Pribadi
Apakah akhlak kita sudah baik?
Introduce Our
Group 4
• Dimas Adin Fajar Nugroho (2022D1B112)
• Tiara Effani (2022D1B101)
• Dea Ananda Putri (2022D1B110)
• Wulan Sufi Arienti (2022D1B175)
• Toni Febrian Saputra (2022D1B174)
• Dicky (2022D1)
Sub Bab Aklak Pribadi
01 | 02 |
Apa itu Akhlak Pribadi ? Macam-macam Akhlak
Pribadi !
03 | 04 |
Manfaat berakhlak Contoh Akhlak Pribadi !
terhadap diri sendiri !
1. Apa itu Akhlak Pribadi ?
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri
yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya. Namun bukan berarti
kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada Allah. Dalam diri
manusia mempunyai 2 unsur, yaitu jasmani (jasad) dan rohani (jiwa).
Kesimpulannya orang yang beristiqamah dijauhkan oleh Allah dari rasa takut
dan sedih yang negative serta akan mendapatkan nikmat dunia akhirat.
Macam-macam Akhlak Pribadi !
D. ‘Iffah
Secara etimologis, iffah adalah bentuk masdar dari affaya‟iffu-ffah
yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal ynag tidak baik. Dan juga berarti
kesucian tubuh. Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri
dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Lebih
khusus lagi yang dimaksud dengan iffah adalah sikap yang dapat maenjaga
seoseorang dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa, baik yang dapat
dilakukan oleh tangan, lisan atau kemasyhurannya.
Bentuk-Bentuk dari Iffah
• Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah
seksual, seorang Muslim dan Muslimah diperintahkan untuk menjaga
pengelihatan, pergaulan dan pakaiannya.
• Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah
harta, keadaan ekonomi yang menghimpit, kadang mendorong seseorang
untuk mencari makan dan harta dengan cara meminta kepada orang lain.
• Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan
orang lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala
macam bentuk ketidak jujuran.
Macam-macam Akhlak Pribadi !
E. Mujahadah
Istilah mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidumujahadah
yang berarti mencurahkan segala kemampuan (badzlu al-wus‟i). Dalam
konteks akhlak, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk
melepaskan diri dari segala yang menghambat pendekatan diri terhadap Allah
SWT, baik hambatan yang bersifat internal maupun yang eksternal. Hambatan
yang bersifat internal datang dari jiwa yang mendorong untuk berbuat
keburukan (nafsu ammarah bi assui‟), hawa nafsu yang tidak terkendali, dan
kecintaan kepada dunia. Sedangkan hambatan eksternal datang dari syaitan,
orang-orang kafir, munafik, dan para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran.
Beberapa Objek dari Mujahadah
1. Jiwa yang selalu mendorong manusia untuk melakukan kedurhakaan kepada
Allah (fujur).
2. Hawa nafsu yang tidak terkendali yang membuat manusia melakukan apa
saja untuk memenuhi nafsunya tanpa peduli larangan Allah SWT.
3. Syaithan yang selalu menggoda manusia untuk mempertirutkan hawa
nafsunya sehingga manusia lupa kepada Allah SWT dan dirinya sendiri.
4. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaan
kepada akhirat.
5. Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah merasakan berpuas hati.
6. Para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang
yang mengaku beriman sendiri, yang merugikan dirinya dan orang lain.
Cara-Cara Mujahadah
• Sebagai landasan teoritis, berusaha sungguh-sungguh
• Dengan melakukan amal ibadah praktis yang dituntunkan oleh Rasulullah
SAW untuk memperkuat mental spiritual dan meningkatkan semangat
juang untuk menghadapi semua tantangan di atas
• Dengan jihad, mulai dari jihad denegan harta benda, ilmu pengetahuan,
tenaga, sampai kepada jihad dengan nyawa (perang fi sabilillah)
Macam-macam Akhlak Pribadi !
F. Syaja’ah
Kata syaja‟ah berasal dari bahasa Arab (syaju‟a-yasyju‟u-syaja‟atan)
artinya berani. Tapi maksud berani di sini bukan berani dalam arti siap
menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada dipihak yang
benar atau salah, dan bukan pula berani memperturutkan hawa nafsu. Tapi
berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh
pertimbangan.
Bentuk-Bentuk dari Keberanian
• Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah).
• Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haq) sekalipun di hadapan
penguasa yang zalim.
• Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu
melampiaskannya sebagaimana yang sudah disebut dalam hadits di atas.
Sumber Keberanian
Apa yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian, sehingga tidak gentar
menghadapi apapun sekalipun nyawa tantangannya? Menurut Ra‟id Abdul
Hadi, dalam bukunya Mamarat alhaq, paling kurang ada tujuh faktor yang
menyebabkan seseorang memiliki keberanian :
• Rasa takut kepada Allah SWT
• Lebih mencintai akhirat daripada Dunia
• Tidak takut Mati
• Tidak ragu-ragu
• Tidak menguatkan kekuatan materi
• Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah
• Hasil pendidikan
Lawan dari Keberanian
Lawan dari sifat Syaja‟ah adalah Jubun (al-jubn), yaitu penakut. takut
menghadapi musuh, takut menyatakan kebenaran, takut gagal, takut
menghadapi resiko dan ketakuttakutan lainnya. Penakut adalah sifat yang
tercela, sifat orangorang yang tidak benar-benar takut kepada Allah.
Pribahasa Arab mengatakan : “Siapa yang takut kepada Allah, Allah akan
membuat segala sesuatu takut kepadanya. Sebaliknya siapa yang tidak takut
kepada Allah, maka Allah akan menbuat dia takut kepada segala sesuatu.”
Macam-macam Akhlak Pribadi !
G. Tawadhu’
Kata tawadhu berasal dari bahasa Arab (tawadha‟a-yatawadha‟u-
tawadhu‟an) artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain,
sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan.
Keutamaan Tawadhu
Sikap tawadhu‟ tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah, malah
akan dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak ragu bergaul
dengannya. Bahkan lebih dari itu derajatnya di hadapan Allah SWT semakin
tinggi.
Bentuk-Bentuk dari Tawadhu
• Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang statusnya sama, kecuali
apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi umat Islam.
• Berdiri dari tempat duduknya dalam suatu majlis untuk menyambut
kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya.
• Bergaul dengan orang awam dengan ramah dan tidak memandang dirinya
lebih dari mereka.
• Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya.
• Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin dan kaum dhu‟afa lainnya.
• Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang
menunjukkan kemegahan dan kesombongan.
Lawan dari Tawadhu
Takabur atau sombong, yaitu sikap menganggap diri lebih dan meremehkan
orang lain. Karena sikapnya itu orang sombong akan menolak kebenaran,
kalau kebenaran itu datang dari pihak yang statusnya dia anggap lebih rendah
dari dirinya.
Bentuk-Bnetuk Takabur
1. Kalau mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para hadirin
berdiri menyambutnya
2. Kalau berjalan, dia ingin ada orang yang berjalan di belakangnya, untuk
menunjukkan bahwa dia lebih hebat dan lebih mulia dari yang lainnya.
3, Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah dari
dirinya.
4. Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan kalau
berbelanja tidak mau membawa sendiri barang belanjaannya karena akan
merendahkan derajatnya.
Macam-macam Akhlak Pribadi !
H. Malu
Kata malu dalam bahasa Arab disebut (al-haya‟) adalah sifat atau perasaan
yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak
baik. Orang yang memiliki rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak
patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup, atau mukanya merah.
Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan
tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun.
Hubungan Iman serta Akibat Hilangnya Malu
“Malu dan Iman”
Malu adalah salah satu refleksi iman, bahkan malu dan iman akan selalu hadir
bersama-sama. Apabila salah satu hilang yang lain juga ikut hilang. Semakin
kuat iman seseorang, semakin tebAllah rasa malunya, demikian pula
sebaliknya.
Lawan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa permusuhan di
dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas. Seseorang yang
pendendam tidak akan mau memaafkan kesalahan orang lain sekalipun orang
tersebut meminta maaf kepadanya.
3. Manfaat berakhlak terhadap diri sendiri !
1. Berakhlak terhadap jasmani:
Jauh dari penyakit karena sering menjaga kebersihan, tubuh menjadi sehat
dan selalu bugar serta menjadikan badan kuat dan tidak mudah lemah