Anda di halaman 1dari 18

Rujukan:

Cummings, Thomas G., & Worley,


Christopher G. Organization Development
and Change. 9th Edition. South Western.
Cengange Learning. USA
Chapter 6
Pokok Bahasan
Diagnosis Kelompok
Input
Komponen Desain
Output
Diagnosis Pekerjaan
Input
Komponen Desain
Output
Group Level

Design Component
Output
Input Task Structure
Goal Clarity Team Effectiveness
Organizational Design Team Functioning
Group Composition Quality of Work Life
Group Norms Performance
Diagnosis Tingkat Kelompok
INPUT = Desain Organisasi
Terdiri dari :
Teknologi
Struktur
Sistem Pengukuran
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia
Budaya Organisasi
Diagnosis Tingkat Kelompok
Teknologi
Menetukan karakteristik tugas kelompok (group’s task)
Struktur
Menentukan tingkat koordinasi yang dibutuhkan antar
kelompok
Sistem Pengukuran dan Sistem Manajemen SDM
Menentukan bagaimana kelompok kerja yang ada dalam
organisasi berfungsi
Budaya Organisasi
Diagnosis Tingkat Kelompok
KOMPONEN DESAIN
Terdiri dari :
Kejelasan Tujuan (Goal Clarity)
Struktur Tugas (Task Structure)
Komposisi Kelompok (Group Composition)
Bagaimana Kelompok Berfungsi (Team Functioning)
Norma Kinerja (Performance Norm)
Diagnosis Tingkat Kelompok
KOMPONEN DESAIN
Terdiri dari :
Kejelasan Tujuan (Goal Clarity)
Struktur Tugas (Task Structure)
Komposisi Kelompok (Group Composition)
Bagaimana Kelompok Berfungsi (Team Functioning)
Norma Kinerja (Performance Norm)
Diagnosis Tingkat Kelompok
Kejelasan Tujuan (Goal Clarity)
Meliputi seberapa jauh kelompok memahami tujuannya,
apakah tujuan cukup menantang, dapat diukur, dan ada
umpan balik
Struktur Tugas (Task Structure)
Meliputi bagaimana kelompok dibentuk. Terdiri dari 2
dimensi ; (1) koordinasi ,(2) regulasi
Komposisi Kelompok (Group Composition)
Meliputi komposisi anggota kelompok dalam hal
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, pengalaman,
kepribadian dan variabel demografis lainnya
Diagnosis Tingkat Kelompok
Bagaimana Kelompok Berfungsi (Team
Functioning)
Meliputi bagaimana anggota kelompok berinteraksi satu
sama lain (hubungan interpersonal antar anggota kelompok)
Norma Kinerja (Performance Norms)
Meliputi pandangan yang dimiliki oleh anggota kelompok
tentang bagaimana seharusnya kelompok tersebut
melaksanakan tugasnya dan standar kinerja seperti apa yang
dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok. Norma
kelompok mengarahkan perilaku anggota kelompok dalam
bekerja
Diagnosis Tingkat Kelompok
OUTPUT = Efektifitas Kelompok (Team
Effectiveness)
Terdiri dari 2 dimensi:
Kinerja (performance)
Diukur dengan kemampuan kelompok untuk mengurangi
biaya, menigkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas
Kualitas dunia kerja (Quality of work-life)
Diukur dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan
kohesi kelompok
Diagnosis Tingkat Kelompok
Untuk mendapatkan output
yang diinginkan (efektifitas
kelompok) komponen desain
(Goal Clarity, Task Structure,
Team Functioning, Group
Composition & Group Norm)
harus selaras dengan input
(desain organisasi)
Diagnosis Tingkat Kelompok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Desain kelompok harus kongruen dengan desain
organisasi
2. Apabila teknologi menghasilkan tugas-tugas yang
bersifat interdependen  komponen-komponen desain
harus mendukung koordinasi, sebaliknya apabila tugas
bersifat independen  komponen desain harus
mendukung kinerja yang bersifat individual
3. Apabila teknologi bersifat tidak pasti, dan
membutuhkan banyak pengolahan informasi dan
pengambilan keputusan  komponen desain harus
mendukung “self-regulation”
Individual Level
Output
Design Component
Individual
Input
Skill Variety Effectiveness
Task Identity
Organizational Design
Autonomy Job Satisfaction
Group Design
Task Significance Performance
Personal Characteristic
Feedback about Absenteeism
Result Personal
Development
Diagnosis Tingkat Pekerjaan
 Diagnosis Tingkat Individu = Desain pekerjaan
INPUT :
Desain Organisasi (teknologi, struktur, sistem pengukuran
dlsb)
Desain kelompok (kejelasan tujuan, struktur tugas,
komposisi kelompok, dll)
Karakteristik Personal dari individu yang menangani
pekerjaan tersebut (usia, pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman, kemampuan, dlsb)
Diagnosis Tingkat Individu
 Diagnosis Tingkat Individu = desain pekerjaan
KOMPONEN DESAIN :
Skill Variety (Variasi Ketarmpilan)  seberapa jauh suatu
pekerjaan membutuhkan keragaman aktivitas/ ketrampilan
Task Identity (Identitas pekerjaan)  seberapa jauh suatu
perkejaan secara keseluruhan dapat diidentifikasi
Task Significance (Signifikansi pekerjaan )  seberapa
jauh suatu pekerjaan memiliki pengaruh terhadap
organisasi
Diagnosis Tingkat Individu
 Diagnosis Tingkat Individu = desain pekerjaan
KOMPONEN DESAIN :
Autonomy (Otonomi)  seberapa jauh otonomi untuk
menentukan metode kerja dan waktu pelaksanaan dimiliki
oleh suatu pekerjaan
Feedback (Umpan balik)  seberapa jauh pekerjaan
tersebut memiliki umpan balik yang jelas dan langsung
Ke-5 Dimensi tersebut dapat dikombimasikan
untuk mengukur Job Enrichment
Diagnosis Tingkat Individu
 Untuk menapatkan OUTPUT
yang efektif (kualitas dan
kuantitas kinerja yang baik,
absensi rendah serta kepuasan
kerja yang tinggi) 
KOMPONEN DESAIN (Skill
Variety, Task Significance, Task
Identity, dll) harus selaras
dengan INPUT (desain
organisasi, desain kelompok
maupun karakteristik personal
dari pekerja)
Diagnosis Tingkat Individu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Desain pekerjaan harus kongruen dengan desain
organisasi dan desain kelompok
2. Desain pekerjaan harus kongruen dengan karakteristik
personal dari pekerja

Anda mungkin juga menyukai