Anda di halaman 1dari 30

Case base

discusion
Advisor : Dr. Christina Indrajati, Sp. M
Java Indra Maulana S
30101507477
Simulasi Kasus

Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan kabur merah
(+), nrocos (+), keluar kotoran (-) sejak 2 minggu yang lalu. Dari hasil pemeriksaan VOD 1/60
injeksi (+) infiltrat (+) cilia masuk ke dalam.
Apakah diagnosis pada kasus tersebut dan bagaimana penanganannya?
Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama : Mata merah dengan pandangan kabur

Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke poli mata dengan keluhan mata kanan merah dan
pandangan kabur sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan awalnya sering berkedip
karena ada rasa mengganjal, dan pasien juga terkadang menggosok- gosok matanya.
Keluhan lain yang dirasakan mata kanan nerocos (+), keluar kotoran (-). Pasien belum
pernah periksa sebelumnya dan belum pernah diberi obat.
RPD RPK

Sakit serupa : disangkal Sakit serupa : disangkal


HT : disangkal HT : disangkal
DM : disangkal DM : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Asma : disangkal
Penyakit trauma : disangkal
Kacamata: disangkal
operasi : disangkal
Pemeriksaan Fisik

STATUS GENERALIS
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 130/80
RR : 20 x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6 C
OKULUS DEXTRA OKULUS SINISTRA
Visus 1/60 6/6
Segmen Anterior
Supersilia Tidak rontok, Simetris Tidak rontok, simetris
Silia Sekret (-), tidak rontok, Trichiasis Sekret (-), tidak rontok
(+)
Palpebra Hiperemis (-), edem (-) Hiperemis (-), edem (-)
Konjungtiva Injeksiconjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi silier (+) Injeksi silier (-)
Kornea Infiltrat (+) Edem (-), jernih
COA Dalam Dalam
Iris Warna coklat, sinekia (-) Warna coklat, sinekia (-)
Pupil Bulat, di sentral, reflex cahaya (+) Bulat, di sentral, reflex cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih
Segmen Posterior Oculus dextra Oculus sinistra

Refleks fundus Sulit dinilai Dalam batas normal

Retina Sulit dinilai Dalam batas normal

Papil N. II Sulit dinilai Dalam batas normal

makula Sulit dinilai Dalam batas normal


Pemeriksaan Penunjang

 Tes Fluoresein
 Pewarnaan gram, KOH
RESUME

SUBJEKTIF

Mata merah (+) sejak 2 minggu yang lalu


Pandangan kabur (+)
Mata nerocos (+)
OBJEKTIF

OKULUS DEXTRA OKULUS SINISTRA


Visus 1/60 6/6
Segmen Anterior
Palpebra Hiperemis (-) edem (-) Hiperemis (-), edem (-)
Cilia Sekret (-), Trichiasis (+)
Konjungtiva Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi silier (+) Injeksi silier (-)
Kornea Infiltrat (+) Edem (-), jernih
COA Dalam Dalam
Diagnosis

 Keratitis e.c Trichiasis OD


 Ulkus Kornea OD
Penatalaksanaan

 Epilasi cilia OD
 Polidemisin 5ml 6x1 tetes/ hari

 Rujuk S,pM ( Untuk pengobatån lebih lanjut)


Edukasi

• Menjelaskan kepada pasien, bahwa mata merah, edem kornea, infiltrat kornea pada mata
menyebabkan mata nyeri dan pandangan kabur
• Menjelaskan kepada pasien untuk tidak munggosok-gosok matanya agar tidak memperparah
infeksi pada kornea
• Menganjurkan kepada pasien untuk melanjutkan pengobatan ke dokter spesialis mata untuk
pengobatan lebih lanjut
Prognosis

AD VITAM : AD BONAM
AD FUNCT. : DUBIA AD BONAM
AD SANAT. : DUBIA AD BONAM
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PALPEBRA
KORNEA
Kornea terdiri dari lima lapisan
 Lapisan yang terluar adalah lapisan epitel (kira-kira 6 lapis).
Lapisan ini sangat halus dan tidak mengandung lapisan
tanduk sehingga sangat peka terhadap trauma walaupun
kecil.
 Membran bowman (lamina elastika anterior) merupakan
selaput tipis yang terbentuk dari jaringan ikat fibrosa
 Stroma merupakan lapisan yang paling tebal, yang terdiri
atas serabut kolagen yang susunannya amat teratur dan
padat. Susunan kolagen yang demikian menyebabkan kornea
avaskular dan jernih.
 Membran descemet atau yang disebut sebagai lamina
elastika posterior.
 Lapisan terdalam kornea adalah lapisan endotel. Lapisan ini
terdiri atas satu lapis endotel yang sel-selnya tak bisa
membelah. Kalau ada endotel yang rusak, maka endotel di
sekitarnya akan mengalami hipertrofi untuk menutup defek
yang ditinggalkan oleh endotel yang rusak tadi.

 Kornea merupakan lapisan depan bola mata, berupa jaringan


transparan dan avaskular
Trichiasis
• Kondisi dimana bulu mata tumbuh ke arah bola
mata yang dapat mengenai kornea atau
konjungtiva dan menyebaabkan iritasi atau dapat
disebabakan oleh entropion dan epiblefaron.

• Biasanya terjadi bersama penyakit lain seperti


trakoma, sikatrisial pemfigoid, trauma kimia
basa, dan trauma kelopak lainya

• Gejalanya adalah
1. konjungtiva kemotik dan hiperemi
2. pada kornea terdapat erosi, keratopati dan
ulkus
3. Mengeluhkan Fotofobia, lakrimasi, dan
seperti kelilipan
Keratitis

 Keratitis merupakan peradangan / inflamasi pada kornea mata


(bahasa Yunani: kerat = tanduk). Proses inflamasi tersebut biasanya
ditandai dengan edema kornea, infiltrasi seluler serta kongesti silier.
 Trias Keratitis
 Fotofobi
 Blefarospasme
 Lakrimasi
GEJALA DAN TANDA

 Anamnesis :
 Mata merah
 Penglihatan berkurang/kabur  Pemeriksaan obyektif :
 Silau (fotofobia)
 Injeksi siliar
 Mata berair dan kotor
 Infiltrat Kornea
 Ganjel/sensasi benda asing
 Dilakukan pemeriksaan fluoresin
 Memiliki riwayat trauma benda asing
 Riwayat penggunaan topikal kortikosteroid
GAMBARAN KLINIK KERATITIS

Letak Uji Fluoresin Uji Plasido

Keratitis superfisialis Epitelialis Mengenai kornea di + +


depan membrana
Bowman

Subepitel Mengenai kornea di - +


bawah epitel kornea

Profunda/intersisialis Di dalam stroma Di dalam stroma - -


kornea kornea
DIAGNOSIS MORFOLOGIK LESI
KORNEA
 Keratitis Epitelial
 Epitel kornea terlibat sebagian besar pada jenis keratitis.
 Perubahan pada epitel bervariasi, dari edema biasa dan vakuolaasi
sampai erosi kecil, pembentukan filamen, keretinisasi parsial
 Untuk memastikan dapat dilakukan pemeriksaan tes fluoresin
 Keratitis Subepitelial
 Merupakan lesi sekunder akibat keratitis epitelial
 Keratitis Stromal
 Respons stroma terhadap penyakit  infiltrasi, edema kornea, nekrosis,
vaskularisasi
 Tampilan respons tersebut kurang spesifik, sehingga diperlukan
informasi klinis lain untuk mnentukan penyebabnya
 Keratitis Endotelial
 Disfungsi endotel kornea akan berakibat pada edema kornea, yang awal
mulanya mengenai stroma dan kemudian epitel
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
 Manifestasi klinis antara lain sesuatu yang mengganjal di mata dan terkadang menimbulkan
nyeri. Gejala lain antara lain epifora, fotofobia, mata merah, dan pandangan buram. Perlu
ditanyakan riwayat trauma
 Pada inspeksi  tanda-tanda iritasi akibat cilia masuk kedalam.
 Pada pemeriksaan oftalmologi, margo palpebra  trikiasis, distikiasis, dan epiblefaron yang
dapat menyerupai entropion.
 Dapat ditemukan kerusakan epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma, hiperemia konjungtiva
injeksi konjungtiva dan/atau siliar, blefarospasme, kelemahan kelopak mata (entropion
involusional), jaringan parut pada konjungtiva (entropion sikatriks), atau pertumbuhan kelopak
mata bawah abnormal (entropion kongenital).
 Pemeriksaan kornea juga harus dilakukan untuk menilai adanya abrasi, jaringan parut,
penipisan, atau neovaskularisasi pada kornea.
PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan slit lamp dapat mengidentifikasi lipatan tepi palpebra, kelemahan palpebra,
enoftalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, entropion memanjang, keratitis punctata superfisial
yang dapat menjadi ulkus dan membentuk pannus, serta keratinisasi tepi palpebra dan
simblefaron pada entropion sikatriks.
 Tes fluorescein untuk melihat tanda-tanda kerusakan kornea akibat gesekan bulu mata atau kulit
palpebra,
 Pewarnaan gram dan KOH
 USG Mata (melihat kelainan pada segmen posterior)
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan nonfarmakologis
Terapi sementara yaitu dengan epilasi atau pencukuran bulu mata di lokasi trikiasis untuk
melindungi kornea. Dapat efektif dengan menggunakan elektrolisis.

• Farmakologis
- Jika sudah ada infeksi diberi antibiotik broadspectrum
- Artifisialtears dan salep mata lubrikan untuk melindungi permukaan mata
PROGNOSIS

• ditangani dengan tepat


Keratitis dapat • tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan
sembuh dengan baik ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat
mengakibatkan hilang penglihatan selamanya.

Prognosis visual • Virulensi organisme


tergantung pada • Luas dan lokasi keratitis
beberapa faktor, • Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen
tergantung dari:
KOMPLIKASI
1. Erosi kornea
2. Ulkus kornea
DAFTAR PUSTAKA

 Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga. Jakarta : FKUI press
 Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s general ophthamology. 17th ed. New York: 2007
 Comprehensive Ophthalmology AK Khurrana– 6th edition
 Vaughan, Daniel, G. 2000. Trauma : Oftamologi Umum edisi ke-14. Jakarta : Widya Medika. Hal:
380,384
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai