Anda di halaman 1dari 58

BAB 5 Standar 5.3 BAB 5 - STANDAR 5.

SASARAN SASARAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
PASIEN
PASIEN

Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com


Curiculum Vitae
2021 : Komite Akreditasi Kesehatan Pratama ( KAKP)
2016 – 2021 : Ketua eksekutif Komisi Akreditasi FKTP Kemenkes RI
2015 -- 2017 : Health Policy Unit Kementerian Kesehatan RI (PIS-PK)
2014 — 2015 : Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI
2011 — 2014 : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI
2009 — 2011 : Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI
2008 — 2009 : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
2004 — 2008 : Kepala Bidang promosi dan Informasi (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta)
2001 — 2004 : Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat DKI
2000 — 2001 : Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes DKI Jakarta.
1999 — 2000 : Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Dinkes DKI Jakarta.

1986 — 1999 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit dan Imunisasi, Dinkes DKI Jakarta.
1982 — 1984 : Puskesmas Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir –Jakarta Pusat
Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com.
PATIENT SAFETY
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG KESELAMATAN PASIEN

Penyempurnaan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien

www.perdalin.com
INTERVENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

PENGUKURAN
INDIKATOR
MUTU

INTERVENS
I MUTU
YANKES
PELAPORAN
INSIDEN
AKREDITAS
KESELAMATAN
I PASIEN
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN PASIEN
Kepmenkes No HK.01.07/Menkes/503/2020

Tugas

Fungsi
Penyusunan standar
dan pedoman
Memberikan keselamatan pasien;
masukan dan Kerja sama dengan
berbagai institusi
pertimbangan dalam dan luar negeri;
kepada menteri Pengkajian program
dalam rangka keselamatan pasien;
penyusunan Pengembangan dan
kebijakan pengelolaan sistem
nasional & pelaporan insiden
peraturan untuk pembelajaran ;
keselamatan Monitoring dan
evaluasi pelaksanaan
pasien program
keselamatan pasien;
PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

www.perdalin.com
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN

7 Standar Keselamatan Pasien


7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien
6 Sasaran Keselamatan Pasien
www.perdalin.com
I. Hak pasien,
II. Mendidik pasien dan keluarga,
III. Keselamatan pasien dan Asuhan Berkesinambungan,
IV. Penggunaan metoda peningkatan kinerja, utk melakukan
evaluasi & meningkatkan KP,
V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP,
VI. Mendidik staf tentang KP,
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai KP

www.perdalin.com
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN

1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP
di RS Anda
3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem & proses pengelolaan
risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah
4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara komunikasi yg
terbuka dgn pasien
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul
7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan

www.perdalin.com
5.3.3
5.3.1 5.3.2 3. Meningkatnya
1. Identifikasi Pasien 2. Pelaksanaan Keamanan Obat Yang
Komunikasi Efektif Perlu Diwaspadai

5.3.4 5.3.5 5.3.6


4. Terlaksananya 5. Pengurangan Risiko 6. Mengurangi Risiko
Proses Tepat Lokasi, Infeksi Terkait Cedera Karena Pasien
Tepat Prosedur dan Pelayanan Kesehatan Jatuh
Tepat Pasien
BAB V
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

BAB V. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN


BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
5 STANDAR, 20 KRITERIA, 56 ELEMEN PENILAIAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN


PENGENDALIAN 5.5 5.1
INFEKSI

PELAPORAN INSIDEN 5.4 5.2 PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

KESELAMATAN PASIEN DAN


PENGEMBANGAN BUDAY
KESELAMATAN A

5.3

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.1

Proses Identifikasi pasien dilakukan dengan benar.

13
Pokok Pikiran
Proses identifikasi dengan benar
Identifikasi harus dilakukan
harus dilakukan mulai dari
minimal dengan dua cara
penapisan atau pada
identifikasi yang
saat pendaftaran, skrining,
serta pada
berubah, yaitu nama
relatiflengkap,
tidak
setiap akan dilakukan prosedur
tanggal lahir, nomor rekam
diagnostik, prosedur tindakan,
medis, atau nomor induk
pemberian obat, dan pemberian
kependudukan.
diet.

Identifikasi tidak boleh


menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien dirawat.
CARA IDENTIFIKASI PASIEN

Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara untuk mengidentifikasi


pasien:
 nama pasien
 nomor rekam medis
 tanggal lahir
 gelang identitas pasien dengan bar-code, dll
Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi pasien
dirawat.
Proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan
kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua
kemungkinan situasi dapat diidentifikasi termasuk identifikasi
pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat
menyebutkan identitas, penurunan kesadaran,koma, gangguan jiwa,
datang tanpa identitas yang jelas, dua atau lebih pasien mempunyai
nama yang sama atau mirip
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT :

1. Skrining
2. Pendaftaran
3. Prosedur diagnostik
4. Prosedur tindakan
5. pemberian obat
6. pemberian diit
FARMASI Telaah Resep
FARMASI Etiket obat
a) Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan
prosedur diagnostik, tindakan, pemberian obat,

Elemen pemberian imunisasi, dan pemberian diet sesuai


Penilaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan (R, D,
O, W).

b) Dilakukan prosedur tepat identifikasi apabila


dijumpai
pasien dengan kondisi khusus seperti yang
disebutkan pikiran sesuai
pada
kebijakan dan prosedur
pokok
yang ditetapkan (R, D, O,
dengan
W).

20
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI

5.3.1 Dilakukan identifikasi pasien Bukti pelaksanaan Proses PPA: proses


sebelum dilakukan prosedur identifikasi pasien sebelum identifikasi identifikasi
diagnostik, tindakan, dilakukan prosedur pasien sebelum pasien
pemberian obat, pemberian diagnostik, tindakan, dilakukan
imunisasi, dan pemberian pemberian obat, prosedur
diit, sesuai dengan kebijakan D,O,W pemberian imunisasi, dan diagnostik,
dan prosedur yang pemberian diit,. tindakan,
ditetapkan. (D,O,W) pemberian obat,
pemberian
imunisasi, dan
pemberian diit
Dilakukan prosedur tepat Bukti pelaksanaan Proses PPA: proses
identifikasi pada kondisi identifikasi pasien pada identifikasi identifikasi
kondisi khusus. pasien pada pasien pada
khusus seperti disebutkan
pada pokok pikiran (D,O,W)
D,O,W kondisi khusus kondisi khusus
Elemen Penilaian o h
5.3.1.1 nt
co
PANDUAN/ KAK PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN

Dilakukan identifikasi
pasien sebelum dilakukan
prosedur diagnostik,
tindakan, pemberian obat,
pemberian imunisasi, dan
pemberian diit, sesuai
dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan
(D,O, W )
Elemen
Penilaian
5.3.1.2

Dilakukan
prosedur tepat
identifikasi pada
kondisi khusus
seperti
disebutkan pada
pokok pikiran
(D,O,W)
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.2

Proses untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dalam pemberian asuhan


ditetapkan dan dilaksanakan.

24
Pokok Pikiran
Pelaporan kondisi pasien Komunikasi yang rentan
dalam komunikasi verbal menimbulkan kesalahan, terjadi
atau lewal telepon, antara pada saat :
lain, dapat dilakukan (1) pemberian perintah secara
dengan menggunakan verbal
teknik SBAR (situation, (2) pemberian perintah verbal
background, asessment, melalui telepon
recommendation). (3) penyampaian hasil kritis
Sedangkan saat menerima pemeriksaan penunjang
instruksi lewat telepon diagnosis
dapat menggunakan (4) serah Antar giliran
metode readback (write terima dan
(shift),
down, read back and (5) pemindahan pasien dari unit
confirmation). yang satu ke unit yang lain.
.
a) Pemberian perintah secara verbal lewat telepon menggunakan
teknik SBAR dan TBAK sesuai dalam pokok pikiran (D, W).

b) Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis


Elemen hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan
prosedur, yaitu ditulis lengkap, dibaca ulang oleh penerima
Penilaian pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan, dan dicatat dalam
rekam medis, termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium dilaporkan (D,W, S).
c) Dilakukan komunikasi efektif pada proses serah terima pasien
yang memuat hal kritikal dilakukan secara konsisten sesuai
dengan prosedur dan metode SBAR dengan menggunakan
formulir yang dibakukan (R, D, W, S).

27
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI

5.3.2 Pemberian perintah secara Bukti pelaksanaan PPA: proses


verbal ditulis lengkap dan pemberian perintah secara pelaksanaan
dibaca ulang oleh penerima
perintah serta dikonfirmasi D,W verbal (SBAR-TBK) pemberian perintah
secara verbal (SBAR-
oleh pemberi perintah. (D,W) TBK)
Pelaporan kondisi pasien, dan
pelaporan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium ditulis
lengkap, dibaca ulang oleh

D,O,
penerima pesan, dan dikonfirmasi
Petugas laboratorium, Simulasi proses
oleh pemberi pesan dilakukan Bukti pelaporan nilai kritis Proses penyampaian PPA: proses pelaporan penyampaian nilai
hasil pemeriksaan nilai kritis hasil kritis hasil
W,S
sesuai prosedur, dan dicatat hasil lab kritis
dalam rekam medis termasuk laboratorium dengan TBK pemeriksaan pemeriksaan
identifikasi kepada siapa nilai laboratorium laboratorium
kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan.
(D,O,W,S)
Proses komunikasi serah
terima pasien yang memuat
D,O,
PPA: proses
hal-hal kritial dilakukan secara Bukti pelaksanaan pelaksanaan
konsisten sesuai dengan pemberian perintah secara pemberian perintah
prosedur, metoda, dan
menggunakan form yang W,S verbal (SBAR-TBK) secara verbal (SBAR-
TBK)
dibakukan (D,O,W,S)
Elemen
Penilaian 5.3.2.1

1
Pemberian perintah
secara
verbal ditulis lengkap dan
dibaca ulang oleh
penerima perintah serta
dikonfirmasi oleh
pemberi perintah. (D,W)
Elemen
Penilaian 5.3.2.2

Pelaporan kondisi pasien , dan


pelaporan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium ditulis
lengkap, dibaca ulang oleh
penerima pesan, dan dikonfirmasi
oleh pemberi pesan dilakukan
sesuai prosedur, dan dicatat
dalam rekam medis termasuk
identifikasi kepada siapa nilai
kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan.
(D,O,W,S)
Elemen
Penilaian 5.3.2.3

Proses komunikasi serah


terima pasien yang
memuat hal-hal kritikal
dilakukan secara
konsisten sesuai dengan
prosedur, metoda, dan
menggunakan form yang
dibakukan (D,O,W,S)
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.3

Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai


ditetapkan dan dilaksanakan

32
Pokok Pikiran
Obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat-obatan yang memiliki
risiko menyebabkan cedera serius pada pasien
Ke sa l a h a n pemberian obat dapat juga
jika digunakan dengan tidak tepat.
terjadi akibat ad anya obat dengan
Obat higt alert meliputi :
n a m a d a n ru p a obat mirip (look alike
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat aktif
yang dapat menimbulkan kematian atau s o u n d alike).
kecacatan bila terjadi kesalahan (error) dalam
Kebijakan dan prosedur tentang
penggunaannya (contoh: insulin, heparin
pengelolaan obat yang perlu diwaspadai
atau sitostatika),
2) Obat yang terlihat mirip dan ditetapkan dan dilaksanakan yang
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan meliputi penyimpanan, penataan,
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike peresepan, pelabelan, penyiapan,
So und Alike/LASA) penggunaan, dan evaluasi penggunaan
3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium
obat yang perlu diwaspadai, termasuk
klorida dengan konsentrasi sama atau
obat psikotropika, narkotika, dan obat
lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan dengan n a m a at au rupa mirip.
magnesium sulfat injeksi dengan
konsentrasi sama atau lebih dari 50%.
a) Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan
obat
dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan
penataan obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama
Elemen atau rupa mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
Penilaian disusun (R, D, O, W).
b) Dilakukan pengawasan dan pengendalian
penggunaan obat-obatan psikotropika/narkotika dan
obat-obatan lain yang perlu diwaspadai (high alert) (D,
O, W).
34
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN WAWANCARA SIMULASI

5.3.3 Disusun daftar obat yang perlu Daftar obat yang perlu diwaspadai Penyimpanan dan PJ UKP, petugas
diwaspadai dan obat dengan pelabelan obat yang farmasi: daftar obat
perlu diwaspadai yang perlu
nama atau rupa mirip serta diwaspadai,
dilakukan pelabelan dan penyimpanan dan
penataan obat yang perlu pelabelan obat yang
diwaspadai dan obat dengan
nama atau rupa mirip sesuai
D,O,W perlu diwaspadai

dengan kebijakan dan prosedur


yang disusun.(D,O,W)

Dilakukan pengawasan dan Bukti pengawasan dan Penyimpanan yang PJ UKP, petugas
pengendalian penggunaan obat- pengendalian obat aman untuk obat farmasi: pengawasan
psikotropika/narkotika dan obat psikotropika/narkotik dan pengendalian
obatan psikotropika/narkotika yang perlu diwaspadai. Kartu stok, a, dan penyimpanan obat
dan obat-obatan lain yang perlu
diwaspadai (high alert). (D, O, W) D,O,W pencatatan distribusi dan pemkaisn obat yang perlu
diwaspadai dan
psikotropika/narkotika
dan obat yang perlu
pelabelannya diwaspadai
Elemen
Penilaian 5.3.3.1

Disusun daftar obat yang perlu


diwaspadai dan obat dengan
nama atau rupa mirip serta
dilakukan pelabelan dan BUKTI DILAKUKAN SESUAI DENGAN KEBIJAKAN

penataan obat yang perlu


diwaspadai dan obat dengan
nama atau rupa mirip sesuai
dengan kebijakan dan prosedur
yang disusun.(D,O,W)
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

metRONidazole  metFORMin
amLODipin
 amITRIPtilin
vinBLASTine
gliMEPiride  vinCRIStine
as.MEFEnamat  gliBENclamide
 as, TRANexamat
Tulis yang berbeda dengan huruf KAPITAL
Elemen
Penilaian 5.3.3.2

Dilakukan pengawasan
dan pengendalian
penggunaan obat-obatan
psikotropika/narkotika
dan obat-obatan lain
yang perlu diwaspadai
(high alert). (D, W)
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.4

Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi pada pasien
yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan.

39
Pokok Pikiran
Puskesmas harus mengembangkan
Penandaan sisi dapat dilakukan kapan saja
sebelum prosedur dimulai selama pasien
suatu sistem untuk memastikan benar terlibat secara aktif dalam penandaan sisi dan
pasien, benar prosedur, dan benar sisi tanda.
jika melakukan tindakan dengan Adakalanya pasien dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk berpartisipasi, misalnya
menerapkan protokol umum (universal
pada pasien anak atau ketika pasien tidak
protocol) yang meliputi: berkompeten untuk membuat keputusan
(1) proses verifikasi sebelum tentang perawatan kesehatan.
dilakukan tindakan; Jeda (time out) merupakan peluang untuk
Penandaan sisi yang akan menjawab semua pertanyaan yang belum
terjawab atau meluruskan kerancuan.
dilakukan tindakan/prosedur;
Jeda dilakukan di lokasi tempat prosedur
dan akan dilakukan, tepat sebelum memulai
(2) time out yang dilakukan segera prosedur, dan melibatkan seluruh tim yang
akan melakukan tindakan operasi atau
sebelum prosedur dimulai.
invasif.
a) Dilakukan penandaan sisi operasi/tindakan medis
secara konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan
melakukan tindakan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan (R, O, W, S).
Elemen b) Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan
medis untuk memastikan bahwa prosedur telah
Penilaian dilakukan dengan benar (D, O, W).
c) Dilakukan penjedaan (time out) sebelum
operasi/tindakan untuk memastikan
medis
pertanyaan sudah terjawab semua
atau
meluruskan kerancuan (O, W).

41
RDOWS
ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN OBSERVASI WAWANCARA

5.3.4 Dilakukan penandaan sisi


operasi/ tindakan medis
secara konsisten oleh
Proses penandaan sisi Dokter, perawat, bidan:
pemberi pelayanan yang
akan melakukan tindakan O,W operasi
proses penandaan sisi
operasi
sesuai kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan.
(O,W)
Dilakukan verifikasi
sebelum operasi/tindakan Bukti dokumentasi verifikasi
Proses verifikasi Dokter, perawat, bidan:
medis untuk memastikan
prosedur telah dilakukan
D,O,W sebelum tindakan operasi atau sebelum tindakan
tindakan medis
operasi atau tindakan
proses verifikasi sebelum
tindakan operasi atau
medis tindakan medis
dengan benar. (D, O, W)
Dilakukan time-out sebelum
operasi/ tindakan medis,
untuk memastikan semua
pertanyaan sudah terjawab D,W Bukti dokumentasi pelaksanaan
time-out
Dokter, perawat, bidan:
proses time-out
atau meluruskan
kerancuan. (D, W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.1

dilakukan penandaan
sisi operasi/ tindakan
medis secara konsisten
oleh pemberi pelayanan
yang akan melakukan
tindakan sesuai
kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan (O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.2

Dilakukan verifikasi
sebelum operasi/
tindakan medis
untuk memastikan
prosedur telah
dilakukan dengan
benar (D,O,W)
Elemen
Penilaian 5.3.4.3

Dilakukan time-
out/ tindakan
medis, untuk
memastikan semua
pertanyaan sudah
dijawab atau
meluruskan
kerancuan (D,W)
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.5

Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait
dengan pelayanan kesehatan.

46
Pokok Pikiran
Prosedur kebersihan tangan perlu
Puskesmas harus
disusun dan disosialisasikan.
menerapkan Informasi mengenai prosedur
kebersihan tangan tersebut ditempel di tempat yang
mudah dibaca. Tenaga medis,
yang terbukti
tenaga kesehatan, dan karyawan
menurunkan risiko Puskesmas perlu diedukasi tentang
infeksi yang terjadi kebersihan tangan. Sosialisasi
kebersihan tangan perlu
pada fasilitas juga
dilakukan kepada
kesehatan. keluarga pasien.
pasien dan
a)Ditetapkanstandar kebersihan tangan yang
mengacu pada standar WHO (R).
Elemen
Penilaian
b)Dilakukan kebersihan tangan sesuai
dengan regulasi yang ditetapkan (D, O, W).

48
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan pasien diterapkan dalam upaya keselamatan pasien.


Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sasaran keselamatan pasien
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.

Kriteria 5.3.6

Proses untuk mengurangi risiko pasien jatuh disusun dan dilaksanakan.

49
Risiko jatuh dapat terjadi
pada pasien dengan Pokok Pikiran
riwayat jatuh, penggunaan
obat, minum mi numan
beralkohol, gangguan Contoh alat untuk melakukan
keseimbangan, gangguan
visus, gangguan mental, penapisan pada pasien rawat
dan sebab yang lain inap adalah skala Morse untuk
Penapisan risiko jatuh dilakukan pasien dewasa dan skala Humpty
pada pasien rajal dengan Dumpty untuk anak, sedangkan
mempertimbangkan : untuk pasien rawat jalan
1. Kondisi pasien
dilakukan dengan menggunakan
2. Diagnosis
get up and go test
3. Situasi
4. Lokasi
a) Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh di
rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di IGD
rawat inap sesuai dengan kebijakan dan
dan
Elemen prosedur serta dilakukan upaya untuk
Penilaian mengurangi
tersebut (R, O,
risiko
W, S).

b) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk


mengurangi risiko terhadap situasi dan lokasi yang
diidentifikasi berisiko terjadi pasien jatuh (D, W).

51
RDOWS
WAWANCA
ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN OBSERVASI SIMULASI
RA
5.3.5 Dilakukan penapisan Pelaksanaan skrining risiko Dokter, perawat, Pelaksanaan
jatuh bidan, pegawai skrning risiko
pasien dengan risiko Puskesmas cara jatuh dan upaya
jatuh sesuai dengan skrining risiko untuk mengurangi

O,W,S
kebijakan dan prosedur jatuh dan upaya risiko jatuh
untuk
serta dilakukan upaya mengurangi
untuk mengurangi risiko jatuh
risiko tersebut (O,W,S)

Dilakukan evaluasi dan Bukti evaluasi terhadap Proses skrining, upaya Dokter, perawat,
upaya untuk mengurangi mengurangi risiko jatuh, dan bidan, pegawai
tindak lanjut untuk risiko jatuh dan bukti tindak pemantauan serta Puskesmas cara
mengurangi risiko lanjutnya. Dokumentasi evaluasinya skrining risiko
terhadap situasi dan
lokasi yang D,O,W dalam rekam medis
terhadap pasien dengan
risiko jatuh, upaya untuk
jatuh dan upaya
untuk
mengurangi
diidentifikasi berisiko mengurani risiko, risiko jatuh,
terjadi pasien jatuh (D, pemantauan, evaluasi dan pemantauan dan
tindak lanjutnya evaluasinya
O, W).
Elemen
Penilaian 5.3.5.1

Dilakukan penapisan
pasien dengan resiko
jatuh sesuai dengan
kebijakan dan
prosedure serta
dilakukan upaya untuk
mengurangi resiko
tersebut (O,W,S)
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
RESIKO
Elemen
Penilaian 5.3.5.2

Dilakukan evalusi
dan tindak lanjut
untuk mengurangi
resiko terhadap
situasi dan lokasi
yang diidentifikasi
beresiko terjadi
pasien jatuh
(D,O,W)
1

BUKTI
DILAKUKAN
IDENTIFIKASI
DAN
ANALISIS
2
RISIKO DAN
POTENSI
RISIKO
STRUKTUR DAN TIM KP PUSKESMAS

Koordinator KP
Tim KP

*) Berlaku untuk kawasan perkotaan dan pedesaan


PENGORGANISASIAN MUTU DI PUSKESMAS

ALTERNATIF 1

KEPALA PUSKESMAS

PENANGGUNG JAWAB
MUTU

SEKRETARIS/
PENGENDALI DOKUMEN??

PJ KP PJ PPI PJ AI PJ K3 PJ ADMEN PJ UKM PJ UKP

Anda mungkin juga menyukai