Anda di halaman 1dari 21

Anemia Defisiensi

Besi
Pepi Pebrianti N
1321123010
Pengertian
ANEMIA merupakan kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin
(bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah
normal.

Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang terjadi akibat tubuh
kekurangan zat besi.

ZAT BESI adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan
salah satu komponen sel darah merah, yaitu hemoglobin. Hemoglobin merupakan
protein yang berfungsi mengangkut oksigen untuk disebarkan ke seluruh jaringan
tubuh.
Anemia adalah suatu kondisi tubuh
mengalami penurunan produksi jumlah sel
darah merah yang sehat dalam tubuh.

Saat kekurangan zat besi, tubuh tidak dapat


memproduksi hemoglobin yang cukup.
Kurangnya produksi hemoglobin membuat
pasokan oksigen dalam darah berkurang
sehingga tubuh tidak mendapat oksigen
yang cukup sehingga membuat penderita
anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi yang dapat dilihat
dari ukuran dan kandungan hemoglobin di dalam darah, dibedakan menjadi :
● Anemia mikrositik hipokromik
Ditandai dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari ukuran normal dan
hipokromik karena mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal
(Indeks eritrosit : MCV <73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26-35 %). Penyebabnya yaitu anemia
defisiensi besi, thalassemia, penyakit kronik dan anemia sideroblastik

● Anemia normositik normokromik


Ditandai dengan ukuran eritrosit yang normal dan tidak terjadi perubahan
konsentrasi hemoglobin (Indeks eritrosit normal : MCV 73 – 101 fl, MCH 23 – 31 pg, MCHC
26 – 35 %). Disebabkan karena pendarahan akut, hemolisis, dan penyakit –penyakit
infiltrative metastatic pada sumsum tulang

● Anemia makrositik hiperkromik


Ditandai dengan ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan
hiperkromik karena konsentrasi hemoglobin lebih dari normal (Indeks eritrosit : MCV >73
fl, MCH => 31 pg, MCHC => 35 %). Biasanya ditemukan pada anemia megaloblastic
(defisiensi vitamin B12, asam folat), serta anemia makrositik non megaloblastic (penyakit
hati dan myeldisplasia)

(Masrizal, 2007)
Patofisiologi
• Kurang asupan zat besi • Kurang asupan makanan yang
• Gangguan absorbsi besi setelah mengandung vitamin B12
gastrektomi • Usus halus tidak bisa menyerap vitamin
• Kehilangan darah menetap B12 dari makanan
(neoplasma, polip, gastritis, dll • Makanan terkontaminasi cacing pita
• Kekurangan factor intrinsic / protein yang
• Kurang asupan makanan yang mengandung dikeluarkan lambung untuk mengikat
folat vitamin B12 agar bisa diserap usus
• Penyakit yang mengganggu penyerapan
folat (celiac, penyakit Crohn, dll)
• Efek samping obat (missal: sulfalazine,
kotrimoksazol) Defisiensi vitamin B12
• Konsumsi alcohol berlebihan

Terjadi kehilangan besi / Sintesis DNA terganggu


kebutuhan besi meningkat

Defisiensi asam folat Gangguan maturasi


Cadangan besi menurun sel darah merah

Deplesi besi
Megaloblast (eritroblast
yang besar)
Kekurangan zat besi terus
berlanjut menyebabkan cadangan Sel darah merah imatur
besi kosong sama sekali dan hipofungsi
Lanjutan Ketidakefektifan
Kebutuhan O2 tidak terpenuhi
Defisiensi nutrisi perfusi jaringan
perifer
Hipoksis sel dan jaringan
• BB menurun
• Nausea
• Anoreksia Kompensasi jantung dengan Metabolisme anaerob
• Turgor kulit jelek meningkatnya HR, RR
• Mukosa mulut kering

HR ↑ RR ↑ Penumpukan asam
Perubahan nutrisi kurang laktat pada jaringan
dari kebutuhan tubuh Kerja jantung ↑ Pola napas
terganggu Fatigue
Aritmia

Beban jangtung ↑ • Dispnea


• Cepat Lelah
dalam waktu lama • Napas pendek
• Lemas

Otot jantung hipertropi • Ketidakefektifan


pola napas Intoleran aktivitas
↓ Kemampuan kompensasi

Dekompensasi cordis
• ↓ stroke volume index
• ↓fraksi injeksi
• Dispnea Penurunan curah jantung
• Bunyi 53
Kegunaan ZAT BESI dalam tubuh

01 02 03
Pembentukan hemoglobin dan Mendukung pertumbuhan, Menjadi komponen kunci
myoglobin yang mengikat dan perkembangan otak dan sistem enzim, hormon dan protein
menyalurkan O2 keseluruh tubuh syaraf

