Anda di halaman 1dari 21

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS) FRAKTUR SUPRAKONDILER PADA ANAK

Dosen Pembimbing: dr. Ali Imran Lubis, Sp.Rad


Disusun oleh: Wahyuni Utami G1A109037

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN/SMF RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

Anatomi
2

Definisi
3

Fraktur suprakondilus adalah fraktur yang mengenai humerus bagian distal di atas kedua kondilus. Umumnya pada anak yang secara historis berhubungan dengan morbiditas baik karena malunion, komplikasi neurovaskular, dan sindrom kompartemen.

Klasifikasi
4

Berdasarkan pada bergesernya fragmen distal dari humerus: fraktur supracondylar extension type (pergeseran posterior) dan flexion type (pergeseran anterior)

Klasifikasi
5

Pada anak, fraktur suprakondiler dapat diklasifikasikan menurut Gartland, yaitu sebagai berikut: 1. Tipe I: tidak ada pergeseran. 2. Tipe II: ada pergeseran dengan korteks posterior intak, dapat disertai angulasi atau rotasii. 3. Tipe III: pergeseran komplit; posteromedial atau posterolateral.

Epidemiologi
7

Angka kejadiannya pada anak sekitar 55% sampai 75% dari semua fraktur siku. Insidensi puncaknya adalah pada anak berusia 5-8 tahun daerah supracondylar biasanya menjadi lebih tipis dengan korteks lebih ramping yang menjadi predisposisi untuk terjadi fraktur pada daerah tersebut. Umumnya pada anak, 16% dari semua fraktur pediatrik dan merupakan 2/3 dari kasus injury pada siku yang dirawat inap. Sekitar 98% dari fraktur suprakondiler pada anak adalah fraktur suprakondiler tipe ekstensi.

Mekanisme Cedera
8

Fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau anterior. Pergeseran posterior menunjukkan cedera yang luas. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen distal terdesak ke belakang dan (karena lengan bawah biasanya dalam pronasi) terpuntir ke dalam. Pergeseran anterior jarang terjadi, akibat benturan langsung (misalnya, jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan fleksi. Biasanya mengenai elbow joint dalam keadaan fleksi. Garis fraktur yaitu mulai dari cranial mengarah ke postcaudal dan fragmen distal mengalami pergeseran ke arah anterior.

Gejala Klinis
9

Siku nyeri dan mengalami pembengkakan. Sindroma kompartemen akut : pain, pallor, pulselessness, paresthesia, dan paralysis.

Anamnesis
10

Nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain. Anak yang masih kecil: sulit untuk anamnesa alloanamnesa

Pemeriksaan Fisik
11

Dapat ditemukan Elbow joint dalam posisi ekstensi atau semifleksi dengan daerah siku tampak bengkak. Angulasi berbentuk huruf S pada siku yang merupakan tanda fraktur komplit (tipe III), yang terjadi akibat fraktur pada dua titik angulasi. Pucker sign, merupakan indentasi kulit anterior akibat penetrasi fragmen proksimal ke m.brachialis. Pucker sign menandakan reduksi fraktur mungkin akan sulit dilakukan dengan manipulasi sederhana.

Wrist drop, tanda cedera n.radialis

Pointing sign, tanda cedera n.medianus

Okay sign, tanda cedera n.medianus

Froment sign, tanda cedera n.ulnaris

Radiologi
13

Pada radiografi AP dan lateral dari siku: Sudut Baumann, merupakan sudut antara garis lateral kondiler epifisis dengan axis panjang dari humerus. Nilai normalnya 15-20 derajat dan sama pada kedua sisi. Sudut humeral-ulnar, dibentuk oleh intersection dari bisektor diafisis dari humerus dan ulna. Sudut metafisis-diafisis, dibentuk olek bisektor dari shaft humerus dengan garis dari titik terlebar dari metafisis humerus distal.

Gartlands staging
15

Gartlands staging diklasifikasikan berdasarkan radiografi lateral, banyak digunakan pada fraktur supracondylar karena dapat membantu panduan pengobatan. Gartland Tipe I menunjukkan fraktur tanpa adanya pergeseran dari kedua fragmen, kadangkala garis fraktur sukar dilihat pada gambaran radiologis. Gartland Tipe II menunjukkan fraktur disertai dengan pergeseran dan korteks posterior masih intak. Gartland Tipe III menunjukkan fraktur disertai dengan pergeseran dan kedua korteks tidak intak.

Gartland tipe I

Gartland tipe II

Gartland tipe III

Tatalaksana
17

Tatalaksana masing-masing tipe berbeda. Gartland Tipe I diperlakukan dengan reduksi tertutup dan pembebatan. Gartland Tipe II memerlukan reduksi tertutup dan fiksasi perkutan jika bebat pada lengan tidak cukup menahan reduksi. Gartland Tipe III dikelola dengan reduksi tertutup dengan fiksasi perkutan diikuti oleh 3 minggu imobilisasi pembebatan lengan.

Komplikasi
18

Pembentukan lepuh kulit Maserasi kulit di daerah antekubiti Iskemik Volkman Gunstock deformity

Prognosis
19

Prognosisnya perlu dilakukan evaluasi union sekitar 3-4 minggu untuk anak usia 4 tahun dan sekitar 4-5 minggu untuk anak-anak usia 8 tahun dengan pemeriksaan klinis dan radiologi.

Daftar Pustaka
20

1. Apley and Solomon. Fracture and Joint Injuries in Apleys System of Orthopaedics and Fractures, 7th Ed. Butterwordh-Heinemann, London. 1993 2. Noffsinger, MA. Supracondylar Humerus Fractures. Available at http://www.emedicine.com. Accessed on 25 February 2014. 3. Subagyo. Fracture supracondylair humeri pada anak. 2013. Diakses dari http://www.ahlibedahtulang.com pada tanggal 25 Februari 2014. 4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa, Edisi 6. Jakarta: EGC. 2006. 5. Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD. Handbook of fractures. Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins. 2010. p.193-229;604-614. 6. Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher. 2009. Bab 9; Orthopaedi. 7. Nochimson, Geofrey. Fraktur suprakondiler humerus. 2009. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com pada tanggal 25 Februari 2014.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai