Anda di halaman 1dari 23

PERAIRAN UMUM

Masalah dan tantangan


Merumuskan kebijakan pengembangan dan
pengelolaan sumberdaya perairan yang berkelanjutan
untuk kepentingan masa kini dan masa mendatang,
haruslah memperhitungkan masalah pokok yang
dihadapi dan tantangan ke depan.
Masalah pokok dalam pengelolaan sumberdaya
perairan umum adalah masalah lingkungan baik
kuantitas dan kualitas yang timbul karena adanya
interaksi antara aktivitas ekonomi dan eksistensi
sumberdaya alam.
Semakin besar jumlah dan intensitas eksploitasi
sumberdaya alam tersebut, dampaknya terhadap
degradasi kualitas juga cenderung meningkat.
pendahuluan
Salah satu sumberdaya alam di Indonesia
adalah perairan umum (sungai, danau, situ, waduk,
rawa banjiran) yang mempunyai potensi strategis
dan manfaatnya bersifat serbaguna baik secara
ekologis maupun ekonomis.
Selain berfungsi untuk habitat ikan, perairan
umum dapat dimanfaatkan untuk transportasi,
rumah tangga, industri, pertanian dan pariwisata.
Saat ini kelestarian fungsi perairan umum
terganggu oleh masalah – masalah pendangkalan
(sedimentasi), pencemaran, eutrofikasi maupun
perubahan fungsi.
 Secara umum masalah lingkungan perairan
umum yang mendapat perhatian serius adalah :
1. Pencemaran air;
2. Erosi dan degradasi lahan;
3. Kehilangan keanekaragaman hayati
(biodiversity); dan
4. Penebangan hutan (deforestation).
 F aktor yang menimbulkan masalah tersebut di
atas yang terpenting adalah :
a) Terdapat kesenjangan yang besar antara daya
dukung perairan dibandingkan dengan jumlah
permintaan untuk kebutuhan rumah tangga,
industri dan konsumsi lainnya,
b) Rendahnya rasa memiliki dan rasa tanggung
jawab masyarakat terhadap kelestarian
sumberdaya alam sehingga menyulitkan upaya-
upaya mengatasi permasalahan di atas,
c) Upaya mewujudkan pengelolaan sumberdaya air
yang merupakan sistem sumberdaya yang
multiguna, yaitu manfaat ekonomi lingkungan dan
sosial belum tercapai secara maksimal.
FUNGSI PERAIRAN UMUM UNTUK
KEHIDUPAN ORGANISME
 Perairan umum terdiri dari :
1. ekosistem mengalir (lentic ecosystem:
contoh sungai);
2. Ekosistem tergenang (lotic ecosystem:
contoh danau, situ dan waduk) dan
3. Ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh
musim hujan dan kemarau (flood plain
ecosystem: contoh rawa banjiran)
 Contoh : perairan rawa banjiran mempunyai
fungsi utama sebagai tempat pemijahan dan
pembesaran beberapa jenis ikan putih (white
fishes: seperti ikan lampam, Puntius
schwanafeldi, hampala, Hampala macrolepidota,
jelawat, Leptobartus hoeveni) dan ikan hitam
(black fishes: contoh gabus, Ophiochepalus
stratiatus dan lele, Clarias sp.)
 Perairan sungai yang berhubungan langsung
dengan danau, situ maupun waduk dapat
berfungsi sebagai tempat ruaya untuk berbagai
jenis ikan yang akan melakukan ruaya pemijahan,
ruaya mencari makan dan ruaya pembesaran baik
di daerah tergenang maupun mengalir.
 Tingkat stabilitas ekosistem perairan
ditentukan oleh hubungan antara faktor
abiotik (fisika-kimia perairan) dan biotik
(organisme perairan) sehingga terbentuk
suatu sistem rantai makanan (food chain)
maupun food web yang akan mempengaruhi
tingkat trofiknya, apakah perairan bersifat
oligotrof (tidak subur), mesotrof (tingkat
kesuburan sedang) atau eutrof (sangat subur
sekali)
IDENTIFIKASI ISU PENTING PERAIRAN
UMUM
 Kelestarian sumberdaya air di Indonesia,
khususnya perairan umum dewasa ini sudah
mengalami anacaman besar karena masalah :
1. Eutrofikasi
2. Sedimentasi
3. Pencemaran
 Beberapa isu penting yang dapat di
identifikasi di perairan umum antara lain :
Isu penting 1. eutrofikasi
 Peningkatan intensitas bahan organik baik eksternal
maupun internal menyebabkan terjadinya proses eutrofikasi
di perairan, sehingga menimbulkan dampak perubahan
struktur biofisika-kimiawi perairan.

 Beberapa dampak eutrofikasi antara lain :


 1. Perairan dalam keadaan anoxia yang menyebabkan
kematian ikan dan menghasilkan gas beracun, seperti NH3
dan H2S.
 Fenomena ini sering terjadi di perairan waduk seperti
Waduk Kaskade Sungai Citarum, Waduk Saguling, Cirata dan
Ir.H. Juanda. Pada waktu - waktu tertentu, terutama pada
awal musim hujan sering terjadi kematian ikan budidaya di
keramba jaring apung (KJA) secara massal
 2. Blooming alga dan tidak terkendalinya
pertumbuhan tanaman air (gulma air).
◦ Beberapa jenis gulma air yang mendominasi
perairan umum antara lain adalah eceng gondok
(Eicchornia crassipes) dan kayu apu (Pistia
stratiotes), ganggang (Hydrilla verticillata),
Ceratophyllum demersal), Nayas indica,
Phragmintes sp. dan Nelumbo sp.
 Contoh perairan yang didominasi oleh
Eichhornia crassipes dan Nelumbo Sp. masing
– masing di Danau rawa Pening (Jawa Tengah)
dan danau Taliwang (Sumbawa)
 3. Penurunan jumlah dan jenis baik tanaman
maupun hewan (biodiversity)
 4. Berkurangnya struktur komunitas dan

komposisi jenis – jenis ikan dan hilangnya


beberapa jenis ikan yang bersifat ekonomis
penting
 5. Penurunan produksi perikanan yang

diakibatkan penurunan kandungan oksigen


terlarut di badan air dan dasar perairan
 6. Rusaknya daerah wisata dan nilai estetika

perairan akibat proses sedimentasi /


kekeruhan dan meningkatnya bahan organik
 Masalah utama di perairan danau, situ dan waduk di
Indonesia adalah terjadinya proses eutrofikasi.
 Terdapatnya gulma air (aquatic weeds) dapat
menguntungkan bagi pengelolaan perairan, antara lain
sebagai penjernih air, tempat berlindung
hewan/binatang,sebagai mata rantai dari daur zat hara
serta sebagai pelengkap bagi keseimbangan lingkungan
pada umumnya (dalam SEAMEO BIOTROP, 1997).
 Keuntungan karena adanya tumbuhan air adalah karena
perannya sebagai penghasil hijauan yang mampu
mengikat energi matahari sebagai bahan makanan
makhluk lainnya dan lingkungan, dengan demikian
memperkaya keanekaragaman hayati, tetapi juga
membantu kemantapan lingkungan dan membantu
kelebihan zat hara yang mencemari air serta membantu
pengendapan bahan yang terbawa.
 Sebaliknya adanya gulma dalam jumlah besar
dapat mengurangi pendayagunaan dan nilai guna
perairan, misalnya menggangu kelancaran
pengaliran air di saluran irigasi, memperbesar
kehilangan air karena proses penguapan melalui
daun tumbuhan yang mengapung dan
mengurangi nilai estetika.
 Gulma dapat menyebabkan kehilangan air karena
penguapan melalui daun, seperti Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) yang menguapkan air 3 – 4
kali lebih banyak dari permukaan. Disamping itu
gulma air dapat menjadi persembunyian dan
tempat berkembangbiak parasit atau hama
lainnya yang dapat merugikan manusia.
Isu penting 2. keanekaragaman
hayati versus suksesi ekosistem
 Keanekaragaman hayati perairan dapat menunjukkan
keragaman dan kelimpahan organisme perairan di
suatu ekosistem tertentu yang terdiri dari tanaman,
hewan dan mikro organisme
 Beberapa ancaman kepunahan ataupun penurunan
populasi hayati perairan dapat dikategorikan sebagai
berikut :
 1. Kompetisi penggunaan air.
Konversi lahan basah menjadi lahan pertanian,
perkebunan dan pemukiman sebagai akibat
peningkatan jumlah penduduk dan dapat mengancam
keberadaan ekosistem serta sumberdaya hayati yang
terkandung di dalamnya
 2. perubahan habitat.
 Perubahan sistem hidrologi sebagai akibat
perubahan aliran sungai dan pembuatan
bendungan serta konversi daerah lahan basah
menjadi tempat pemukiman dapat mempengaruhi
kelestarian keanekaragaman hayatiperairan
 Contoh : dampak pembuatan waduk Ir.H juanda
(Waduk jatiluhur) pada tahun 1967 beberapa jenis
ikan asli (indigenous spesies) saat ini sudah jarang
ditemukan lagi, yaitu ikan jambal (Pangasius
pangasius) dan balidra (Notopterus chilata).
 Jenis ikan semah (Labeobarbus deuronesis) di
sungai Musi dan ikan bilih (Mystacoelucus
padangensis) di Danau Singkarak
 3. Introduksi jenis – jenis eksotik (Exotic
spesies)
 Akibat introduksi jenis – jenis eksotik

