RUMUSAN
MASALAH
• Ibu A usia 36 tahun, G2P1A0, hamil 10 minggu datang untuk
melakukan amniocentesis pada kehamilannya yang sekarang.
MIND MAP
PF, PP
Anamnesis WD, DD
Etiologi
Tatalaksana Down syndrom
Epidemiologi
• USG
Bayi dengan sindrom Down cenderung memiliki
cairan ekstra di belakang lehernya.
• Chorionic villus
sampling
Ini dapat dilakukan selama trimester pertama,
menggunakan sel yang diambil dari plasenta.
• Amniosintesis
Cairan diambil dari kantung ketuban yang
melindungi bayi, biasanya selama trimester
kedua.
Working diagnosis
Down Syndrom
• Suatu kondisi di mana seseorang memiliki kelebihan kromosom 21 🡪 trisomi 21
• Salinan ekstra ini mengubah pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak, yang dapat
menyebabkan kelainan pada mental dan fisik bayi.
• Orang dengan sindrom Down biasanya memiliki IQ dalam kisaran ringan hingga sedang
dan cenderung lebih lambat dalam perkembangan intelektualnya.
• Meskipun orang dengan sindrom Down mungkin bertindak dan terlihat serupa, setiap orang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Manifestasi Klinik
Down Syndrom
• Wajah khas
• Hypertelorism (jarak 2 mata jauh )
• Downs ear
• Simian crease (garis tunggal telapak tangan)
• Hypotonia
• CHD ( congenital heart disease)
• Growth failure
• Mental retardation ( IQ : 49 )
Jenis down sindrom
Terdapat tambahan kromosom 21 Salah satu dari kromosom 21 melekat pada kromosom lain
Differential diagnoses
• Dikerjakan pada usia gestasi 15-20 Sulit dilakukan pada ibu yang gemuk, posisi janin
minggu yang tidak memungkinkan, dan Oligohidroamnion
(jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit)
Indikasi Amniosintesis
∙ Keguguran
Resiko keguguran - sekitar 0,1% hingga 0,3%.
∙ Infeksi.
TATA LAKSANA
• Medikamentosa
Terapi medikamentosa spesifik diberikan untuk menangani penyakit
komorbid yang ditemukan pada pasien Down syndrome.
• Terapi Fisik
Terapi fisik meliputi kegiatan dan latihan yang membantu membangun
keterampilan motorik, meningkatkan kekuatan otot, dan memperbaiki
postur dan keseimbangan.
• Terapi Berbicara
Terapi ini dapat membantu anak-anak dengan sindrom Down
meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dan menggunakan
bahasa lebih efektif.
TATA LAKSANA
• Terapi Okupasi
Terapi okupasi membantu menemukan cara anak untuk
menyesuaikan tugas dan kondisi sehari-hari agar sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang.
• Behavioral Therapy
Terapi ini perilaku bekerja untuk menemukan respons
yang berguna terhadap perilaku yang diinginkan dan
tidak diinginkan.
Pencegahan
HIPOTESIS DITERIMA
VIELE DANKE