Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan di Denmark

PPI Denmark
ppi-denmark@yahoogroups.com

Pendahuluan
Denmark bukanlah negara yang populer sebagai tujuan belajar mahasiswa Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya kerjasama antara pemerintah dan institusi-institusi pendidikan di Indonesia dengan pihak Denmak, juga kurangnya informasi tentang pendidikan di Denmark di kalangan mahasiswa Indonesia. Padahal pendidikan di Denmark tidak kalah baik dengan pendidikan di negara-negara Eropa lainnya. Karena itu, terlepas dari tujuan formal pembuatan paper ini sebagai sarat keikutsertaan kongres PPI International yag berlangsung di London tanggal 23 Oktober 2010, kami kami menganggap pembuatan paper Pendidikan di Denmark sebagai tantangan yang menarik. Kami merasa sudah saatnya berbagi pengalaman tentang pendidikan di Denmark agar masyarakat pendidikan di Indonesia lebih terinformasi tentang sistem pendidikan di negara ini. Namun ketika benar-benar hendak mulai mengerjakannya, kami menyadari bahwa topik Pendidikan di Denmark adalah topik yang luas. Kami merasa harus menentukan sub-topik yang lebih sempit supaya bisa memberi penjelasan dengan lebih fokus. Karena tidak ada ketentuan yang jelas dari pihak panitia tentang fokus bahasan tersebut, kami memutuskan untuk menekankan pembahasan pada kelebihan dan kekurangan pendidikan tinggi di Denmark berdasarkan pengalaman mahasiswa Indonesia di Denmark. Walaupun kami tidak hendak memfokuskan diri pada informasi umum yang bisa diakses di internet, kami mulai paper dengan menyarikan informasi dasar tentang Denmark dan Jenjang Pendidikan di Denmark. Baru kemudian diikuti dengan bagian utama yaitu Plus dan Minus Pendidikan di Denmark. Hal-hal praktis yang sebaiknya diketahui seperti bahasa, biaya hidup, akomodasi, transportasi dan kesehatan kami sampaikan di bagian Apendix. Penting untuk diperhatikan paper ini dimaksudkan sebagai pemberian info global dan appetizer. Bagi yang tertarik, informasi lebih mendalam bisa diakses di links yang telah diberikan. Semoga paper ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Bila ada yang ingin ditanyakan, jangan ragu untuk menghubungi ppi-denmark@yahoogroups.com

Daftar Isi

Pendahuluan..................................................................................................................... 2 Sekilas tentang Denmark................................................................................................. 4 Jenjang Pendidikan.......................................................................................................... 5 Plus Minus Pendidikan di Denmark............................................................................... 10 Apendix-Pengetahuan Praktis Hidup di Denmark........................................................ 17 Penutup............................................................................................................................. 20

Sekilas tentang Denmark


Denmark terletak di region Scandinavia (Eropa Utara) dengan luas 43.098 km2 (sedikit lebih kecil provinsi Jawa Timur) dan jumlah penduduk 5.511.451 (Denmarks Ministry of Foreign Affairs, 2010). Sekitar 90,1% penduduk Denmark adalah orang Denmark (Danes) dan sekitar 9,9% imigran dan keturunannya (Denmarks Ministry of Foreign Affairs, 2009). Sehubungan dengan luas, komposisi penduduk dan sejarahnya, Denmark bisa dikatakan negara yang homogen. Masyarakatnya dibentuk berdasarkan peraturan yang dibuat secara konsensus, sehingga secara umum Denmark merupakan negara yang stabil dan terorganisasi dengan baik. (European Union Report on Education in Denmark 2008-2009). Prinsip-prinsip dasar kehidupan di Denmark adalah kebebasan berdasarkan persamaan dan saling mempercayai di antara anggota masyarakat. Prinsip-prinsip tersebut mendasari seluruh kegiatan bernegara di Denmark, termasuk di bidang pendidikan. Lebih lengkap di: http://www.denmark.dk/en (website resmi pemerintah denmark ttg Denmark) http://en.wikipedia.org/wiki/Denmark

Sumber: www.Wesfalia.com 4

Jenjang Pendidikan di Denmark


Secara umum jenjang pendidikan di Denmark adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Jenjang Pendidikan di Denmark [diambil dari website Danish Agency for International Education (http://en.iu.dk/)] 5

Pra-pendidikan dasar:
Vuggestue/daycare/tempat penitipan anak (usia 0.5-3 tahun)
Merupakan tempat penitipan anak. Kegiatan utamanya adalah merawat anak dan menanamkan rutinitas sehari-hari yang akan jadi dasar kegiatan di TK dan selanjutnya.

Brnehave/Taman Kanak-Kanak (3-6 tahun)


Di TK, anak-anak belum diajarkan membaca dan menulis. Kegiatan difokuskan pada kegiatankegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik, bahasa dan sosial anak, seperti bermain, bercerita dan berjalan-jalan bersama. Selama TK, kebiasaan dan rutinitas yang telah ditanamkan di tempat penitipan anak terus diperkuat.

Pendidikan Dasar (usia 7-16 tahun)


Terdiri dari kelas 1-9 (wajib diikuti oleh semua anak yang tinggal di Denmark) dan kelas 10 (Pilihan. Diperuntukkan bagi murid yang belum siap secara akademis dan atau secara mental untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi) Pendidikan dasar di selenggrakan di sekolah negeri (folkeskole) dan swasta. Sekitar 88% murid bersekolah di folkeskole. Sebelum masuk pendidikan dasar, terdapat kelas 0 yang merupakan peralihan dari TK ke pendidikan dasar Materi ajar diberikan secara bertahap. Ada yang diberikan di seluruh tahun ajaran, ada yang hanya diberikan di kelas 1-7, 4-10 dan 8-10. Lebih jelas tentang mata pelajaran bisa dilihat di: http://en.wikipedia.org/wiki/Danish_Folkeskole_Education Metoda pendidikan dasar diarahkan agar murid memiliki kepercayaan diri dan mandiri. Hal ini dicapai lewat komunikasi terbuka antara murid, orang tua dan sekolah. Pertemuan antara orang tua dan sekolah (biasanya melibatkan murid yang bersangkutan) diadakan minimal setahun dua kali. Tidak ada ujian dan pemberian nilai sampai kelas 8 (masalah ini sedang menjadi bahan perdebatan di Denmark), hanya pemberian tugas-tugas. Prinsip penggunaan teknologi informasi diterapkan sejak dini. Luasnya penggunaan internet di masyarakat Denmark memungkinkan guru untuk meng-upload tugas di internet sehingga orang tua juga bisa melihat tugas-tugas yang diberikan guru kepada anak mereka. Salah satu fokus pendidikan dasar di Denmark adalah pengembangan kemampuan sosial anak dan mempersiapkan mereka menjadi anggota masyarakat yang benar-benar mengerti hak dan tanggung jawabnya. Prinsip-prinsip utama yang diterapkan adalah nilai-nilai demokrasi, kebebasan dan menjunjung tinggi persamaan.

Pendidikan Menengah
Terdiri dari:

-Gymnasium/SMU (3 tahun) dan sekolah-sekolah setingkat Gymnasium mengorientasikan diri pada bidang tertentu (3 tahun) Gymnasium (STX)

yang

Fokus pendidikan di gymnasium adalah mempersiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan tinggi. Sejak 2005, pendidikan di Gymnasium menawarkan 3 pilihan arah studi: bahasa, sains dan creative studies. Pelajar bisa mengkombinasikan pelajaran-pelajaran dari ketiga bidang tersebut.

Sekolah setingkat Gymnasium yang mengorientasikan diri pada bidang tertentu


Seperti juga Gymnsium hanya saja lebih memfokuskan diri di bidang tertentu, misalnya (lihat bagan Jenjang Pendidikan di Denmark): HHX (sejenis SMEA di Indonesia), HTX (sejenis STM di Indonesia). Walaupun kurikulum di sekolah-sekolah ini mengandung praktek, tetapi muatan teori tetap tinggi karena tujuan utama pendidikan ini adalah mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi (universitas/college) dengan jurusan yang sesuai.

-Vocational Education dan pendidikan kejuruan lain yang setingkat dengannya (3-4 tahun)
Pendidikan kejuruan terdiri dari teori dan praktek (magang/ apprenticeship), yang minimal memakan setengah dari seluruh waktu pendidikan. Lulusannya dianggap siap untuk bekerja di bidang yang bersangkutan. Contoh pendidikan jenis ini adalah pendidikan untuk menjadi tukang kayu dan bangunan, gardener, pekerja salon, atau yang memfokuskan diri di bidang sosial dan kesehatan masyarakat. Pendidikan kejuruan merupakan bagian sangat penting dari sistem pendidikan di Denmark. Tradisi magang berakar kuat dari abad pertengahan dan saat ini sudah terorganisasi dan terstandarnisasi dengan sangat baik. Ijazah Vocational Education bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan jangka pendek di akademi profesi atau pun college (dengan bidang yang sama)

Pendidikan tinggi
Terdiri dari:

-Ehrvervsakademier/Akademi Profesi (2-2.5 tahun) -Professionhjskoler/University College/ Pendidikan Tinggi Profesi (3-4.5 tahun)
Terdapat lebih dari 150 institusi pendidikan tinggi khusus di Denmark. Sekitar sepertiga dari jumlah ini menyediakan pendidikan berorientasi profesi jangka pendek dan sekitar dua pertiga menyediakan pendidikan berorientasi profesi jangka menengah (medium). Banyak dari college-

college ini hanya memiliki 400-600 mahasiswa yang mendalami bidang-bidang tertentu. Collegecollege ini biasanya bekerja sama dengan college-college lain dan universitas.

-Universitas/ research-based education:


-Bachelor (3 tahun) -Master (2 tahun) -Phd (3 tahun) Denmark memiliki 11 universitas. Lima universitas memiliki fakultas yang berbeda (multi-faculties) dan 6 lainnya bergerak khusus di bidang tertentu seperti engineering, pendidikan, ilmu pengetahuan alam, pertanian, farmasi atau pendidikan bisnis.

Program Bachelor dan Master Program Bachelor dan Master biasanya terintegrasi. Total pendidikan 5 tahun (terdiri dari bachelor 3 tahun dan master 2 tahun). Program Master International berlangsung selama 2 tahun (mahasiswa international biasanya bergabung di tahun ke-4 pendidikan mahasiswa lokal). -Kuliah dan project Implementasi dari kurikulum di tiap universitas dapat bervariasi, namun secara umum mata kuliah yang diajarkan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Selain mata kuliah, komponen wajib lain adalah proyek yang harus dikerjakan secara berkelompok. Proyek ini biasanya implementasi dari sistem Problem Based Learning atau PBL (mengenai PBL akan dibahas di sub bab tersendiri). Sistem kredit yang digunakan adalah ECTS (European Credit Transfer and Accumulation System). -Evaluasi dan sistem penilaian Secara teknis, evaluasi dari mata kuliah wajib berupa ujian akhir, yang dapat berupa ujian tertulis ataupun lisan. Sedangkan evaluasi dari mata kuliah pilihan dapat berupa ujian khusus seperti mata kuliah wajib, dan dapat pula terintegrasi dengan ujian proyek. Sistem penilaian di Denmark secara umum dapat dibagi dua: lulus atau tidak lulus, dan sistem nilai yang memiliki beberapa tingkatan [reference]. Sistem Penilaian terdiri dari: 12, 10, 7, 4, 2, 0 and 3 Penjelasan lengkap ttg system penilaian bisa dilihat di: http://eacea.ec.europa.eu/education/eurydice/documents/eurybase/eurybase_full_reports/DK_EN. pdf halaman 98
-Project Based Learning (PBL)

PBL adalah sistem belajar di mana mahasiswa (atau kelompok mahasiswa) diarahkan untuk bekerja dengan suatu masalah yang terkait dengan satu mata kuliah (atau dengan tema umum satu semester). Mereka harus mendefinisikan masalah tersebut, menganalisis, mencari solusi, kemudian mengevaluasi solusi tersebut dan mendokumentasikan proyek dalam sebuah laporan. Proyek dan laporannya akan dipresentasikan dan diuji di akhir semester. Penerapan PBL tergantung dari universitas yang bersangkutan. Ada yang menerapkan pada hanya beberapa topik atau mata kuliah dalam satu semester, ada yang menerapkannya untuk seluruh topik dalam satu semester. Universitas di Denmark yang menerapkan PBL untuk seluruh proses pendidikan dari Bachelor sampai Master adalah Aalborg University (AAU) di North Jutland. AAU merupakan salah satu dari sedikit universitas di dunia yang menerapkan PBL secara total sebagai metoda pendidikannya. Lebih jelas ttg penerapan PBL di Aalborg University bisa dilihat di: http://ppidenmark2010.wordpress.com/2010/10/02/pendidikan-di-denmark-jenjang-s1-s3beberapa-tulisan-dari-anggota-ppi-denmark/ Artikel: Problem-based Learning oleh Satya Ardhy Wardhana

Program PhD. Program PhD di Denmark berlangsung selama 3 tahun, namun dalam kenyataan banyak mahasiswa PhD yang membutuhkan waktu - 1 tahun lebih lama. Selama melaksanakan program tersebut mahasiswa : membuat Study Plan di awal program Phd yang merupakan rencana detil tentang apa yang akan dikerjakan selama program PhD. Penulisan study plan harus mengacu pada format aturan yang dibuat oleh Doctoral/Phd. School di fakultas yang bersangkutan. Apabila rencana studi itu dianggap memenuhi syarat dan telah disetujui oleh Phd. School, mahasiswa yang bersangkutan resmi terdaftar sebagai PhD student. Study plan ini wajib di-update setiap 6 bulan. Phd. School akan memberi masukan ttg kekurangan apa saja yang harus diselesaikan untuk report selanjutnya. Masukan ini akan dibicarakan bersama antara mahasiswa Phd. yang bersangkutan dan supervisornya. melakukan riset mandiri di mana yang bersangkutan mengambil inisiatif mengembangkan tema riset dan pembimbing berfungsi sebagai teman berdiskusi mengikuti kuliah, seminar, workshop sejumlah setara dengan 30 ECTS/ semester. Jenis dan topik kuliah, serta waktu mengikuti kuliah tersebut (misal di awal, tengah atau akhir program Ph.D) dibicarakan bersama dengan supervisor.

Biasanya mahasiswa harus melaksanakan hal-hal berikut sebagi bagian dari Phd.:

kewajiban mengajar/menyebarkan ilmu setara dengan 15 ECTS/ semester penuh. Dalam prakteknya dapat pula berupa menjadi pembimbing group work, asisten di laboratorium atau guide bagi murid SMA saat universitas mengadakan open house. melaksanakan penelitian di laboratorium atau grup lain di luar Denmark, dengan tujuan memperluas network dan mendapatkan kemampuan tertentu.

Selama masa Ph.D nya mahasiswa diharapkan menghasilkan setidak 2 published paper. Bentuk tesis yang berupa kumpulan paper (seperti paper) juga banyak ditemui. Komponen pendidikan Ph.D di Denmark disarikan dengan baik dalam brosur yang dapat didownload di: di http://studyindenmark.dk/files/phd-opportunities-revised.pd Lebih lengkap tentang pengalaman mengikuti program Phd di Denmark bisa dilihat di: http://ppidenmark2010.wordpress.com/2010/10/02/pendidikan-di-denmark-jenjang-s1-s3beberapa-tulisan-dari-anggota-ppi-denmark/ Artikel: Phd di Denmark oleh Budi J. Hidayat Artikel: Phd di Denmark oleh Benhur Nainggolan

Lebih lengkap tentang Pendidikan Di Denmark secara umum: http://ppidenmark2010.wordpress.com/2010/10/02/pendidikan-di-denmark-jenjang-s1-s3beberapa-tulisan-dari-anggota-ppi-denmark/ Artikel: Pendidikan di Denmark oleh Arsy Adiguna Christensen

10

Plus dan Minus Pendidikan di Denmark


(berdasarkan pengalaman beberapa mahasiswa dan mantan mahasiswa master dan Phd. Indonesia di Denmark )

Sisi positif pendidikan di Denmark


Menghargai waktu
Ini adalah hal pertama dan tersulit yang mungkin harus dipelajari mahasiwa Indonesia. Seperti juga di beberapa negara lain, pada dasarnya sistem kehidupan di Denmark adalah timebased. Semua kegiatan mendapat jadwal dan alokasi waktu yang berhubungan dengan jumlah jam kerja orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Penduduk Denmark akan sebisa mungkin berusaha memenuhi jadwal dan alokasi waktu tersebut. Apabila tidak bisa, maka rescheduling dan penambahan alokasi waktu harus dibicarakan dan disepakati oleh semua pihak yang bersangkutan. Hal ini berlaku pula di dunia pendidikan. Dosen dan mahasiwa harus sepakat dengan waktu kerja mereka dan masing-masing pihak akan berusaha menepati kesepakatan tersebut. Di awal semester, dosen akan mengeluarkan jadwal kuliah, tanggal libur, tanggal ujian, apa saja bab-babnya, serta link download slide kuliah dan soal latihannya. Apabila ada keberatan soal waktu atau lainnya, mahasiswa harus segera menyampaikannya sehingga bisa dilakukan rescheduling yang disepakati bersama. Sebagian besar dosen akan mengajar tepat waktu. Demikian juga biasanya mahasiwa datang tepat waktu dan menyerahkan tugas tepat waktu. Biasanya mahasiwa tidak lagi bisa mengumpulkan tugas setelah deadline kecuali ada kesepakatan khusus dengan dosen ybs. Ada juga dosen yang menuntut tugas dikumpulkan ke alamat e-mail dosen yang sudah disettting sedemikian rupa sehingga apabila pengiriman melewati deadline, maka tugas itu akan langsung ditolak alias tidak lulus.

Kemandirian dan Partisipasi Aktif Mahasiswa


Mahasiswa dituntut untuk sangat mandiri dan berpartisipasi aktif di dalam dan di luar kelas. Merekalah yang menentukan sendiri arah pendidikan mereka dan metodanya. Mahasiswa mencari sendiri sebagian besar informasi dan mempelajari sendiri hal-hal yang sifatnya teknis. Kuliah diselenggarakan dengan asumsi bahwa mahasiswa sudah membaca bahan kuliah dan mencari informasi (dari buku, internet, paper, dsb.) sebelumnya. Kuliah akan berlangsung dengan cepat dan jarang mengulang apa yang pernah diajarkan sebelumnya. Mahasiswa datang ke kelas dengan membawa pertanyaan/masalah, pendapat atau kadang bantahan tentang teori yang akan disampaikan dosen. 11

Mahasiswa secara tidak langsung sering dipaksa untuk berdiskusi dengan sesama mereka dalam memecahkan persoalan melalui latihan yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan sisi penting lain yang diharapkan dari proses pendidikan, yaitu kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik Sistem belajar yang dapat merangsang partisipasi aktif mahasiswa juga diwujudkan dalam bentuk kerja kelompok dalam sebuah proyek. Bentuk dari peran aktif mahasiswa di dalam proyek akan dipaparkan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

Peran dosen dalam sistem pendidikan Denmark


Dosen merupakan adviser yang siap mendengarkan, ditanya dan memberi pendapat/masukan ttg apa mahasiswa sampaikan kepadanya. Tetapi dosen tidak akan mengambil keputusan untuk mahasiswa karena hal itu harus dilakukan oleh mahasiswa sendiri. Secara singkat, peran dosen/dosen pembimbing: Fasilitator dalam proses belajar mandiri dan kelompok Penasehat yang memberikan motivasi dan kritik membangun

Mereka bukanlah: Guru yang bertanggung jawab terhadap detil proses belajar mahasiswa Pemimpin kelompok yang mengambil setiap keputusan dan menuntut mahasiswa untuk melakukan ini-itu

Nomor satu pemahaman, bukan nilai dan asal lulus


Perhatian utama mahasiswa dan dosen di Denmark adalah bahwa mahasiswa mengerti tentang bahan kuliah/topik semester yang disampaikan. Latihan-latihan biasanya tidak dinilai, karena yang terpenting adalah pemahaman oleh mahasiswa yang bersangkutan. Pada dasarnya mahasiswa memiliki tanggung jawab penuh dan kebebasan untuk mengerjakan latihan atau tidak. Pada akhirnya kebanyakan mahasiswa memang memilih untuk mengerjakan latihan atau paling tidak memahaminya, karena latihan-latihan tsb. didesain untuk menunjang proyek individu atau kelompok mereka, sehingga secara tidak langsung mereka harus memiliki pemahaman melalui latihan dan tugas tersebut. Masalah absensi dalam perkuliahan hampir sama sekali tidak dipermasalahkan (terkecuali untuk beberapa course di tingkat Phd). Mahasiswa bebas untuk menentukan sendiri apakah ia akan hadir di suatu kuliah atau tidak.

Mudah mengakses informasi


Ketersediaan dan kemudahan mengakses informasi memungkinkan mahasiswa di Denmark untuk mengumpulkan informasi yang cukup untuk kepentingan pendidikannya. 12

Sumber-sumber informasi dibuka seluas-luasnya. Di kampus tersedia internet yang bisa bebas diakses oleh mahasiswa. Perpustakaan online menyediakan buku-buku cukup up to date. Universitas juga berlangganan berbagai jurnal ilmiah. Umumnya mahasiswa master tak punya akses seluas mahasiswa Phd ke jurnal-jurnal tersebut, tapi tentunya setiap saat bisa minta bantuan dosen untuk mendapatkan artikel yang diperlukan. Mereka harus menyediakan waktu untuk menyarikan dan memikirkan kembali kaitan dari semua informasi tersebut (refleksi). Hasil refleksi tersebut dibawa untuk bahan berdiskusi dengan dosen. Diskusi yang konstruktif akan sulit berjalan tanpa mahasiwa memiliki background informasi dan refleksi yang cukup. Dari refleksi dan diskusi dengan dosen, mahasiswa diharapkan untuk menghasilkan ide-ide baru untuk kemajuan proyek yang dikerjakannya. Para dosen akan sangat menghargai dan mendukung mahasiswa yang memiliki banyak ide.

Suasana egaliter
Masyarakat Denmark adalah masyarakat terbuka dan menghargai pendapat orang lain. Budaya di lingkungan sosial Denmark ini pada akhirnya terbawa dalam situasi antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Kedudukan mahasiswa dan dosen dianggap sederajat, karenanya tidak ada alasan bagi mahasiwa untuk takut kepada dosen. Persamaan ini membuat mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya dan berdiskusi dengan dosen dalam suasana bebas (tentu dalam batas-batas profesionalisme). Kebebasan ini sangat melancarkan pekerjaan dan membuat pikiran mahasiswa berkembang. Termasuk ke dalam hal ini adalah cara mahasiswa berpakaian dan bertindak. Mahasiswa bebas mengenakan sandal, celana buntung, makan dan minum di kelas selama hal itu tidak menganggu orang lain, karena hal-hal tersebut dianggap tidak ada relevansi langsungnya dengan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan.

Ujian lisan
Mahasiswa di Denmark harus terbiasa dengan ujian lisan yang biasanya mengambil bobot kredit cukup besar dalam satu semester. Ujian lisan biasanya terdiri dari presentasi proyek kemudian dengan tanya jawab dengan penguji. Ujian jenis ini benar-benar melatih mahasiswa berpikir untuk menyarikan apa yang sudah dipelajarinya dan mengemukakan kembali pendapatnya dengan cara yang runtut dan mudah dimengerti oleh orang lain. Kadang-kadang mahasiswa Indonesia mengalami kesulitan dalam ujiam lisan ini. Selain masalah bahasa, juga karena sebagian besar ujian di Indonesia adalah ujian tulis di mana kita memiliki cukup waktu untuk memformulasikan pendapat kita, sementara dalam ujian lisan, kita dituntut untuk dengan cepat mengumpulkan informasi yang kita miliki dan memformulasikannya kembali dengan tepat. Sebaliknya teman-teman mahasiswa Denmark tampak sangat terbiasa dalam hal ini. Rupanya mereka memang sudah dibiasakan untuk melakukan ujian lisan sejak pendidikan dasar.

13

Project dan kerja kelompok


Di beberapa universitas Denmark, proyek yang dilakukan secara individu maupun berkelompk merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Proyek yang dikerjakan secara berkelompok dipandang penting karena dianggap bisa mengembangkan potensi mahasiswa tidak hanya dalam hal ilmu-ilmu pengetahuan tapi juga soft skills. Sebenarnya, ini tidak jauh berbeda dengan proyek tugas akhir di Indonesia, hanya saja proyek seperti ini biasanya dilakukan dalam kelompok dan merupakan bagian dari semester biasa. Dalam suatu proyek kelompok, mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi setelah sebelumnya mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber, menguji solusi tersebut, dan membuat dokumentasi atas keseluruhan aktivitas di dalam proyek dalam sebuah laporan. Secara garis besar, selain kemampuan akademis, mahasiswa belajar mengenai hal-hal berikut: Bekerja dalam tim yang berorientasi pada tujuan Berpikir kritis dan kreatif, yang berujung pada problem solving dan inovasi. Toleransi dan adaptasi dengan orang dari berbagai latar belakang, kemudian memberikan kontribusi optimum sesuai dengan kemampuan diri dan kebutuhan kelompok. Komunikasi dan presentasi publik Manajemen konflik Manajemen waktu Kemampuan manajemen dan kepemimpinan. Bekerja dalam kelompok yang berbeda-beda dan dengan anggota yang berbeda-beda juga merupakan latihan untuk bisa bekerja sama dengan siapa saja di dunia kerja kelak.

Peran Supervisor/Dosen Pembimbing dalam project dan kerja kelompok


-benar-benar sebatas sebagai pemberi masukan kepada mahasiswa dalam menentukan arah proyek dan dalam menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dalam proyek -konsultan jika ada rencana yang dirasa kurang baik atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sekali lagi, dosen pembimbing tidak memiliki kekuasaan sama sekali untuk memutuskan secara sepihak topik/permasalahan yang akan dikerjakan dalam proyek, maupun solusi dan metode untuk menguji solusi tersebut. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang akan mereka kerjakan dalam proyek tersebut dengan mempertimbangkan masukan dari dosen pembimbing.

Inovasi
Sistem kerja kelompok dalam mengerjakan proyek dapat menumbuhkan kreatifitas yang pada akhirnya bermuara pada inovasi. Ini tebukti dari hasil-hasil proyek mahasiswa yang mendapatkan patent, atau diterima dalam jurnal atau berbagai publikasi ilmiah, serta dikembangkan untuk kemudian mendapat berbagai penghargaan dalam lomba-lomba inovasi atau enterpreneurship. Tidak jarang, hasil project kelompok berakhir dengan menghasilkan kerja sama yang

14

menguntungkan antara universitas dan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis yang bersangkutan.

Proyek kerja sama dan kolaborasi


Kolaborasi dengan berbagai pihak, dalam skala kecil maupun besar, dianggap sangat menunjang kesuksesan dalam sistem pendidikan tinggi di Denmark. Sebisa mungkin proyek mahasiswa dilibatkan dalam kolaborasi ini. Hal ini mungkin terjadi karena biasanya para peneliti di universitas membuat project proposal untuk mahasiswa, yang secara otomatis menjadi calon pembimbing bagi mahasiswa yang akan mengerjakan proyek yang diusulkan. Proyek-proyek yang diusulkan para peneliti tersebut seringkali merupakan bagian dari proyek-proyek penelitian yang lebih besar yang didanai baik itu oleh pemerintah Denmark melalui universitas, sektor industri, atau Uni Eropa. Karena biasanya para peneliti universitas juga terlibat proyek-proyek penelitian yang melibatkan universitas lain, lembaga-lembaga penelitian, sektor industri, bahkan institusi umum-baik itu di dalam maupun di luar negeri-seringkali secara otomatis mahasiswa dan proyeknya juga terlibat dalam kerja sama tersebut.

Sisi negatif pendidikan di Denmark


Mahal
Lihat bagian biaya di Appendix . Perlu dicatat bahwa anak-anak dari mahasiwa asing mendapat hak yang sama dengan warga negara Denmark, misalnya pendidikan dasar negeri gratis, serta daycare dan TK negeri dengan iuran terjangkau. Hal ini berlaku selama orang tua mereka mendapat ijin tinggal yang sah.

Individualisme
Secara sosial masyarakat Denmark pada umumnya bukan masyarakat komunal seperti masyarakat asia. Mereka menjaga betul kehidupan pribadi mereka sehingga terkesan menjaga jarak. Pada umumnya mahasiswa denmark cukup helpfull untuk dimintai bantuan yang berhubungan dengan urusan kuliah selama mereka punya cukup waktu, namun tidak begitu mudah untuk diajak berteman dekat secara personal. Hal ini bisa menimbulkan perasaan sunyi untuk mahasiswa Indonesia yang menyukai suasana kekeluargaan. Biasanya ada perkumpulan mahasiswa asing di universitas-universitas, dan aktif dalam perkumpulan tersebut mungkin bisa menjadi salah satu alternatif solusi mengatasi rasa kesepian tadi.

Kecenderungan untuk Mudah Menyerah


Sering kali ditemui, baik di level master maupun Ph.D, mahasiswa lokal merasa bahwa bidang studi atau riset yang diambil terlalu berat, atau bukan benar benar hal yang diinginkan dalam hidupnya. Mereka kemudian memutuskan untuk menghentikan studi atau risetnya. Sistem yang ada memang memungkinkan mahasiswa memutuskan sendiri dan tidak ada konsekuensi biaya. 15

Meskipun di satu pihak ini baik, karena dengan demikian mahasiswa benar benar akan melakukan apa yang diinginkan, namun di lain pihak hal ini membuka kemungkinan mahasiswa menjadi cepat menyerah. Di level Ph.D misalnya, bila seorang mahasiswa memutuskan menghetikan program Ph.D nya (karir nya sebagai pegawai pemerintah temporer), tidak ada yang dapat dilakukan oleh sang dosen pembimbing. Di lain pihak, dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka yang menyelesaikan PhD nya berarti mereka yang benar-benar merasa hal itu sesuai dengan keinginannya.

Pendeknya waktu studi dan urusan visa (untuk mahasiswa Phd)


Program Phd. di Denmark berlangsung selama 3 tahun tetapi banyak mahasiswa Phd yang tidak berhasil menyelesaikan program phdnya dalam kurun waktu tersebut. Konsekwensi bila hal itu terjadi adalah: Bila program Phd dibiayai pihak Denmark Apabila tidak mendapat perpanjangan waktu studi (yang biasanya hanya diperpanjang 6 bulan), maka setelah itu mahasiswa yang bersangkutan tidak mendapat dana/penghasilan bulanan untuk program phd yang masih dilakukannya. Hal ini dapat berkonsekwensi serius terhadap keadaan finansial ybs., terutama karena mahalnya biaya hidup di Denmark. Konsekwensi lainnya adalah masalah ijin tinggal/visa. Pada dasarnya, visa untuk mahasiswa Phd adalah visa kerja (sebagai pegawai universitas). Visa ini memerlukan jaminan finansial (penghasilan bulanan dari dana Phd) dari pemberi kerja (universitas). Bila dana Phd sudah habis, maka applicant tidak memenuhi syarat untuk mengajukan visa yang diperlukan untuk menyelesaikan program Phd-nya. Dalam hal ini, mahasiwa Phd. Bisa meminta bantuan pembimbing dan pihak universitas untuk bernegosiasi dengan Foreign Service, tetapi keputusan akhir ada di tangan Foreign Service. Bila program Phd dibiayai pihak lain (misalnya DIKTI) Perpanjangan program Phd. tentunya bergantung dari kebijakan badan pemberi dana tersebut. Pada prinsipnya, selama badan pemberi dana masih memberi jaminan finansial untuk mahasiswa Phd ybs., maka Foreign Service akan mengeluarkan visa tanpa masalah.

16

Apendix Pengetahuan Praktis Hidup di Denmark


Biaya Pendidikan dan Hidup
Di Eropa, Denmark dan negara-negara Scandinavia termasuk negara dengan biaya hidup tinggi.

Biaya hidup
Biaya hidup tergantung di mana kita tinggal. Secara umum, biaya hidup di Copenhagen lebih tinggi daripada di kota/daerah lain. Hal ini karena biaya akomodasi di Copenhagen lebih tinggi dari di kota lain. Sebagai gambaran umum, biaya hidup sederhana untuk mahasiswa yang tinggal seorang diri (tanpa keluarga) di Copenhagen sekitar 6500-7500 Dkk (1100-1250 Euro) per bulan, sedangkandi Aalborg (Denmark Utara) misalnya, adalah sekitar 5500-6500 Dkk (900-1100 Euro) kr per bulan. Dengan biaya hidup sebesar ini, mahasiswa ybs. hanya bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti akomodasi, konsumsi, transportasi dan komunikasi (hp) terbatas, tetapi kurang memiliki keleluasaan untuk melakukan hal-hal lain seperti rekreasi. Cara paling umum untuk menambah penghasilan adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan casual paruh waktu seperti mengantar koran, menjadi cleaning service (biasanya memerlukan sedikit kemampuan berbahasa Denmark), atau memetik strawberry di musim panas. Kadang-kadang, fakultas atau jurusan membuka lowongan pekerjaan paruh waktu untuk mahasiswa, tetapi kesempatan seperti ini tidak selalu ada.

Biaya Pendidikan
-Untuk program master Bagi warga negara EU, pendidikan di Denmark adalah gratis. Untuk warga negara non EU, biaya pendidikan tinggi berkisar 36.000-96.000 Dkk (6000-16.000 Euro) per tahun. Kebanyakan fakultas sains dan engineering menempati batas atas biaya tersebut. Karenanya beasiswa untuk belajar di Denmark akan sangat membantu mahasiswa dalam hal finansial. Sayangnya Denmark tidak menyediakan banyak program beasiswa untuk mahasiswa asing. Program beasiswa yang ada biasanya merupakan bagian dari program beasiswa dengan badan lain seperti Uni Eropa. Contoh beasiswa seperti ini adalah beasiwa Erasmus-Mundus. Lebih lanjut tentang beasiswa bisa dilihat di: http://www.studyindenmark.dk/tuition-and-scholarships -Program Phd. Seperti juga di Negara-negara Eropa lain, program Phd di Denmark biasanya merupakan proyek yang didanai oleh pemerintah Denmark, industri atau kerjasama antara pemerintah dan industri. 17

Mahasiswa Phd dianggap sebagai karyawan proyek dan mendapat penghasilan bulanan, sehingga biaya hidup biasanya bukan masalah besar untuk mahasiswa Phd. Program Phd biasanya juga diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Denmark pemerintah negara lain, misalnya Indonesia. Pemerintah Indonesia membayar biaya kuliah dan biaya hidup mahasiswa Phd yang bersangkutan. Dalam hal ini harus diperhatikan benar apakah beasiswa dari pemerintah Indonesia akan mencukupi biaya hidup yagn tinggi di Denmark, karena apabila tidak, mahasiwa yang bersangkutan akan mengalami kesultian finansial dan ini bis mengganggu konsentrasi belajar dan penelitian.

Akomodasi
Biaya akomodasi di Denmark termasuk tinggi dan bisa memakan 25-50% anggaran bulanan penerima beasiswa. Harga sewa apartemen tergantung di kota mana mahasiswa tinggal. Sebagai gambaran, harga sewa apartemen satu kamar (lengkap dengan dapur kecil dan kamar mandi) di Copenhagen sekitar 4000-5000 kr (650-850 euro) dan sekitar 3000-4000 kr di Aalborg (Denmark Utara) Harga sewa lebih murah kadang bisa didapat apabila beberapa mahasiswa menyewa satu rumah bersama-sama, sehingga setiap orang bisa mendapat kamar tetapi berbagi ruang tengah dan kamar mandi. Sangat penting bagi mahasiswa untuk mendapat apartemen sebelum dia datang ke Denmark. Apabila seorang mahasiswa kesulitan untuk mendapat apartemen, maka universitas dapat menolong untuk mencarikan apartemen. Apartemen yang didapat lewat universitas biasanya sedikit lebih mahal karena sudah diisi barang-barang (furnished). Sangat penting bagi mahasiswa untuk memberi informasi pada universitas berapa budget yang ia punya untuk akomodasi perbulannya. Beberapa website yang berguna untuk mencari akomodasi di Denmark: www.boligportal.dk www.boligbasen.dk www.dba.dk

Transportasi
Secara umum, sistem transportasi di Denmark tepat waktu, teratur, bersih dan nyaman. Di ibu kota, alat transportasi tediri dari bus, tramp (S-tog) dan metro. Di tempat lain, alat transportasi terdiri dari bus. Alat transportasi luar kota terdiri dari bus, kereta dan pesawat. Sistem transportasi di Denmark menggunakan zona. Semakin jauh perjalanan, semakin jauh zona dan semakin mahal harga tiket. Tiket bus berlaku juga untuk tramp dan metro. Tiket bisa dibeli 18

langsung di bus atau menggunakan klippekort (clips-cards) yang bisa dipakai sepuluh kali danharganya lebih murah daripada single tiket. Ada pula kartu bulanan yg harganya lebihmurah lagi. Karena tranportasi di Denmark tidak bisa dikatakan murah, maka mahasiswa harus pandai-pandai mencari informasi tentang clips-cards, kartu bulanan dan rabt (tawaran potongan harga)l ainnya.

Kesehatan
Setiap penduduk asing yang tinggal secara legal di Denmark (mendapat ijin tinggal dari Departemen of Foreign Service) akan mendapat kartu penduduk yang juga berfungsi sebagai kartu asuransi kesehatan. Dengan menggunakan kartu ini, seseorang dapat berobat gratis ke dokter umum dan spesialis (kecuali dokter gigi) dan rumah sakit. Tetapi biaya obat harus ditanggung sendiri.

Mahasiswa yang datang dengan keluarga


Apabila seorang mahasiswa ingin mendatangkan keluarganya, maka ia harus mengajukan permohonan ijin tinggal bagi keluarga melalui Kedutaan besar Denmark di Jakarta atau badan yang ditunjuk oleh kedutaan untuk mengurusi masalah tersebut. Bila memenuhi persyaratan, pada umumnya permohona tersebut akan dikabulkan dan mahasiswa yang bersangkutan dapat membawa keluarganya tanpa kesulitan. Informasi ttg pengajuan visa untuk keluarga dapat dilihat di: http://www.ambjakarta.um.dk/en/menu/ConsularServices/ResidenceAndWorkPermits/Familyreunifi cationofspouses/

19

Penutup
Pendidikan di Denmak dijiwai oleh prinsip prinsip dasar yang berlaku dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Denmak seperti kebebasan berpendapat, self-control, persamaan serta saling mempercayai dan menghargai satu sama lain. Berdasarkan pengalaman beberapa mantan mahasiswa Indonesia yang pernah belajar di Denmark, pendidikan di Denmark mengandung banyak sisi positif yang berguna bagi perkembangan mahasiswa baik dari sisi akademis mauapun non-akademis. Sisi positif ini dirasa masih jauh lebih banyak daripada sisi negatifnya. Sampai saat ini belum banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan mereka ke Denmark. Mahasiswa Indonesia biasanya datang ke Denmark secara sporadis (sendiri-sendri tanpa dukungan dari badan kerja sama yang bisanya mengkoordinasi hal seperti ini, misalnya DAAD di Jerman dan STUNED di Belanda). Walaupun demikian, selama beberapa tahun terakhir beberapa mahasiswa Indonesia datang ke Denmark sebagai bagian dari program Erasmus Mundus (menghabiskan satu-dua semester di Denmark). Adanya kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Denmak akan memungkinkan lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar di Denmark. Dengan adanya kerja sama formal, calon mahasiswa bisa mendapat informasi dan melakukan persiapan yang lebih baik untuk menunjang kesuksesan studinya di Denmark.

20

Anda mungkin juga menyukai