Anda di halaman 1dari 12

Bahasa Sanskrit adalah bahasa kasta tinggi dalam Agama Hindu.

Adalah menjadi larangan bagi kasta rendah menggunakan bahasa sanskrit walaupun satu perkataan, tetapi ia sudah ribuan tahun dipakai dan dikenali di Nusantara. Bukti tertua yang sekarang masih ada ialah batu-batu bertulis yang ada di Kutai, Kalimantan Timur dan kurang lebih berasal dari abad ke-4 atau abad ke-5. Karena keberadaan bahasa Sanskrit di Nusantara sudah lama, sudah tentu banyak kata-kata dari bahasa ini yang diserap dalam bahasa-bahasa setempat. Artikel ini membicarakan kata-kata serapan dalam bahasa Melayu tradisional dan dalam bahasa Indonesia moden.

Kosakata dasar[sunting] Karena sudah sangat lama dikenal di Nusantara, kata-kata Sanskrit ini seringkali sudah tidak dikenali lagi dan sudah masuk ke kosakata dasar. Oleh karena itu seseorang bisa menulis sebuah cerita pendek yang hanya menggunakan kata-kata Sanskrit sahaja. Di bawah ini disajikan sebuah hikayat kecil terdiri dari kurang lebih 80 kata-kata dalam bahasa Indonesia moden yang ditulis hanya menggunakan kata-kata Sanskrit saja, kecuali beberapa partikel-partikel. Kata-kata Sanskrit di bawah dicetak tebal: Karena semua dibiayai dana negara jutaan rupiah, sang mahaguru sastra bahasa Kawi dan mahasiwa-mahasiswinya, duta-duta negeri mitra, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata suami-istri, beserta karyawan-karyawati lembaga nirlaba segera berdharmawisata ke pedesaan di utara kota kabupaten Wonosobo antara candi-candi purba, berwahana keledai di kala senja dan bersama kepala desa menyaksikan para tani yang berjiwa bersahaja serta berbudi nirmala secara berbahagia berupacara, seraya merdu menyuarakan gita-gita mantra, yang merupakan sarana pujian mereka memuja nama suci Pertiwi, Dewi Bumi yang bersedia menganugerahi mereka karunia dan restu, meraksa dari bahaya, mala petaka dan bencana. Jumlah kata-kata Sanskrit dalam bahasa Indonesia[sunting] Dalam bahasa Indonesia diperkirakan ada sekitar 800 kata-kata dari bahasa Sanskrit. Kata-kata ini ada yang dipinjam langsung dari bahasa aslinya, namun banyak pula yang diserap dari bahasa Jawa atau bahasa Jawa Kuno. Yang diserap dari bahasa Jawa sering dipakai sebagai pembentukan katakata baru dan disebut sebagai neologisme. Meski kelihatannya hanya sedikit, namun kata-kata ini frekuensinya cukup tinggi dan banyak yang masuk ke kosakata dasar seperti telah dibicarakan di atas ini sehingga tampaknya banyak. Penyesuaian fonologi[sunting] Fonologi bahasa Sanskrit dan bahasa Melayu agak berbeza. Di dalam bahasa Sanskrit dikenal ada 7 vokal pendek dan 6 vokal panjang (secara teoretis ada 7 vokal panjang pula). Lalu ada 26 konsonan.

Vokal Pendek: /a/, /i/, /u/, //, //, /e/, dan /o/

Panjang: /a:/, /I:/, /u:/, /:/, /:/, /ai/, dan /au/. Konsonan Eksplosiva /k/, /g/, /c/, /j/, //, //, /t/, /d/, /p/, /b/ Eksplosiva yang disertai hembusan /kh/, /gh/, /ch/, /jh/, /h/, /h/, /th/, /dh/, /ph/, /bh/ Sengau /ng/, //, //, /n/, /m/ Semivokal /y/, /r/, /l/, /w/ Sibilan //, //, /s/, /h/ Lain-lain //, //

Dalam bahasa Melayu tidak ada permasalahan bererti dalam menyesuaikan vokal-vokal Sanskrit. Namun karena dalam bahasa Melayu tidak ada vokal panjang, maka semua vokal panjang berubah menjadi pendek. Selain itu ada hal menarik dalam penyesuaian vokal /r/. Vokal ini sekarang di India dilafazkan sebagai /ri/ sementara zaman dahulu diperkirakan vokal ini dilafazkan sebagai /r/ atau /'r/, mirip seperti dalam bahasa Jawa. Inilah sebabnya mengapa nama bahasa Samskrta di Indonesia dilafazkan sebagai Sansekerta, tetapi di India sebagai Sanskrit. Dalam bahasa Melayu pada beberapa kasus vokal ini dilafazkan sebagai /ri/, namun pada kasus-kasus lainnya dilafazkan sebagai /'r/. Selain itu kata-kata Sanskrit yang diserap dari bahasa Jawa seringkali juga memuat pelafazan /'r/ atau /r/. Beberapa contoh:

Sebagai /ri/ -> berita, berida. Sebagai /r/ -> bareksa Serapan dari bahasa Jawa /'r/ -> werda

Kemudian perbendaharaan konsonan bahasa Melayu tidak sebanyak bahasa Sanskrit. Konsonan retrofleks tidak ada padanannya dalam bahasa Melayu sehingga disesuaikan menjadi konsonan

dental. Lalu dari tiga sibilan dalam bahasa Melayu yang tersisa hanya satu sibilan saja, meski dalam huruf Jawi seringkali sibilan retrofleks atau palatal ini ditulis menggunakan huruf syin . Misalkan kata kesatria yang dalam bahasa Sansekerta dieja sebagai katriya (kshatriya) dalam tulisan Jawi dieja sebagai . Lalu kes menarik selanjutnya ialah penyesuaian konsonan yang disertai dengan aspirasi atau hembusan. Dalam bahasa Melayu seringkali hembusan ini juga dikekalkan. Sebagai contoh diambil kata-kata:

bha -> bahasa chaya -> cahaya phala -> pahala

Hal ini justru tidak dikekalkan dalam bahasa Nusantara lainnya, misalkan bahasa Jawa dan bahasa Bali. Di sisi lain nampaknya hal ini justru ada dalam bahasa Madura di mana aspirasi ini dikekalkan pula pada konsonan eksplosiva bersuara. Kemudian semivokal /y/ dan /w/ pada posisi awal berubah menjadi /j/ dan /b/. Contohnya ialah kata-kata jantera, bareksa, berita, dan bicara. Lalu anusvara // (/m./) dalam bahasa Melayu dilafazkan sebagai /ng/ atau sebagai sengau homorgan. Rujukan[sunting]

(Inggeris) Jan Gonda, 1952, Sanskrit in Indonesia, New Delhi: International Academy of Indian Culture. (Inggeris) Johannes Gijsbertus de Casparis, 1997, Sanskrit loan-words in Indonesian: An annotated check-list of words from Sanskrit in Indonesian and Traditional Malay, Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. (Indonesia) Professor Dr. Mukunda Madhava Sharma M.A., Ph. D., D. Litt., Kavyatirtha, 1985, Unsur-Unsur Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Indonesia. Denpasar: Wysa Sanggraha. (Indonesia) Edi Sedyawati, Ellya Iswati, Kusparyati Boedhijono, dan Dyah Widjajanti D., 1994, Kosakata Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Melayu Masa Kini. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Senarai kata pinjaman dari bahasa Sanskrit dalam bahasa Melayu Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas. (Dilencongkan dari Senarai kata pinjaman dari bahasa Sanskrit dalam bahasa Indonesia) Lompat ke: pandu arah, cari Di bawah ini diberikan daftar kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskrit dalam bahasa Melayu. Untuk penjelasannya silakan lihat artikel: Kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskrit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia Moden.

A[sunting] adi - adicita - adikara - adipati - adiraja - aditya - agama - aji - aksara - aksi - alpa - aneka - angka angkara - angkasa - angsa - angsoka - aniaya - antara - anugerah - arca - ardi - arya - asa - asmara asta - astana - atma - atmaja B[sunting] bagi - bahagia - bahasa - bahaya - bahna - bahtera - bahu - baiduri - baja - bakti - bala - banaspati bangsa - bangsawan - bangsi - bareksa - basmi - batara - batari - bausastra - baya - bayangkara - bayu - bea - beda - bedama - begawan - bejana - bencana - benda - bendahara - berhala - berhana - berita - biara - biarawan - biaya - bicara - bidadari - biji - biksu - biksuni - binasa - birahi - bisa - brahma brahmana - brahmani - brahmi - brata - buana - budaya - Buddha - budi - bujangga - bukti - bulu roma - bumantara - bumi - bumiputera - bupala - bupati - busana - buta - butala - butayadnya C[sunting] cahaya - cakrabuana - cakra - cakrawala - candala - candi - candra - candramawa - candrasa candrasengkala - cara - caraka - catur - cedera - cela - cempaka - cendala - cendana - cendekia cendekiawan - cendera - cendrawasih - cengkerama - cerita - cerna - cinta - cintamani - cipta - cita citra - cuci - cuka - cula - curiga D[sunting] dadih - dahaga - daksina - dana - dasa - dasawarsa - delima - denda - dendam - derita - desa - Dewa dewadaru - dewangga - dewasa - dewata - dewayadnya - dewi - dharma, darma, derma - dirgantara dosa - duli - dupa - duta - dwi E[sunting] eka G[sunting]

gada - gaharu - gajah - gala - galuh - ganda - gandarwa - gandewa - gandi - Gangga - gapura - garba garuda - gatra - gaya - gembala - genta - gergaji- gergasi - gerhana - giri - gita - goni - graha - grahita griya - gua - gula - gulana - gulma - guna - gunawan - gurindam - guru H[sunting] hari - harsa - harta - hasta - hatta - hima - Himalaya - hina I[sunting] idam - indera - indriya - intisari - irama - istana - istimewa - istri J[sunting] jagat - jagatraya - jala - jambu - jana - jantera - jasa - jaya - jebad - jeladri - jelma - jiwa - juita - juta K[sunting] kabupaten - kakawin - kala - kalpataru - kama - kamajaya - kanji - kapas - kapur - karena - karma karna - karunia - karya - kata - kawi - kecapi - keling - keluarga - kemala - kendala - kendi - kenya kepala - keranda - kerja - kesatria - kesturi - kesumba - ketika - khayal - kirana - kokila - kota - koti krama - kresnapaksa - krida - ksatria - kuasa - kulasentana - kulawangsa - kunarpa - kunci - kunta kusa - kusta - kusuma L[sunting] laba - lagu - laksa - laksana - lengkara - lingga - logam - loka - lokakarya - lokananta - lokapala - lintas M[sunting] madia - madu - madukara - madya - maha - maharaja - mahardika - mahkota - makara - mala malapetaka - manah - mandala - mangsa - mangsi - manik - manikam - mantra - mantri manusayadnya - manusia - mara - marabahaya - marga - margasatwa - masa - materai - matra maya - mayapada - mega - melati - menteri - mercapada - merdeka - merdu - merica - merpati mesra - mesti - mestika - mina - mintuna - mitra - moksa - muka - mula - mustika - mutiara N[sunting] nada - naga - nama - nara - narapati - narapidana - nata - nawa - negara - negeri - neraca - neraka netra - nila - nirmala - nirwana - niscaya - niskala - nista O[sunting] ojah P[sunting] pada - padma - padmi - pahala - paksa - paksi - paksina - pala - panca - pancaka - Pancasila Pancatantra - pandai - pandita - panitia - papa - para - parameswara - parameswari - parisada parwa - pasca - pataka - patera - patih - pawaka - pawana - payudara - pedanda - pedati - pekerti pendapa - pendeta - penjara - perada - perbawa - percaya - perdana - peribahasa - peristiwa -

perkara - permaisuri - permata - persada - pertama - pertiwi - perwara - petaka - pidana - pitayadnya - prabu - prahara - prakarsa - prakarya - prakata - prameswari - pramugara - pramugari - pramuria pramuwisata - pranala - pranata - prasangka - prasarana - prasasti - prasetya - prawacana - pria pribumi - puasa - puja - pujangga - puji - punggawa - pura - purbakala - puri - purnama - purwa pusaka - puspa - puspadanta - puspita - pustaka - putra - putri R[sunting] raga - rahasia - raja - rajaberana - rajah - rajalela - rajawali - raksa - raksasa - raksasi - ramai - rasa rasa - rasi - rata - ratna - reca - rela - remaja - rencana - renjana - resi - restu - rona - rupa - rupiah S[sunting] sabda - sad - sadaya - sahaya - saka - sakala - saksi - sakti - sama - samapta - samudra - sandi sandiwara - sanggama - sanggamara - sangka - sangka - sangkala - sangsi - Sansekerta - santi - santika - sapta - saptadarma - saptamarga - sarana - sari - sari - saripati - sarira - sarjana - sasakala - sasian sastra - satria - satru - satwa - satyalancana - satyawacana - saudara - sayembara - seba - sedia sediakala - sedianya - segala - segara - sejahtera - selesma - selira - seloka - semadi - semboyan sementara - sempurna - semua - senantiasa - senapati - sendawa - sendi - sengketa - sengsara senjata - sentosa - serati - seraya - serba - seribumi - serigala - sesira - setanggi - seteru - setia - siksa sila - singa - singgasana - sisa - siswa - sorga - sri - sridanta - srikaya - stupa - su - suami - suara suasana - suci - sudah - sudamala - sudara - sudi - sudra - suka - sukarela - suklapaksa - sukma - sula sunyata - sunyi - suralaya - surya - suryakanta - susila - sutra - sutradara - swa - swakarsa - swakarya swapraja - swasembada - swasta - swatantra T[sunting] tabil - tala - tala - tani - tantra - taru - taruna - tata - tata acara - tata surya - tatabahasa - tatabusana tatacara - tataguna - tatakrama - tatalaksana - tatanama - tatanegara - tega - teja - telaga - tembaga tentara - tepaslira - terka - tetapi - tirta - tri - trimatra - trimurti - trisna - trisula - triwikrama - tuna tunagrahita U[sunting] udara - umpama - unta - upacara - upaduta - upah - upama - upaya - upeti - urna - usaha - usia utama - utara V[sunting] vihara W[sunting] wacana - wahana - waisak - waisya - walimana - waluh - wan - wana - wanara - wangsa - wanita waranggana - warga - warna - warsa - warta - warta berita - wartawan - waruna - waspada - wati weda - wedana - werda - wesak - wibawa - wibawa - wicara - widara - widya - widyakarya widyawisata - wihara - wijaya - wiku - wimana - windu - wira - wiracarita - wirama - wiraswasta wirawan - wisata - wisatawan - wisaya - wisma - wisuda - wiwaha - wiyaga - wiyatabhakti wredatama

Y[sunting] yantra - yayasan - yoga - yogi - yoni - yogya - yojana - yuda

Bahasa Melayu Kuno Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: pandu arah, cari

Sebuah inskripsi Bahasa Melayu Kuno yang digelar Kawi ditemu di Pengkalan Kempas di Negeri Sembilan, Malaysia. Sebelum kedatangan pedagang India ke Kepulauan Melayu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat dikenali sebagai Bahasa Melayu Purba. Bahasa ini kemudiannya dinamakan Bahasa Melayu Kuno setelah mendapat pengaruh India. Bahasa Melayu Kuno mencapai kegemilangannya dari abad ke-7 hingga abad ke-13 pada zaman kerajaan Sriwijaya sebagai lingua franca dan bahasa pentadbiran. Mereka yang bertutur bahasa Melayu Kuno merangkumi Semenanjung Tanah Melayu (Kini Semenanjung Malaysia), Kepulauan Riau dan Sumatera. Bahasa Melayu Kuno diterima ramai kerana:

Bersifat sederhana dan mudah menerima pengaruh luar. Tidak terikat kepada perbezaan susun lapis masyarakat Mempunyai sistem yang lebih mudah berbanding bahasa Jawa.

Bahasa Melayu/Huruf Jawi

Ayat dalam bahasa dan huruf Jawi/Melayu Kuno

Maksudnya:

Assalamualaikum, apa khabar semua, ini adalah tulisan asal bahasa melayu kuno kita dan telah disekat penggunaannya setelah kita dijajah, sebabnya senang sahaja, supaya komunikasi boleh dipantau dengan senang. Kita kemudiannya digalakkan menulis dalam tulisan Rumi.

Bahasa Sanskrit/Huruf Sanskrit atau Palavi

Ayat didalam bahasa Sanskrit/Palavi dan Hurufnya.

Bunyinya:

Sarv mnav svatantrat samutpann vartant api ca, gauravadr adhikradr ca samnva vartant. t sarv ctan-tarka-aktibhy susampann santi. Api ca, sarv'pi bandhutva-bhvanay paraspara vyavaharantu.

Maksudnya:

Semua manusia dilahirkan merdeka dan seksama mertabatnya. Mereka dianugerahkan dengan kebijaksanaan Akal dan Kebenaran dan sewajibnya memperlakukan sesama sendiri dengan semangat persaudaraan.

Bahasa Thai/Tulisan Thai

Ayat didalam bahasa Thai dan Hurufnya

Bunyinya:

rao thuk khon koet ma yang itsara rao thuk khon mi khwamkhit lae khwam khaochai pen khong rao eng rao thuk khon khwan dairap kan patibat nai thang diaokan

maksudnya

Semua manusia dilahirkan merdeka dan seksama mertabatnya. Mereka dianugerahkan dengan kebijaksanaan Akal dan Kebenaran dan sewajibnya memperlakukan sesama sendiri dengan semangat persaudaraan.

Dari apa yang aku lihat dan baca, pada aku,bahasa Thai dan Huruf Thai lebih mirip kepada bahasa Sanskrit dan Huruf Sanskrit.

Jadi dari mana pula datangnya candi-candi/wat di Tanah Nusantara? Agaknya jawapannya terdapat didalam zaman kita sekarang, walaupun terdapat banyak Wat, Kuil dan Tokong tetapi Agama Utama di Malaysia adalah Islam.Aku berpendapat agama atuk nenek kita dulu bukanlah hindhu dan buddha, tetapi mereka adalah penganut agama Hanif iaini agama Ibrahim. Sebabnya mudah saja, Keturah adalah isteri kepada Nabi Ibrahim dan pada keturunan Keturah terdapat Suhuf-Suhuf Ibrahim. Aku ingat lagi atok aku selalu pesan hal-hal suhuf ibrahim diwarisi oleh keturunan Jawi.Itulah panggilan Ibrahim kepada anak-anak dari belah Keturah yang berpegang kepada agama Hanif.

Anda mungkin juga menyukai