Anda di halaman 1dari 6

IMPLIKASI TEORI VON

THUNEN DI
KECAMATAN
TEMBALANG
FERNANDO CEVIN DE FRETES
20220202018
LATAR BELAKANG
 Dalam mempelajari dan menerapkan ilmu perencanaan wilayah dibutuhkan banyak ilmu dasar
yang harus dikuasai, salah satunya ialah mengenal teori lokasi. Teori lokasi merupakan suatu
gagasan yang mendasari penetuan lokasi suatu objek dengan mempertimbangkan aspek
efesiensi tenaga manusia dan ekonomi. Salah satu yang banyak dibahas dalam teori lokasi
adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Dari beberapa teori lokasi yang ada, teori Von Thunen merupakan teori lokasi klasik yang
mempelopori teori penentuan lokasi berdasarkan segi ekonomi. Von Thunen mengidentifikasi
perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan atas dasar perbedaan sewa lahan. Beliau berpendapat
bahwa semakin dekat dengan pusat kota/pasar, maka harga sewa taah akan semakin mahal dan
semakin jauh dari pusat kota/pasar, maka harga sewa tanah akan semakin rendah.
KONSEP DASAR TEORI
LOKASI
 Perkembangan teori lokasi klasik diawali oleh analisisareal produksi pertanian atau selama ini dikenal
sebagai teori Lokasi Von Thunen, di tulis oleh Johann Heinrich Von Thunen, seorang ekonom Jerman,
pada tahun 1826 dengan karya tulisnya yang berjudul Der isoliertee Staat (The Isolated State atau
Negara yang Terisolasi). Ia mengupas tentang perbedaan teori lokasi dari berbagai kegiatan pertanian
atas dasar perbedaan sewa tanah (pertimbangan ekonomi).
 bahwa penggunaan lahan sangat ditentukan oleh biaya angkut produk yang diusahakan pada akhirnya
menentukan sewa ekonomi tanah(land rent). Namun kecenderungan saat ini adalah pusat kota
umumnya di dominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa, sedikit ke arah luar diisi oleh kegiatan
industri kerajinan (home industry) bercampur dengan perumahan kumuh. Perumahan elit justru
mengambil lokasi lebih ke arah luar lagi (mengutamakan kenyamanan). Industri besar umumnya
berada di luar kota karena banyak pemerintah kota yang melamar industri besar dan yang berpolusi
mengambil lokasi dalam kota.Perkembangan dari teori von thunen selain harga tanah yang tinggi di
pusat kota dan makin menurun bila makin menjauh dari pusat kota (akses keluar kota), juga adalah
harga tanah tinggi pada jalan-jalan utama (akses ke luar kota) dan makin rendah bila menjauh dari
jalan utama.
IMPLIKASI TEORI TERHADAP
LOKASI TERPILIH
 Teori lokasi Von Thunen menjelaskan bahwa sewa suatu lahan akan berbeda-beda nilainya
tergantung tata guna lahannya. Hal ini sejalan dengan contoh kasus seperti di kawasan
Tembalang. Dahulu, sebelum kawasan Tembalang ramai dan padat, kawasan tersebut didominasi
oleh lahan pertanian dan harga lahan disana masih murah atau memiliki value land yang rendah.
Namun setelah beralih fungsi menjadi kawasan perdagangan dan jasa serta permukiman akibat
adanya Universitas Diponegoro, lahan di kawasan Tembalang memiliki harga jual yang tinggi.
Perubahan fungsi lahan diakibatkan karena jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga
permintaan akan lahan pun juga bertambah. Secara tidak langsung kawasan tersebut
dikonversikan menjadi tempat tinggal. Selain itu produktivitas petani sangat rendah sehingga
petani beralih profesi dan berusaha mendapatkan modal dengan cara menjual lahan pertanian
sebagai modal untuk berusaha di bidang lain. Kawasan Tembalang yang kini di dominasi
perdagangan dan jasa serta permukiman mengakibatkan harga jual lahan menjadi tinggi karena
banyaknya pendatang yang ingin tinggal di sana, salah satu alasanya yakni ingin elanjutkan
pendidikan di Universitas Diponegoro sehingga permintaan akan lahan pun semakin tinggi.
 Teori Von Thunen juga menjelaskan bahwa harga tanah di pusat kota memiliki harga lahan yang
tinggi. Namun, hal ini berbeda dengan studi kasus di Tembalang. Tembalang merupakan
kawasan pinggiran kota Semarang yang jarak dengan pusat kota cukup jauh sekitar 15 km.
Tetapi, memiliki harga lahan yang sangat tinggi bahkan hampir sama mahalnya dengan harga
lahan yang ada di pusat kota. Dalam kasus ini jarak lokasi ke pusat kota tidak berpengaruh
karena Tembalang sendiri merupakan kawasan suburban namun harga lahannya sangat mahal
dikarenakan adanya fasilitas pendidikan, Universitas Diponegoro. Mungkin ketika kawasan
Tembalang masih didominasi dengan ruang terbuka atau sawah atau sebelum adanya Universitas
Diponegoro, asumsi teori von Thunen yang ini berlaku pada kawasan Tembalang karena
memang dahulu harga lahan kawasan Tembalang terbilang murah. Namun setelah beralih
fungsinya lahan pertanian menjadi permukiman dan perdagangan dan jasa akibat adanya fasilitas
pendidikan yakni Universitas Diponegoro yang merupakan universitas berskala nasional
mengakibatkan kenaikan harga lahan yang semakin tidak wajar/ drastis meningkat dan asumsi
von Thunen yang mengatakan bahwa “semakin dekat dengan pusat kota maka harga lahan
semakin mahal” sudah tidak berlaku lagi.
 Kawasan juga memiliki aksesibilitas yang tinggi karena dilewati banyak angkutan umum
sehingga mudah untuk mengakses transportasi. Sama halnya dengan teori lokasi von Thunen
yang mengatakan bahwa semakin dekat dengan jalan-jalan utama maka harga lahan pun semakin
tinggi dan kawasan Tembalang dapat dikatakan pusat kegiatan dari kawasan Banjarsari.

Anda mungkin juga menyukai