cenderung akan menggangu keseimbangan


ekosistem dan memusnahkan jenis – jenis
asli.
 Contoh : eceng gondok yang berasal dari

Brazilia, didatangkan ke jawa pada tahun


1894 kemudian menyebar ke seluruh
Indonesia, dari dataran rendah hingga +_
1.600 m di atas permukaan laut, di rawa,
danau, waduk, kolam dan saluran air
(Soeryani,1979).
 4. Pencemaran
 Pencemaran lingkungan perairan dapat

berasal dari faktor eksternal, seperti buangan


industri, rumah tangga dan pertanian.
 Contoh : Kandungan BOD dan COD di inlet

Waduk Saguling masing – masing naik sekitar


21% dan 30%, sedangkan di Waduk Cirata
masing – masing naik 143% dan 148%.
Pencemaran yang berasal dari faktor internal
terjadi di waduk Saguling dan Cirata yang
berasal dari kegiatan perikanan keramba
jaring apung (KJA).
 5. Tangkap lebih (over exploitation).
 Penggunaan alat – alat tangkap yang bersifat

non selektif akan menggangu populasi di


perairan.
Isu penting 3. konservasi versus
eksploitasi
 Beberapa kawasan perairan umum merupakan
kawasan konservasi, baik sebagai daerah cagar
alam maupun daerah reservat.
 Contoh : perairan danau rawa danau di kawasan
Cilegon merupakan kawasan cagar alam
◦ Masalah utama yang terjadi adalah cenderung terjadi
penurunan volume air danau akibat proses sedimentasi
dan tumbuhnya gulma air (Phragminthes sp.) secara
cepat dan hampir menutupi semua perairan. Serta
terjadi peningkatan aktivitas pertanian di sekitar
kawasan danau, sehingga proses sedimentasi berlanjut
dan proses penyuburan meningkat.
 Kawasan reservat berperan sebagai tempat
pemijahan dan pembesaran jenis ikan yang
mempunyai nilai ekonomis penting maupun
beberapa jenis ikan yang cenderung langka.
Reservat perikanan merupakan daerah
perlindungan bagi stok ikan yang bertujuan
untuk penyangga produksi perikanan di
daerah sekitarnya dan juga untuk melindungi
stok jenis tertentu yang sudah langka.
 Permasalahan utama yang menyebabkan
turunnya populasi ikan di perairan umum
adalah akibat aktivitas penangkapan oleh
manusia dan sedimentasi perairan di daerah
reservat.
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai