Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI


dr. H. Andi H. A. , Sp.OG
Silvia Aslami
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. M • Nama suami : Tn. D


• Usia : 28 tahun • Umur : 33 th
• Agama : Islam
• Suku : Sunda
• R. Pendidikan : SD
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMP
• Alamat : Kp. tanggeung
• Status : Menikah • Pekerjaan : Wiraswasta
• Tgl Masuk : 19 oktober 2014 (Jam
10.30)
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Os mengeluh keluar air-air dari jalan lahir
sejak 1 hari yang lalu.

• RPS :
G2P1A0. Os mengaku hamil 9 bulan, mengeluh keluar air-air
banyak dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS. Cairan jernih, tidak
berbau, dan tidak disertai demam. Cairan ini masih keluar sedikit-
sedikit sampai tiba di RS. Nyeri perut disangkal. Mules kadang-
kadang dan tidak kuat. Keluar lendir bercampur darah 5 jam
SMRS. Gerakan janin masih dirasakan ibu. USG (-). BAB dan
BAK tak ada keluhan.
• RPD : Riwayat hipertensi, Asma, Diabetes mellitus dan riwayat
operasi disangkal

• RPK : Riwayat hipertensi, Asma, Diabetes mellitus disangkal

• RPO : Os mengaku tidak mengkonsumsi obat apapun

• R.Psikososial : Pola makan tidak teratur, konsusmsi alkohol dan


merokok disangkal
RIWAYAT OBSTETRI
G2P1A0
Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan dari tahun 2006, sejak 1 tahun yang lalu
ibu berhenti KB.
HPHT : 13 Januari 2014
TP : 20 Otober 2014
R. ANC : os tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan, suntik
TT I dan TT II disangkal.

No Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit BB Keadaan


Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Anak
1. 2006 dirumah 9 bulan spontan paraji 2500 gr hidup

2. Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit (kuat, cukup, regular)
RR : 21x/menit
Suhu : 36,5ºC
 
Antropometri
• TB : 150 cm
• BB : 63 kg
• IMT : 28
RIWAYAT HAID
Riwayat Haid
• Menarche : Usia 14 tahun
• Siklus haid : 28 hari teratur
• Lama haid : 7 hari
• Nyeri Haid : Disangkal
STATUS GENERALIS
• Kepala : normochepal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Leher : pembesaran KGB (-/-)
• Toraks : bentuk dan gerak simetris
• Paru-paru : VF simetris (+/+), vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung : bunyi jantung I/II murni regular, gallop (-), murmur (-)
• Abdomen : status obstetri
• Ekstremitas :
Ekstr. Atas : Akral hangat , RCT< 2 detik, edema (-), sianosis (-)
Ekstr. Bawah : Akral hangat , RCT< 2 detik, edema (-), sianosis (-)
STATUS OBSTETRI
Inspeksi
• Kepala/Muka :Chloasma gravidarum (-)
• Thorax :Hiperpigmentasi areola mamae (+), colostrum (-)
• Abdomen :Cembung tegang, striae gravidarum (+), linea nigra (+), bekas operasi (-)
Palpasi
• TFU : 28 cm
• TBJ : 2600 gram
• Leopold I : Bokong
• Leopold II : Punggung kanan
• Leopold III : Kepala
• Leopold IV : Divergen
• His : (+) tidak kuat, 1 kali/10 menit, selama 30 detik
Auskultasi
DJJ : 138 kali/menit
PERIKSA DALAM
Pemeriksaan Luar Genitalia
• Vulva/vagina :Tidak ada kelainan
• Perineum : Tidak ada kelainan, tampak sisa cairan jernih bercampur
sedikit lendir.
Pemeriksaan Dalam
• Vagina : Tidak ada kelainan
• Portio : Lunak, mendatar
• Ostium : 2-3 cm
• Ketuban : (-) , sisa cairan jernih bercampur sedikit lendir dan darah
• Kepala : Hodge 1, letak belakang kepala
• Panggul : Normal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin 12,2 12,0-16,0 g/dL
Trombosit 435 150-450 103/µL
Leukosit 12,2 4,8-11,8 103/µL
Hematokrit 31,4 37,0-47,0 %
Eritrosit 3,89 3,2-5,4 106/µL
Protein Urin - Negatif (mg/dL)
DIAGNOSA
• G2P1A0 Parturient Aterm Kala I Fase laten dengan KPD
PLANNING
R/ Persalinan pervaginam
• Obs. KU, TTV, DJJ, HIS dan pembukaan
• Drip oxytosin 5 IU 20 tpm dalam RL 500 cc (Augmentasi)
• Skin test (+) pukul 10.45, Cefotaxime 1 g IV pukul 11.00
Pukul OBSERVASI
AUGMENTASI
PL PD
Drip Oxytosin 20 tpm dalam
10.30 Djj 138x/menit V/V tak
His tidak kuat, 1 kali/10 menit selama Po lunakRL 500cc
30 detik Pembukaan 2-3 cm
Ket (-)
Pres kep H 1

14.30 Djj 140x/menit V/V tak


His sedang 4 kali/10 menit selama 50 Po lunak
detik Pembukaan 6-7 cm
Ket (-)
Pres kepPIMPIN
H2 MENGEDAN
18.30 Djj 141x/menit V/V tak
His kuat 5 kali/10 min selama 50 detik Po tak teraba
Pembukaan lengkap
Ket (-)
Pres kep H 3

19.10 BAYI LAHIR


LAPORAN PARTUS
• Bayi Laki-laki lahir spontan pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul
19.10 WIB.
• BB : 2700 gr
• PB : 49 cm
• A/S : 8/9
• Pukul 19.25 WIB plasenta lahir spontan lengkap dengan PTT,
perdarahan ± 250 cc.
• Dilakukan penjaitan luka episiotomy.
FOLLOW UP
Hari/Tanggal S O A P
20- 10- 14 Mules, nyeri luka KU : Baik, Kes : P2A0 partus -Cefadroxil
jahitan. BAK lancar CM maturus lahir (2x500mg)
TD : 110/70 mmHg spontan -Asam Mefenamat
N : 88 x/menit (3x500 mg)
R : 20x/menit BLPL
S : 36,5 ºC
ASI (-)
Abdomen :
cembung, lembut,
TFU 2 jari bawah
pusat, kontraksi
baik, perdarahan (+)
Locia (-)
PERMASALAHAN

• Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


• Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?
• Apakah faktor etiologi ketuban pecah dini pada pasien ini?
PEMBAHASAN
&
ANALISA KASUS
KETUBAN PECAH DINI (KPD)

DEFINISI
Ketuban pecah dini (KPD) adalah suatu keadaan pecahnya selaput
ketuban baik dalam kehamilan maupun dalam persalinan sebelum
pembukaan 3 cm (sebelum fase aktif, masih dalam fase laten).

Pada pasien ini ketuban telah pecah pada pembukaan servik kurang dari 3
cm. Dengan kata lain, pembukaan tersebut terjadi sebelum kala I fase aktif.
Jadi, diagnosis KPD pada pasien ini sudah tepat dan sesuai teori.
FAKTOR PREDISPOSISI
• Faktor infeksi
• Faktor selaput ketuban
• Faktor terjadinya perubahan tekanan intra uterine yang mendadak
• Faktor sosio-ekonomi yang rendah seperti defisiensi gizi, vit C
• Faktor keturunan
• Faktor merokok4
• Faktor-faktor lainnya seperti multigravida, adanya riwayat KPD pada
persalinan-persalinan yang lalu, hidramion, adanya malposisi, trauma
vagina, kehamilan ganda,perdarahan antepartum, adanya diproporsi
sefalo-pelviks dan hamil dengan umur yang lebih dari 35 tahun.
Pada pasien ?
• tidak adanya demam dan nyeri saat BAK dan tidak adanya bau
menyingkirkan etiologi akibat dari infeksi ascenden.
• Tidak adanya riwayat perdarahan  menyingkirkan etiologi dari HAP.
• Pemeriksaan panggul menunjukkan bahwa panggul ibu luas, pasien
tidak merokok, dan tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intra
uterin.
• Keadaan sosio-ekonomi kurang  asupan gizi kurang
DIAGNOSIS
• Inspekulo  air ketuban keluar dari OUE
• Pengambilan cairan ketuban dari forniks posterior
a. perubahan warna kertas lakmus (merah-biru)
b. tes arboriasi atau kristalisasi (gambaran daun pakis)
c. Ada tidaknya verniks
• Pemeriksaan dengan USG (ultrasonografi)
PENATALAKSANAAN

1. Konservatif
Bila tidak didapatkan komplikasi dan usia gestasi 28-37 minggu,
diberikan obat-obatan:
-Tokolitik
-Kortikosteroid untuk pematangan paru
-Antibiotik4
2. Aktif
Indikasi penatalaksanaan aktif bila :
•Didapatkan komplikasi
•Usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau lebih dari 37 minggu
•Janin mati dalam kandungan
PENATALAKSANAAN AKTIF MELIPUTI :

a. Pemberian antibiotik bila :


•Terjadinya komplikasi
•Inpartu
•Ketuban pecah < 12 jam1
•Adanya rencana terminasi dengan induksi atau akselerasi, seksio
sesaria
b.Dilakukan terminasi
•Pervaginam bila :
-Usia gestasi > 28 minggu
-janin mati4
•Perabdominam bila :
-Letak lintang
-Presentasi lain yang tidak memungkinkan pervaginam
-Skor Bishop < 61
• Penanganan pasien ini masih tergolong pada waktu golden period (6-8
jam) karena penanganan dilakukan dalam waktu sekitar 8 jam pasca
pecahnya ketuban.
• Usia kehamilan > 37 minggu penatalaksanaan aktif, meliputi
pemberian antibiotik dan terminasi kehamilan.
• Antibiotik diberikan atas dasar pasien sudah dalam keadaan inpartu dan
lamanya pecah ketuban kurang dari 12 jam.
• Sambil menunggu saat terminasi yang tepat, harus dilakukan observasi
his, denyut jantung janin, tanda vital ibu, pengosongan kandung kemih,
dan pemeriksaan laboratorium.
KESIMPULAN
 
• Diagnosis pada kasus ini sudah tepat.
• Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat, yaitu penatalaksanaan
aktif dengan terminasi kehamilan
• Faktor etiologi ketuban pecah sebelum waktunya pada pasien ini
factor sosio-ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

• Syamsuddin, A, Komar, H. Panduan Partograf. Bagian Obstetri dan


Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya; Palembang.
2001.
• Sadler, W, T. Embriologi Kedokteran. Ed 5. EGC; 1988.
• Wiknjosastro Hanifa, Saifuddin Abdul Bari, Rachimhadhi Trijatmo.
Ilmu Kebidanan. Ed.3, Cet.5. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; Jakarta. 1999.
• Standar Pelayanan Profesi Obgin. Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi RSMH Palembang;Palembang. 2000.
• Cunningham, FG, et al. 2013. Obstetri Williams Edisi 23 Volume 1 &
2. Jakarta : EGC
• Manaba, Ida A.C. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri.Jakarta : EGC
• Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta : PT Bina Pustaka
• RSHS. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bag. Obgin FK UNPAD
RSHS BANDUNG
• Mochtar, Roestam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai