Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ASURANSI

SYARIAH DAN ASURANSI KONVENSIONAL


DALAM MENJALANKAN USAHA
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
NO. 40 TAHUN 2014

KELOMPOK 9
R. Dandi Rizki W. R.
Rizki Maulana
Sifa Aulia Febriyanti
PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI
SYARI’AH

01 DEFINISI 02 KONSEP
• Asuransi Konvensional merupakan alat atau • asuransi konvensional perjanjian antara
dua pihak atau lebih dimana pihak
institusi belaka yang bertujuan untuk penanggung mengikatkan diri kepada
mengurangi resiko dengan menggabungkan tertanggung dengan menerima premi
sejumlah unit-unit yang beresiko agar asuransi untuk memberikan penggantian
kerugian individu secara kolektif dapat kepada tertanggung karena kerugian,
diprediksi. kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan atau tanggung jawab
• Asuransi Syari’ah (ta’min, takaful, tadhamun) hukum kepada pihak ketiga
adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong diantara sejumlah orang atau pihak • asuransi syari’ah, memiliki konsep
melalui investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ dimana terjadi saling memikul resiko
yang memberikan pengembalian untuk diantara sesama peserta.
menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syari’ah.
03 Sumber Hukum 04 Dewan Pengawas Asuransi
• Asuransi konvensional mempunyai • Asuransi Konvensional tidak
sumber hukum yang didasari oleh mempunyai dewan pengawas dalam
pikiran manusia, falsafah, dan melaksanakan perencanaan,
kebudayaan, yang kemudian proses, dan praktiknya
diterapkan hukum positif yakni UU
Perasuransian dan POJK yang relevan

• Sumber hukum asuransi syari’ah • Asuransi syari’ah mempunyai dewan


adalah Al-qur’an, Sunah Ijma’, fatwa pengawas syari’ah (DPS) yang
sahabat, mashalahah mursalah, qiyas, merupakan bagian yang tidak
istihsan, urf atau tradisi, dan fatwa terpisahkan dengan asuransi syari’ah.
DSN MUI karena itu, modus operandi
asuransi syari’ah selalu sejalan
dengan prinsip-prinsip syari’ah
05 KEPEMILIKAN, PENGELOLAAN, 06 PREMI DAN SUMBER
SHARING OF RISK VS TRANVER PEMBIAYAAN KLAIM

OF RISK
Kepemilikan harta dalam asuransi konvensional adalah milik
perusahaan, bebas menggunakan dan menginvestasikan • Asuransi Konvensional : Mortality table,
pengelolaannya, bersifat tidak ada pemisahan antara dana
peserta dan dana tabarru’ sehingga semua dana
Penerima bunga. Biaya-biaya asuransi
bercampur menjadi satu dan status hak kepemilikan dana terdiri dari biaya komisi, biaya luar dinas,
dimaksud adalah dana perusahaan sehingga bebas biaya reklame, sale promotion, dan biaya
mengelola dan menginvestasikan tanpa ada pembatasan pembuatan polis (biaya administrasi),
halal dan haram dalam melakukan transfer of risk atau
memindahkan, bahkan ada kecenderungan yang selalu
biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya
dipraktekkan dalam asuransi konvensional untuk seperti inkaso.
menginvestasikan dananya ke sistem bunga.

• Asuransi syari’ah menganut system kepemilikan


bersama. Hal itu berarti dana yang terkumpul dari • Unsur-unsur premi pada asuransi
setiap peserta asuransi dalam bentuk iuran atau syari’ah terdiri dari unsur tabarru’ (non
kontribusi merupakan milik peserta (shahibul mal). komersil) dan tabungan (untuk asuransi
Pihak perusahaan asuransi syari’ah hanya sebagai jiwa).
penyangga aman dalam pengelolaannya. Dana
tersebut, kecuali tabarru’ (non komersial) dapat
diambil kapan saja dan tanpa dibebani bunga
07 INVESTASI DANA DAN 08 KEBERSIHAN USAHA DARI MAISIR,
GHARAR, DAN RIBA
KEUNTUNGAN
• asuransi konvensional, jenis investasi yang • asuransi konvensional mengandung unsur
akan menguntungkan serta memiliki likuiditas gharar, maisir, dan riba. Majelis Tarjih
yang sesuai dengan kewajiban yang harus Muhammadiyah membagi asuransi kedalam 2
dipenuhi oleh perusahaan dan keuntungan (dua) kategori: Pertama, Asuransi yang
yang diperoleh dari surplus underwriting berdimensi spekulatif yang memiliki bobot judi
menjadi milik perusahaan yang telah dahulu yang sudah jelas hukumnya haram. Kedua,
RUPS dibagikan kepada pemegang saham asuransi yang memiliki bobot tolong-
atau dikembalikan lagi kepada perusahaan menolong hukumnya ibadah. Karena itu,
penyertaan modal. asuransi dana pensiunan pegawai negeri
atau asuransi beasiswa, hukumnya ibadah
• Asuransi syari’ah dalam menginvestasikan
dananya hanya kepada bank syari’ah, BPRS, • asuransi syari’ah yang bersumber dari Al-
obligasi syari’ah, dan kegiatan lainnya yang qur’an dan Hadist, maka jelas terhindar dari
sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah, hal-hal yang diharamkan oleh syariat Islam,
Berinvestasi pada industri perusahaan yaitu dari hal-hal yang berunsurkan maysir,
asuransi syari’ah, memiliki keunggulan yang gharar, dan riba.
memberi semangat kepada pesertanya.
Sebab, sistem dimaksud tidak mengenal
sistem dana hangus.
09 KEUNTUNGAN ATAU 10 PRAKTEK PELAKSANAAN
• AsuransiPROFIT
Konvensional, profit yang diperoleh
AKAD
• Akad pada asuransi konvensional adalah
dari surplus underwriting, komisi reasuransi pihak perusahaan asuransi dengan pihak
dan hasil investasi seluruhnya adalah peserta asuransi melakukan akad
keuntungan perusahaan dan menjadi milik mu’awadhah, yaitu masing-masing dari kedua
perusahaan yang kelak dalam RUPS akhir belah pihak yang berakad disatu pihak
tahun dibagikan kepada pemegang saham sebagai penanggung dan dipihak lainnya
atau dikembalikan lagi kepada perusahaan sebagai tertanggung.
sebagai penyertaan modal.

• Profit yang diperoleh asuransi syari’ah dari • Akad yang digunakan dalam asuransi
surplus underwriting, komisi reasuransi dan syari’ah adalah akad tijarah dan akad
hasil investai bukan seluruhnya menjadi milik tabarru’. Akad tijarah adalah akad atau
perusahaan tapi dilakukan bagi hasil transaksi yang bertujuan komersial, misalnya
(mudharabah) antara perusahaan dengan muhdarabah, wadhiah, wakalah, dsb.
peserta. Sedangkan akad tabarru’ yang bertujuan
kebaikan untuk menolong diantara menolong
manusia,
PERSAMAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI SYARIAH

01 PERJANJIAN ATAU AKAD BERSIFAT 03 MENYEDIAKAN JAMINAN


TERUS MENERUS (MUSTAMIR) KEAMANAN

PERUSAHAAN ASURANSI
02 AKAD TERCIPTA
KERELAAN
BEDASARKAN
PIHAK YANG
04 HANYA SEBAGAI
TERLIBAT FASILITATOR DAN
INTERMEDIASI
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI
KONVENSIONAL DALAM MENJALANKAN USAHA DIHUBUNGKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2014

• Perbedaan Dalam Menjalankan Usaha Perasuransian


1) Pada Prinsip menjalankan usaha asuransi yakni sebagaimana yang tetuang dalam
Pasal 1 Angka 5 dan 8 UU Perasuransian Jo pasal 1 angka 3, bahwa Perbadaan paling
utama antara asuransi syariah dan asuransi konvesional adalah dari konsep
pengelolaannya.
2) Perbedaan dalam aspek pertanggungan dan prinsip perjanjian
3) Perbedaan dalam aspek kepemilikan dana
• PERSAMAAN DALAM MENJALANKAN USAHA
PERASURANSIAN
1) Berdasarkan pasal 6 UU Perasuransian Dari sisi legalitas untuk menjalankan
asuransi.
2) aspek bidang penyediaan jasa asuransi yakni dengan sama sama memiliki
program usaha.
3) menerapkan tata kelola perusahaan yang baik
4) Perusahaan asruansi syariah maupun konvensional, sama-sama tunduk kepada
peraturan yang dibuat oleh OJK
5) aspek manajemensi menetapkan 1 pengendali sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 13

Anda mungkin juga menyukai