Anda di halaman 1dari 30

ASMA BRONKIAL

Identitas Pasien

Nama : Ny. T
Umur : 51 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jln. Veteran II Tugu selatan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Masuk Rumah sakit : 21 mei 2013
No Rekam Medik :
Anamnesis : Autoanamnesis

RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama: sesak napas sejak tadi malam
Anamnesis terpimpin:
Dialami sejak 1 hari yang lalu disertai batuk
berdahak bewarna bening kental, rasa tertekan
di dada dan mengi. Mulai muncul setelah
kedinginan akibat kehujanan. Pasien ada
riwayat asma sebelumnya dan mengaku sering
mengkonsumsi salbutamol apabila sesak
muncul tetapi obat pasien sudah habis.
Riwayat Penyakit (2)
Sesak napas timbul apabila terpapar dengan
suasana dingin, debu dan asap rokok Sesak napas
dirasakan mengganggu aktivitas dan tidur. Dalam
6 bulan terakhir, sesak napas dirasakan lebih 1 kali
dalam seminggu tetapi tidak lebih 1 kali dalam
sehari, dan saat malam hari lebih 2 kali dalam
sebulan. Sesak terasa berkurang dalam posisi
duduk.
Riwayat Penyakit (3)
Pasien masih bisa tidur tanpa meninggikan
bantal. Tidak demam, tidak ada riwayat demam,
nyeri dada tidak ada,tidak mual ,tidak muntah,
tidak ada jantung berdebar. Batuk lama dan
keringat malam disangkal. Saat dianamnesis,
pasien berbicara dengan kalimat yang terputus-
putus.
BAB dan BAK normal.

Riwayat Penyakit (4)
Riwayat penyakit sebelumnya:
Pasien memiliki riwayat asma dari kecil dan
berobat dengan salbutamol untuk hilangkan
sesaknya.
Pasien memiliki riwayat alergi, seperti alergi
udara dingin, debu, makanan laut, pucuk ubi,
kacang panjang, dan makanan yang merangsang
seperti cabai.
Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Berobat OAT (-)

Riwayat Keluarga
Ibu dan anak perempuan pasien menderita
asma.


Riwayat Penyakit (5)
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan
Kebiasaan
2 bulan yang lalu pasien bekerja sebagai
cleaning service di sebuah universitas swasta,
akan tetapi, karena sesak napas dirasakan
semakin hari semakin memberat, pasien
mengundurkan diri dari pekerjaannya dan
bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat merokok (-), konsumsi alkohol (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status presens
SS/GC/CM
BB : 65 kg ,TB : 164 cm ,IMT : 24,1 kg/m
2

Tanda Vital
Tensi : 120/80 mmhg
Nadi : 124x/menit, cepat, kuat angkat dan
reguler
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 37,1C
PEMERIKSAAN FISIK (2)

Kepala:
Mata: anemis(-),ikterus(-),sianosis(-)

Leher :
MT(-),NT(-),DVS R-2cmH20

PEMERIKSAAN FISIK (3)
Thoraks:
I: Simetris kanan dan kiri, bentuk normochest ,
tidak ada pelebaran sela iga, pengunaan otot-
otot bantu pernapasan (+)
P: MT(-) dan NT(-), Vokal Fremitus ki=ka
Batas paru-hepar : ICS VI anterior dextra
Batas paru belakang kanan : V Th X
Batas paru belakang kiri : V Th XI
P: Sonor kanan dan kiri
A: Bronkovesikuler, rh -/-, wh +/+
PEMERIKSAAN FISIK (4)
Jantung:
I : ictus cordis tidak nampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: pekak, batas jantung dalam batas normal
batas jantung kanan: Linea Sternalis Dextra
batas jantung kiri:Linea Midclavicularis Sinistra
A:Bunyi jantung I/II murni regular, Bunyi
tambahan : (-).

PEMERIKSAAN FISIK (5)
Abdomen:
I: Datar,ikut gerak napas
P: MT(-),NT(-)
P: Timpani
A: Bunyi peristaltik (+) kesan normal

Ekstremitas:
Edema -/-

DIAGNOSA SEMENTARA
-Asma bronkial serangan sedang pada asma
persisten ringan, terkontrol sebagian
PENATALAKSANAAN AWAL
O
2
2 L / m via nasal canul
IVFD NaCl 0.9% 20 tetes permenit
Ambroksal 3x 30mg
Nebulizer combivent setiap 60 menit dengan
penilaian ulang setelah 1-2 jam.
Dexamethason tab 3 x 1
PENATALAKSANAAN LANJUT:

-Edukasi pasien
-Salbutamol 3 x 2mg
-Dexamethason tab 3 x 1

RENCANA PEMERIKSAAN
-Foto thoraks
-Spirometri
-Analisa Gas Darah

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
6/12/2011 8/12/2011
WBC 9,6x10/m 9.5x10
3
/ m
RBC 5.53x10
6
/m 5.55x10
6
/m
HGB 13.7g/dl 13.8g/dl
HCT 42.6% 42.7%
PLT 324X10/L 324x10/L
NEUT 9.80X10/L 9.3x10/L
LYMPH 21,20X 10/L 21.9x10/L
EOS 3.43x10
3
/mm
3
2,95x10
3
/mm
3

BASOPHIL 0.71x10
3
/mm
3
0.24 x10
3
/mm
3

MON 4.38x10
3
/mm
3
2.4x10
3
/mm
3

Elektrolit
Na
K
Cl

137
3,6
101

138 (135-148)
3.6 (3.5- 4.5)
101 (98-107)
SGOT 21 22
SGPT 39 37
UREUM 18 18
KREATININE 0,5 0.6
RESUME
Seorang perempuan berusia 32 tahun masuk rumah
sakit dengan keluhan Dyspneu. Dialami sejak 1 hari
yang lalu disertai batuk berdahak bewarna bening
kental, rasa tertekan di dada dan mengi.
Mulai muncul setelah kedinginan akibat kehujanan.
Pasien ada riwayat asma sebelumnya dan mengaku
sering mengkonsumsi salbutamol apabila sesak
muncul tetapi obat pasien sudah habis
RESUME (2)
Sesak napas timbul apabila terpapar dengan suasana
dingin, debu dan asap rokok Sesak napas dirasakan
mengganggu aktivitas dan tidur.
Dalam 6 bulan terakhir, sesak napas dirasakan lebih 1
kali dalam seminggu tetapi tidak lebih 1 kali dalam
sehari, dan saat malam hari lebih 2 kali dalam
sebulan.
RESUME (3)
Sesak terasa berkurang dalam posisi duduk. Pasien
masih bisa tidur tanpa meninggikan bantal.
Tidak demam, tidak ada riwayat demam, nyeri dada
tidak ada,tidak mual ,tidak muntah, tidak ada jantung
berdebar.
Batuk lama dan keringat malam disangkal.
Saat dianamnesis, pasien berbicara dengan kalimat
yang terputus-putus.

BAB dan BAK normal.
RESUME (4)
Hasil dari pemeriksaan fisis pasien sakit sedang, gizi
cukup, composmentis dan tanda vital ,Tensi 120/80
mmhg , nadi 124x/menit cepat, kuat angkat dan
reguler(takikardi), pernafasan 28x/menit (takipneu) ,
suhu 37,1C.
Pada pemeriksaan thorak adanya bunyi paru
bronchial, ekspirasi memanjang dan mengi pada
kedua lapangan paru.

DISKUSI
Dyspneu
Cardiac
Pasien tidak
mengeluhkan
dyspneu yang
dipengaruhi
posisi. Bisa tidur
dengan satu
bantal di malam
hari. Foto thoraks
tidak ada
cardiomegaly.
Eksklusi
Penyebab
jantung
Extracardiac
Berhubungan dengan cuaca
dingin, riwayat sesak sejak usia
kecil, alergi,konsumsi
salbutamol untuk hilangkan
sesak . Ibu dan anak
perempuan menderita keluhan
sama.
Hasil Pemeriksaan Fisis:
Takipneu, takikardi, otot bantu
pernafasan turut ikut aktif,
auskultasi fase inspirasi lebih
pendek dibanding fase ekspirasi
dan diikuti oleh mengi
(wheezing).

Diagnosa Asma
bronkial ditegakkan
Hasil laboratorium (6/12/11):
adanya peningkatan jumlah
eosinofil (3.43x10
3
/mm
3
),
menandakan terjadi reaksi
imunologi yaitu pengaktifan sel-
sel radang seperti eosinofil,
neutrofil, serta limfosit.
Kadar eosinofil menurun 3 hari
kemudian (2,95x10
3
/mm
3
).
Peningkatan faktor alergi
meningkat waktu serangan dan
turun kembali apabila serangan
berhenti.
Hasil dari analisa gas darah:
Alkalosis Respiratorik
Terkompensasi sempurna.
Hipokapnia berlaku hasil dari
hiperventilasi oleh pasien untuk
atasi sesaknya.
Spirometri seharusnya dilakukan sebelum
(APE:50%) dan setelah (APE:71%)
pemberian bronkodilator (nebulizer) bagi
menentukan dan membedakan diagnosis
asma dan PPOK serta menentukan derajat
obstruksi pada penderita asma serta efek
pengobatan.
*asma bersifat reversibel

Spirometri dilakukan lagi 3 hari kemudian
untuk melihat kondisi pasien. Ada perbaikan
kerana hasil APE:81%.
Foto thorak
-Corakan bronchovaskuler dalam
batas normal Kesan : Normal
*Dilakukan untuk mengeklusi
komplikasi lain dari asma bronkial
seperti atelektasis, pneumotoraks.
Terapi
Nebuliser combivent (beta 2
agonis & ipratropium bromida
diberikan) & Nebuliser Ventolin
(salbutamol), salbutamol tab
diberikan berulangkali untuk
membebaskan obstruksi saluran
napas dan melebarkannya.
Perawatan hari ke-3:
Sesak (-) batuk (-) dan
pasien bisa pulang ke rumah.
Lanjutkan
2
-agonis inhalasi
Pertimbangkan steroid oral
Pertimbangkan inhaler kombinasi
Edukasi pasien:
Cara pakai obat yang benar
Buat rencana aksi
Follow-up teratur

O
2
2 lpm diberikan
untuk memelihara
saturasi oksigen
agar (Sa 0
2
> 92%)
dan mencegah
hipoksemia
Kortikosteroid digunakan untuk
mengurangi inflamasi dan mencegah
kekambuhan dari berlaku.
Ambroxol untuk mengatasi keluhan batuk
sekaligus mengurangi lendir hingga
meringankan gejala sesak. Sebenarnya
pemberian Ambroxol pada pasien ini
kurang tepat, karena dengan mengatasi
sesak, maka gejala batuk pun akan
berkurang atau hilang.
Serangan sedang kerana memenuhi
kriteria:Sesak saat berbicara,lebih suka
duduk, bicara penggal kalimat
Wheezing nyaring, sepanjang ekspirasi
dan inspirasi, takipneu, takikardi.
(Berdasarkan klasifikasi keparahan
eksaserbasi asma Ref. GINA 2010)
Pasien didiagnosis :
Asma bronkial
Serangan sedang, persisten
ringan,terkontrol sebagian.
Persisten ringan :sesak napas dirasakan
lebih 1 kali dalam seminggu tetapi tidak
lebih 1 kali dalam sehari, dan saat malam
hari lebih 2 kali dalam sebulan.(Asma
Pedoman & Penatalaksanaan di Indonesia
2004)
Terkontrol sebagian:
Ada keterbatasan aktivitas, ada gejala
di malam hari.(Tingkatan asma
terkontrol berdasarkan GINA 2010)
Respiratory arrest
immitent
Berjalan Berbic ara Beris tirahat
Infant-s ofter; Menangis Bayi berhenti menyus ui
pendek; Sulit makan
Dapat berbaring Duduk lebih nyaman Membungkuk kedepan
Be rbicara dalam Kalimat lengkap Kalimat tdk lengkap Kata-kata
Ke waspadaan Mungkin gelis ah Bias anya gelis ah Us ually agitated Ngantuk atau Bingung
Fre k. Pe rnapasan Meningkat Meningkat Sering > 30/min
Frekuens i pernapas an normal dari anak-anak pada s aat tidak tidur (bangun):
Usia F rek. normal
< 2 months bulan
2-12 bulan
1-5 tahun
6-8 tahun
Otot Bantu Napas dan
Re traksi Supraste rnal
Bias anya tidak ada Bias anya ada Bias anya ada
Pergerakan thorac o-
abdominal paradoks al
Whe e z ing
Sedang, s ering hanya pada
akhir eks piras i
Keras Bias anya keras Tidak ada wheez ing
Nadi/me nit < 100 100-200 >120 Bradikardia
Penuntun batas dari denyut nadi normal pada anak-anak:
Bayi 2-12 bulan - Angka normal < 160/menit
Anak belum s ekolah 1-2 tahun < 120/menit
Anak us ia s ekolah 2-8 tahun < 110/menit
Tidak ada Mungkin ada Sering ada Tidak ada menges ankan
< 10 mm Hg 10-25 mmHg > 25 mmHg (dewas a) kec apaian otot pernapa-
20-40 mmHg (anak) s an
% APE yg dipre diksi > 80% 60-80% < 60% yg diprediks i
se te lah bronkodilator (< 100 L/menit dewas a)
awal atau res pon <2 jam terakhir
PaO2 (on air)** Normal, bias a tdk diperlukan > 60 mmHg < 60 mmHg; mungkin s ianos is
dan / atau
PaCO2** < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg:mungkin gagal napas
SaO
2
% (on air)** > 95% 91-95% < 90%
* Note: Keberadaan dari beberapa parameter, tetapi tidak s emuanya, mengindikas ikan klas ifikas i umum dari eks as erbas i.
** Note: Kilopas c als juga digunakan s ec ara internas ional; konvers i telah dis es uaikan pada keadaan ini.
Severe (berat)
< 60/menit
< 50/menit
< 40/menit
< 30/menit
Se sak napas
Mild (ringan) Moderate (sedang)
Hiperc apnea (hipoventilas i) berkembang lebih mudah pada anak-anak daripada dewas a
dan remaja
Pulsus paradoksus
Keparahan dari Eksaserbasi Asma*
Ref. GINA Updated 2010
Klarifikasi Asma Pedoman & Penatalaksanaan di
Indonesia 2004
Tingkatan Asma Terkontrol
Karakteristik
Terkontrol
(semua di bawah ini)
Terkontrol sebagian
(muncul salah satu pada
minggu tertentu)
Tidak terkontrol
Gejala siang hari 2 kali / minggu > 2 kali / minggu
3 atau lebih fitur
asma
terkontrol
sebagian
muncul pada
minggu tertentu
(kejadian
eksaserbasi pada
minggu manapun
akan dinilai sebagai
minggu asma tidak
terkontrol)
Keterbatasan
aktivitas
Tidak ada Ada
Gejala / terbangun
Malam hari
Tidak ada Ada
Kebutuhan obat
pelega
2 kali / minggu > 2 kali / minggu
Fungsi paru
(APE or VEP
1
)
Normal
< 80% prediksi atau nilai
terbaik pasien tersebut
Penilaian resiko masa depan (resiko eksaserbasi, ketidak-stabilan, perburukan fungsi paru yang cepat, efek
samping)
Resiko adverse event di masa depan akan meningkat pada pasien dengan fitur berikut ini :
Kontrol klinis yang jelek, eksaserbasi yang sering pada tahun yg lalu, pernah dirawat di ruang critical care di asma, VEP1
rendah, paparan asap rokok, harus sudah memakai obat dosis tinggi.
berdasarkan GINA 2010 updated

Anda mungkin juga menyukai