Anda di halaman 1dari 28

TEKNOLOGI MATERIAL

PENGUJIAN UJI TARIK


TUJUAN

Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan


perubahan-perubahan dari suatu bahan uji
terhadap pembebanan tarik.
TEORI

Pengujian Tarik (Tensile Test)


Uji tarik merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat –
sifat suatu bahan. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui
sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik
ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi
(highly stiff).

3
Mesin uji tarik
TEORI
 Material Komposit
Material komposit adalah material yang terbuat lebih dari
dua atau lebih unsur/bahan untuk mendapat karakteristik baru.
Kekuatan suatu komponen selalu menjadi pertimbangan dalam
penggunaannya. Maka, kekuatan dan kekakuan material
komposit sangat ditentukan oleh serat penguat (fiber), resin
sebagai pengikat, dan katalis sebagai unsur lain.
Bahan Komposit
1. Matriks
Material yang digunakan sebagai matriks adalah polimer
berjenis Thermosetting yang sering disebut resin. Polimer merupakan
material yang memiliki struktur lebih kompleks dibandingkan metal
dan keramik.Ada dua jenis resin yaitu Polyester dan Epoxy, epoxy
merupakan jenis resin yang berkualitas baik dan tergolong tinggi
harganya dan digunakan untuk serat jenis carbon, kevlar dan boron.
Sedangkan, resin polyester termasuk harganya terjangkau biasanya
digunakan untuk peralatan sehari-hari.
Fungsi matriks antara lain dapat menyatukan serat-serat
penguat, mendistribusikan gaya-gaya pada serat, serta melindungi serat
penguat terhadap pengaruh lingkungan
Bahan Komposit
2. Serbuk Carbon
Suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat
besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang
tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan
suatu material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m 2
(didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya pengaktifan
hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun
beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan
adsorpsi karbon aktif itu sendiri.

3. Hardener
Hardener atau pengeras menggunakan katalis.Fungsi dari
katalis adalah mempercepat proses pengeringan (curring) pada bahan
matriks suatu komposit.
Material dapat mengalami perubahan bentuk
bila material tersebut menerima gaya dari luar.
Ketahanan material untuk mempertahankan bentuk
awalnya setelah gaya atau beban luar di hilangkan
disebut “deformasi elastis“ .
Selanjutnya material mengalami deformasi
permanen setelah beban luar dihilangkan dikatakan
“deformasi plastik “.

 Hukum Hooke : “bila hasil pengujian hubungan


antara tegangan dan regangan material proposional
maka material masih dalam keadaan elastic”.
 Gaya penarikan dan perubahan panjang ( F dan ΔL)
Pada mesin uji tarik data output yang ada adalah hubungan
antara gaya penarikan (F) dan perubahan panjang spesiment (ΔL).
Besarnya perubahan gaya penarikan ini diterima “loadcells”
Sedangkan ΔL diukur dengan Extensiometer .
Kurva Tegangan-Regangan Teknik dan
Sebenarnya (True Stress-Strain Curve)
 Setelah terjadi necking,
luas penampang
material menurun
dengan cepat
 Kurva Tegangan-
regangan teknik
didasarkan pada luas
penampang awal (A0)
 Kurva tegangan-
regangan sebenarnya
didasarkan pada luas
penampang sesaat
10
Pada kurva tegangan-regangan rekayasa, dapat diketahui
bahwa benda uji secara actual mampu menahan turunnya
beban karena luas area awal A₀ bernilai konstan pada saat
perhitungan tegangan
σ = F/ A₀.
Sementara pada kurva tegangan-regangan sesungguhnya
luar area aktual adalah selalu turun sehingga terjadinya
perpatahan dan benda uji maupun menahan peningkatan
tegangan.
e=
Keterangan:
 e : Besar regangan
 L : Panjang benda uji setelah pengujian (mm)
 Lo : Panjang awal benda uji (mm)
Sifat-Sifat Mekanik:
1. Modulus elastisitas
 Modulus elastisitas (Young’s Modulus) merupakan
ukuran kekakuan bahan atau ketahanan material
terhadap deformasi elastis

E  (konstan)

 Satuan (SI): N/m2 (Pa)
 Semakin besar modulus elastisitas, semakin kaku
material, atau semakin kecil regangan elastis untuk
suatu beban yang dikenakan
2. Kekuatan luluh

Kekuatan luluh (y ) material akan terjadi pada saat


dimulainya deformasi plastis, yang terindikasikan adanya
penyimpangan kurva tegangan-regangan terhadap batas
proposional yakni pada daerah transisi batas elastis dan plastis
yaitu pada titik P.

Keterangan :
 y/ Ys : Besarnya tegangan luluh (kg/mm 2)
 Py : Besarnya beban di titik yield (kg)
 Ao : Luas penampang awal benda uji (mm 2)
(a) (b)

Gambar 2 a.Selanjutnya harga kekuatan luluh dilakukan dengan offset 0,2 %


dan menarik garis sejajar dengan garis proposional maka didapat kekuatan
luluh (y )
Sedangkan pada Gambar 2b. terlihat adanya “ kekuatan luluh atas,
perpanjang luluh (yield point elongation ) dan kekuatan luluh bawah .
3. Kekuatan Tarik
 Kekuatan tarik (Tensile
Stregth/TS): tegangan
maksimum yang terjadi pada
kurva tegangan-regangan

 Merupakan tegangan
maksimum yang dapat ditahan
oleh material ketika ditarik.
Pada tegangan maksimum
necking mulai terbentuk.
 Tegangan pada saat patah
dinamakan tegangan patah

 di mana, Su = Kuat tarik


Pmaks = Beban
maksimum
 A0 = Luas penampang
awal 15
4. Ketangguhan
 Ketangguhan (Toughness):
ukuran kemampuan material
untuk mengabsorbsi energi
sampai dengan patah
 Merupakan luas sampai dengan
patah di bawah kurva tegangan-
regangan
 Material tangguh: kuat dan
duktil
 Meskipun material getas
mempunyai tegangan luluh dan
tarik yang lebih besar daripada
material duktil, material getas Luas ABC > Luas A’B’C’
mempunyai ketangguhan lebih
rendah Material ductile lebih
tangguh daripada
material brittle

16
5. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan suatu bahan sewaktu menahan
beban pada saat diberikan penetrasi dan akan kembali ke bentuk
semula.Secara umum pengukuran keuletan dilakukan untuk memenuhi
kepentingan tiga buah hal [Dieter, 1993]:
• Untuk menunjukan elongasi di mana suatu logam dapat berdeformasi
tanpa terjadi patah dalam suatu proses suatu pembentukan logam,
misalnya pengerolan dan ekstrusi.
• Untuk memberi petunjuk secara umum kepada perancang mengenai
kemampuan logam untuk mengalir secara pelastis sebelum patah.
• Sebagai petunjuk adanya perubahan permukaan kemurnian atau kondisi
pengolahan
6. Kelentingan
 Kelentingan (resilience):
kapasitas material untuk
mengabsorbsi energi ketika
berdeformasi elastis (loading) dan
memberikan energi tersebut
ketika beban dilepaskan
(unloading)

 Modulus kelentingan Ur adalah


energi regangan per unit volume
yang dibutuhkan untuk
memberikan tegangan pada
material mulai dari keadaan tidak
ada beban sampai dengan luluh

 Modulus kelentingan merupakan


luas di bawah titik luluh pada
kurva tegangan-regangan
y
1  y   y
2
1
U r    .d   y y   y    Joule/m 3
0
2 2  E  2E
18
Mode Perpatahan Material
a. Perpatahan Ulet
Perpatahan ulet umumnya lebih disukai karena bahan ulet
umumnya lebih tangguh dan memberikan peringatan lebih
dahulu sebelum terjadinya kerusakan
b. Perpatahan Getas
 Perpatahan getas memiliki ciri-ciri mempunyai ciri-ciri yang
berbeda dengan perpatahan ulet. Pada perpatahan getas tidak ada
atau sedikit sekali terjadi deformasi plastis pada material. Perpatahan
jenis ini merambat sepanjang bidang- bidang kristalin membelah
atom- atom material. Pada material yang lunak dengan butir kasar
akan ditemukan pola chevrons atau fanlike pattern yang berkembang
keluar dari daerah kegagalan. Material keras dengan butir halus
tidak dapat dibedakan sedangkan pada material amorphous memiliki
permukaan patahan yang bercahaya dan mulus.
Alat dan Bahan
Pembuatan Spesimen
1.Cetakan
2. Serbuk karbon
3. Resin epoxy
4. Hardener
5. Cutter
6. Mesin Uji Tarik
7. Sandpaper / Amplas
8. Kunci L dan kunci pas
9. Jangka sorong
Hardener

Cetakan, serbuk karbon, amplas, cutter Resin


Spesimen setelah diuji tarik
Kurva Tegangan-Regangan Teknik dan Sebenarnya
Keterangan : garis hitam : sebenarnya
garis merah : teknik
Elongation
Young's
Max Force Tensile Strength percentage @ Area
No. modulus Material Name
(N) (MPa) peak (mm^2)
(MPa)
(%)

Serbuk
1 931.026 15.874 1713.964 2.544 58.650
Carbon_10

Maximum 1888.829 31.397 2194.522 3.359 60.160 0.000

Minimum 931.026 15.874 1713.964 2.544 58.650 0.000

Mean 1409.928 23.636 1954.243 2.952 59.405 0.000


Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan dapat diketahui bahwa karbon


yang diuji memiliki tingkat kelenturan yang rendah dan bersifat getas,
hal tersebut dibuktikan ketika diberikan gaya oleh mesin yang
nilainya tidak terlalu besar spesimen karbon yang diuji langsung patah
seketika. Spesimen karbon tersebut patah pada detik ke – 8 dengan
nilai gaya sebesar 931,026 N. Spesimen patah pada bagian tengah –
tengah menandakan adanya ikatan karbon yang sama rata antar
ikatannya dan bahwa spesien termasuk ke perpatahan ulet. Seharusnya
jika nilai karbon pada spesimen tinggi maka kekuatan spesimen akan
sangat besar, tetapi pada spesimen kali ini nilai karbon yang
terkandung tegolong rendah.
• Tegangan Maksimum : σ = = = 31,4

• Tegangan Minimum : σ = = = 15,87


ADA PERTANYAAN ???
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai