Anda di halaman 1dari 7

Tradisi Suku Dani Memotong Jari di

Papua

Nama : Ariq Hermansyah


Indra Yadi
Siti Maisarah
Nabila Intan Medina
Kelompok : 6
Matkul : Sistem Sosial Budaya Indonesia
STIA Setih Setio Muara Bungo
Latar Belakang

Indonesia memiliki etnis dan budaya yang beragam dari Sabang


sampai Merauke,bahkan budaya di Indonesia sebagai objek wisata
yang menguntungkan negara.Ihromi (1999) Kebudayaan adalah
seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak
hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih.Papua merupakan salah
satu pulau yang masih mengikat erat budayanya,walaupun di pulau
ini terdapat kota (Jaya Pura) namun masih terdapat daerah-daerah
tertentu yang masih hidup dengan kebudayaan tanpa dipengaruhi
oleh budaya asing. Kebudayaan memotong jari sebagai ungkapan
kesedihan dan pencegahan terjadi kembali tidak dapat ditemukan di
kebudayaan di daerah lain.Pemotongan jari tangan ialah
menghilangkan sebuah organ tubuh yang akan berpengaruh terhadap
kesehatan seseorang.
Lokasi
Wilayah kabupaten Jayawijaya terletak di jantung pulau Cendrawasih. Secara
geografi Kabupaten Jayawijaya terletak antara 30.20′ sampai 50.20′ Lintang
Selatan serta 1370.19′ sampai 141 Bujur Timur, dengn batas daerah Sebelah
Utara adalah Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Yapen Waropen, Barat
adalah Kabupaten Paniai, Selatan adalah Kabupaten Merauke, dan Timur
adalah perbatasan Negara Papua Nugini. Topografi wilayah terdiri dari
gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang luas, dengan puncak-
puncak gunung yang ada selalu tertutup salju seperti Pucak Trikora dengan
ketinggian 4.750 m, Puncak Yamin dengan ketinggian 4.595 m, dan Puncak
Mandala dengan ketinggian 4.760 m. Sarana dan prasarana yang dapat
digunakan dari Wamena menuju Ibu Kota Provinsi Irian Jaya adalah pesawat
udara, transportasi ini merupakan satu-satunya sarana dan prasarana yang
dapat digunakan untuk menjangkau wilayah tersebut. Tidak hanya itu,
beberapa kota kecamatan di kabupaten Jayawijaya pun hanya dapat
dihubungi melalui udara. Beberapa kota kecamatan yang sudah dapat
dijangkau melalui darat, diantaranya Kurulu, Assolagaima, Makki, Tiom,
Kelila.
Terjadi karena
Mengenal Tradisi Potong Jari Suku Dani Sebagai Simbol
Kehilangan – Indonesia dikenal dengan beragam tradisi suku
dan budaya. Setiap suku memiliki ritual masing-masing
terutama dalam beberapa acara adat teramsuk acara kematian.
Setiap suku memiliki ritual tersendiri untuk menunjukkan
rasa duka akibat kehilangan anggota keluarganya. Mulai dari
mengadakan doa dan puji-pujian, hingga melakukan tradisi
ekstrem seperti yang dilakukan oleh suku Dani di Papua.
Bagi suku Dani, kehilangan orang yang dicintai merupakan
sebuah hal yang sangat menyedihkan. Oleh karena itu, saat
mereka kehilangan anggota keluarga maka mereka akan
memotong salah satu ruas jarinya. Tradisi ini dikenal sebagai
Iki Palek.
Tradisi Potong Jari Sebagai Lambang Kehilangan

Pemotongan jari dimaksudkan sebagai lambang kehilangan yang


amat sangat. Rasa sakitnya diumpamakan seperti menderitanya
hati ketika saudara meninggal. Makanya, mereka pun seolah tak
masalah melakukan ritual menyakitkan ini. Di samping itu,
kemauan memutuskan salah satu ruas jari juga jadi bukti
kesetiaan mereka terhadap keluarga. Orang-orang Dani tahu betul
kalau ritual ini akan sakit, tapi mereka mau melakukannya atas
nama kesetiaan.
Bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama
sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu
nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah dan satu asal. Dalam
bahasa Papua, itu disebut dengan “Wene opakima dapulik
welaikarek mekehasik”.
Cara Memotong
`Biasanya anggota suku Dani akan menggunakan kapak atau pisau
tradisional untuk memotong jarinya.
Terkadang, mereka mengikat jari dengan seutas tali selama
beberapa waktu sampai aliran darah berhenti. Ketika aliran darah
telah berhenti barulah pemotongan jari dilakukan. Selain bantuan
benda tajam, suku Dani juga terbiasa memakai gigi untuk
memotong jari. Mereka akan menggigitnya hingga putus.
Rasa sakitnya memang tidak bisa dibayangkan. Namun, sebagai
tanda kesetiaan, hanya ini yang dapat mereka lakukan. Tradisi Iki
Palek kini sudah mulai menghilang akibat berkembangnya ilmu
pengetahuan dan agama.
Meski begitu, di antara anggota suku Dani masih bisa ditemui
orang-orang tua yang telah kehilangan jari-jari sebagai bagian dari
tadisi Iki Palek. Bahkan, ada yang kehilangan seluruh jarinya.

Anda mungkin juga menyukai