Anda di halaman 1dari 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga kulawarga yang berarti anggota

kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Departemen Kesehatan RI dalam Ali pada tahun (2010) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

A. Keluarga Pemula (Keluarga Pasangan Baru Menikah) Tahap perkembangan keluarga yang pertama adalah keluarga pemula (keluarga pasangan baru menikah). Pasangan baru menikah dimana ini merupakan tahap awal pembentukan keluarga menyebabkan keluarga dengan tahapan ini harus beradaptasi

dengan baik. Hal-hal yang dibutuhkan adalah penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari, belajar hidup bersama, serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Mereka merupakan anggota dari 3 keluarga yaitu keluarga suami, istri dan membentuk keluarga sendiri. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya. Mereka mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan. Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing. Fase ini merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian tinggi pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory adjustment) sejak awal perkawinan. Keadaan akan semakin sulit jika pasangan juga harus melakukan penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya, misalnya melanjutkan sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, ketergantungan kepada orangtua (tempat tinggal dan finansial), serta hubungan dengan keluarga besar. Faktor-faktor ini yang mewajibkan keluarga pemula untuk menjalani beberapa tugas perkembangan agar bisa menjalani tahap ini dengan baik. Duval pada tahun (1985) dengan teori sociological perspective menjabarkan tugas perkembangan tersebut sebagai berikut: 1. Memantapkan tempat tinggal; 2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang;

3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa (pembagian peran & tanggung jawab); 4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual; 5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional; 6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar; 7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman, kolega, dan organisasi; 8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya; 9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri. Menurut Frideman dalam Suprajitno tahun (2004) tahap keluarga dengan pasangan baru menikah mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dipenuhi yang dijabarkan sebagai berikut: a. Membina hubungan intim yang saling memuaskan Di dalam tugas perkembangan ini, terdapat beberapa unsur yang termasuk di dalamnya, yaitu: 1. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru; 2. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan; 3. Peran berubah; 4. Fungsi baru diterima; 5. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar; 6. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas. b. Menetapkan tujuan bersama Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan. c. Membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB

B. Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Pemula Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, melaksanakan asuhan keperawatan, serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah dilaksanakan Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi: 1. Pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga Yang termasuk dalam pengkajian keluarga adalah: a. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural;

b. Data lingkungan; c. Struktur dan fungsi keluarga

d. Stress dan strategi koping yag digunakan keluarga e. Perkembangan keluarga

2. Perumusan diagnosa keperawatan Penetapan diagnosis keperawatan selalu mempertimbangkan faktor risiko, faktor potensial terjadinya penyakit, dan kemampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatannya. 3. Penyusunan rencana keperawatan Rencana disusun untuk menentukan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. Rencana keperawatan yang baik harus memenuhi syarat berikut ini: a. Rencana asuhan keperawatan harus berdasarkan masalah yang telah disusun dengan jelas dan benar; b. c. Rencana harus realistis dan dapat dilaksanakan; Rencana harus sesuai dengan falsafah dan tujuan serta kebijaksanaan pemerintah; d. Rencana asuhan keperawatan bersama dengan keluarga karena keluarga sebagai objek dan subjek pelayanan. Keikutsertaan keluarga terutama dalam menentukan kebutuhan kesehatan dan masalah kesehatan, menentukan prioritas, memilih tindakan yang tepat, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil tindakan.

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 5. Evaluasi Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan

Referensi: Ali. (2010). Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta: EGC Suprayitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai