Anda di halaman 1dari 18

Membangun Kerjasama Tim dan

Motivasi Mencapai Target Kinerja


Muhammad Arifin Masruri

Madrasah Manajer
apa VISI MISI Lembaga ?
apa motivasi anda bekerja ?

bagaimana menyamakan frekuensi


antara motivasi anda bekerja
dengan visi misi lembaga ?
PROSES PERENCANAAN STRATE-
GIS
Situasi LEMBAGA saat ini
- Analisis lingkungan Profil LEMBAGA:
eksternal Isu-isu strategis
Dimana kita -perluasan
LEMBAGA
- Analisis lingkungan
sekarang ? internal
-Mutu & Relevansi
-Managemen

Situasi LEMBAGA yang diharapkan


Kemana kita - Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Kebijakan, dan Program
akan pergi ?

Bagaimana caranya Strategi pelaksanaan


mencapai kesana ? Formulasi Strategi Alokasi Sumber-
Pelaksanaan daya

Evaluasi & Kontrol


Apakah kita sampai Pengumpulan
Saran/ Rekomendasi & Pemaparan
Evaluasi
disana? Data
Tahap Penyusunan Renstra
1. Melakukan analisis lingkungan strategis LEMBAGA
2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui sta-
tus situasi pendidikan LEMBAGA saat ini
3. Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di
masa mendatang
4. Mencari kesenjangan antara butir 2 & 3
5. Menyusun rencana strategis
6. Menyusun rencana tahunan
7. Melaksanakan rencana tahunan
8. Memonitor dan mengevaluasi
Gambar 1.
Proses Penyusunan RENSTRA LEMBAGA
Analisis Lingkungan
Strategis

Situasi LEMBAGA Kesenjangan


Situasi LEMBAGA
saat ini yang diharapkan

Rencana Strategis
(5 tahun)

Rencana Operasional
(1 tahun)

Pelaksanaan
Program

Monitoring &
Evaluasi
Membangun Kerjasama Tim
Membangun kerjasama tim yang efektif membutuhkan upaya dan komitmen dari se-
tiap anggota tim. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk
membangun kerjasama tim yang baik:

Komunikasi yang jelas: Komunikasi yang efektif adalah kunci dalam membangun
kerjasama tim. Pastikan semua anggota tim memahami tujuan, tugas, dan harapan
yang dihadapi. Tetap terbuka untuk mendengarkan dan memberikan umpan balik
yang konstruktif.

Tentukan peran dan tanggung jawab: Setiap anggota tim harus memiliki pema-
haman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai tu-
juan tim. Ini membantu menghindari tumpang tindih dan memastikan bahwa setiap
anggota fokus pada kontribusi mereka sendiri.

Bangun saling percaya: Kepercayaan adalah fondasi penting dalam kerjasama tim
yang sukses. Untuk membangun kepercayaan, tetaplah konsisten dengan kata-kata
dan tindakan Anda. Juga, hargai dan hargai pendapat serta kontribusi setiap
anggota tim.
Membangun Kerjasama Tim
Fasilitasi kolaborasi: Dorong anggota tim untuk bekerja sama, berbagi ide, dan
bekerja secara kolaboratif. Buat suasana yang mendukung kerja tim dengan men-
gadakan pertemuan reguler, sesi brainstorming, atau kerja proyek yang melibatkan
partisipasi aktif semua anggota tim.

Tangani konflik dengan bijaksana: Konflik bisa timbul dalam setiap tim. Penting
untuk mengatasinya dengan bijaksana dan segera. Dengarkan semua pihak yang
terlibat, cari pemahaman bersama, dan temukan solusi yang memuaskan semua
orang. Mengabaikan atau menunda penyelesaian konflik hanya akan memperburuk
situasi.

Dukung kerja tim dengan teknologi: Gunakan alat dan teknologi yang tepat untuk
mendukung kerjasama tim. Misalnya, menggunakan platform kolaborasi online, ap-
likasi manajemen tugas, atau alat komunikasi real-time untuk memfasilitasi kolabo-
rasi dan komunikasi yang efektif.

Pujian dan pengakuan: Berikan penghargaan dan pengakuan kepada anggota tim
yang berkinerja baik atau mencapai hasil yang signifikan. Penghargaan ini dapat
meningkatkan semangat dan motivasi anggota tim, serta memperkuat kerjasama
dan kerja tim.
Membangun Kerjasama Tim
Evaluasi dan perbaikan: Lakukan evaluasi berkala terhadap kinerja tim dan identi-
fikasi area yang perlu diperbaiki. Melalui evaluasi ini, Anda dapat mengidentifikasi
peluang untuk mengoptimalkan kerjasama tim dan mengimplementasikan peruba-
han yang diperlukan.

Ingatlah bahwa membangun kerjasama tim adalah proses yang berkelanjutan. Dibu-
tuhkan waktu, kesabaran, dan dedikasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang
kooperatif dan efektif.
Komunikasi Efektif
Cara Membangun Komunikasi Efektif
Jalin Keterbukaan: Membangun suasana yang terbuka dan ramah di antara anggota tim.
Dorong anggota tim untuk berbagi gagasan, masukan, dan keprihatinan mereka secara ter-
buka tanpa takut dihakimi atau diremehkan.

Dengarkan dengan Aktif: Praktikkan keterampilan mendengarkan aktif. Berikan perhatian


penuh pada anggota tim yang berbicara, tunjukkan minat dan pertimbangkan pendapat
mereka. Jangan lupa menghargai sudut pandang yang berbeda dan menanyakan pertanyaan
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Gunakan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang Efektif: Selain kata-kata, perhatikan juga
isyarat tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara. Pastikan pesan yang Anda sampaikan konsis-
ten dengan bahasa tubuh Anda.

Jelaskan dengan Jelas dan Sederhana: Hindari penggunaan istilah teknis atau jargon yang
tidak dikenal oleh semua anggota tim. Sampaikan pesan Anda dengan bahasa yang jelas,
sederhana, dan mudah dipahami oleh semua orang.
Komunikasi Efektif
Cara Membangun Komunikasi Efektif
Gunakan Alat Komunikasi yang Tepat: Gunakan berbagai alat komunikasi seperti pertemuan
tatap muka, panggilan video, email, atau platform kolaborasi untuk berbagi informasi dengan
tim. Pilihlah alat yang paling sesuai untuk situasi atau kebutuhan komunikasi tertentu.

Berikan dan Terima Umpan Balik: Berikan umpan balik konstruktif kepada anggota tim untuk
membantu mereka berkembang. Tetapi, pastikan umpan balik Anda diberikan dengan cara
yang sopan dan membangun. Selain memberikan umpan balik, jadilah orang yang terbuka
menerima umpan balik dari anggota tim lainnya.

Jadwalkan Pertemuan Rutin: Tetapkan waktu yang konsisten untuk pertemuan tim secara
rutin. Hal ini memungkinkan anggota tim untuk berkomunikasi secara teratur, membahas
perkembangan proyek, menyelesaikan masalah, dan saling mendukung.

Gunakan Komunikasi Tertulis: Ketika berkomunikasi melalui email, pesan teks, atau platform
lainnya, pastikan pesan Anda jelas, singkat, dan terorganisir dengan baik. Gunakan paragraf
yang terpisah, poin-poin yang jelas, dan jangan lupa untuk memeriksa tata bahasa dan ejaan
sebelum mengirimkan pesan.
Komunikasi Efektif
Cara Membangun Komunikasi Efektif

Hargai Diversitas dan Kerjasama: Menghargai perbedaan pandangan, latar belakang, dan
keahlian anggota tim. Jadilah fleksibel dan terbuka terhadap pemikiran baru. Berupayalah
membangun kerjasama yang saling menghormati dan berkolaborasi.

Berikan Ruang untuk Diskusi dan Pertanyaan: Sediakan waktu dan ruang bagi anggota tim
GAME
Motivasi Mencapai Target Kinerja
Tetapkan Tujuan yang Jelas: Tim perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang
apa yang ingin dicapai dan tujuan akhir yang ingin diraih. Tujuan harus spesifik,
terukur, dapat dicapai, relevan, dan waktu-batasan (SMART).

Perencanaan Strategis: Buat rencana strategis yang mencakup langkah-langkah


konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan. Identifikasi tugas dan tanggung
jawab masing-masing anggota tim, alokasikan sumber daya yang diperlukan, dan
tentukan jadwal atau tenggat waktu yang realistis.

Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang jelas dan terbuka merupakan kunci
penting dalam mencapai target. Pastikan semua anggota tim memahami tujuan,
tanggung jawab mereka, dan saling berbagi informasi dengan lancar. Gunakan
berbagai alat komunikasi seperti pertemuan tim, email, dan platform kolaboratif un-
tuk memastikan informasi yang diperlukan dapat diakses oleh semua orang.

Kolaborasi dan Kerjasama: Tim harus bekerja secara kolaboratif, memanfaatkan


keahlian dan pengalaman individu untuk mencapai target secara efektif. Fasilitasi
diskusi, brainstorming, dan pertukaran ide untuk memperkuat kerjasama tim. Up-
ayakan untuk membangun lingkungan tim yang inklusif, di mana setiap anggota
merasa didengar dan dihargai.
Motivasi Mencapai Target Kinerja
Pemantauan dan Evaluasi: Selama perjalanan menuju target, lakukan pemantauan
secara teratur untuk memastikan tim tetap pada jalur yang benar. Evaluasi kema-
juan, identifikasi kendala, dan lakukan penyesuaian jika diperlukan. Gunakan indika-
tor kinerja yang sesuai untuk mengukur progres dan melacak pencapaian.

Motivasi dan Dukungan: Berikan motivasi kepada anggota tim dan dukungan yang
diperlukan. Pujian, pengakuan, dan apresiasi terhadap upaya dan prestasi individu
maupun tim dapat membantu mempertahankan semangat dan komitmen untuk
mencapai target.

Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Terkadang rencana dapat berubah atau situasi da-
pat berubah di tengah perjalanan. Tim perlu bersikap fleksibel dan adaptif untuk
mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Bersiaplah untuk melakukan penyesua-
ian strategis dan mencari solusi alternatif jika diperlukan.

Evaluasi dan Pembelajaran: Setelah mencapai target, lakukan evaluasi menyelu-


ruh tentang proses, pencapaian, dan pengalaman tim. Identifikasi apa yang telah
berhasil dan apa yang dapat ditingkatkan di masa mendatang. Gunakan pembela-
jaran ini sebagai dasar untuk mengoptimalkan kinerja tim pada proyek atau tujuan
berikutnya.
SMART GOAL
Spesifik (Specific):
Tentukan secara jelas apa yang ingin dicapai. Hindari tujuan yang terlalu umum atau ambigu.
Pertanyakan "Apa yang ingin dicapai?" atau "Apa hasil yang diinginkan?"
Contoh yang tidak spesifik: "Meningkatkan penjualan."
Contoh yang spesifik: "Meningkatkan penjualan produk X sebesar 10% dalam 3 bulan."

Terukur (Measurable):
Tetapkan kriteria yang dapat diukur untuk mengevaluasi pencapaian tujuan.
Pertanyakan "Bagaimana kita dapat mengukur kemajuan atau hasilnya?"
Contoh yang tidak terukur: "Meningkatkan kepuasan pelanggan."
Contoh yang terukur: "Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dari 75% menjadi 90% dalam survei kepuasan
pelanggan bulanan."

Dapat Dicapai (Achievable):


Pastikan tujuan yang ditetapkan dapat dicapai oleh tim dengan sumber daya yang ada.
Pertanyakan "Apakah tujuan ini realistis dan dapat dicapai oleh tim?"
Contoh yang tidak dapat dicapai: "Menggandakan pangsa pasar dalam sebulan tanpa anggaran pemasaran."
Contoh yang dapat dicapai: "Meningkatkan pangsa pasar sebesar 20% dalam 6 bulan melalui strategi pemasaran
yang terukur dan alokasi anggaran yang memadai."
SMART GOAL
Relevan (Relevant):
Pastikan tujuan yang ditetapkan sesuai dengan visi, misi, dan kebutuhan tim atau organisasi.
Pertanyakan "Apakah tujuan ini relevan dengan tujuan jangka panjang tim atau organisasi?"
Contoh yang tidak relevan: "Meningkatkan jumlah pengikut media sosial tanpa hubungannya dengan tujuan bisnis."
Contoh yang relevan: "Meningkatkan interaksi dan keterlibatan pengikut media sosial dengan merespon komentar
dan pertanyaan dalam waktu 24 jam."

Waktu (Time-bound):
Tetapkan batas waktu atau tenggat waktu untuk mencapai tujuan.
Pertanyakan "Kapan tujuan harus tercapai?"
Contoh yang tidak memiliki batas waktu: "Meningkatkan kehadiran tim dalam pelatihan."
Contoh yang memiliki batas waktu: "Meningkatkan kehadiran tim dalam pelatihan dengan 100% peserta hadir dalam 3
bulan ke depan."
Beda STRATEGI dan RENCANA AKSI
Strategi:
Strategi adalah rencana umum atau pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
melibatkan pemikiran strategis, pengambilan keputusan, dan pengaturan arah umum yang akan diambil untuk men -
capai hasil yang diinginkan. Strategi biasanya bersifat luas, fleksibel, dan dapat melibatkan penggunaan sumber daya
yang lebih besar. Strategi membantu dalam menentukan visi, misi, dan tujuan jangka panjang suatu tim atau organ -
isasi.

Rencana Aksi:
Rencana aksi adalah langkah-langkah konkret yang diambil untuk melaksanakan strategi dan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Rencana aksi lebih terfokus, spesifik, dan berorientasi pada tindakan yang harus dilakukan. Rencana aksi
menguraikan tugas, tanggung jawab, jadwal, dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Rencana aksi dapat mencakup langkah-langkah sehari-hari, tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan langkah-
langkah taktis yang harus diambil.

Dalam konteks perencanaan, strategi digunakan untuk mengatur pandangan dan pendekatan keseluruhan, sedan -
gkan rencana aksi merupakan langkah-langkah yang lebih terperinci untuk melaksanakan strategi tersebut. Strategi
memberikan arah dan keputusan strategis, sedangkan rencana aksi memberikan langkah-langkah konkret untuk
mewujudkannya.

Secara sederhana, strategi adalah "apa yang harus dilakukan" sedangkan rencana aksi adalah "bagaimana
melakukannya". Keduanya saling terkait dan saling melengkapi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
PRAKTIK
DAN
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai