I. Standar Kompetensi :
1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
III. Indikator :
1. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid.
2. Menentukan sifat fisik dan kimia unsur
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1. Siswa menjelaskan kembali beberapa identitas dalam sistem
periodik
2. Siswa mengkaji ruang lingkup sifat-sifat fisik suatu materi
b. Kegiatan Inti
Peretmuan 6
1. Siswa mengklasifikasikan unsur kedalam logam, bukan logam dan
metalloid
2. siswa memaknai karakteristik logam dan bukan logam dalam
kehidupan sehari-hari
3. Siswa menunjukkkan beberapa sifat fisik lain pada unsur dalam tabel
periodik
4. Siswa diperkenalkan dengan unsure-unsur golongan IVA
5. Siswa mengetahui cara penentuan massa atom relatif berdasarkan
grafik kelimpahan isotop di alam
6. Siswa mngetahui skelma sederhana mengenai alat penentu massa
atom
7. Siswa menentukan massa atom relatif
8. Siswa menentukan massa molekul relatif
c. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan sifat-sifat fisik dan kimia unsur
dan penentuan massa molekul relatif
V. Kompetensi Dasar :
1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa
atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
VI. Indikator :
1. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi
ionisasi, affinitas elektron dan keelektronegatifan
2.
IV. Materi Pokok :
Sifat keperiodikan unsur, keteraturan sifat unsur dalam perioda dan golongan.
• Jari-jari atom
• Energi ionisasi
• Affinitas elektron .
• Kelektronegatifan.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Tanya jawab dengan siswa mengenai konfigurasi electron suatu
unsure
2. Memotivasi siswa dengan reward untuk siswa yang aktif
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 7
Keperiodikan jari-jari atom
1. Siswa menuliskan konfigurasi elektron suatu unsur dalam satu
golongan misal 1H, 3Li, 11Na dan 19K
2. Siswa menentukan keteraturan penambahan kulit
3. siswa menghubungkan pengaruh penambahan kulit terhadap ukuran
/ jari-jari atom
4. siswa menyimpulkan keperiodikan jari-jari atom dalam satu golongan
5. Siswa menuliskan konfigurasi suatu unsur dalam satu perioda misal
3Li, 4Be, 5B dan 6C
6. Siswa menganalisis konfigurasi unsur-unsur tersebut berdasarkan
jumlah kulit dan elektron valensinya.
7. Siswa menunjukkan hubungan elektrostatik antara inti (proton)
dengan elektron terkuar
8. Siswa menjelaskan pengaruh penambahan elektron pada kulit atau
jarak yang sama terhadap kekuatan tarikan
9. Siswa menyimpulkan keperiodikan jari-jari atom dalam satu perioda
Keperiodikan kelektronegatifan
24. Siswamenuliskan kembali konfigurasi unsur-unsur dalam satu
golonan
25. Siswa menjelaskan keperiodikan jari-jari unsur-unsur tersebut
26. Siswamenganalisiis hubungan jari-jari atom dengan kemmapuan inti
menarik elektron terluar
27. Siswa mengkaji keteraturan keelektronegatifan dalam satu golongan
dan satu perioda berdasarkan jari-jari atom
28. Siswa diperkenalkan dengan golongan VA dan VIA
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan keperiodikan jari-jariatom,
energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan unsure-unsur
seperioda dan segolongan.
IX. Indikator :
1. Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan
kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan
fakta eksperimen
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
Tanya jawab mengenai struktur atom yang akhirnya mengarah kepada
kesadaran berawal munculnya model atom
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 8
1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing 5-6 siswa
2. siswa diberi permasalahan untuk mengetahui perkembanagan model
atom Dalton hingga model atom modern berdasarkan literature
3. masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja tim dengan
menggunakan transparansi, alat peraga atau power point.
4. Dalam presentasi kelompoknya siswa menjelaskan kelebihan dan
kelemahan model atom yang dipresentasikan
5. Siswamenyimpulkan perkembangan model atom muali dari model
atom Dalton hingga model atom modern.
6. Siswa diperkenalkan dengan unsure-unsur golongan VIIA dan VIIIA
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan perkembangan model atom
berikut kelebihan dan kelemahan masing-masing model atom.
X. Media dan Sumber Belajar :
Buku Paket Kimia (Erlangga)
Tabel Periodik
Komputer
OHP
Media informasi lain yang relevan dengan materi yang dibahas
XI. Penilaian dan Tindak Lanjut
a. Penilaian : - Proses,
1. Jenis tagihan : Ulangan, penugasan kelompok, laporan hasil kerja kelompok,
kuis.
2. Bentuk tagihan:, laporan, pilihan berganda, uraian terstruktur
- Hasil:
Tuntas dan tidak tuntas
b. Tindak lanjut
Siswa yang tidak tuntas dilakukan remedial dan penugasan.
X. Standar Kompetensi :
1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
XII. Indikator :
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai
kestabilannya.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet
dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.
4. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua, dan rangkap tiga.
5. Menggambarkan struktur Lewis suatu molekul sederhana
Ikatan Kimia
Kestabilan unsur
Kecenderungan suatu unsur untuk mencapai konfigurasi stabil dengan cara menangkap atau
melepas sejumlah elektron pada kulit terluarnya.
Lambang Lewis
Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.
Ikatan ion dan ikatan kovalen
Ikatan ion
Atom yang kehilangan elektron berubah menjadi ion positif. Atom yang menangkap
elektron berubah menjadi ion negatif.
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik-menarik antara ion yang berbeda muatan.
Ikatan ion terbentuk akibat serah terima elektron.
Ikatan ion terbentuk dari logam dan non logam.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
• Ikatan kovalen
Ikatan kovalen terjadi akibat penggunaaan bersama pasanagn elektron.
Ikatan kovalen dapat terbentuk dari ikatan antara sesama nonlogam.
Senyawa yang berikatan hanya dengan ikatan kovalen merupakan senyawa molekul.
Struktur Lewis
Penggambaran molekul dua dimensi yang menunjukkan kedudukan atom-atom dalam suatu
ikatan melalui distribusi elektron valensi.
Setiap atom yang berikatan cenderung memenuhi kaidah oktet untuk setiap jenis atom
kecuali atom H (Duplet).
• Penyimpangan aturan oktet
a. Oktet tidak sempurna
b. Jumlah elektron ganjil
c. superoktet
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Siswa menyebutkan unsur-unsur go;ongan gas mulia
2. Siswa menjelaskan kestabilan gas mulia di alam
3. Siswa menuliskan konfigurasi beberapa unsure gas mulia
4. Berdasarkan konfigurasi elektron siswa menjelaskan kestabilan
unsur gas mulia
5. Siswa menyimpulkan kondisi konfigurasi elektron yang stabil
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 9
1. siswa menuliskan konfigurasi beberapa unsur selain gas mulia
2. Siswa menentuikan unsur yang dapat melepaskan atau menerima
elektron untuk mencapai kestabilan iakatan yang terbentuk
(menggambar lambang Lewis)
3. Siswa menentukan Konfigurasi elekton unsur-unsur dari nomor atom
1 sampai nomoratom 10
4. Siswa menentukan elektron valensi masing-masing unsur tersebut
5. Siswa menggambarkan susunan elektron valensi Lewis
Pertemuan 11
1. Siswa menggambarkan struktur Lewis untuk senyawa sederhana
misalnya CH4 dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Menggambar kerangka molekul
b. Menentukan elektron valensi masing-masing atom yang
berikatan
c. Memberikan sepasang elektron untuk masing-masing atom yang
berikatan
d. Menentukan selisih elektron valensi dengan elektron ikatan
e. Memasangkan selisih elektron tersebut pada atom terminal
f. Mengoktetkan atom pusat
2. Menggamnbarkan struktur Lewis SO3,CO2, H2O, CO32-,dan NH4+
3. Menggambar struktur Lewis untuk molekul atau ion lain yang
menyimpang dari kaidah octet
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan proses terbentuknya ikatan ion
dan ikatan kovalen dari molekul atau senyawa yang terbentuk.
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan cara menggambarkan struktur
Lewis molekul sederhana.
XVI. Indikator :
1. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa
senyawa.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Siswa menjelaskan kembali poses terbentuknya ikatan kovalen.
2. Memotivasi siswa dengan memberikan reward untuk siswa yang
aktif.
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 12
1. Siswa mengganbar struktur Lewis BF3 dan NH3
2. Siswa menjelaskan proses terbentuknya ikatan NH3BF3
3. Siswa membedakan jenis ikatan kovalen dengan ikatan kovalen koordinasi /
ikatan dativ pada molekul NH3BF3
4. Siswa menuliskan rumus struktur molekul NH3BF3
5. Siswa menentukan ikatan kovalen koordinasi pada molekul lain.Misal pada
molekul CO, HNO3 dan NH4+
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan proses terbentuknya ikatan
kovalen koordinasi.
XIX. Indikator :
1. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya
dengan keelektronegatifan melalui percobaan.
Ikatan kovalen nonpolar, Kedua atom yang saling mengikat memiliki harga
keelektronegatifan yang sama.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
b. Pendahuluan
1. Siswa menjelaskan kembali keperiodikan keelektronegatifan
segolongan dan seperiode dalam tabel periodik
2. memotivasi siswa dengan penilaain khusus untuk aspek psikomotor
(praktikum)
c. Kegiatan Inti
Pertemuan 13
1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing 5 – 6 siswa
2. Siswa menyelidiki kepolaran beberapa senyawa melalui praktikum
3. Berdasarkan hasil percobaan siswa mengelompokkan senyawa ke dalam senyawa
polar dan nonpolar
4. Siswa mempresentasikan hasil percobaan
Pertemuan 14
1. Siswa menganalisis letak pasangan elektron pada sebuah ikatan molekul diatomik
2. Siawa menganalisis letak pasangan elektron untuk molekul biner dan
menghubungkannya dengan harga keelektronegatifan unsur-unsur yang berikatan
3. Siswa menentukan muatan parsial untuk masing-masing unsur
4. Siswa mengistilahkan ikatan kovalen nonpolar untuk kegiatan pertama dan ikatan
kovalen polar untuk kegiatan kedua
5. Siswa menentukan kepolaran senyawa berdasarkan bentuk geometi molekul
(dengan menggunakan mollimood)
6. Siswa mengelompokkan senyawa-senyawa kedalam molekul polar dan molekul
nonpolar
d. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pebedaaan senyawa kovalen
polar dan nonpolar berdasarkan harga keelktronegatifan dan bentuk geometri
molekul.
XXII. Indikator :
1. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan
hubungannya dengan sifat fisik logam.
2. Menghubungkan sifat fisis materi dengan jenis ikatannya
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Siswa memberi contoh bahan konduktor dalam kehidupan sehari-hari
2. Berdasarkan prakonsepsi, siswa menjelaskan fenomena konduktivitas logam
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 15
1. Siswa mengetahui hakikat ikatan logam
2. siswa menjelaskan pengaruh ikatan logam terhadap sifat logam
3. Siswa memberi contoh materi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat
menghantarkan listrik dan yang tidak, bahan yang mempunyai titik leleh yang
tinggi dan rendah, bahan yang mudah menguap dan yang sulit menguap.
4. Berdasarkan ciri-ciri fisik tersebut siswa mengelompokkan contoh materi yang
diutarakan kedalam senyawa ion dan senyawa kovalen
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hakikat ikatan logam dan
hubungannya dengan sifat fisik logam serta membedakan ikatan kovalen dan
ikatan ionik berdasarkan sifat-sifat fisik.
XXV. Indikator :
1. Menuliskan nama senyawa biner
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik
3. Menuliskan nama senyawa organik sederhana
c. Jika anion mengandung oksigen maka akhiri dengan at untuk yang mengandung oksigen
lebih bnyak dan akhiran it untuk yang lebih sedikait kandungan oksigennya.
Contoh:
CaSO3 kalsium sulfit
CaSO4 kalsium sulfat
d. Indeks tidak disebutkan
Contoh
CaCl2 =
kalsium klorida bukan kalsium diklorida
Mg3(PO4)2 = magnesiumfosfat bukan trimagnesium difosfat
e. Jika unsur logam memiliki lebih dari 1 muatan (bilanagn oksidasi) maka setelah nama
logam diberi tanda kurung dengan angka Romawi sesuai dengan muatannya (biloknya)
Contoh
FeCl2 = besi(II) klorida
FeCl3 = Besi(III) klorida
Tatanama senyawa biner dari dua jenis nonlogam
Merangkaikan kedua nama dimulai dari unsur yang paling kiri kemudian diikuti oleh unsur
yang ada di sebelah kanannya dan diberi akhiran “ ida”
Contoh:
HCl = hidrogen klorida
H2S = Hidrogen sulfida.
• Jika kedua unsur dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa maka untuk
membedakannya indeks diberi awalan bahasa yunani:
1= mono
2= di
3=tri 4=tetra
5=penta 6=heksa
7=hepta 8=okta
9=nona 10=deka
Catatan: jika indeks unsur paling kiri hanya 1 buah maka tidak perlu memakai awalan
mono. Contoh:
CO= Karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)
CO2 = karbon dioksida
NO=Nitrogen monoksida
NO2 = nitrogen dioksida
N2O = dinitrogen monoksida
N2O3 = dinitrogen trioksida
N2O4 = dinitrogen tetraoksida
N2O5 = dinitrogen pentaoksioda
• Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas.
Contoh:
H2O= air
NH3 = ammonia.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Apersepsi tentang pentingnya pemberian nama suatu senyawa
2. Motivasi belajar
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 16 (tatanama senayawa)
1. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing 5-6 siswa
2. Siswa berdiskusi tentang cara pemberian nama senyawa biner dan poliatomik
dari senyawa organik dan anorganik
Dalam diskusi ditekankan:
a. Cara penulisan rumus kimia
b. Penentuan rumus senyawa ion yang ditentukan oleh perbandingan
muatan kation dan anion yang saling menetralkan
c. Cara penamaan senyawa biner yang terbentuk dari logam dan nonlogam (
kation dan anioan)
d. Pemberian nama beberapa gugus kation dan gugus anion
e. Pemberian nama untuk logam yangdapat membentuk labebih dari satu
jenis muatan positif.
f. Pemberian nama senyawa biner yang terbentuk dari dua jenis nonlogam
g. Nama senyawa yang sudah umum dikenal yangtidak perlu mengikuti
aturan
3. Siswa mensimulasikan anion dan kation untuk membentuk senyawa
Pertemuan 17
Presentasi hasil kerja kelompok
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan cara pemberian nama untuk
senyawa biner dan poliatomik serta perumusan senyawa yang terbentuk.
XXVIII. Indikator :
1. Menentukan komponen-komponen dalam suatu persamaan reaksi
2. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat
yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya
Pada penulisan persamaan kimia, rumus perekasi diletakkan di ruas kiri dan hasil reaksi
diletakkan di ruas kanan . antara kedua ruas tersebut dihubungkan oleh tanda panah ( ),
menyatakan arah reaksi
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Melalui tanya jawab siswa memberi contoh reaksi kimia sederhana
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
2. Motivasi dan pemberian reward untuk siswa yang aktif
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 19 dan 20
Latihan penyetaraan persamaan reaksi
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan cara penulisan persamaan
reaksi dan penyetaraan persamaan reaksi.
XXII. Media dan Sumber Belajar :
Buku Paket Kimia (Erlangga)
Tabel Periodik
Kartu Unsur
Media informasi lain yang relevan dengan materi yang dibahas
XXIII. Penilaian dan Tindak Lanjut
a. Penilaian : - Proses,
1. Jenis tagihan : Ulangan, penugasan individu, kuis.
2. Bentuk tagihan:, laporan, pilihan berganda, uraian terstruktur
- Hasil:
Tuntas dan tidak tuntas
b. Tindak lanjut
Siswa yang tidak tuntas dilakukan remedial dan penugasan.