04 05 06
Mengatur suhu tubuh Mengangkut elektron di dalam
Meningkatkan daya tahan sel
tubuh terhadap infeksi
Kemenkes RI
Etiologi
● Penyebab anemia defisiensi besi menurut umur

Usia 1 – 5 tahun
- asupan zat besi yang kurang (hanya minum
Bayi susu dan kurang konsumsi Fe-heme
Persediaan zat besi yang kurang karena BBLR - kebutuhan meningkat karena infeksi
atau lahir kembar berulang / menahun
- Malabsorpsi zat besi, karena pendarahan :
infestasi parasite dan diverticulum meckeli

Remaja – Dewasa
5 tahun – Remaja
- asupan zat besi yang kurang (kurang
- asupan zat besi yang kurang (kurang
konsumsi Fe-heme)
konsumsi Fe-heme)
- Malabsorpsi zat besi, karena pendarahan :
infestasi parasite dan poliposis - Pada Wanita, terjadi Mensturasi berlebihan,
Ibu hamil
Penyebab Defisiensi Zat Besi

Asupan Zat Besi yang kurang

Pendarahan kronik

Malabsorpsi Zat Besi, disebabkan karena mukosa usus


mengalami perubahan secara histologi dan fungsional

Wanita yang mengalami mensturasi

Kebutuhan yang meningkat secara fisiologi


Lanjutan
Transfusi feto-maternal, kebocoran darah kronis yaitu sel darah merah janin
melewati plasenta kedalam sirkulasi ibu, menyebabkan anemia janin yang
parahHemoglobinuria, pada anak yang memiliki katup jantung bawaan

Latrogenic blood loss, pada anak yang banyak bisa diambil darah vena
untuk pemeriksaan lab berisiko menderita ADB

Idiopathic pulmonary hemosiderosis

Latihan yang berlebihan


Diagnosis Anemia Defisiensi Zat Besi
● Melakukan pemeriksaan sel darah merah dibawah mikroskop. Sel darah akan
terlihat pucat dan lebih kecil dari biasanya
● Mengukur kadar hemoglobin dalam darah
● Mengukur jumlah transferrin dalam darah. Transferin adalah protein yang
mengangkut zat besi
● Mengukur jumlah ferritin dalam darah. Ferritin adalah protein yang
menyimpan zat besi
● Pemeriksaan kolonoskopi, untuk memeriksa apakah terdapat pendarahan
pada usus bagian bawah
● Pemeriksaan endoskopi, untuk memeriksa adanya pendarahan pada saluran
cerna
● USG (Ultrasonografi), dilakukan pada Wanita yang mengalami pendarahan
mensturasi berlebih. Melalui USG, dokter dapat memeriksa kemungkinan
fibroid Rahim pada wanita
Tanda dan Gejala

Sering sakit kepala 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lunglai, Kulit pucat Sulit berfikir / berkonsentrasi
Lalai)

Luka disudut bibir Koilonychia / kuku Sesak nafas


(Cheilosis) Atrofi lidah
sendok

Nafsu makan menurun Kelopak mata pucat Jantung berdebar (palpitasi) Rambut mudah patah
Penanganan Defisiensi Besi

● Meningkatkan asupan makanan kaya zat besi


● Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C
● Mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin
● Transfusi sel darah merah (RBC) pada anemia defisiensi besi tingkat berat
● Hindari makanan dan minuman yang menghambat penyerapan zat besi
dan makanan tinggi kalsium
Lanjutan Pencegahan Anemia Defisiensi Besi

● Pada bayi dan anak, pencegahan dapat melibatkan pemberian ASI atau susu
formula yang sudah terfortifikasi zat besi selama satu tahun pertama.
Setelah satu tahun pertama, hindari memberikan susu lebih dari 700 ml
perhari
● Pada ibu hamil, konsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin
Makanan dan minuman yang mempengaruhi
penyerapan zat besi
Makanan, minuman dan obat- Makanan, minuman dan obat-obatan
obatan yang membantu yang menghambat penyerapan zat besi
meningkatkan penyerapan zat besi
● Zat yang mengandung kafein, tanin,
● Beberapa makanan yang dapat oksalat, fitat, yang terdapat dalam
meningkatkan penyerapan produk kacang kedelai, teh, dan kopi.
vitamin C, asam sitrat, asam
laktat, betakaroten dan sumber ● Menghindari makanan tinggi Kalsium
gula dan tablet Kalsium (Kalk) secara
berlebih
● Suplementasi vitamin C, E, A,
● Obat sakit maag, yang berfungsi
melapisi permukaan lambung,
sehingga penyerapan zat besi
terhambat.
Faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi

Asam fitat
Bentuk zat Asam
dan asam Tanin
besi organik
oksalat

Tingkat
Faktor Kebutuhan
keasaman
intrinsic tubuh
lambung
SUMBER ZAT BESI

Heme Non Heme

Anda mungkin juga menyukai