Anda di halaman 1dari 11

Sifat dan

Nilai
Konstitusi
Diastama A Ramadhan, S.H., L.LM.
Menurut beberapa ahli, Konstitusi
memiliki Pengertian Sebagai
Berikut:
K.C Whare Konstitusi
Secara luas Konstitusi dianggap Sebagai dokumen tertulis
dan tidak tertulis, baik aturan legal maupun non-
Sebagai
hukum. secara sempit, sebagai alat untuk mengatur
pemerintahan negara Sebuah
Ferdinand Lassale
Entitas
Konstitusi diartikan dalam arti sosiologis dan yuridis.
Secara sosiologis konstitusi dianggap sebagai penakar
Hukum
kekuatan nyata dalam masyarakat seperti Presiden,
Kelompok Kepentingan, Kelompok Penekan, dan
Sebagainya. Sementara Secara Yuridis sebagai sebuah
dokumen hukum
Menurut beberapa ahli, Konstitusi
memiliki Pengertian Sebagai
Berikut:
Carl Schmitth Konstitusi
Konstitusi terbagi dalam 2 arti, absolut dan mutlak.
Absolut berarti sebagai alat yang merefleksikan suatu
Sebagai
negara. Sementara mutlak berarti konstitusi sebagai
sebuah dokumen agung yang sangat sulit diubah. Sebuah
Entitas
Herman Heller
Konstitusi memiliki 3 arti. Secara politis sebagai cerminan Hukum
hidup masyarakat. Secara yuridis sebagai kristalisasi
kaidah hukum yang hidup dalam masyarakat. Dan
sebagai sebuah dokumen hukum tertinggi yang berlaku
di suatu negara.
1. Dilihat dari Posisi Konstitusi sebagai hukum dasar yang mengandung nilai dan norma
dalam menjalankan sebuah negara. Bergerak pula sebagai instrumen pencegah
penyalahgunaan kewenangan. Dan sebagai produk hukum tertinggi yang menjiwai hukum
lainnya.

2. Karena sebagai hukum tertinggi, maka tidak boleh ada hukum lain yang bertentangan
dengan Konstitusi. Apabila ada hukum yang lebih tinggi, maka dapat dibatalkan.

3. Sebagai dokumen hukum dan politik, Konsitusi mempunyai kedudukan Istimewa. Mengapa
Istimewa? Karena Konstitusi merupakan hukum tertinggi, yang membutuhkan keadaan
khusus dalam pembuatan, perubahan, hingga pemabatalannya. Berbeda dengan hukum
yang berada dibawahnya.

Kedudukan Konstitusi
Karakter berarti ciri-ciri atau sifat
khas dalam Konstitusi. Karakter
kemudian dapat dilihat dari materi
muatan konstitusi/nilai-nilai,
maupun cara perubahan atau
pembatalan Konstitusi tersebut.
Secara lebih mendalam, karakter Karakteristik
Konstitusi juga ditentukan oleh Konstitusi
model dari suatu Konstitusi,
terdapat 3 (tiga) model Konstitusi.
Yakni:
1. Konstitusi Sekuler dan non-sekuler. Konstitusi dengan karakter ini dapat menggabungkan / memisahkan antara
hukum dasar dengan nilai religiusitas suatu agama tertentu (sering ditemukan di negara yang percaya mazhab
hukum tuhan).

2. Konstitusi yang legitimasinya ditentukan dari apakah konstitusi tersebut membuka akses bagi organ-organ formal
yang hidup di masyarakat. Beberapa konstitusi nyatanya hanya berlaku sebagai black latter law (hukum diatas
kertas). Hal ini terjadi karena konstitusi menjadi sangat kaku terhadap masyarakat. Sebalik konstitusi yang baik
adalah konstitusi yang dapat terbuka terhadap dinamika masyarakat.

3. Konstitusi yang hidup di negara serikat dan negara kesatuan umumnya memiliki perbedaan. Konstitusi negara
serikat cenderung rigid. Sementara konstitusi negara kesatuan cenderung luwes.

Karakteristik Konstitusi
1. Nilai Nominal. Berarti bahwa beberapa bagian pada Konstitusi hanya merupakan pajangan saja, dan
tidak pernah diimplementasikan atau diterapkan dalam realitas kehidupan bernegara. Dapat disebabkan
karena kondisi politik maupun sosial-kemasyarakatan.

2. Nilai normatif. Berarti konstitusi sebagai sesuatu yang benar-benar ditaati. Konstitusi tidak hanya
sekedar uraian kalimat namun juga sebagai sebuah “living constitution”, yakni norma konstitusi yang
hidup dalam penyelenggaraan negara.

3. Nilai Semantik, artinya norma Konstitusi yang mengandung makna yang ideal, namun pada prakteknya
Konstitusi hanyalah sebagai uraian kalimat saja. Tidak ada satupun nilai yang dipatuhi dalam
kehidupan bernegara.

Nilai Konstitusi
Dilihat secara sifatnya, Konstitusi memiliki 3
sifat, yakni:
1. Dari caranya dirubah, apakah kaku atau
luwes
2. Konstitusi Formil dan Materil
Sifat
3. Dari wujud fisiknya, Satu Naskah dan
Beberapa Naskah
Konstitusi
• Konstitusi dikatakan luwes apabila dapat dilakukan perubahan dengan mudah. Tidak diperlukan
adanya mekanisme yang sangat spesifik dalam perubahan. Biasanya bentuk perubahannya berupa
pembaharuan konstitusi.

• Konstitusi dikatakan kaku apabila:


1. Perubahan dilakukan oleh lembaga legislatif dengan pembatasan tertentu.
2. Oleh rakyat secara langsung melalui sebuah referendum
3. Oleh organisasi internasional yang terdiri dari utusan negara-negara yang secara khusus dibentuk
untuk keperluan perubahan konstitusi

Sifat Konstitusi Dari Caranya Diubah


Sifat yang materiil, dilihat dari segi isinya berisikan hal-hal yang

Sifat
bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. Artinya konstitusi
tersebut memiliki substansi yang penting, terpilih, dan mendasar
untuk mengatur jalannya negara sehingga kehidupan antara rakyat
dan negara dapat berjalan dengan stabil. Rakyat dapat mematuhi
segala konstitusi yang diterapkan negara begitu pun negara dapat Konstitusi
menjamin konstitusi yang telah diciptakannya, sehingga elite
politik atau pemerintah pun dapat tunduk terhadap konstitusi
tersebut.
Secara
Materil dan
Formil
Sementara sifat formil lebih melihat konstitusi sebagai sebuah alat
fisik yang dipergunakan untuk mengatur sebuah negara
Terima Kasih
Diastama A Ramadhan, S.H., L.LM.

Anda mungkin juga menyukai