XXXI. Indikator :
1. Membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan
2. Membuktikan hukum Proust melalui percobaan
Hukum Proust
Proust menyimpulkan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tertentu dan tetap.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
Apersepsi memalaui tanya jawab mengenai hakikat persamaan reaksi kimia
d. Kegiatan Inti
XXXIV. Indikator :
1. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton)
2. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum
perbandingan volum (hukum Gay Lussac).
3. Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan
hukum gay Lussac
4. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum
Avogadro.
“ pada suhu dan tekanan tetap, volum gas-gas yang bereaksi dan volum gas-gas hasil
reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana” . Pernyataan ini dikenal
dengan Hukum Perbandingan Volum.
Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang bervolume sama mengandung
jumlah molekul yang sama
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
Apersepsi melalui Tanya jawab mengenai jenis rumus kimia yang yang
dibentuk oleh unsur-unsur yang sama dengan jumlah komponen tiap unsur
yang berbeda
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 23
1. Siswa menafsirkan data percobaan untuk membuktikan hukum Dalton ( hukum
perbandingan berganda)
2. Siswa menafsirkan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan
volume
Pertemuan 24
3. Siswa menentukan volume gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi
berdasarkan hukum Gay Lussac
Pertemuan 25
4. Siswa menghubungkan antara volume gas dan jumlah partikelnya pada keadaan
yang sama (hukum Avogadro)
a. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan hukum Dalton, Hukum Gay
Lussac dan hukum Avogadro serta penerapannya..
XXXVII. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat
2. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan
volum zat.
f. Kegiatan Inti
Pertemuan 26
1. Siswa mendeskripsikan pengertian mol sebagai satuan jjumlah zat
2. Siswa menghitung mol dengan jumlah partikel
3. siswa menghitung mol dengan massa zat
Pertemuan 27
4. Siswa menghitung mol dengan volume zat pada keadaan STP
5. Siswa menghitung mol dengan volume bukan keadaan STP
6. Siswa menggambarkan skema hubungan antara mol dengan jumllah partikel,
massa zat, dan volume
Pertemuan 28
1. Siswa menentukan jumlah zat yang bereaksi dan hasil reaksi dalam suatu
persamaan reaksi
g. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan konsep mol serta penerapannya
dalam menyelrsaikan perhitungan kimia.
XL. Indikator :
1. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
2. Menentukan rumus air kristal
3. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
• Pereaksi pembatas
Jika suatu zat-zat pereaksi dicampurkan tidak dalam jumlah yang ekivalen, artinya tidak
sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Maka salah satu pereaksi akan habis
lebih dulu, sementara pereaksi yang lainnya berlebih. Jumlah hasil reaksi akan
bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dulu
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
c. Pendahuluan
1. Apersepsi melalui tanya jawab mengenai rumus kimia dan penentuan kadar zat
dalam suatu sample
2. Motivasi dan pemberian reward untuk siswa yang aktif
d. Kegiatan Inti
Pertemuan 39
1. siswa menentukan rumus empiris dan rumus molekul dari suatu data percobaan
2. Siswa menentukan jumlah air kristal dalam suatu senyawa berdasarkan data
percobaan
3. siswa meenntukan kadar zat dalam suatu sample
Pertemuan 30
1. Siswa menuliskan persamaan reaksi dan menentukan jumlah mol zat yang bereaksi
dan mol produk yang dihasilkan pada suatu reaksi kimia yang habis bereaksi
2. Siswa menuliskan persamaan reaksi dan menentukan pereaksi pembatas
berdasarkan jumlah zat yang bereaksi
Pertemuan 31
Ulangan blok
e. Penutup
Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan penentuan rum,us empiris,
rumus molekul, air kristal dan kadar zat dalam suatu senyawa serta
penentuan oereaksi pembatas.