Nama Mahasiswa : Robiatul Adawiyah (2009720045) Tanggal : 4 Februari 2013
1. Latar Belakang a. Rencana dan Teori yang mendukung Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua (14,5%) setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).
Definisi Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi) Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999). Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. (Susan Martin Tucker, 1998) Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. (Diane C. Baughman, 2000) Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)
Etiologi Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu: Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid faktor Faktor metabolik Infeksi dengan kecenderungan virus
Patofisiologi Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
Tanda dan Gejala 1. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari 2. Membengkak, panas merah, lemah 3. Artritis erosif 4. Deformitas 5. Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia
Pemeriksaan Diagnostik a. Tes serologi Sedimentasi eritrosit meningkat Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita b. Pemerikasaan radiologi Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis c. Aspirasi sendi - Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik
Penatalaksanaan Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu: Istirahat Latihan fisik Panas Pengobatan
b. Data yang akan digali lebih lanjut - Data umum - Lingkungan - Fungsi keluarga
2. Rencana Keperawatan a. Diagnosa Keperawatan Keluarga - Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit - Gangguan intoleransi aktivitas b/d kelemahan dan kekakuan sendi - Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya pengetahuan terhadap proses penyakit
b. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi di PSTW Cengkareng.
c. Tujuan Khusus 1) Melakukan pengkajian pada lansia dengan hipertensi, untuk mendapatkan data yang lengkap. 2) Menentukan diagnosa keperawatan pada lansia dengan hipertensi. 3) Merencanakan tindakan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.