudara
Perkara 5 ipar
berperkara
Perkara 6

Pihak lain
TIPOLOGI TRANSAKSI TPPU DENGAN
TPA KORUPSI
Tipologi Terstruktur
Saham &

Kasus TPPU dengan TPA Korupsi


Phinisi
Reksadana
Tanah dan
Bangunan

2 unit mobil Akuisisi 3


perusahaan

Singapura, Australia
Rp5.525.480.680

Trip ke London,
Rek Pribadi
dan Nominee

Tindak Pidana Pencucian Uang:


Penukaran
ke mata

Rp2.446.290.077
London Trip

Singapura, Jepang
Trip ke Bangkok,
uang SGD,

Rp4.803.200.000
USD

1. Membelanjakan harta kekayaan yang


Nasabah
5 unit mobil
Pembayar
an Casino

berasal dari tindak kejahatan dengan


Rp91.105.314.846.726

HH HP S BT
melakukan pembelian beberapa
kendaraan bermotor menggunakan nama
HH
PT AJS
melalui Kontrak Pengelolaan Dana (KPD)
Rebalancing portofolio saham PT AJS

Pembentukan Reksadana Khusus

pihak lain dan Badan Usaha berbentuk

Rp16.807.283.375.000,0
Instruksi pembentukan RPDT

Pembelian MTN

PT.
2. Membeli tanah atas nama Badan Usaha
dikendalikan

berbentuk PT.
JHT 3. Menempatkan hasil kejahatan ke dalam
Asset Settlement: Rp411.250.768.863,75

Pengelolaan 21

rekening pribadi dan pihak lain melalui


Setoran Cash: Rp75.000.000.000

Reksadana PT AJS
Penempatan saham PT AJS

Pembelian saham
nominee (individu dan perusahaan).
Pengelolaan RPDT
PT AJS

Rp200.133.333.335
Rp681.193.333.334,00
4. Menukar uang hasil tindak kejahatan ke
Underlying
dalam valuta asing.
5. Membeli 15 unit apartemen di Singapura
RPDT

PT TFI

atas nama pribadi, istri, anak dan pihak lain.


Manajer 13 Manajer
Investasi Investasi

transaksi
transaksi

Saham milik MTN milik BT BJBR, SMBR,


HH dan BT PPRO, SMRU
nominee
KERJASAMA PERTUKARAN INFORMASI BERUPA PERMINTAAN,
PEMBERIAN, DAN PENERIMAAN INFORMASI DENGAN PIHAK,
BAIK DALAM LINGKUP NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL
Pasal 90 UU No. 8 Tahun 2010

Financial Intelligence
Instansi Penegak
Unit Negara Lain.
Hukum

Lembaga lain yang terkait


Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU
dan /atau TPA terkait TPPU

Lembaga yang berwenang


Lembaga yang bertugas melakukan pengawasan
memeriksa pengelolaan dan terhadap PJK
tanggung jawab keuangan negara.
PERATURAN PPATK NO.15 TAHUN 2021
TENTANG TATA CARA PERMINTAAN INFORMASI KE PPATK

Pasal 5
Instansi penegak hukum yang dapat meminta informasi ke PPATK terdiri atas:
a. Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum
dan lingkungan peradilan militer;
b. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. Kejaksaan Republik Indonesia;
d. Komisi Pemberantasan Korupsi;
e. Badan Narkotika Nasional;
f. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan;
g. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan;
h. Polisi Militer atau Oditur Militer di lingkungan Tentara Nasional Indonesia; dan
i. Instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan tindak pidana asal.
PERATURAN PPATK NO.15 TAHUN 2021
TENTANG TATA CARA PERMINTAAN INFORMASI KE PPATK

Pasal 14

1) Permintaan Informasi oleh instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan


untuk melakukan penyidikan tindak pidana asal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf i dilakukan untuk kepentingan penanganan perkara:
a. tindak pidana pencucian uang; dan/atau
b. tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana pencucian uang.

2) Permintaan Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara


tertulis dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi instansi.
PERATURAN PPATK NO.15 TAHUN 2021
TENTANG TATA CARA PERMINTAAN INFORMASI KE PPATK

Pasal 15

Permintaan Informasi ke PPATK harus memuat paling sedikit:

a. dasar hukum kewenangan permintaan Informasi;


b. identitas lengkap orang perseorangan atau Korporasi;
c. nama Pihak Pelapor;
d. jenis dokumen, rekening, atau rincian catatan yang lengkap mengenai pengguna jasa termasuk namun tidak
terbatas pada identitas, transaksi, atau perikatan antara Pihak Pelapor dengan pengguna jasa;
e. tujuan dan alasan permintaan Informasi;
f. periode waktu spesifik dari Informasi yang diminta;
g. penjelasan singkat kronologis perkara;
h. ketentuan peraturan perundang-undangan yang diduga dilanggar oleh terlapor, tersangka, atau terdakwa;
i. hubungan Informasi yang diminta dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
atau tindak pidana lain yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang, termasuk penjelasan mengenai
dugaan transaksi yang mencurigakan; dan
j. pernyataan untuk menjaga kerahasiaan Informasi dan menggunakan Informasi yang diterima sesuai dengan
tujuan yang telah disetujui oleh PPATK.
STATISTIK PENYAMPAIAN HA PPATK
Persentase Jumlah HA berdasarkan Dugaan Tindak Jumlah HA yang disampaikan berdasarkan Tujuan
Pidana Asal Tahun 2023 (sampai dengan Maret 2023) Instansi (sampai dengan Maret 2023)

TOTAL
Kepolisian
3 5% 4%
% Kejaksaan

KPK

Ditjen Pajak

Ditjen Bea dan Cukai


17% 42%
Badan Narkotika Nasional

13% Badan Pengawas Obat dan


Makanan
16%
Satuan Tugas Penanganan Hak
Tagih Negara Dana BLBI

Kementerian Lainnya
DUKUNGAN PPATK DALAM PENEGAKAN HUKUM TPPU

HASIL ANALISIS DAN


HASIL PEMERIKSAAN.
1

PEMBERIAN
KETERANGAN
AHLI TPPU

ASISTENSI THD 2
PENANGANAN PERKARA
TPPU DAN/ATAU TPA
• Data Partai Politik (beserta pengurusnya)
DUKUNGAN PPATK DALAM • Data Profil Calon Anggota Legislatif, Pasangan
MENGAWASI DAN MENGAWAL Calon Presiden, Pasangan Calon Kepala
Daerah (beserta keluarga)
PEMILU BERINTEGRITAS • Transaksi Awal Dana Kampanye, Transaksi
Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye,
Transaksi Penerimaan dan Penggunaan Dana
Kampanye.
• Hasil Audit
• Data pembawaan uang KPU
lintas batas • Data/Informasi
DJBC Aparat terkait penanganan
Penegak kasus pidana
• Membuat ketentuan dan • Penanganan Kasus
pedoman terkait RKDK dan COLLAB Hukum
pemantauan RKDK LPP ORATIV
• Melakukan pengawasan BAWASL GAKKUM
terhadap pihak pelapor E • U
Temuan/Laporan DU
ANALYSI Pidana Pemilu
PIHAK S TEAM
• MemantauPELAPOR
RKDK Suspected
• Memantau rekening terkait PPATK pidana
• Menyampaikan informasi
rutin • Melakukan analisis
OUTP pemilu dan
pidana
• Memenuhi permintaan
data/informasi ke PPATK
• Menyampaikan watchlist terkait
Pemilukada
UT lainnya
• Identifikasi Pelanggaran Pemilukada
MENDUKUNG PEMILU SEBAGAI SARANA INTEGRASI BANGSA

Perlunya penguatan sinergi


Terwujudnya pemilihan
untuk mendukung Membangun
umum yang menjamin
transparansi dan
tersalurkannya suara rakyat Early Warning
akuntabilitas
secara langsung, umum, System
penyelenggaraan
bebas, rahasia, jujur dan adil.
Pemilu/Pilkada.

PPAT
PJK
K
33
FAKTA HASIL
RISET PPATK
HASIL KAJIAN PPATK
RISIKO DANA KAMPANYE PILEG DAN
PILPRES TERHADAP TPPU TAHUN 2019

34
SUMBER DANA KAMPANYE
LEGAL

INTERNAL EKSTERNAL

Rp

ILEGAL

TPPU 35
TINGKAT KERENTANAN BERDASARKAN SUMBER
PENERIMAAN SUMBANGAN DANA KAMPANYE
Tingkat
No Sumber Sumbangan Dana Kampanye Kategori
Kerentanan
1 Ormas/Kelompok 7,60 Tinggi
2 Badan Usaha Swasta (PT/CV/Firma) 7,31 Tinggi
3 Suami/Istri dan/atau Keluarga Calon 6,89
Sedang
4 Suami/Istri dan/atau Keluarga dari 6,82 Sedang
Pengurus Partai Politik, Anggota Partai
Politik
5 Partai Politik 6,79 Sedang
6 BUMN/BUMD 5,87 Sedang
7 UMKM 5,20 Sedang

36
TINGKAT KERENTANAN PENGGUNAAN REKENING NON RKDK
SEBAGAI SARANA PENERIMAAN SUMBANGAN DANA KAMPANYE
No Rekening Bank Non RKDK Tingkat Kerentanan Kategori
1 Pribadi/Keluarga 7,64 Tinggi
2 Parpol 7,16 Tinggi
3 Ormas 6,64 Menengah
4 Korporasi 6,62 Menengah
5 Konsultan Politik 6,44 Menengah

TINGKAT KERENTANAN PENGGUNAAN LAYANAN FINTECH SEBAGAI


SARANA PENERIMAAN SUMBANGAN DANA KAMPANYE
No Non Rekening Tingkat Kerentanan Kategori
1 Crowdfunding 6,63 Menengah
2 Peer to Peer Lending 6,37 Menengah
3 Payment System 6,26 Menengah

37
TINGKAT KERENTANAN PENGGUNAAN PRODUK & LAYANAN
BANK SEBAGAI SARANA PENERIMAAN SUMBANGAN DANA
KAMPANYE
No Produk dan Layanan Tingkat Kerentanan Kategori
1 Tabungan 7,48 Tinggi
2 Giro 6,68 Menengah

TINGKAT KERENTANAN PEMANFAATAN SALURAN DISTRIBUSI SEBAGAI


SARANA PENERIMAAN SUMBANGAN DANA KAMPANYE
Saluran Distribusi Transaksi
No Tingkat Kerentanan Kategori
(Distribution Channel)
1 Setor Tunai 7,28 Tinggi
2 Tarik Tunai 7,13 Tinggi
3 Lainnya: cash hand to hand 7,00 Menengah
4 ATM 6,92 Menengah
5 New Payment Method 6,82
Menengah
(E-Banking, M-Banking, I-Banking)
6 CDM 6,22 Menengah
7 EDC 5,79 Menengah
8 Branchless Banking 5,39 Menengah 38
RISIKO DANA KAMPANYE PEMILU 2019

39
RISIKO DANA KAMPANYE PEMILU 2019

40
TITIK KERAWANAN DALAM PEMILIHAN BERDASARKAN TAHAPAN
PENYELENGGARAAN

No Tahapan Indikasi Kejahatan/TPPU


Proses pengusungan nama calon kontestasi di lingkungan internal partai (mahar
Pendaftaran dan
1 politik) melibatkan pendanaan yang dapat berpotensi dari hasil tindak pidana
Penetapan Calon
dan/atau indikasi suap.
 Sumber dan Penggunaan Dana Kampanye melalui Non Rekening Khusus Dana
Kampanye (RKDK).
 Sumber Dana Kampanye dari hasil tindak pidana maupun termasuk dalam
2 Kampanye
pelanggaran terkait dana kampanye, diantaranya penerimaan melebihi batas,
menerima dana kampanye yang dilarang, laporan palsu, penyampaian
pelaporan dana kampanye melebihi batas waktu pelaporan.
Dapat terindikasi politik uang (memberikan janji dan/atau uang atau materi lainnya
3 Pemungutan Suara
kepada pemilih (kapitalisasi suara) dan/atau oknum penyelenggara pemilihan.
Pihak yang melakukan penghitungan suara (penyelenggara pemilihan) bersama saksi
4 Penghitungan Suara
dapat menjadi target penyuapan.
Sengketa Indikasi adanya suap oleh kontestan yang kalah atau merasa dirugikan dalam proses
5 Perselisihan Hasil pemilu kepada oknum pihak penyelenggara pemilu maupun pihak penegak
Pemilihan hukum hingga peradilan.

Anda mungkin juga menyukai