Anda di halaman 1dari 16

Kaana dan teman temannya masuk pada mubtada dan khabar.

. Fungsi kaana dan teman temannya adalah merafa isim dan menasahabkan khabarnya. Apabila ia masuk, mubtada dan khabar berubah namanya menjadi isim kaana sedang khabar dengan mendapat tambahan di belakangnya kata kaana. Jadi khabar itu berubah menjadi khabar kaana. Contoh

( Abdullah adalah orang yang bertaqwa dan


sholeh). Sebelum dimasuki kaana adalah

.
Kaana dan saudara saudaranya ada 13, yaitu:
.

(menunjukkan zaman lampau, menjadi, adalah, tanpa

(Muhammad adalah orang yang arti) contoh alim).

(Pada waktu sore, menjadi), contoh (Karim sakit pada waktu sore).
( Pada waktu ( Pada waktu pagi, menjadi),

pagi ustadz bergembira). 4


(Pada waktu dhuha, menjadi) contoh

(Pada waktu dhuha para pegawai bekerja).

( Pada waktu siang, menjadi), contoh ( pada

waktu siang Hasan marah).

(pada waktu malam, menjadi), contoh


)orang sakit tu menderita di malam hari)

( menjadi), contoh ( Harganya menjadi


murah).

(tidak, bukan), contoh ( Zaid tidaklah

berdiri) 9

( selalu, senantiasa, masih), contoh ( Zaid


senantiasa mengetahui)

10

( selalu, senantiasa), contoh ( Amru


selalu duduk)

11

( selalu, senantiasa), contoh ( Bakir


senantiasa memperbaiki)

12

( selalu, senantiasa), contoh


(Muhammad senantiasa ramah)

13

( selama, selagi), contoh


(Jangan keluar selama hari masih hujan)

Fiil fiil tersebut di atas disebut fiil naasikhah atau fiil naaqisah. Fiil naasikhah artinya fiil yang merusak atau merubah. Fiil yang tersebut diatas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang memakai maa ( )dan dengan tanpa maa (). Maa yang terdapat pada fiil tersebut disebut maa anaafiyah (

) yang berarti tidak.


Dari segi perubahan perubahan bentuknya, kaana wa akhwaatuha dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Maa laa yatasharrafu bihaalin ( ) , artinya tidak berubah ubah. Jadi ia hanya mempunyai satu bentuk saja yaitu bentuk madhi. Fiil seperti ini ialah dan .

Maa yatasharrafu tasharrufan taamman ( ) artinya mempunyai perubahan yang lengkap. Fiil fiil seperti ini adalah sebagai berikut:
a b c d e f g

) yakuunu ( )kun ( Kaana ( ) )yazhallu ( ) zhalla ( ) Zhalla (


Baata ( ) yabiitu ( ) )bit ( Adhhaa ( )yudhhii ( )adhhi ( ) Ashbaha ( )yushbihu ( )ashbih ( ) Amsaa ( )yumsii ( )amsi ( ) Shaara ( ) yashiiru ( )shir ( ) yatasharrafu tasharrufan naaqishan (

Maa

), artinya mempunyai perubahan yang tidak


lengkap. Ia hanya mempunyai fiil mudhari dan fiil madhi saja, tanpa fiil amar. Fiil seperti ini ialah: a b c Maa zaala ( )maa yazaalu () Maa bariha ( ) maa yabrahu () Maa fatia ( )maa yaftau ()

Man fakka ( )maa yanfakku ((

Kaana dan teman temannya kadang tidak memerlukan isim dan khabar, cukup dengan fiil saja. Jadi pada waktu dia demikian, tidak lagi dikatakan dia fiil naaqish tetapi berubah namanya menjadi fiil tammun. Tetapi laysa ( ), maa zaala (

)dan maa fatia ( )adalah pengecualian. Ketiga fiil ini


tetap naaqish. Selain dari pada tiga yang tadi boleh tammun dan boleh naaqish.

Perlu diketahui bahwa tidaklah mutlak isim kaana dan teman temannya itu harus senantiasa terletak lebih dahulu dari khabarnya. Kadang kadang kita jumpai hal hal berikut ini: 1 2 khabar lebih dahulu daripada isim khabar kaana lebih dahulu dari fiil dan isimnya. Untuk yang kedua ini, ada beberapa isim yang dikecualikan: a b c d e f 3 Laysa () Maa zaala () Maa bariha () Maa fatia () Man fakka () Maa Daama ()

Mamul khabarnya lebih dahulu dari fiil, ism, dan khabarnya. Khabarnya terdiri dari Khabarnya terdiri dari

4 5

Kana ( )mempunyai keistemewaan daripada saudaranya. Keistemewaan kana itu sendiri adalah : a Kana ( )hanya merupakan tambahan (zaidah) apabila terletak diantara ma taajjub dan feel taajjub . misal :

Kana ( )dan subyeknya (isim) boleh dibuang, apabila terletak sesudah in dan law, huruf syarat. Misal : ;


Irji musrian in rakib (an) Pulanglah segera bila berkenderaan

; )Quli t-taama law qalil(an)( Makanlah makanan itu walupun sedikit

Pada contoh pertama , seharusnya kalimat itu berbunyi :


)Irji musrian in kunta rakib (an)) Pulanglah segera jika engkau berkenderaan

Sedangkan pada contoh kedua, seharusnya kalimat itu :


(Quli t-taama law kana qalil(an)) Makanlah makanan itu walaupun sedikit

Kana ( )saja yang dibuang, sehingga tinggal subyek (ism) dan predikat (khabar)nya, apabila terletak sesudah an masdariyah diganti dengan an zaidah. Misal :


(Amma anta ghaniyyan taftakhirr(u)) Engkau kaya, karena itu engkau bangga Bentuk asal dari kalimat itu adalah :

(Li an kunta ghaniyyan taftakhirr(u))


Karena engkau kaya, engkau bangga

Dibuang semuanya tanpa ganti, bila didahului in.

Misalnya seseorang yang dilarang bergaul dengan orang yang jelek budi pekertinya, maka ia menjawab dengan perkataan :

.....
(Ana uasyiruhu wa in) Saya bergaul dengannya walaupun Maksudnya :


(Ana uasyiruhu wa in kana fasidu l-akhlaq(i)) Saya bergaul dengannya, Walaupun jelek budi pekertinya

Kana () , subyek (isim) dan predikat (khabar) nya dibuang semua dan diganti dengan tambahan (ma zaidah), apabila didahului oleh in yang berupa huruf syarat. Misal :

....
(Ifal haza imma la) Kerjakan ini, bila tidak Bentuk asalnya adalah :


(Ifal haza imma in kunta la tafal ghayrahu) Kerjakan ini , bila engkau tidak mengerjakan yang lain f Boleh dibuang huruf nun pada kata kerja masa kini (fiil mudari)nya, apabila berkasus jussif (majzum) dengan sukun (_____).

Misal :


(Wa lam aku baghiyyi)an) Saya bukan wanita pelacur g Khabarnya didahului harfu jarrin zaaidah (bi), bila kaana didiahului harfu nafyin atau harfu nahyin. Contoh: ;

Adapun subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya ada 3 (tiga) bahagian, yaitu: 1 Ismu s-sarih Ismu s-sarih ialah setiap kata benda yang dapat menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya (kana wa akhawatuha ), kecuali kata ganti terpisah dan kata kerja yang didahului oleh huruf masdar (masdaru l-muawwal) Misal : ;


(Kana l-waladu zakiyy(an)) Anak (lk) itu pintar


(Laysa l-azharu jamilat(an)) Bunga-bunga itu tidak indah

Ismu d-damir Ismu d-damir ialah kata ganti diri. Kata ganti diri ini dapat pula menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya (kana wa akhawatuha). Misal : ;


(Kuntu fi l-mustafa) Saya di rumah sakit

(Sirtuma akhawayya)

Engkau dua orang (lk) menjadi saudaraku 3 Masdar Muawwal Masdar muawwal ialah kata kerja (fiil) yang didahului oleh huruf masdar. seperti halnya ismu s-sarih dan ismu d-damir, maka masdar muawwal juga dapat menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya.

Misal : ;


(Kana an tajtahida mahmud(an)) Kesungguhanmu terpuji


(Kana an taktuba jamil(an)) Tulisanmu indah

Sedangkan predikat (khabar) kana dan saudara-saudaranya dibagi kepada 3 (tiga) bahagian, yaitu : a Khabar Mufrad Khabar mufrad ialah predikat (khabar) yang bukan berupa jumlah walaupun terdiri dari kata benda yang menunjukkan dua (musanna) atau banyak (jamak). Misal : ;


Kana l-abu tajir(an)) Ayah seorang pedagang


(Laysa r-rijalu atibbau) Orang-orang (lk) itu bukan dokter

Yang menjadi predikat (khabar), dalam contoh di atas adalah kata tajir(an)( ) atibbaa ( .) .Kedua predikat (khabar) tersebut berupa khabar mufrad. b Khabar Jumlah Khabar jumlah ini dibagi kepada dua bagian, yaitu predikat yang berupa kalimat verbal (jumlatu l-filiyyah) dan

predikat yang berupa kalimat nominal (jumlatu l-ismiyyah). Khabar jumlah filiyyah ialah predikat (khabar) yang terdiri dari jumlah kata kerja (fiil) dan pelaku (fail) atau jumlah kata kerja (fiil) dan pengganti pelaku (nabu l-fail). Misal : ;


(Bata l-waladu yanamun(a)) Anak-anak (lk) itu menjadi (waktu malam) tidur


(Laysa l-ummalu yasytahgilun(a)) Para buruh itu tidak bekerja Yang menjadi predikat (khabar) , dalam contoh di atas,

adalah kata yanamun(a) ( ) dan yasytaghilun(a) (.) c Khabar Syibhu l-Jumlah Khabar syibhu l-jumlah adalah predikat (khabar) yang menyerupai jumlah. Predikat (khabar) kana dan saudarasaudaranya yang berupa syibhu l-jumlah ini dibagi dua, yaitu : jar majrur dan zaraf. Khabar syibhu jumlah yang berupa jar majrur. Misal :


(Kana l-ma-u fi l-kub(i)) Air itu di dalam gelas Khabar syibhu l-jumlah yang berupa zaraf. Misal :


(Lastu amamahum) Saya bukan di depan mereka

(Kanati s-saatu tahta l-wisadat(i))


Jam itu di bawah bantal

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Salabi, DR. 1981. Gramatika Bahasa Arab. Bandung: AlMaarif Anwar, K. H. Moch. 2000. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya . Bandung: Sinar Baru Algesindo Aminullah, 2000. Hukum Makmul Dalam Kalimat Tanazzu.

Jurusan Bahasa Arab Universitas Sumatera Utara Maarif, Syamsul. 2010. Nahwu Kilat. Bandung: Nuansa Aulia Maftuhin, Muhammad Sholeh. Terjemah nadhom imrithi Tata bahasa Arab/nahwu. Surabaya: Putar jaya. Sulaiman, Kasim. 1981. Pramasatra Arab. Jakarta : Prakarsa Belia. Syarief, Drs. Bustani. 1987. Qawaid. Ujung Pandang: Lembaga Bahasa IAIN ALAUDDIN

Anda mungkin juga menyukai