Anda di halaman 1dari 8

1.

Keprihatinan Hidup Berbangsa dan Bernegara

Konstitusi pastoral tentang Gereja di dunia dewasa ini (Gaudium et Spes) pada bagian
pendahuluan menyebutkan:
“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama
kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan para murid kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh manusiawi yangtak
bergema di hati mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-orang yang dipersatukan
dalam kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam penziarahan mereka munuju Kerajaan Bapa
dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang. Maka
Persekutuan mereka itu mengalami dirinya sungguh-sungguh erat berhubungan dengan umat
manusia serta sejarahnya.”

Rumusan diatas adalah pernyataan resmi Gereja yang disampaikan oleh para bapa konsili,
sekaligus merupakan komitmen umat katolik terhadap Masyarakat dan dunia.
2. Perjuangan Gereja Mengupayakan
Perdamaian dan persatuan Bangsa

Perjuangan Gereja dalam mengupayakan perdamaian dan persatuan


bangsa sebenarnya dalam rangka “membangun” Kerajaan Allah yang
inklusif bukan ekslusif. Kerajaan Allah yang mencakup seluruh umat
manusia disegala lapisan, wilayah, ras, suku dan kebudayaan.
3. Umat Katolik Mewujudkan perdamian dan
Persatuan Bangsa

Perdamian dan persatuan bangsa adalah kondisi kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai Kerajaan Allah,
sebagaimana dicita-citakan oleh Yesus sendiri. Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus mempunyai aspek-aspek:

 Eskatologis
Kerajaan Allah dimana harapan israel telah mencapai pemenuhan secara definitif,.

 Revelatoris
Kerajaan Allah mengungkapkan tentang siapa Allah

 Soteriologis
Kerajaan Allah itu keselamatan universal, yang akan terlaksana bilamana manusia menjalin relasi
pribadi dengan Allah

 Kristologis
Kerajaan Allah tampak definitif dalam sabda dan Tindakan Yesus dan dalam relasi dengannya.
Upaya memperjuangkan nilai Kerajaan Allah seperti mewujudkan
perdamaian dan persatuan bangsa dapat terlaksana dalam fungsi-fungsi
Gereja sebagai berikut:

a) Fungsi Diakonia
Gereja merupakan jawaban terhadap kebutuhan manusia yang menemukan dirinya dalam
situasi yang tertindas dan egois.

b) Fungsi koinonia
Gereja merupakan jawaban kerinduan manusia akan persaudaraan, perdamaian, persatuan dan
komunikasi di antara umat manusia dimana saja dan kapan saja.

c) Fungsi Kerygma
Fungsi Kerygma Gereja adalah menyampaikan warta pembebasan dan berperan sebagai kunci
penafsiran kehidupan dan Sejarah manusia.

d) Fungsi Liturgia Gereja


Adalah tindakan-tindakan ritual yang merupakan pengungkapan pengalaman pembebasan dan
keselamatan.
Fungsi diakonia (pelayanan) Gereja merupakan muara dari ketiga fungsi
Gereja lainnya. Melalui fungsi diakonia, Gereja mewujudkan Kerajaan
Allah ditengah-tengah masyarakat yang pluaris. Perwujudan Kerajaan Allah
melalui fungsi diakonia antara lain :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbuka untuk semua orang
melalui rumah sakit katolik.
2. Memberikan pelayanan pendidikan melalui lembaga
pendidikan )sekolah katolik) yang menerima murid dari berbagai
kalangan.
3. Memberikan pelayanan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui
gerakan CU
4. Memberikan pelayanan kasih kepada anak-anak yang kurang beruntung
melalui Panti Asuhan dan Rumah Singgah
5. Memberikan pelayanan kasih kepada orang-orang yang termarginalkan
melalui pendampingan khusus, dan sebagainya.
4. Membangun Persaudaraan Sejati

Pengertian Persaudaraan Sejati


Persaudaraan sejati tampak dalam
hubungan antar sesama yang didasarkan pada
sikap menjunjung tinggi keluhuran martabat
manusia.
Hambatan-hambatan dalam Membangun Persaudaraan Sejati

 Terjadinya proses pembodohan dalam kaderisasi dan propaganda dari pemuka agama

 Adanya fanatisme pemeluk agama yang kurang setia terhadap tokoh historis yang diikutinya
sehingga
beranggapan bahwa tokoh yang satu lebih unggul dari pada tokoh lainnya dan seolah-olah
mereka ini
berasal dari Allah yang berbeda kepada para kader dan pemeluk agama sehingga tidak
memperoleh
informasi yang benar dan utuh tentang tokoh historis dan ajaran-ajarannya.

 Kekayaan tidak jarang digunakan untuk provokasi agama yang sering kali disertai kekerasan.

 Persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing agama dan pemuka agama tentang pesan
agamanya.

 Ketertutupan dan eksklusivitas para pemeluk agama


 Solidaritas antar umat seagama yang dikembangkan hanya bersifat eksklusif

 Adanya semacam persaingan yang tidak sehat dalam mencapai tujuan hidup

 Buntunya dialog dan komunikasi

 Masih adanya dan bahkan semakin lebar kesenjangan social

 Masih suburnya materialism, konsumerisme

 Beriman kepada Tuhan yang sama tetapi perbedaan tradisi dan ajaran dibesar – besarkan

 Ada persaingan dalam Pembangunan tempat ibadah, beserta sarana pendukungnya.

 Ada rasa alergi untuk membaca dan mempelajari Persaudaraan sejati antar umat suci
agama lain

Anda mungkin juga menyukai