Anda di halaman 1dari 55

PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUMAH

Ns.Yohanes Dion, M.Kes.


Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia
STIKES Maranatha – Kupang
2019

1
• Pendidikan kesehatan adalah upaya terencana untuk
mengubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah
perubahan cara berfikir, cara bersikap dan cara berbuat.
• Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan, meningkatkan dan
memelihara kesehatannya.

2
PERILAKU KESEHATAN
• Psikologi pendidikan: terbentuknya perilaku baru dan
berkembangnya kemampuan seseorang, terjadi melalui
tahapan tertentu yang dimulai dari pembentukan
pengetahuan, sikap sampai dimilikinya keterampilan baru
atau pola perilaku baru.
• Lebih jauh Bloom (1976) mengemukakan bahwa aspek
perilaku yang dikembangkan dalam proses pendidikan
meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.

3
• Perilaku adalah sebuah respon
• Respon terhadap lingkungan, sistem pelayanan,
lingkungan, sakit dan penyakit.

4
DOMAIN PERILAKU KESEHATAN
DAN TINGKATANNYA
• Diukur dari: pengetahuan sasaran terhadap materi
(knowledge), sikap/ tanggapan (attitude) dan praktik atau
tindakan yang dilakukan (practice).
• Pengetahuan/domain kognitif: tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
• Sikap: menerima, merespon, menghargai, bertanggung
jawab.
• Sementara itu tingkatan praktik terdiri dari: persepsi,
respons, mekanisme, adaptasi.
5
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KESEHATAN
• Perilaku kesehatan dapat terbentuk karena berbagai
pengaruh atau rangsangan yang berupa pengetahuan
dan sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya,
sarana fisik.
• Pengaruh atau rangsangan tersebut bersifat internal dan
eksternal yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga faktor
yang mempengaruhi perilaku kesehatan:

6
FAKTOR PREDISPOSISI

• Faktor predisposisi (predispossing factors) yaitu faktor


internal yang ada dalam diri individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat yang mempermudah individu untuk
berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi
dan keyakinan.

7
FAKTOR PEMUNGKIN DAN PENGUAT
• Faktor pemungkin (enabling factors) yaitu faktor yang
memungkinkan individu berperilaku, karena tersedianya
sumber daya, keterjangkauan, rujukan, dan
keterampilan.
• Faktor penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang
menguatkan perilaku seperti sikap, keterampilan petugas
kesehatan, teman sebaya, orang tua atau atasan.

8
PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN
• Pendidikan kesehatan merupakan salah satu peran
keperawatan yang penting.
• Klien berhak untuk mengetahui tentang penyakitnya agar
dapat mengambil keputusan yang tepat bagi
kesehatannya dan gaya hidupnya.
• Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dalam merawat dirinya dan mengembangkan
keterampilan perilaku hidup sehat.

9
TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN

• Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di


keluarga/masyarakat
• Menolong individu dan keluarga agar mampu secara
mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat
• Mendorong pengembangan dan penggunaan secara
tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

10
TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM
KEPERAWATAN KELUARGA
• Keluarga memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
keluarganya, lingkungan, dan masyarakat sekitarnya.
• Keluarga melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya
masalah kesehatan, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah,
dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang
disebabkan oleh penyakit.
• Keluarga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang eksistensi dan
perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efektif dan efisien.
• Keluarga mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan
bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem
pelayanan kesehatan yang formal

11
PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN

•Latar belakang •Kurikulum •Perilaku


pendidikan •Sumber daya baru
•Sosial budaya •Lingkungan
•Kesiapan fisik
belajar
•Kesiapan •Pedoman
psikologi

12
DIMENSI TINGKAT PELAYANAN
• Pencegahan Primer:
• Promosi kesehatan;
• Kebersihan perorangan, pemeriksaan kesehatan berkala,
peningkatan gizi dan kebiasaan hidup sehat.
• Perlindungan khusus:
• Pada tingkat pelayanan ini pendidikan kesehatan diperlukan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang
pentingnya imunisasi, perlindungan khusus di tempat kerja

13
• Pencegahan Sekunder:
• Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini dan
penanganan secara tepat.
• Pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
• Pada tingkat ini pendidikan kesehatan yang dilakukan meliputi
penemuan kasus, survey penyaringan kasus, dan penanganan
masalah kesehatan secara tepat

14
• Pencegahan Tersier:
• Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
setelah sembuh dari penyakit tertentu seseorang dapat
mengalami kecacatan yang memerlukan belajar/ latihan
guna mencapai kemandiriannya.

15
BELAJAR
DAN
PEMBELAJARAN
• Belajar diartikan proses perubahan
tingkah laku individu sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya

Penekanan pada peserta didik/anak


Pembelajaran diartikan sebagai
upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik
melakukan kegiatan belajar

Penekanan pada Pendidik


Ciri-ciri Perilaku Belajar
• Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
• Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
• Perubahan bersifat permanen
• Perubahan bersifat positif dan aktif
• Perubahan bertujuan dan berarah
• Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
1 Kuliah/Ceramah
2 Demonstrasi
Ragam 3
Metode Diskusi
Pembelajaran 4 Studi kecil (buzz group)
5 Brainstorming/curah pendapat
6 Studi Kasus
7 Role Play (bermain peran)
8 Simulasi
HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN DENGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN YANG DICAPAI
 
Rana Pembelajaran
Nama Metode    
Pengetahuan Sikap-nilai Ketrampilan (K),
Pembelajaran
(P), Kognitif (S), Afektif Psikomotorik
Ceramah     
Diskusi     
Buzz Group     
Curah pendapat     
Demonstrasi     
Studi kasus     
Role play     
Simulasi     
Memberikan
informasi pada
peserta

Mengandalkan
kekuatan fasilitator
dalam
menggunakan
bahasa verbal &
bahasa tubuh

CERAMAH DOMAIN
KOGNITIF
• Diikuti banyak orang, • Peserta cenderung pasif
• Tidak memerlukan • Tidak dpt mengingat semua
banyak peralatan materi yg disampaikan
• Penekanan pada hal yg • Membosankan
penting dan menarik
perhatian
Motivasi
peserta agar
muncul
keinginan
. untuk bertanya
& menjawab
pertanyaan
fasilitator

TANYA JAWAB
DOMAIN
KOGNITIF
DOMAIN
KOGNITIF/ AFEKTIF

Pengalaman belajar didapat

DISKUSI melalui tukar pikiran/ pengalaman


diantara peserta.
• Anggota kelompok terlibat aktif • Banyak menyita waktu
• Mengembangkan rasa tanggung • Mempersyarat kan peserta memiliki
jawab perorangan, latar belakang yang cukup dalam
• Menumbuhkan rasa percaya diri, membahas topik,
• Aplikasi hasil diskusi baik karena • Perlu persiapan matang sebelum
ide yg disampaikan orisinil diskusi,
• Dapat menimbulkan frustasi krn
anggota kelompok ingin cepat
melihat hasilnya.
Pemecahan
kelompok
besar
menjadi
.
kelompok
yang lebih
kecil
DOMAIN KOGNITIF/
AFEKTIF

Kel Studi Kecil/ Buzz Group


• Mendorong peserta yg • Angg kelompok bisa terdiri
malu, dr org yg tidak tau apa2
• Suasana • Ada pemimpin yg lemah
menyenangkan • Laporan tidak tersusun dg
• Pembagian tugas baik
kepemimpinan
• Pengumpulan
pendapat
DOMAIN
KOGNITIF/ Bentuk diskusi
AFEKTIF dalam rangka
menghimpun
gagasan,
pendapat,
. informasi,
pengetahuan,
pengalaman,
dari semua
peserta

BRAINSTORMING
• Mendorong peserta u/ • Mudah terlepas dari kontrol,
aktif, • Peserta tidak mengetahui
• Tidak menyita waktu, bahwa semua pendapat
• Digunakan u/kelompok diterima
besar atau kecil, • Peserta mengevaluasi
• Perlu sedikit langsung setelah pendapat
pengalaman diberikan
Memperagakan DEMONSTRASI
suatu proses
secara nyata
dengan
menggunakan
alat/benda
sesungguh dalam
situasi sebenarnya
atau tiruan. DOMAIN
PSIKOMOTOR/
AFEKTIF
• Menimbulkan minat • Butuh waktu persiapan
• Memperjelas prinsip2 • Peralatan mungkin mahal
& prosedur yg masih • Dilakukan kelompok kecil/
blm dipahami terbatas
Pengalaman
belajar yang
didapat adalah
MENGALAMI
karena dihadapkan
pada situasi
dengan berbagai
pilihan
DOMAIN KOGNITIF/
AFEKTIF/ KETERAMPILAN

STUDI KASUS
• Menambah wawasan, • Keterbatasan waktu
Alternatif pemecahan masalah • Frustasi bila tidak ada
• Pertukaran pendapat Evaluasi pemecahan masalahnya
Bersama Pengalaman
menerapkan kepemimpinan
• Memotivasi orang lain
Memainkan suatu peran
Tertentu sehingga pemain

ROLE PLAY
DOMAIN AFEKTIF
Harus mampu berbuat spt
peran yg dimainkannya
• Mendorong keterlibatan • Perlu waktu banyak, Peserta tdk
peserta secara aktif sepenuhnya dapat menghayati
• Mengembangkan sikap peranannya,
emphati terhadap peran yg • Sangat tergantung skenario yg
dimainkan disusun
• Mengembangkan sikap dan • Dapat menimbulkan kebosanan
cara pandang baru dan pada peserta bila masalah yg
menimbulkan keceriaan dalam dihadapi tidak bervariasi
belajar
DOMAIN PSIKOMOTOR & AFEKTIF Melakukan kegiatan tiruan
dengan menggunakan alat

SIMULASI
pengganti/tiruan dalam situasi
yang tidak sesungguhnya.
• Membentuk • Memerlukan fasilitas khusus
pemahaman dan yg harus disediakan,
ketrampilan bagi • Waktu lebih lama agar
pekerjaan yg akan semua peserta dpt berlatih
dilakukan • Menggunakan media tiruan
• Mendorong peserta tidak sama persis dgn
terlibat aktif dan situasi yg sebenarnya
mengambil keputusan
Peran Kita :
ALAT BANTU DAN MEDIA
• Alat peraga pada dasarnya dapat membantu peserta
didik untuk menerima pelajaran dengan menggunakan
panca inderanya.
• Semakin banyak indera yang digunakan dalam
menerima pelajaran, maka akan semakin baik
penerimaan pelajaran.

40
41
TAHAP PENKES DALAM KEP. KEL
• PENGKAJIAN:
• Pengkajian tentang kebutuhan belajar dapat digali dari riwayat
keperawatan dan hasil pengkajian fisik serta informasi dari orang
yang dekat dengan klien (individu dan keluarga). Pengkajian juga
mencakup karakteristik klien misalnya kesiapan belajar, motivasi
untuk belajar dan tingkat kemampuan untuk membaca. Pengkajian
data juga dilakukan melalui observasi terhadap kemampuan dan
kebutuhan klien. Kebutuhan belajar klien dapat diidentifikasi dari
pertanyaan klien tentang sesuatu hal yang tidak diketahui klien atau
ketidakmampuan klien dalam melakukan sesuatu

42
Diagnosa (NANDA 2018)
• Defisiensi Pengetahuan: ketiadaan atau defisiensi
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu,
atau kemahiran.
• BK; ketidakakuratan mengikuti perintah, ketidakakuratan
melakukan tes, perilaku tidak tepat, kurang pengetahuan.
• FYB: Kurang informasi, kurang minat untuk belajar, kurang
sumber pengetahuan, keterangan yang salah dari orang
lain.
• Kondisi Terkait; Gangguan fungsi kognitif, gangguan
memori.
43
• Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan; Suatu pola
informasi kognitif yang berhubungan dengan topik
spesifik atau penguasaanya, yang dapat diperkuat.
• BK; Mengungkapkan minat untuk meningkatkan
pembelajaran

44
PERENCANAAN PENKES
• NOC: Pengetahuan; Proses penyakit (1803/424)
• Karakter spesifik penyakit (180302), faktor penyebab dan
faktor yang berkontribusi (180303), faktor resiko
(180304), efek fisiologis penyakit (180305), tanda dan
gejala penyakit (180306), proses perjalanan penyakit
biasanya (180307), strategi u/ meminimalkan
perkembangan penyakit (180308), potensial komplikasi
penyakit (180309), tanda dan gejala komplikasi penyakit
(180310), dll.

45
• NOC; PROSEDUR PENANGANAN
• NOC; PERILAKU KESEHATAN
• DAN LAIN SEBAGAINYA

46
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KESEHATAN:
• Perawat harus fleksibel dalam mengimplementasikan
berbagai rencana pembelajaran. Implementasi rencana
pembelajaran memerlukan keterampilan personal seperti
teknik komunikasi dan pendekatan yang ramah dan
hangat.
• Berikut adalah petunjuk yang dapat membantu perawat
mengimplementasikan rencana pengajaran:

47
1. Waktu yang optimal untuk setiap sesi tergantung pada
peserta didik
2. Kecepatan pengajaran dari setiap sesi mempengaruhi
proses pembelajaran. Perawat hendaknya sensitif
terhadap tanda apakah pengajaran terlalu cepat atau
lambat. Jika klien tampak bingung atau tidak mengerti
kemungkinan perawat mengajar terlalu cepat. Jika klien
tampak bosan dan kehilangan perhatian mungkin
mengajar terlalu lambat atau periode belajar terlalu lama.

48
3. Keadaan lingkungan dapat menurunkan atau sebaliknya
membantu proses pembelajaran. Lingkungan yang bising
akan mengurangi konsentrasi, sedangkan lingkungan
yang nyaman dapat meningkatkan pembelajaran.
4. Alat bantu pengajaran dapat membantu perkembangan
belajar dan membantu memfokuskan perhatian klien.
Untuk membantu klien belajar, perawat hendaknya
menggunakan alat bantu dan meyakinkan bahwa semua
peralatan berfungsi dengan baik.

49
5. Jika menemukan sendiri isi atau substansi belajar, klien
akan belajar lebih baik. Cara untuk meningkatkan
pembelajaran, mencakup rangsangan motivasi dan
rangsangan pencarian sendiri, misalnya dengan
memberikan tujuan belajar yang hendak dicapai secara
spesifik, realistis dan memberi umpan balik serta
membantu klien memperoleh kepuasan dari belajar.

50
6. Melakukan pengulangan untuk memperkuat
pembelajaran, sebagai contoh merangkum substansi,
mengatakan dengan kata-kata lain.
7. Materi/ substansi yang dibahas mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks dan hubungannya
dilihat secara logis.
8. Gunakan bahasa yang umum untuk meningkatkan
komunikasi dengan klien.

51
• EVALUASI: belajar klien dan pengajaran
• Evaluasi belajar: pengetahuan, sikap, perilaku
• Evaluasi pengajaran; waktu, strategi mengajar, jumlah
informasi, dll.

52
KASUS 1
• Keluarga bapak A (45 thn) memiliki 4 orang anak. Anak pertama
kelas 2 SMP, anak kedua kelas 4 SD, anak ketiga kelas 1 SD dan
anak keempat masih TK. Bapak A dan Ibu A bekerja sebagai
petani. Rumah bapak A terbuat dari bebak dan atap daun tuak.
Kondisi rumah sangat sempit, hanya ada 1 jendela, tidak ada
sinar matahari yang masuk. Hanya ada dua bilik untuk anak dan
bilik keluarga. Sudah 2 bulan terakhir istri bapak A mengeluh
batuk, nafsu makan berkurang, badan tampak kurus dan
mengaku belum ke Puskesmas karena batuknya biasa.

53
KASUS 2
• Keluarga Bp.J (44 th) dan Ibu M (42 th) mempunyai 2
orang anak yaitu An.I (4 th) dan An. S (2,5 th).
Pekerjaan Bp.J adalah pedagang sayur di pasar. Ibu M
berjualan es di rumahnya. Ibu M mengatakan bahwa An.
S susah makan nasi dan sayur. Dia hanya mau makan
mie instan dan telur serta banyak jajan. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan berat badan An. S=8 kg, terlihat
kurus, lemah, rambut merah dan mudah rontok.

54
55

Anda mungkin juga menyukai