Anda di halaman 1dari 162

----------------------- Page 1----------------------1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wacana kritik nalar1 sampai hari ini masih menjadi tema yang cukup
populer (aktual) dan menarik untuk didiskusikan. Kritik nalar dari satu era

ke

era
tasikan

yang
lain akan
oleh para

cara

pemikir
dan
berkelanjutan

lah

selalu

intelektual

(continue).
Sehingga
bersifat statis,

dikumandangkan
baik

dan

Islam

maupun

secara
menjadi

melainkan
pemikiran
gnifikansi
terhadap

kontinuitas
dinamis

dipresen
Barat

kajian
dan

se

ini tidak

memiliki

si

perkembangan zaman. Bahkan, ia akan menjadi legasi dan justifikasi terhadap


bangunan epistemologi diskursus keilmuan Islam (islamic studies). Kritik in

merupakan
pisau
epistemologi.

uatu

analisis

Konstruksi
epistemologi
dinamis,
aktual,
progresif
implikasi

dan kritis.
yang

untuk

mengkonstruksi

menjadikan
Sehingga

pemikiran

diharapkan

bisa

Islam
membawa

signifikan terutama untuk kemajuan dan kejayaan khazanah pemikiran Islam.


Kritik nalar Arab pertama kali dipopulerkan oleh Muh
ammad Abed
al-Jabiri,2
dalam tiga volume karya berjudul Naqd al-Aql al-A
rab. Pada
volume
pertama
berjudul
berjudul
Bunyah al-Aql al-Arab dan
rab.3
dua

1Filosof Barat pertama


toteles (384-322 SM).

yang

Takwn
ketiga

al-Aql
berjudul

berpijak pada

al-Arab,
al-Aql
nalar adalah

seri

ke

as-Siys al-
Aris

Aristoteles dalam menguraikan nalar (logika) itu bertitik tolak pada subtansi da
n aksidensia. Baru

pada era renaissance muncul filosof Rene Descartes (1596-1650) dengan


metode cogito ergo
sum. Diteruskan oleh madzhab kritisime (nalar murni) yang dipelopori oleh Immanu
el Kant (17241802). Sedangkan para filosof (muaqqaf) dan pemikir (mufakkir) Is
lam muncul nama Hasan
Hanaf dengan kritik nalar Barat, Moh. Arkoun, dengan nalar Islam,
Al Harb
(1941) dan Nar
Hamd Ab Zaid dengan nalar al-Quran dan yang cukup populer Muhamm
ad Abed al-Jabiri
(1936) dengan kritik nalar Arab yang terangkum dalam magnum opusnya
lsafat

2Mohammad Abed al-Jabiri


di Fakultas Sastra,

adalah

pemikir

Islam

dan

dosen

fi

Universitas Muhammad V, Rabat, Maroko. Lahir di Feiji, Maroko, tahun 1936 dan me
nyelesaikan
program doktornya pada almamater yang sama pada tahun 1970, dengan d
isertasi berjudul Fikr
Ibn Khaldn al-Asbiyyah wa ad-Daulah: Malim Nazriyyah Khaldniyyah fi at-Trikh Islm
(Pemikiran
Ibnu Khaldn, Asbiyyah dan Negara: Rambu-Rambu
Paradig
ma
Pemikiran Ibn
Khaldn dalam Sejarah Islam)
3Muhammad Abed
ab-Islam, Moch. Nur

al-Jabiri, Kritik

Kontemporer

atas

Filsafat

Ar

Ichwan (alih bahasa), Islamika, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. Pengantar (xxvi)
----------------------- Page 2----------------------2
Muhammad
Abed
adalah
seorang

i)

al-Jabiri

(selanjutnya

disebut

al-Jabir

filosof Arab kontemporer dan sekaligus dikenal sebagai pakar hermetisme dan
filsafat Islam. Lebih jauh dia adalah jawara filsafat Arab yang populis. Le

wat

kepopulisannya
dalam

ini betapa

besar kontribusi yang telah ia sumbangkan

memperkaya dan membangkitkan pemikiran (filsafat) Islam kontemporer.


Khazanah peradaban dan pemikiran Islam paska kodifikasi (al-ar attadwn) sejak
wilayah yaitu

abad

2/3

H.

dapat

diklasifikasikan

menjadi

dua

wilayah Timur (al-Masyrq) meliputi Persia, Mesir, Irak, Syiria, dan beberapa
wilayah yang lain.
Di wilayah ini,
pemikiran
Islam mem
corak,
gaya
(style) serta karakter khusus, sejalan dengan pemikir (mufakkir)4 yang lahi

iliki

r di
sana.
tokoh

Dalam

bidang

filsafat

kita

mengenal

Ibn in serta

beberap

dalam berbagai bidang tertentu seperti al-Gazl, Al-Asyri dan asy-Syafii.


Wilayah Barat (al-Magrib) , meliputi Maroko dan Andalusia (Spanyol

)
dengan
banyak

h
Dari

segudang

memberikan
sini

prestasi

kontribusi

kita mengenal
dalam bidang
ak

hukum dan
sosiologi

(achievment)

terhadap

tokoh

filsafat

Ibn

pengetahuannya,

perkembangan

pemikir

dan

ilmu

seperti
Khaldn

intelektual
Ibn

yang

tela

Hazm,

Islam.

dikenal

Ibn

Rusyd

sebagai

bap

Islam dan tokoh-tokoh yang lain.


Dalam mengkaji khazanah pemikiran Islam secara intens dan konstan

,
terdapat
damentalisme,
r

konsensus

di

kalangan

mayoritas

intelektual

baik

fun

orientalisme, dan liberal serta marxis. Bahwa para filosof muslim baik Timu

dan
Barat
istotelianisme

telah
dan

Hegelistik
mutakhir
Neo-Platonisme

terkontaminasi
yang

ternodai

oleh
oleh

paradigma
ajaran

Ar
(dogma)

sebagai bentuk derivasi pemikiran kepada filsafat Aristotelianisme.


4Hasan Hanaf, Pemikir asal Mesir, mengatakan ada dikotomi yang eksplisit a
ntara pemikir
elit (mufakkir nukhbah) dengan pemikir massa (mufakkir jaw hir). Dalam perspektif
Hanaf, term
mufakkir nukhbah adalah para filsuf, intelektual dan sarjana yang termarjinalkan
dari dunia publik
dan cenderung hidup secara eksklusif dan mereka dikatagorikan para pemikir elit.
Sementara term
mufakkir Jawhir adalah para pemikir, (filsuf, intelektual, dan sarjana) yang beri
nteraksi dengan
masyarakat dan mereka adalah milik massa. Pada sisi yang lain, Hanaf merasa kesul
itan dalam
membuat distingsi antara istilah pemikir (mufakkir) dengan term in
telektual (muaqqaf). Hanaf
memakai dan menganggap mufakkir sebagai genus, dan muaqqaf sebagai
species. Karena itu,
semua pemikir adalah intelektual, akan tetapi, tidak semua intel
ektual adalah pemikir. Lebih

detailnya lihat 7A.


Arab Kontemporer,

Luthfi

Assyaukanie,

Tipologi dan Wacana Pemikiran

Jurnal Pemikiran Islam Paramadina , Vol. I, No. 1, Juli-Desember 1998, hlm. 59-6
0
----------------------- Page 3----------------------3
Menurut al-Jabiri, Konsensus di atas adalah salah besar (great wron

g)

dan berlawanan dengan realitas yang terjadi. Lebih detailnya, dia mengataka

bahwa
dalam
epistemologi

dunia

(epistemological
Barat
dan

ah

Timur.
pemikiran

Hal
dan

Islam

telah terjadi keterputusan

breaking)

antara

ini diindikasikan

para

dengan

filsuf

wilayah

muslim

bagaimana

wilay

kontribusi

khazanah intelektual antara filosof wilayah Barat dan Timur dengan tokohnya
masing-masing.
Keterputusan
pergeseran

epistemologi

tersebut

mengindikasikan

paradigma (shift of paradigm ) dalam ranah pemikiran Islam. Keterputusan it

dalam
tiga

perspektif
yaitu

al-Jabiri

dapat

diklasifikasikan

menjadi

Epistemologi Bayn, Epistemologi Irfn dan Epistemologi Burhn. Dua dari


tipologi di atas berkembang di wilayah Timur (al-Masyriq) yakni Arab dan
Persia. Sedangkan Tipologi terakhir
Barat
(Magrib) yakni Yunani (Andalusia).5

(ketiga)

layah

n
pa

Pergeseran
ini,

Islam

paradigma

(shift

berkembang

of paradigm)

di

wi

pemikira

akhirnya Islam menjadi stagnan, statis dan eksklusif. Dalam hal ini benar a
yang
dikatakan
seperti Ibnu

oleh

Tamiyah,

Al-Tahwi,

Muhammad

Abdh.

para

pembaharu
Rasyd

Abdh

Islam

Ridh dan
pernah

abad

ke 16-18

Jamluddn

mengatakan,

li

al-Afgn se
m ta-akhr

muslimn
l-Jabiri

wa

diindikasikan
terhadap tradisi
(tur).
historis
gi

taqaddam al-kharn?.6
oleh

Salah

kebudayaan
struktur

pembacaan

satu

dan

alternatif

Arab-Islam

mekanismenya
ngkaran
dan

Stagnasi
pemaknaan

adalah

dan

ini membuka

upaya
ruang

Islam

yang

salah

melakukan

dekonstruksi

melakukan

(space)

bagi

genealo

terhadap

pembo

analisis atas tradisi. Jika al-Jabiri ingin berbicara tentang ketiga episte
mologi
di atas, dia mau tidak mau akan berafimilasi dengan apa yang disebut tradis

(tur).
5Muhamamad Abed al-Jabiri, Kritik Kontemporer atas Filsafat Arab-Islam, Op
. Cit., hlm.
xiv
6Lebih jelasnya baca karangan Muslim A. Kadr, Teologi Islam Modern, Diter
bitkan Oleh
Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, 1986, hlm. 21-24 dan M
. Quraisy Syihb,
Membumikan al-Quran, Mizan, Bandung, Cet. XVIII, 1998, hlm. 147 dan 315
----------------------- Page 4----------------------4
variant.

Tradisi
Dalam

merupakan

bahasa
al-Jabiri
istilah Hasan
n

digunakan

Hanaf menggunakan al-

dalam ungkapan
muanya

term

at-tura wa

tur wa

A.H. Jidah

idiomatic

at-tajdd

memakai

yang

sangat

al-hadah,
atau

al-qadm

al-alh wa

dalam
wa

al-jadd,

al-hadah.

adalah sinonim yang berarti tradisi dan modernitas. Akan tetapi istilah tur

Kese

cara

sering dipakai
literal

aitu

turs
berarti
kekayaan

dalam
warisan

diskursus
atau

pemikiran
peninggalan

Arab

kontemporer.

(heritage,

Se

legacy) y

da

ng).

ilmiah yang
Istilah

diwariskan

ab

tersebut merupakan
kontemporer

oleh

produk

orang-orang

asli

terdahulu

(original

(nenek

value)

moya

wacana

Ar

dan tidak akan ada yang mewakilinya. Tidak pula istilah kebiasaan (al-adab)

adat

(urf) dan
mengandung

makna tradisi,
makna tur.

etos

Menurut
atau

sekali

al-Jabiri

patrimonie
bisa

kan

nabi

(sunnah).

lagi tetap

kata
dan

tidak

legacy

legs

Meskipun

dan

dalam

bisa

keseluruhanny
mewakili kandungan

heritage

bahasa

dalam

Perancis

bahasa

misalnya,

inggris
tidak

mewakili apa yang terkandung dalam makna tur. Dan lewat kebahasaan ini
menunjukkan
dan alangkah

betapa

indahnya
gramatikal
tersebut
(istilah
bayn).7
ulama

masa

Bagi al-Jabiri,
lalu

yang taken
wacana Arab
kontemporer
peradaban

for
akan

kayanya
keindahan

tradisi

granted, sebab
merujuk

kebahasaan

pada

(mufrdah)

(balghah)

Islam
jika

bukan

Ara

bahasa

sekedar

Arab

warisan

dikontekstualisasikan

pengertian

pemikiran

dan

pada
segala

Islam, mulai dari doktrinal, syariat, bahasa, filsafat, tasawuf, teologi dan

seni

maupun sastra. Sehingga tradisi bisa dikatakan sebagai problem historis yan

siap bergejolak antara yang satu dengan yang lain.


mengisi, saling
mengkritik dan mengkonter silih berganti sepanjang sejarah.8
pendekatan

Oleh

Karena

materialisme-historis,
dan marxis,

talis
,

itu,

tur

sebagaimana

tidak
pandangan

bisa

Saling

dikaji
kaum

dengan
orien

melainkan ia harus dikaji lewat tiga pendekatan (metodologi) yaitu: Pertama


7A. Luthfi Assyaukanie, Op.Cit., hlm. 62-63

8Moh. Khlidul
Kemanusiaan,

visi

Adb,

Fiqih

Progresif

Membangun

Nalar

Fiqih

Ber

Justisia: Jurnal Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan , Edisi 24, No. 1, Nopember
2003, hlm. 8
----------------------- Page 5----------------------5
Pendekatan Struktural (Malajah Bunywiyah) yaitu bentuk kajiannya berupa
pengkritisan terhadap teks-teks. Kedua, Analisis Historis (Tahll Trkh) yaitu
melakukan
pengkajian
lingkup
sosial,

lewat

analisis

sejarah

dengan

ruan

politik dan budaya. Ketiga, Kritik Ideologi (at-Trh al-Idiyluj), yaitu dalam
rangka
mengungkap
yang
tersurat
dalam teks tersebut.9

ial

Dari
pendekatan

dua

fungsi

konsep

ideologi

di atas,

baik

politik

dan

tradisi dapat dianalisis

sos

lewat

yaitu: Pertama, al-Fal yaitu mengadakan pemisahan antara pembaca dengan


obyek
bacaannya.
Kedua,
al-Wal
yaitu
mencoba
mensi
nkronkan
dan
mengkorelasikan antara sang pembaca dengan obyek bacaannya.10
Pertamatama harus
dan kritis

menguasai,

pada tradisi Islam


Setelah itu, baru

memaknai,
tersebut,

dan

mengkritisi

dan

ini

secara

menjadi

rasional

tugas al-wal.

dilakukan apa yang disebut tazf atau istitmr, yaitu menimba relevansi dan
kegunaan fungsional tradisi bagi kehidupan pada zaman sekarang.
diharapkan

Oleh

karenanya,

lewat

kajian

intensif

terhadap tur ini

bisa memberikan kejelasan terhadap trilogi paradigmatik epistemologi IslamArab.


rsinggungan

Karena
dan

kajian

trilogi

epistemologi

itu

akan

be

berafiliasi dengan konsep epistemologi validitas kebenaran (truth)


atas,

Berdasarkan
al-Jabiri

pada

penjelasan

(deskriptif)

di

mengklasifikasikan struktur nalar Arab menjadi tiga tren yaitu Nalar Bayn,

Nalar Irfn dan Nalar Burhn. Dan peneliti di sini, hanya meneliti satu nalar
saja yaitu nalar burhn. Perlu difahami, ketiga nalar itu adalah saling terkai

t,

komplementer
yang lain.

engan

dan

tidak

Karena
ketiganya
epistemologi

dapat

saling

dipisahkan

terkait

antara

dalam

satu

satu

bangunan

(epistemological structure) yang utuh dan bersifat integral, maka peneliti

akan

menjelaskan

sekilas

nalar

burhn akan
sebagai
obyek

tentang

nalar bayn dan irfn. Sedangkan

dipaparkan

lebih

detail

daripada

untuk

keduanya

9Lihat Muhammad Abed al-Jabiri, Nahnu wa at-Tur: Qirah Muirah f Turina alFalsf , Markaz qfi al-Arab, Beirut, Cet. VI, 1993, hlm. 8
10Ahmad Baso, Post Tradisionalisme Islam Muhammad Abed al-Jabiri , LKIS, Y
ogyakarta,
Cet. I, 2000, hlm. xxiixxiv
----------------------- Page 6----------------------6
penelitiannya.
memberi

aja

judul kritik
nalar burhn

Dan

memperjelas

nalar burhn,

merupakan proyek
bedah satu

ita

untuk

derivasi

bukan
dari

kajian
dua

ini,

nalar

kritik nalar

peneliti

yang
Arab

lain.

seng

dan

mari

Kritik
k

persatu.
Kalau di bedah satu persatu, kata kritik jika dihubungkan dengan ka

ta-

kata pengetahuan,
yang galib

an

dipakai
meriksaan

dalam
dan

akal,
tradisi

sastra

dan

seni,

filsafat Arab

maka
mengandung

dalam

pengerti
arti pe

penelitian yang bertujuan menjelaskan kekurangan, kelebihan, keba


dan
kejelekan yang terdapat dalam sesuatu.11
Sedangkan kata aka
berarti daya

ikan
l

pikir

(untuk mengerti), berfikir, dan mengingat.12 Adapun dengan term Arab

,
mit

sebagaimana
(keturunan

an

Sam Ibn
peradaban

diketahui
Nh).

melekat

Artinya

erat

Arab

dengan

adalah

salah

berkaitan

satu

ras

dengan

Se

kultur

yang mengarah pada entitas wilayah (bangsa) yakni kultur Arab.


l

Dalam

al-Arab

hal ini, al-Jabiri

dalam

kitabnya

Takwn

al-Aq

Arab

adalah L

menjelaskan sebagai berikut:


a

apa

Raison

yang

kami

maksud

dengan

Nalar

Constitutee
( Aql Mukawwn),
yakni
himpunan
aturandan
hukum-hukum
(berfikir)
yang
diberikan
oleh
kult
Arab
bagi
penganutnya sebagai landasan untuk memperoleh pengetahuan. Artinya
himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum berfikir yang ditentukan dan
dipaksakan (secara tidak sadar) sebagai epistemologi oleh kultur Arab

aturan
ur

.13
ab

bukan

Selanjutnya,

nalar Islam.
utinya adalah
ral
nya
un

Selain

al-Jabiri

alasan

karena

memakai

sebutan

nalar

Ar

yang

digel

literatur-literatur

literatur yang berbahasa Arab dan ia lahir dalam lingkungan geografis, kultu
dan sosial politik bangsa Arab. Dan al-Jabiri mulai menjelaskan kritik nalar
yang
berbeda
atau nalar

(diffirent) dengan

modernnya
Barat.
-Wahdah
yang
et.

mengapa

Dia

pernah

kritik nalar
berkomentar

Islamnya
dalam

Arko

jurnal al

11Abd. al-Munm al-Hifni, al-Mujm al-Falsf : ad-Dr asy-Syarqiyyah, t.p., Kairo,

I, 1990 hlm. 359


12Anton Moeliono, et al., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Ja
karta, Cet. III,
1990, hlm. 14
ah

13Muhammad
al-

Abed

al-Jabiri, Takwn al-Aql-Arab, Markaz Dirsah

Arbyah, Beirut, 1991, Cet. V, hlm. 15


----------------------- Page 7-----------------------

al-Wihd

7
kemudian dibukukan dalam kitab at-Tur wa al Hdah. Nampaknya yang
dikehendaki
membatasi

saha

dengan

nalarnya

al-Jabiri

adalah

jangkauan kritiknya pada tradisi pemikiran


asa Arab,
yang
lahir
ini merupakan
pilihan
menguasai
yang

dalam

kultur

yang secara
bahasa

Persia.
tidak

Berbeda
hanya

dan

halnya

karena

dengan

beru

yang menggunakan bah

lingkungan

sengaja,

ia

Arab.

ia

Barangkali

memang

kurang

nalar Islaminya

Arkoun

berbicara pada konteks literatur-literatur tradisi bahasa Arab saja, akan t


etapi ia
juga berbicara
uasai bahasa
Persia.14
Dia

pemikiran

pada

tradisi

berupaya

non

melakukan

Arab
klasik dengan
Arab
klasik
itu

Arab

genealogi

karena

konklusi

atas

sebagai

ia

memang

berbagai

berikut.

meng

gagasan

Pemikiran

terdapat tiga epistemologi yang saling terkait dan bersifat sirkulatif. Ket
iganya,
bukan menegasi dan mengafirmasi antara satu dengan yang lainnya. Hubungan
ebab

yang

dipilih
satu

(chosen)

antar

adalah

konjungsi

sirkulatif.

epistemologi dengan epistemologi yang lainnya tidak mampu merubah realitas


a

dan meraih kebenaran. Dengan sendirinya dibutuhkan saling konstruk di antar

ketiganya.
ginya, maka

Sehingga

dengan

saling

kerja

sama

antar

epistemolo

akan terjadi perubahan signifikan dalam konstruksi pemikiran Arab khususnya


dan
Islam pada
adalah Pertama,
epistemologi
indikasi
atau

umumnya.
nalar bayn,

Ketiga
al-Jabiri

epistemologi
menyebutnya

tersebut
sistem

eksplikasi. Epistemologi ini merupakan sistem yang paling awal muncul dalam

pemikiran Arab. Dengan titik tekannya pada otoritas teks secara langsung at

au

tidak.
igenous),

Ia menjadi
seperti

dominan

dalam

keilmuan

pokok

(ind

filologi, fiqih, ulum al-Quran, teologi, yurisprudensi dan lain sebagainya.


Sedangkan
sistem

yaitu

yang

iluminasi,
kasyf
pada munculnya

Kedua,

epistemologi

atau gnostisisme .

Sistem

nalar irfn
ini didasarkan

dikotomi antara lahir dan batin (eksoterik dan esoterik). Pengetahuan ini h

anya

diperoleh melalui
iharapkan akan

olah

ruhani

yaitu

dengan

kesucian

hati,

14Muhammad Abed al-Jabiri, At-Tur wa al Hdah: Dirah Munqsyah, al-Markaz


a-aqf al-Arab, Beirut, Cet. III, 1999, hlm. 265-323. Yang berkaitan
secara khusus dengan
komentar al-Jabiri atas Proyek Kritik Nalar Islamnya Arkoun lihat, Ibid., hlm. 3
20-321
----------------------- Page 8----------------------8
terlimpahkan
ditemui

nya

pengetahuan

yang

langsung

dari

Tuhan

dan

ini

ha

dalam disiplin keilmuan tasawuf.


Dan Ketiga, epistemologi nalar burhn, yaitu sistem demonstrasi atau
pembuktian
inferensial.
ini berasal
dari
pengetahuan

Yunani

dan

Menurut

(Aristoteles).

gi

irfn yang
burhn

masih

pada

sama sekali
pengalaman.

tidak

Berbeda

ada keterkaitan
mendasarkan

al-Jabiri

diri

pembuktian

dengan

dengan
pada

epistemologi bayn
teks

teks,

suci. Epistemolo
juga

tidak

burhn ini mendasarkan diri pada rasio dan akal yang dilakukan lewat dalildalil logika dan aturan-aturan silogisme.
Arab

secara

Meskipun

ia

mencoba

melakukan

konstruksi

pola

pikir

sirkuler
dan
epistemologi

ga

bersifat

seimbang

(balanced)

terhadap

keti

tersebut. Akan tetapi, berdasarkan pada postulat dan hipotesis nampaknya alJabiri
menjadi

memiliki

kecondongan

pada

rasionalisme.

Rasionalisme

yan

refrensi adalah rasionalisme para intelektual dan filsuf Islam seperti as-Syib,
Ibn Hazm serta Ibn Khaldn. al-Jabiri melihat representasi trend rasionalisme
filsafat Islam
Rusyd. Maka

klasik

tidak heran, jika


ndasan legitimatif

mencapai

al-Jabiri

puncaknya

meniti

pada

jejaknya,

pemikiran
baik

Ibn

sebagai

la

terutama dengan mengambil semangat intelektualnya.


Pemikiran filsafat Arab-Islam al-Jabiri sangat menekankan pendekat

an

epistemologi
Secara
umum

di

samping

pendekatan

kritik

ideologi.

epistemologi dalam teori Harun Nasution, dan Fudyartanto dijelaskan sebagai


ilmu pengetahuan15. Sedangkan epistemologi dalam kamus al-Jabiri dimaknai
kumpulan
kaidah
berbagai
kondisi

berfikir

yang

siap

digunakan

dalam

kemasyarakatan. Kemudian ideologi, berarti kondisi sosial dan


politik yang
mempengaruhi arah pemikiran setiap tokoh pada tempat dimana ia berada16
kan

dunia

Nalar burhn sebagai

pengetahuan filsafat
ranslasi buku,

15Miska Muhammad
Jakarta, Cet. I,

dan

aktifitas

sains

yang

kognitif,

tidak

diderivasi

dari

Amn, Epistemologi Islam,

lain

merupa

gerakan t

Universitas Indonesia

1983, hlm. 2-3


16M. Aunul Abied Shah (ed.), Islam Garda Depan Mosaik Pemikiran Timur Ten
gah , Mizan,
Bandung, Cet. III, 2000, hlm. 304
----------------------- Page 9----------------------9

buku asing khususnya karya Aristoteles. Karena penerjemahan buku-buku itu


dilatarbelakangi oleh kehendak politik untuk mendukung akal retoris melawan
serbuan trend akal gnostis, maka tidak heran kalau dalam prakteknya
punya
pengaruh
yang
anya
dalam

dominan.

dataran
metodologi
pemikiran
(teologi/filsafat).
raksi sub

Dan

(tata

terjadilah

Eksplorasi

bahasa
di

hubungan

antar

Arab/logika)

atas,

akan

dan

kedu

memunculkan

dataran
pada

inte

alternatif yang dapat dipetakan menjadi tiga fase. Pertama, Fase Subalternasi
Genetis (al-Tadakhul
asi trend

al-Takwni),

yang memicu
l retoris

konflik

mencuat ke
Subalternasi

yang

permukaan,

kedua ini,
n gnostik

terjadi

fase

berkepanjangan.

ini

Sinkretis (al-Tadakhul
ke fase

lewat

terjadi

al-Talfiqi),

pada

asimilasi

damai

dengan

ini

terjadilah

Krisis
abad

internal trend aka


5

H. Kedua,

bergantinya

antar trend

konfront

fase

retorika

Fase
pertama
(bayn)

da

(irfn). Begitu pula terasimilasi dalam konstruk kedamaian antara gnostik dan
demonstrasi
ska

(burhn).

Ketiga,

Fase

Rekonstruksi

(Idah

Tass)

alternasi. Maka lewat fase rekonstruksi dalam bahasa al-Jabiri tidaklah terjadi
asimilasi koordinat retorika dan demonstrasi sebagaimana praduga (keinginan)
kebanyakan
hapan

orang,

namun

dia

mengatakan

kita

sekarang

memasuki

ta

baru yaitu fase rekonstruksi retorika di atas landasan akal demonstrasi (idah
tass al-bayan al al-burhn)17
Karena itu, rekonstruksi yang ditawarkan al-Jabiri adalah rekonstruksi
akal praktis Arab, dan bukan rekonstruksi akal politik Arab. Akal praktis Arab
mengarah pada tendensi kognitif yaitu gerak kerangka pemikiran. Sedangkan
Akal
Politik Arab
aktek-praktek

adalah

akal

yang berkolaborasi

politik, ideologi dan sosial kemasyarakatan Islam Arab.

dengan

pr

pa

Dari
mendorong

sini,

nampak

jelas

bahwa

signifikansi

yang

dilangsungkannya proyek ini adalah melakukan pembongkaran (dekonstruksi)


historisitas
kebudayaan
ihat struktur

Arab

di

satu

sisi dan

berusaha

mel

mekanismenya di lain sisi. Dengan demikian proyek ini, terbagi menjadi dua;
Pertama,
ukan

mengurai
nalar

dan

menelusuri

(genealogi)

proses

pembent

17M. Aunul Abied Shah, (ed.), Ibid., hlm. 317-319


----------------------- Page 10----------------------10
Arab, disebut juga analisis formatif (tahll takwn). Kedua, melakukan analisis
struktural terhadap nalar Arab sekaligus mekanismenya pula. I
dinamakan
analisis struktural (tahll bunyw) .18 Kedua sudut pandang (weltans
chaung)
ni

tersebut sangat urgen dan signifikan dalam analisis kultur Arab Islam.
B. POKOK PERMASALAHAN
Berangkat dari pemikiran judul skripsi ini yaitu Kritik Nalar Burhn
dalam
ekonstruksi
p

Kritik
apa

Pemikiran
Epistemologi).

Muhammad
Dalam

Abed
rangka

al-Jabiri (Suatu
memudahkan

pembahasan

Upaya

terhada

yang dimaksud dengan dalam penulisan skripsi ini, maka yang menjadi pokok
permasalahannya adalah sebagai beriekut:
1. Apa
dalam

dan

bagaimanakah

proyeksi

kritik nalar burhn al-Jabiri

perspektif epistemologi?.
2. Bagaimanakah
dalam

signifikansi

epistemologi

burhn al-Jabiri

perkembangan pemikiran Islam dan Barat?.


if

3. Bagaimanakah
ajaran

epistemologi

Islam?.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

burhn al-Jabiri

dalam

perspekt

Berdasarkan pada judul, uraian latar belakang dan pokok permasalaha

yang diangkat dan dijelaskan (diskripsi) di atas, maka tujuan penulisan skri

psi

ini sebagai berikut:


1. Untuk

l-

mengetahui dan

memahami

secara

khusus kritik nalar burhn a

Jabiri. Dan bagaimana korelasi (continuity) dengan formulasi epistemolo

gi

yang lain yakni irfn dan bayn secara umum.


2. Mengetahui
biri terhadap
kerangka
pemikiran

signifikansi
(frame )

dan

kontribusi

perkembangan

pemikiran

epistemologi

al-Ja

kebangkitan

Islam dan Barat di era modern sekarang ini.


18Mohammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab: Kritik Tradisi Menuju Pembe
basan dan
Pluralisme Wacana Inter-Religius, Imm Khoiri, (terj.), IRCISOD, Yogyakarta, Cet.
I, 2003, hlm.
26
----------------------- Page 11----------------------11
3. Memahami
hn dalam

dan

menkontekskan

substansi

epistemologi

bur

perspektif ajaran Islam.


Sedangkan manfaat penelitian ini, berefrensi pada judul secara umum

diskripsi
dan

ikan

latar

mensinkronkan
adalah

belakang

dengan

ini

tujuan

dan
di

dalam
atas.

Maka

rangka
manfaat

mengkorelas
penelitian

sebagai berikut:
i

1. Membuka
ide pokok

wacana

(discourse)

tentang

makna

dan

substans

(graind idea) filsafat (burhn) di kalangan masyarkat umum. Meluruskan


(straightend) pandangan (weltanschaung) dalam dunia akademisi dan para
intelektual

tentang

mis-komunikasi

selama

ini dalam

memahami
pemikiran
epistemologi

Arab

Islam

tentang

konfrontasi

formulasi

trilogi

bayn (teologi), irfn(tasawuf) dan burhn (filsafat). Padahal, diantara


ketiganya
dan

ngan

saling
tersebut

gi

merupakan

konstruk

berafiliasi secara

refrensial yang

sirkuler

diantara

berkesinambu

ketiga epistemolo

dalam mencapai kebenaran (truthful).


2. Menambah
berarti bagi

wacana

kemajuan
thought of

peradaban

philosophy )
agar tidak

baru

dan

sumbangan

yang

dan pemikiran
selama

yang

sangat

filsafat Islam (Islamic

ini statis dan berjalan

di tempat

tertinggal jauh dengan perkembangan pemikiran Barat.


3.

Menambah dan membuka cakrawala berfikir masyarakat agar memahami

ual,

agama (Islam)
melainkan

gral

Islam
dengan

harus

tidak
dipahami

memperhatikan
agama

jaran

secara

fungsi

normatif,

eksklusif,

dan

secara inklusif, progresif ,


akal

sebagimana

disebutkan

tekst

dan inte

dalam

Islam. Tidak ada yang kontradiksi antara kebenaran agama (divine book)
agama

dan kebenaran
akan

filsafat

(burhn).

Justru

validitas

kebenaran

menjadi kokoh (powerful ) apabila diperkuat dengan dalil rasio dan logi

ka.

D. Tinjauan Pustaka
bahan

Tinjauan
atau

kepustakaan

literatur
kepustakaan
ini yaitu
ep

memaparkan
atau

dan

adalah

(literature

mendiskripsikan

satu

istilah

review).

pengetahuan,

----------------------- Page 12----------------------12

untuk
Bentuk

argumen,

mengkaji
kegiatan

dalil,

kons

ketentuan-ketentuan yang pernah diungkapkan dan diketemukan oleh peneliti


sebelumnya yang terkait dengan obyek masalah yang hendak dibahas.
Dalam

kritik
dalam
kitab
ng

kaitannya

nalar

dari

Arab

dengan

triloginya

yang

kritik

nalar burhn,

diungkapkan

yaitu Naqd

oleh

al-Aql

sebagai

Muhammad Abed

al-Arab.

Sosok

derivasi

al-Jabiri

Ahmad Baso,

seora

pemerhati dan pengagum al-Jabiri. Dia menguraikan dalam kitab sadurannya


yaitu Post
ad Baso

Tradisionalisme

Islam

Muhammad

Abed

al-Jabiri.

Ahm

menilai al-Jabiri sebagai sosok yang mencoba membatasi jangkauan kritiknya


pada tradisi pemikiran yang menggunakan bahasa Arab dan yang lahir dalam
lingkungan
masyarakat
entu. Kritik

Arab

dalam

geografis

dan

kultural tert

nalar Arab yang disampaikan oleh al-Jabiri merupakan kritik


temologi,
bukan kritik ideologi.19 Kritik yang dilakukannya bukan mencoba membangun

epis

ideologi baru
a ditujukan

itu

hany

mendominasi

dalam

kepada
kerangka
ebudayaaan
Arab
dalam
pengagum

bentuk
dan

teologi.

mekanisme

Kritik

babakan

berfikir

epistemologi

tertentu.

Baso

yang

menilai,

al-Jabiri

sebagai

rasionalisme, terelebih-lebih rasionalismenya Ibn Rusyd.


Issues

Sementara
in

itu

karya

Issa

J. Boullata

berjudul Trend

and

Contemporary Arab Thought yang diterjemahkan dalam Dekonstruksi Tradisi


Gelegar Pemikiran Arab Islam, lebih banyak menjelaskan dilema intelektual
Arab terutama dalam percaturan wacana Arab kontemporer. Dia yakin bahwa
intelektual
ak dapat
membantu
selalu

Arab,
masyarakat

baik
untuk

terpisah
dari lingkungan
idup secara
intelektual

dengan

yang

tradisionalis

membebaskan
yang

membiasakan

eklektik

dirinya sendiri.

sesungguhnya
dunia

maupun

lain,

Karena

sebagai
dunia

masa

ia

tempat
lalu

tid

h
dan

du

nia
yang lain
ut. Maka

yakni

Barat

yang

dianggap

sebagai

realitas

yang

absol

salah satu alternatif menurut Arwi adalah mengeksplorasikan kembali makna


tradition Arab-Islam
nya ia
mengatakan,
Maka

jika

secara
apa

tepat.

yang

Kemudian

dilakukan

dalam

Hanaf lebih

komentar

selanjut

bersifat

teologis.

19Ahmad Baso, Post Tradisionalisme Islam Muhammad Abed al-Jabiri, Op. Cit., hlm
. xxix
----------------------- Page 13----------------------13
upaya yang sangat serius dalam percaturan pemikiran Arab yang dilakukan alJabiri dengan meningkatkan dari ideologi ke arah epistemologi.
Dalam bukunya Nahnu wa at-Tur: Qirah Muir fi Urin alFalsaf, al-Jabiri memetakan perbedaan prosedural antar muatan ideologi dan
epistemologi
fferensasi itu

filsafat

Arab-Islam.

Secara

umum,

dia

melihat

di

bermanfaat ketika antara elemen ideologis dan epistemologi tidak membentuk


entitas tunggal, tetapi lebih pada dua dunia yang berbeda. Al-Jabiri meyaki

ni

bahwa muatan
metafisika

epistemologi

filsafat

Arab

Islam

yakni

ilmu

dan

memiliki dunia intelektual berbeda yang pada dasarnya memberi ruang filsafat
Yunani. Sedangkan muatan ideologisnya memuat pemikiran Arab-Islam yang
terkait konflik sosio-politik.20
Hal serupa juga dijelaskan

oleh

Al Harb dalam bukunya, Naqd

an

Na (diterjemahkan oleh M. Faisol Fatawi) dengan Kritik Nalar al-Quran.


i
lar

Penekanan tulisan
dari kritik

ini

adalah

terletak

pada

bagaimana

konstruks

nalar menuju kritik teks. Begitu juga ia menguraikan tentang sentralisasi na


Arab dan bagaimana ideologi Arab dengan menghubungkan pada realitas dan
wacana

rasional.

Di

samping

itu juga

ia memfokuskan

ada

kritik teks,
pengetahuan empiris dan hakekat kebenaran, tidak ketinggalan pula, ia telah
banyak melakukan kritik terhadap Arkoun dan al-Jabiri. Al Harb mengkritik
berbagai
metodologi
wilayah

yang

buka

dipakai

Arkoun

yang

ontologis. Ketika wilayah ontologis telah terbuka


ntut solusi

akan

hermeneutik.
al-Jabiri.

Dan

nampak

kritiknya

juga

mem

maka akan menu

tertuju

pada

metodologi

Baginya metodologi epistemologi tidak akan menghasilkan (memproduk) apaapa. Tidak juga pemikiran, ide dan madzhab, namun ia hanya bersandar pada
genealogi
melakukan

asal

usul

(al)

pemikiran,

penganalisisan
terhadap
mekanisme,
akal dalam
memproduk pengetahuan di berbagai wilayah.21

kaidah,

20Issa J Boullata,
Imm Khoiri, (terj.),

cara

yang

dan

hanya

digunakan

Dekonstruksi Tradisi Gelegar Pemikiran Arab,

LKIS, Yogyakarta, Cet I., 2001, hlm. 36-64


21 Al Harb, Kritik Nalar al-Quran , Terj. M. Faisol Fataw, LKIS, Yogyakarta,
Cet. 11,
2003, hlm. 138
----------------------- Page 14----------------------14
ik

Sedangkan

M.

Amn

Abdullh,

dalam

beberapa

komentarnya,

ba

lewat majalah, Jurnal al-Jamiah dan pengantarnya dalam buku-buku filsafat


Islam lebih banyak mengkritik pada wilayah (segment) pendekatan
at-tawl
al ilm. Metodologi ini mencoba menganalisis daur lingkar hermeneutika dari
pemikiran Islam sebagaimana disampaikan oleh
klasifikasi
epistemologi
bayn,
irfn dan burhn.22
Islam

al-Jabiri

dengan

Mentakwilkan

keilmuan

(islamic science) adalah dengan mendialogkan secara sungguh-sungguh antara


n

ketiga paradigma epistemologi tersebut. Hanya dengan

proses

mendialogka

dalam
ngontrol

satu
dan

menyempurnakan
Islam

gerak

putar

serta

mengisi

yang
kelemahan

saling

mengkritik,

masing-masing,

me

pemikiran

bisa menjadi dinamis, kritis dan progresif. Hanya dengan demikian, apa yang
disebut tarnsformasi sosial, humanisasi ilmu-ilmu keislaman lewat penafsiran
pesan-pesan kitab suci yang bersifat emansipatoris dapat teraktualisasi deng

an

baik secara teoritik maupun praktis.


Terlepas
karya-karya
tersebut
di
dalam beberapa

dari

penilaian

atas,

akan

yang

sangat

subyektif

membantu

maupun

kajian

obyektif,

ini.

Namun

aspek, peneliti perlu mengkaji kembali dan mengembangkannya. Karena itu,


tik

segmentasi studi
historisitas

ini

lebih

kultur, struktur,
Islam dan

dan

berkembangnya
itu mampu

peradaban

ditangkap
dengan
lakukan
kritik
epistemologi
orpus
ideologi

sebagaimana konteks
ilakukan adalah
dengan
aplikasi

memosisikan
dan

terfokus pada

genealogi

Arab

awal

sosio-politik

benar

sebagai

banyak

nalar

sebagai

Arab.

Setelah

(valid-sistematik)

bangunannya,

pemahaman
secara

tepat

munculny

fragmentasi

maka

akan

di

kritik

menuju

bukan
yang

kri

ada.

Kritik

nilai kegunaan

yang

(useful),

bagaimana membangun ketiga epistemologi tersebut. Apakah bersifat paralel,


linier dan sirkuler?. Karena konstruksi korpus bayn, irfn dan burhn tidak
as.

lain merupakan korpus bingkai yang saling berafiliasi dan bersifat kontinuit
Maka landasan dan argumen ini yang menjadi fokus penulis.
22M. Amn Abdullh,

At-Tawl al-Ilm: Ke Arah Perubahan Paradigma Penafsiran Kita

Suci, Jurnal al-Jmiah, Edisi 24, No 1, Nopember 2003, hlm. 8

----------------------- Page 15----------------------15


E. METODOLOGI PENELITIAN
Pada dasarnya penelitian ini berdasarkan pada suatu penelitian lite
rer
(literature
sistematika

review)

dan

studi

kepustakaan

(library study).

Mak

metode yang dipakai adalah:


1. Sumber Data
Guna

maka

memperoleh

penulis
melakukan
ada, dan

yang

penelitian

data-data
dengan

yang

diperlukan

cara memahami

literatur

penulis dalam hal ini membagi dua sumber data yaitu:


a). Sumber Primer
Data primer adalah data langsung dari tulisan Muhammad Abed
al-Jabiri tentang masalah (obyek) yang sedang dikaji atau diteliti se

suai

dengan judul.
asli.23 Data asli
i

yang

(original
berjudul

Secara

resources)

sederhana
dalam

hal

data

ini

disebut

ini

adalah

buku

data
al-Jabir

Takwn al-Aql al-Arab, dan Bunyah al-Aql al-Arab.


b). Sumber Sekunder
Yaitu data

artinya
l-Jabiri,

data yang
sehingga

yang

ditulis

mengutip (menyadur) dari sumber

oleh

orang

lain

tentang

lain,

pemikiran

tidak bersifat asli karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga

dan
asli.24

seterusnya.
Oleh

Dengan

demikian

data

ini

disebut

data

tidak

karenanya, peneliti mengambil sumber yang mendukung data penulisan


seperti

di

atas, yang
buku-

sumbernya

bisa

dipertanggungjawabkan,

buku, artikel, dan jurnal.


Sumber sekunder itu diantaranya buku Kritik Kontemporer atas

Filsafat Arab Islam Muhammad Abed al-Jabiri (alih bahasa Moch. Nr


Ikhwn), Wacana Baru Filsafat Islam (A. Khudri Soleh), Kritik Nalar
al-Quran
Filsafat

(Al al-Harb),

Epistemologi

Dasar:

Pengantar

Pengetahuan (J. Sudarminta), Persoalan-Persoalan Filsafat (Harold H.


23Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, J
akarta, Cet. XI,
1998, hlm. 85
24Hadari Nawawi, Metodologi
Press, Yogyakarta,

Mada

Penelitian

Bidang

Sosial ,

Gajah

Cet. II, 1995, hlm. 80


----------------------- Page 16----------------------16
Titus,
Tradisi

uksi
a)

serta

Mariyin

(Issa

J.

S.

Boullata)

Smith

dan

Richard

dan Jurnal

T.

Nolan), Dekonstr

al-Jmiah (IAIN

Sunan

Kalijag

buku-buku yang lain.


2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan car

a
n

membaca,
majalah
atau

jurnal.
( library

memahami
Karena

dan

penelitian

menganalisis

ini

menggunakan

buku-buku
metode

da

kepustakaa

research) bukan metode observasi lapangan (field studies). Metode libr

ary

risearch adalah
cara

ngan

mencari
(buku)

materi

dar

data

teknik

penggumpulan

informasi

dengan

data
bantuan

yang

dilakukan

de

macam-macam

yang
terdapat di Perpustakaan,
tentunya
yang
berkaitan
dengan
judul
skripsi ini.25 Dengan redaksi yang berbeda, metode ini tidak hanya seke
pengumpulan

dan

penyusunan

data saja, akan

tetapi p

eneliti mencoba
menelusuri,
data-data

menganalisis

yang ditemukan
Abed al-

dan

tentang

menafsirkan
jejak-jejak

(interpretasi)
pemikiran

sesua

Muhammad

Jabiri.
3. Metode Analisis Data
metode

Dari
yang

sumber

data

yang

diperoleh

peneliti, maka

digunakan untuk menyusun dan menganalisis adalah sebagai berikut:


a). Metode Diskripsi (Descriptive Method)
Metode

ripsikan)

ini

bermaksud

untuk

menguraikan

(mendisk

masalah yang sedang dibahas secara teratur mengenai seluruh konsep

si

dan
yang

Tentunya,

ide

pemikiran

tokoh

yang

bersangkutan.26

dimaksudkan oleh metode ini adalah untuk membuat pecandraan dan


mengenai

menjelaskan
ide

secara

sistematis,

faktual

dan

akurat

pemikiran al-Jabiri.
25Sutrisno Hadi, Metodologi Research , Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta
, 1986, hlm. 49
26Antor Bakker dan Ahmad
Filsafat, Kanisius

Charris Zubair, Metodologi

Penelitian

Yogyakarta, Cet. II, 1990, hlm. 65


----------------------- Page 17----------------------17
b). Metode Analisis Isi (Content Analysis Method)
n
dan

analisis

Dalam

isi

(content
subatansi
ide
yang
burhn alakan

menganalisis

analysis)

terkandung

Jabiri secara
terkait

dalam

yaitu

khusus

data, peneliti
analisis

gagasan
dan

terhadap

pemikiran
tidak

menggunaka
makna

menutup

kritik

nalar

kemungkinan

dengan

ebih

kritik

detail

nalar

bayn dan

irfn.

Penjelasan

disampaikan oleh Lindzey dan Aronson yang dikutip Albert Widjaya


dalam disertasinya
tiga

menampilkan

mengatakan,

content

analysis

syarat yaitu: Pertama, obyektifitas, artinya analisis yang dipakai

harus

obyektif tidak subyektif dengan berlandaskan aturan main (role of

the

game). Kedua, sistematis yakni masing-masing unsur saling berkait

an

(contiusitas) satu sama lain dalam suatu keseluruhan, maknanya har

us

memakai kriteria tertentu.27 Ketiga, general, maksudnya hasil tem

uan

harus mempunyai sumbangan (aksiologi) teoritis, dan mengarah pada


realitas hidup dan kehidupan umat manusia secara keseluruhan.28
Termasuk

dipresentasikan
apa

bagaimana
yang

saja

pada analisis
ide

(gagasan)

melatarbelakanginya.
peneliti

seorang

isi
itu

(content)

Sehingga

ini,

muncul,
dengan

akan

hal-hal
analisis

ini

dapat menghitung frekuensi munculnya konsep (ide) secara tepat. Da

diharapkan analisisnya sesuai dengan isi pemikiran al-Jabiri


c). Metode Hermeneutik (Hermeneutic Method)
Yaitu cara menafsirkan (interpretasi) yang berupa teks, s

imbol
k

yang

dan benda
tersurat

konkrit

untuk

dicari

arti

dan

maksud

bai

maupun tersirat dalam teks-teks. Metode ini diprakarsa


F.D.E.
Scleimacher
dan Wilhem
Dilthey
dan Madzhab
Frankfrut.29
Titik
i

oleh

rpretatif

fokus
obyektif

pada

metode

27Sudarto, Metodologi Penelitian


Persada, Jakarta, Cet. III,
2002, hlm. 29

hermeneutik
Filsafat ,

ini adalah
PT.

Raja

inte

Grafindo

28Noeng Muhadjir, Metodologi


Yogyakarta, Edisi III,

Penelitian

Kualitatif , Rake

Sarasin,

Cet. VIII, 1998, hlm. 49


29Sumaryono E.,
arta, 1999, hlm.

Hermeneutik

Sebuah Metode Filsafat, Kanisius, Yogyak

21
----------------------- Page 18----------------------18
dengan
variasi-variasi

mengacu

pada

gramatikal

kata-kata

dan

historisnya. Dan interpretasi subyektif yaitu interpretasi pada keh

endak

dan latar belakang pengarang. Sehingga kebenaran teks-teks yang ada


itu punya nilai relevansi dalam dunia kekinian.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar
serta

sistematis

kronologis,
tiga bagian
an

penulisan

yaitu:
Pertama,
isi skripsi

bagian

bagiannya
Judul,

Nota
laman
si,

bentuk

maka

(subtansi).
Masing masing
an

diperoleh

tulisan

skripsi
muka

Dan Ketiga,

ini

yang

dan

diklasifikasikan

menjadi

(formalitas ). Kedua,

bagian

akhir

adalah

sebagai

Pembimbing,

Halaman

Pengesahan,

skripsi

berikut: Bagian

Daftar Isi, dan


terdiri atas

ilmiah

Transliterasi,. Bagian

(pelengkap).

Pertama :

Motto,

bagi

Kata

berisi
Pengantar,

Halam

Kedua: bagian

isi

Ha
skrip

lima bab sebagai berikut:


BAB
asalah,
jauan

I : Pendahuluan,
Pokok
Pustaka

Masalah,

berisi tentang:
Tujuan

dan

Manfaat

Latar

Belakang

Penelitian,

Metodologi Penelitian, dan Sitematik Penulisan Skripsi.

M
Tin

BAB II

: Gambaran Umum tentang Epistemologi, berisi tentang: Pengertian


Epistemologi.

lam

Sumber-Sumber

Perspektif

Barat

Epistemologi,

dan

dalam Perspektif

meliputi,

Epistemologi.

Subtansi

Hakekat

Idealisme

Epistemologi,

Kebenaran

dan

dan

Islam.

Teori

Validitas

dan

da

Justifikasi

Teori

Justifikasi

Pengetahuan,

meliputi

Realisme, Positivisme dan Pragmatisme.


BAB III :
erisi tentang:

Sketsa
Biografi

Muhammad
biri

Biografi
Muhammad

Abed

tentang

Muhammad

Abed

Abed

al-Jabiri,

al-Jabiri. Karya-Karya

al-Jabiri. Pemikiran

Muhammad

Abed

al-Ja

Epistemologi Nalar Burhn, meliputi: Pengertian dan Historisitas


r

Nalar

Arab.

Burhn.

Dinamika

Kejayaan

Kritik

Historis

dan

Epistemologi

Filsafat

Burhn atas

Arab

Islam

Nala

antara

Keruntuhan Nalar.
----------------------- Page 19----------------------1

9
BAB IV :
an
ad

Analisis,
Muhammad

berisi tentang: Corak

Epistemologi.

Abed

Al-Jabiri

Kontribusi

dan

dalam

dan

Posisi

Nalar Burhn

Perspektif Kritik

Signifikansi

Pemikiran

Nalar
Muhamm

Abed al-Jabiri Terhadap Kebangkitan Pemikiran Islam dan Barat.


Dan Epistemologi Burhn Dalam Perspektif Ajaran Islam.
BAB V

: Penutup Berisi tentang: Kesimpulan, Saran-Saran dan Penutup.


Dan Bagian Ketiga, adalah Akhir (pelengkap), terdiri dari Daftar
Kepustakaan, Lampiran-lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup.

----------------------- Page 20-----------------------

20
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG EPISTEMOLOGI
A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi
merupakan
cabang
filsafat ilmu,
dimana
dalam
filsafat
ilmu
itu dapat
diklasifikasikan
menjadi
tiga caba
ng
yaitu
ontologi,1
hasa

epistemologi dan
Yunani yaitu:

rti

episteme berarti
teori. Oleh

aksiologi.2

Epistemologi

pengetahuan

(knowledge),

sebab
itu, epistemologi
yang
secara
khusus
membahas tentang teori ilmu
lah epistemologi ini
ier

pertama
pada

kali
tahun

muncul
1854

sebagai

berasal

dan

cabang

dari

kemudian
dikembangkan
modern
seperti
Rene

oleh

oleh

para

bera

flsafat
Dimana

dipopulerkan

ba

logos

pengetahuan.3

dan

dari

isti

J.F. Ferr

filosof

abad

Descartes, David Hume, John Locke, Spinoza, Immanuel Kant dan lain-lain.
Lebih jauh,
philosophy

The Liang Gie

mengutip

dari The

Encyclopedia

of

menguraikan Epistemologi sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan


sifat dasar dan ruang lingkup pengetahuan, pra-anggapan dan dasar-dasarnya
serta realibilitas umum dari tuntutan akan pengetahuan. 4
1Ontologi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On artinya ad
a Sedangkan
dalam konteks filsafat ontologi diartikan sebagai teori tentang
yang ada (being) sebagai obyek
pengetahuan. Ada tidak adanya secara fisikal saja (perspektif fi
lsafat Barat), lain halnya dalam
perspektif Islam being dimaknai sebagai hal-hal yang bersifat fisi
kal dan supra fisikal. Lihat
Louis O.
Kattsoff, Pengantar
Filsafat, Alih Bahasa
Soejono
Soe
margono,
Tiara Wacana,
Yogyakarta, Cet. I, 1998 hlm. 76
di

2Term aksiologi membicarakan


dalamnya tentang tujuan

nilai

memperoleh pengetahuan. Pada hakekatnya


as yang objektif, sebab ia

guna
nilai

(values),
itu

termasuk

merupakan

realit

memiliki kekuatan besar (great power) yang bisa mengesampingkan segala preferens
i-preferensi
subyeknya. Lihat Riseri Frondizi, Pengantar Filsafat Nilai, Pustaka Pel
ajar, Yogyakarta, Cet. I,
2001. Max Scheler seorang fenomenologis lebih detail mengatakan ada empat jenis
nilai (values).
Pertama, nilai sensual, Kedua, nilai hidup. Ketiga, nilai kejiwaan,
dan Keempat, nilai religius.
Untuk
lebih jelasnya lihat Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu, Rake
Sarasin, Edisi I, Cet. II,
Yogyakarta, 1998, hlm. 56
3Abu
Bakar, Ontologi,
Perspektif Islam,

alam

Epistemologi

dan

Aksiologi

Ilmu

Himmah: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. III, Edisi 06 Jan-April
2002, hlm.
16
4Miska Muhammad Amn, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan I

slam, UI

Press, Jakarta, 1983, hlm. 3


----------------------- Page 21----------------------21
Secara
International

sederhana

Dictionary
facts, values,
dy,

lui

of Education

information,
etc,
intuition or
experience.
fakta-fakta,

Maksudnya,

dan

dan

pengalaman.

(epistemology)

diartikan

to which

nilai, keterangan,
penelaan,

intuisi,
mecahkan

pengetahuan

man

sebagai
has

sebagainya
Secara

yang
umum,

collection

access

pengetahuan

dalam

throught

of

merupakan

stu

diperoleh

kumpulan

manusia

epistemologi

mencoba

mela
me

persoalan-persoalan mendasar yang meliputi tiga aspek yaitu Pertama, apakah


sumber-sumber pengetahuan itu?. Dari manakah pengetahuan yang benar itu
datang dan bagaimana kita dapat mengetahuinya (original problem )?. Kedua,
apakah watak dari pengetahuan?. Apakah ada dunia yang riil di luar akal dan
jika
ada mungkinkah
disebut problem

kita mengetahuinya?.

Inilah

yang

penampilan
menguji

(appearance)

mana

terhadap

realitas. Ketiga,

bagai

kebenarannya (validitas)? bagaimana kita bisa membedakan antara kesalahan


dan kebenaran itu? ini disebut problem of verification .6
aimana

Diskursus
otoritas

filsafat (pengetahuan)

akan

diselidiki

bag

pengalaman, rasio (verstand), akal budi (vernunft) dan intuisi. Bagaimana ar

ti

avidensi
dan
bagaimana
cara
pembuktian
kenyataan

gan
hami

syarat-syarat
validitas

untuk

mencapainya.

kebenaran

yang

(koherensi, korespondensi, hermeneutics,

horizon
pengetahuan
manusia
kebenaran
dan
kenyataan
tadi.7 Kesemuanya
an rasionalisme
(Descartes,
David
Hume,
Berkeley),
positivisme

Spinoza,
kritisisme

dikonotasikan

dan pragmatis )

sebagai

upaya

ini akan

Leibniz),
atau

Dan

rasionalisme

untuk

kritis

mema

mendekati

melahirkan

empirisme

den

(John

alir
Locke,

(Immanuel

Kant)

(Auguste Comte) dan fenomenologi (Husserl) sebagai aliran induk.


pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan

(varian-varian)

di

atas

merupakan

yang fundamental dalam epistemologi. Tetapi ini semua bukanlah pertanyaan


5The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta, Cet. V, 20
00, hlm. 120-121
6Lihat Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Suatu Pengantar
), Yayasan Piara,
Bandung, Cet. III, 1997, hlm. 60
7M. Thoyibi, Filsafat Ilmu: Hakekat
Muhammadiyah

dan Sejarah Perkembangannya,

Universty Press, Surakarta, Cet. I, 1994, hlm. 16


----------------------- Page 22----------------------22
filosofis semata.8
dengan realitas

Persoalan-persoalan

di

atas berkaitan

erat

konkrit. Tanggapan terhadapnya mengandung implikasi dan konsekwensi bagi


setiap aspek
kita bangun

aktivitas

manusia.

Jenis

masyarakat

yang

mencoba

cabang

filsaf

adalah hasil langsung dari tanggapan ini.


Oleh
at pengetahuan

karena

berhubungan dengan
mencoba

itu, epistemologi

tiga

menguak
dan
metode,
yaitu

masalah

mengantarkan
etiga,
sistem,

mencari

yang

sebagai

meliputi: Pertama,

hakekat

manusia

untuk

kebenaran.

filsafat

memperoleh

Kedua,
pengetahuan.

bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu.


B. Sumber-Sumber Epistemologi: Perspektif Barat dan Islam
Dalam
sengaja

dengan

Menguraikan

sumber-sumber

epistemologi,

peneliti memilah dan mengklasifikasikan menjadi dua yaitu:


1. Sumber Epistemologi dalam Perspektif Barat.
para

Dalam

ilmuwan
berbeda
itu dapat

gi
skan

menguraikan

pendapat,

diklasifikasikan

tentang

secara

sumber

garis besar

menjadi tiga. Akan

pengetahuan

sumber

epistemolo

tepapi Louis Q. Kattsof menjela

bahwa sumber pengetahuan (knowledge resources) itu dipetakan menjadi


enam bagian yaitu:
a). Empirik (empirisme)
alah
imana
galaman.
satunya
ahui

empirik

Sumber

(empirisme).
ini

pengetahuan
Jika dilakukan

kata

berasal
Dalam
sumber
melalui

dari
pandangan

kata

Yunani

aliran

pengetahuan

yang
genealogi

pertama
kebahasaan,

yaitu emperia yang

empirisme
bagi

mengatakan
manusia

ad

berarti

bahwa

adalah

satumenget

pen

pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.


Bagaimana
itu membeku?.

manusia

Jawabnya
kita

gaimana

bisa

adalah

karena

mengetahui

kalau

manusia

Es

melihatnya.

Ba

mengetahui kalau api itu panas dan bisa membakar?. Maka jawabnya
8Sholihah,
Pusat

go,

Pemikiran

Epistemologi

al-Gazl, Jurnal Penelitian Walison

Penelitian IAIN Walisongo, Semarang, Edisi 17, 2001, hlm. 43


----------------------- Page 23----------------------23
adalah karena kita menyentuhnya dengan alat peraba kita. Maka dala

teori ini sebenarnya ada tiga unsur yang saling

) yaitu

terkait (related

unsur yang mengetahui (subyek), unsur kedua yang diketahui (obyek)


dan ketiga menunjukkan pada differensia yaitu alat-alat panca inde

ra.9
T. Hobbes,

Aliran

J.

empirisme

dipelopori

oleh

F. Bacon,

Locke dan C. Berkeley. John Locke (1632-1704) sebagai bapak aliran


ini
merupakan

ya

sejenis
pada

aksudnya

buku

awalnya
lewat

lantas
isa

menguraikan

ketika

catatan

manusia

pengalaman
oleh

terisi

bahwa
yang
itu

jiwa

yang

kosong

manusia

kosong
tadinya

lahir, akaln

(tabula
dari

rasa).

pengetahuan,

kosong

(nihil)

pengetahuan. Semula akal serupa dengan secarik kertas kosong, yang


Maka
nection

menerima
Locke

segala

mengatakan
and

yang

bahwa

datang

pengetahuan

dari

pengalaman.

terdiri

atas

con

agreement (disagrement) of our ideas. Dengan ide pasti bukan ide


mun

umum
gambaran
mengenai

dan

ide

bawaan

data empirik.10

yang

disebut

Satu satunya

katagori,
sumber

na
penge

tahuan

adalah
gagasan
yang

lahiriyah

dan

batiniah
tentang
hal-hal
batiniah

aman

yang

timbul

karena

mengandung rangsangan inderawi

engalaman
manusia

ide

(sensation) dan kerena p

(reflection). Pengalaman
yang

di

luar

pengalaman

kita

lahiriyah

(manusia).

kepada

Sedangkan

pengal

mengajarkan
tentang
keadaan
psikis kita. Keduanya
jalinmenjalin dan melakukan koneksitas tanpa henti.11

saling

Gagasan Locke di atas, kemudian disempurnakan oleh J. Stua

rt
era

Mill
merupakan

jadi

sumber

sumber

dengan

mengemukakan

pengetahuan

yang

bahwa
paling

pengalaman

benar.

Akal

ind

bukan

men

9Ahmad Tafsir, T. Jun Surjaman, (ed.), Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak
Thales Sampai
Capra, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet. VII, 1999, hlm. 23-24
10Van Peursen, Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, P
T. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993, Cet. III, hlm. 82
11Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta,
Cet. VII, 1991,
hlm. 36
----------------------- Page 24----------------------24
pengetahuan, akan tetapi akal mendapat tugas untuk mengolah bahanbahan yang

erangkat

dan
mementingkan

bih
ini
,12

diperoleh

bertumpu

data-data
mempunyai
kecenderungan
karena
jalan

dari pengalaman. Karena

pada

metode

inderawi.

Dan

menuju

metode ini

eksperimen

yang

nampaknya
pada

pola

b
le

aliran
pikir

induksi

pikirannya dari yang diketahui (detected) ke arah yang tidak diket

ahui

(undetected).
Kelemahan

terlebih-lebih

aliran

bila

ini

cukup

banyak,

dihadapkan pada prasangka dan emosi perasaan. Di antara kelemahan


auh

itu adalah Pertama,


menjadi

bisa

kecil,

a melaporkan
a

padahal

bendanya

satu

kesimpulan

menipu.

indera

tentang

terbatas.
besar.

pengetahuan

Benda

yang

Sehingga

yang

dia

salah. Kedua,

bis
inder

Gula yang manis bisa menjadi pahit rasanya bagi orang yang terkena
Maka

hasil

salah. Ketiga,

n)

penyakit

obyek

yang

ilusi,
jadi
tidak
bisa

obyeknya

menjadi

malaria.

fatamorgana,
indera

menjangkaunya. Keempat,

lam hal
r

ini

indera
secara

Kerbau

badannya

kesulitan

indera
tidak

dan

Kerbau

secara

indera

(pengalama

Contohnya

menipu.
ada

(mata)

keseluruhan,
memperlihatkan

cernaan

seperti

(being),

dan obyek

namun

bisa

mampu

menipu.

melihat

itu juga

keseluruhan. Kelima,

seeko

tidak

empirisme

bila

ini

dihadapkan
pada kaidah-kaidah
logika
yang
berlaku umum. Misalnya jika p maka q, maka p adalah q.13

matematika

Da

dapat
akan
dan

b). Rasio (rasionalisme)


tak
gkari

Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terle


pada
akal
kebenaran

(rasio).

Bukan

berarti

aliran

ini mengin

12Metode induksi adalah metode yang menyajikan penarikan kesimpulan dari


hal-hal yang
bersifat khusus menuju pada hal-hal yang umum dalam silogismenya. Lawan dari met

ode ini yaitu


Metode deduksi yakni model penalaran dari hal-hal yang bersifat
umum ke arah hal-hal yang
bersifat khusus sebagai silogismenya. Untuk lebih detailnya lihat Sudarto, Metod
ologi Penelitian
Filsafat, hlm. 43. Juga bukunya Mundiri, Logika, Badan Penerbit
IAIN Walisongo, Semarang,
Kerja Sama PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm.11-12
13Ahmad Tafsir, Tjun Surjaman, (ed.), Op. Cit., hlm. 24
----------------------- Page 25----------------------25
pengetahuan

engalaman

yang

didapat

oleh

hanya dipandang (point of


dan
memberikan
bahan-bahan
bisa bekerja.14

bagi

view )

akal

akal

Kebenaran
lam idea kita dan

dan

kesalahan

pengalaman,

perangsang

menyebabkan

aliran

bukan terdapat pada identitas

aran menunjuk

sebagai

yang

bagi

melainkan

ini

terletak

da

suatu barang. Jika keben

kepada kenyataan, maka kebenaran hanya ada dalam pikiran dan hany

diperoleh dengan akal budi (vernunft) semata.


e

Bapak
aliran rasionalisme
adalah
Ren
(15961650)15. Pandangan ini sekilas
memang benar, na
bila ditinjau

Descartes

mun

ulang secara genealogis bahwa yang pertama kali mempopulerkan aka

l
yang

sebagai
alat untuk
memperoleh
dan
yang
salah adalah Aristoteles.16

benar

empirisme

karena

Menurut

kelemahan
dikoreksi

Seandainya

aliran
dan

menjawab

isa

pahit

mengapa
benda
karena

an

bayangannya
di lidah
orang

yang

yang

ini,

kekeliruan

keterbatasan
yang
jatuh

demam,

jauh
di

pengetahuan

mata
karena

pada

aliran

alat pengindera.
bisa
kita

kecil,

orang

kecil.

akal

demam

Gula

ak
b
li

dahnya

tidak

normal.

Rasionalisme sebenarnya tidak mengingkari kegunaan (funtion ) ind

era

sebagaimana eksplorasi di atas, indera hanya sebagai perangsang a

kal

14Juhaya S. Praja, Op. Cit., hlm. 18


15Rene Descartes
(1596-1650) disamping sebagai bapak
rasionalis, ia juga sebagai

aliran

pondasi (the founding father) lahirnya filsafat modern (renaissanc


e). Buku karangannya yang
memuat
teori-teori ilmiah adalah Principle
Philosophie, terbit pada
tahun 1644. Kebenaran
filsafatnya (primum philosophicum ) adalah konsep Cogito Ergo Sum,
Aku ragu-ragu, maka aku
berfikir dan karena aku berfikir , maka aku ada dan karena aku ada Tuhan pun ada
(exist).
16Aristoteles lahir tahun
karangannya dalam logika

Buku

384

di

Stagira

daerah

Thracia.

berjudul Organom (alat Kerja). Filsafatnya yang paling terkenal adalah tentang
metafisika yaitu
antara form , materi dan jiwa. Materi adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh p
anca indera yang
bersifat (being). Materi berbeda dengan form dan jiwa. Form adalah subtansi
yang memberikan
kesatuan pada sejumlah materi. Sedangkan jiwa adalah formanya tubuh dan bentuk s
pasial adalah
salah satu jenis forma. Dan konsep pembuktian Tuhan bagi dia adalah dengan teori k
ausa prima
(teori gerak) sebagai sebab utama. Logika Aristoteles terkenal dengan premis may
or, minor dan
kesimpulan (silogisme) yang mengarah pada metode deduksi. Bandingk
an, Bernard Delfgauw,
Sejarah
Ringkas Filsafat Barat, Soejono
Soemargono
(alih baha
sa), PT. Tiara Wacana,
Yogyakarta, 1992, hlm. 29-35. Dan karangan Bertrand Russell, Sigit Jatmiko, Agun
g Prihantoro
dkk., (terj.) Sejarah Filsafat Barat Kaitannya dengan Kondisi Sosio Politik Zaman
Kuno Hingga
Sekarang, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 216-283
----------------------- Page 26----------------------26
(mind) dan memberikan laporan bahan-bahan untuk dicerna oleh akal.
Akal mengatur bahan tadi sehingga dapat terbentuk pengetahuan yang
benar dan valid. Jadi, akal bekerja karena ada bahan-bahan dari indera.
Akan

tidak

tetapi,

akal

juga

dapat

menghasilkan

pengetahuan

yang

berdasarkan

byek

pengetahuan

inderawi,

yaitu

pengetahuan

tentang

yang masih abstrak.


si,

Jika

maka

aliran

empirisme

menggunakan

metode

induk

aliran rasionalisme punya kecondongan ke arah metode deduksi. Dan


aliran
ngambilan

ini

lebih banyak

keputusannya.
dalam

ai

Tidak

menggunakan
hanya

logika

itu, faham

dalam

pe

ini banyak

dipak

rumusan matematika yang kontradiksi dengan aliran empirisme.


c). Fenomena (fenomenologisme )
Dari

akhirnya
muncul
yang

itis

tesis rasionalisme

sintesis

baru

kedua

yang

Immanuel

mendamaikan
tidak
hanya
justru

dicari

disebut

rasionalisme

(1724-1804).

kekuatan

diri terhadap

akal

mencoba

mengatakan

ilmiah

realitas

kr

Kant

aliran di atas, dengan

lewat

membuka
Kant

ya,

anti tesis empirisme,

Kant

dipopulerkan
untuk
ilmu

dan

semata,

empirik.

melainka

Lebih

jelasn

menguraikan tentang pengalaman. Barang yang terdapat dalam dirinya


sendiri
a sebelum

(das

ding

diterima

oleh

ia

secara
tidak

sistematis

mempunyai
sendiri,

susun

sich) merangsang

dalam

bentuk

melalui

pengetahuan

melainkan

gejala-

akal

an

hanya

tentang

alat inderawi

pengalaman.

penalaran.

sesuatu

Selanjutnaya

Sebab

tentang

itu,

keadaan

seperti

kit
di
manus

yang

barang
nampak

it
pada

gejala pengetahuan yang disebut fenomena (phenomenon ).17

analitis

Rasionalisme

hanya

memberi

putusan-putusan

yan

dan
halnya,

tidak

mungkin

empirisme
tidak

gga

memberi

memberi

mungkin
di

putusan-putusan

memberi

Kant

pengetahauan

putusan

baru.

yang

yang

Begitu

sifatnya

sintesis,
umum.

sehin

Pendapat

17Juhana S. Praja, Op. Cit., hlm. 20-21


----------------------- Page 27----------------------27
atas,

riori,

mempunyai

suatu
tidak

bentuk

yaitu

dengan

kecenderungan

yang

penyimpulan,

bersifat sintesis
sekaligus

ap

sintesis

menggantungkan pada pengalaman. Hal ini kontradiksi dengan sintesi

aposteriori
pengetahuan

a)

dengan

melakukan

penyimpulan

(sintes

berlandaskan pada pengalaman.


Gagasan

atas, kemudian

Kant
oleh

disempurnakan
Husserl

58).
enomonologi

menguraikan

apa

sebagaimana
Edmund

Husserl

dikatakan

fenomenon

yang

diskursus

di
(1859-19
bagi

adalah realitas an sich, yaitu sesuatu yang ditampakkan dalam obye

atau
memperkuat

disebut

pendapatnya
memberi

yang
a priori

fenomenon

implicit .18

Husserl

Dalam

menggunakan

teori

rangka
logika

kepastian yang tidak bersifat a posteriori. Akan tetapi, bersifat


sebagaimana pendapat Kant. Logika bukanlah hukum normatif, namun

na
ng

hukum
ideal

ia

hanya

logika
yang

Sachgeste,
berkorelasi

hukum
dan

mengenai

yang

terkait dengan

mengatasi segala hukum yang hakiki.

ada.
hal-hal

Dima
ya

Dalam

menekankan
Fenomenologi

pengamatan

menguraikan

pada

segala

teorinya,

suatu

obyek

Husserl

(ding

an

sich).

adalah metode berfikir yang berusaha membedakan dari segala macam


a priorisme
dan

an epoche

reduksi
reduksi

macam

tradition.

(penyaringan).

yaitu: Pertama,
melakukan

arus
gai

itu,

kita

Husserl

Reduksi

pengamatan
obyek

dan

Untuk

secara

harus

menggunakan

Fenomenologi

cermat,

melakuk
tiga

yaitu
harus

fenomena

kita h
dicuri

diletakkan dalam kurung. Jadi obyek hanya dipandang melaui refleks

tanpa

cari

memberikan pernyataan yang

apa saja. Kedua,

dental

aktual. Tujuannya untuk

Reduksi Eidetic yaitu semua dimensi yang aksi

yang melekat pada fenomena, kita reduksi

tu
iga,

menemukan
Reduksi

ksi

dan

struktur

Transcendental, yaitu
kita

18Koento
Sketsa Umum

men

Wibisono, Beberapa
Sebagai

Pengantar
Untuk Memahami
),
IKIP PGRI
Yogyakarta, 1988, hlm. 46-47

yang

semua
Hal

Hakekat

paling

tradisi
Tentang
dan

menuju pada tujuan, yai


dasar.

Ket

kita

redu

pemikiran
Filsafat

Kemungkinan

Ilmu (Sebuah
Pengembangannya

----------------------- Page 28----------------------28


Sehingga
u

aku non

enyusun

letakkan
yang
tertinggal

dalam

empirik.

hanya

kurung,

obyek-obyek

Dan

diri

kita

kosong

kesadaran transcendental
akhirnya,
yang

sama

yang

kesadaran transcendental
dijadikan

sasaran

sekali.

murni
mampu

ata

realitas

tersendiri

atau
pengetahuan.. 19

d). Intuisi (Intuisionisme)


Sumber

intuisi. Aliran

pengetahuan

intuisionisme
Intuisi

-1941).

dipelopori

yang
oleh

keempat

Henry

adalah

Bergson

(1859

adalah sarana untuk mengetahui secara langsung


ersifat seketika
ar.

dan tidak
dipandang

Ia

sebagai
Aliran

).
alid

ini

adalah

lewat

pola

perantara

pikir

intuisi

pengetahuan

yang

intuisi.

Meskipun
Bahkan

dengan

dua

yang

(immediate

inderawi.

pengalaman

identifikasi
suatu

adalah

dari

tanpa

bahwa

diperoleh

akan
melakukan

tus

hasil

pengetahuan

berpendapat

yang
mengingkari

ak

merupakan

dan b
sad

knowledge

lengkap
aliran

dan

ini

Harold

jalan. Pertama,

tid

Ti

intuisi

jenis pengetahuan yang lebih tinggi, mempunyai watak yang berbeda


dengan
mistik

melalui

indera

dan

akal. Kedua,

intuisi dijabarkan

untuk mendapatkan pengetahuan langsung yang mengatasi (trancend)


pengetahuan yang diperoleh lewat indra dan akal.20
e). Metode Ilmiah.
Sumber pengetahuan yang kelima adalah dengan jalan metode

ra,

ilmiah. Metode

tujuan,

ilmiah

berasal dari kata

method yaitu

ca

teknik, sedangkan ilmiah adalah prosedurprosedur yang dipakai untuk


tu

teknik,

tentu
encakup

standarisasi
cara

kebenaran

ilmiah.

Jadi,

metode

ilmiah

yai

dan sistem berfikir serta bertindak menurut aturan (prosedur ) ter


yang
empat

sudah

pasti

point: Pertama, metode,

dalam

teori

ilmiah.

Prosedur

itu

yaitu cara atau jalan yang digunaka

n sebagai
standarisasi

seperti

ktika. Kedua,

metode

deduksi,

induksi

dan

diale

19Koento Wibisono, Ibid.,


20Amn Syukr,
elektualisme al-

dan Masyharuddin,

Intelektualisme Tasawuf

Studi Int

Gazl, Joko Tri H., (edit.), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 70
----------------------- Page 29----------------------29
obyektif,
obyektif,

rsifat

keterkaitan

tidak
antara

yaitu

subyektif. Ketiga,

yang
satu
tersusun
pola

gga

kebenaranya

kebenaran

pemikiran

dengan

yang

yang

dihasilkan

sistematis,
lainnya

yakni

secara

rasional. Keempat,

adalah
adanya

teratur,

umum,

be

yaitu

sehin

tingkat

berlaku umum dan universal bagi siapa, dimana, dan kapan saja.
etahuan

Dalam
diskursus
itu saling

di atas,

sebenarnya

sumber

peng

terkait, komplementer dan saling melengkapi. Tidak ada sumber pengetahuan


yang paling
bertentangan

benar,

semuanya

bersifat

relatif.

Tidak

ada

yan

dalam usahanya mencari kebenaran.


2. Sumber Epistemologi dalam Perspektif Islam
penuh

dengan

khazanah
ereksplanasi

Islam

sebagai

keilmuan.

agama

Segala

rahmatan

keilmuan

telah

li al-lamn,
termaktub

dan

melalui dua sumber yang pokok dalam Islam yaitu al-Quran dan al-Had.
m

dapat

Sumber-sumber

pengetahuan

(epistemology)

dalam

Filsafat

Isla

diklasifikasikan menjadi tiga grand point :


a). Wujd ( Wujdiyah)
perspektif

Sumber
Islam

pengetahuan

yang

pertama

dalam

adalah wujud (wujdiyah). Teori ini disampaikan oleh Mull Sadra,21


Mull Sadra

dan

membedakan

antara wujd

dan mhiyah,

eksistensi

esensi sebagai tesis-tesis filosofis yang paling mendasar dan dom

inan

dalam pemikiran Islam.

menentukan
pijak

manakah

pada

yang

asli

Persoalan
(al)

di

atas

memicu untuk

dan itibri.

Konsepsi

Sadra

ber

pola pikir filsafatnya al-Kind. Al-Kind menerangkan tentang subtansi

itar

21Mull Sadra, yang bergelar


tahun 1571 M. Dalam

Sadr

ad-Din

lahir

di

Syirz

sek

catatan sejarah sebagaimana disampaikan oleh Seyyed Husein Nar, b


ahwa karya-karya Mull
Sadra ada 41 buah. Kitab karangannya yang monumental berjudul al-Hikmah al-Mutaliy
ah fi alAsfr al-Aqliyah al-Arbaah. Pemikiran Mull Sadra yang paling terkenal adalah tentang
faham
wujd (wujdiyah al-Mutaliyah). Sadr membedakan antara eksistensi dan esensi, antara mh
iyah
dan niyah. Fazlur Rahmn berkomentar, bahwa corak pemikirannya bersifat sintesis da
n mencoba
melakukan
rekonsiliasi dan kompromi,
akan tetapi kompromi yang d
ilakukan Sadra tidaklah
bersifat eklektisme belaka. Lebih jelasnya, baca dan bandingkan Syafan Nur, Fils
afat Wujd Mull
Sadra,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. I, 2002, hlm. 10-13 dan
151-160.
Hussein Ziai,
Knowledge and Illumination: A Study of Suhrawardis Hikmah al-Isyrq, Terj. Aff Muhamm
ad
dan Munr, Suhrwardi dan Filsafat Illuminasi Pencerahan Ilmu Penget
ahuan, Zaman Wacana
Mulia, Bandung, Cet. I, 1998, hlm. 139-142
----------------------- Page 30----------------------30
antara kulliyah

(mhiyah) dan

juziyah (niyah). niyah adalah benda-

benda partikuler dan mhiyah adalah subtansi universal yang bersifat


genus dan spesis.22
mbedakan

Maka

dari

diskursus

di

atas,

Jelas

bahwa

Sadra

me

antara wujd dan realitasnya. Istilah wujd secara derivatif etimologis


ris

berarti

menemukan

atau

mengetahui

sesuatu.

Dalam

kamus

Ingg

wujd bisa bermakna existence, dan being. Masing-masing mempunyai


makna yang spesifik dalam filsafat metafisika. Istilah existence dengan
e kecil menunjuk pada segala realitas selain wujd mutlak, sedangkan
existence
dari

ama

dengan

e besar menunjuk

wujd mutlak (al-fid


menunjuk

angkan

being
mencakup

kepada

al-aqds).

dengan

kepada

Adapun

yang wajib

term Being

al-wujd

b kecil merupakan

emanasi
dengan

(wujud

konsep

pert
b

besar

mutlak),

universal

sed

yang

seluruh tingkatan realitas baik berupa ciptaan maupun wujud mutlak.


Secara

paling

universal,
n spesis.

yang

sedangkan

un

konseptual

merupakan
yang

dengannya

yang
seluruh

adalah

sesuatu
sesuatu

ngkapan

Bagi

yaitu

metafisika.

Hakekat

sebagaimana

pandangan

septual

lain

kaum

differensia

da

tersembunyi,

yang

bisa

atau

sumber

penyelidikan

bersifat

sesuat

dengan

menjadi

adalah

meskip

adalah

diketahui,

sesuatu

wujd

yang

nyata. Wujd

bisa

wujd

konsep

dan

yang

paling

yang

Sadra,

genus

sesuatu

yang

lain wujd

akibat.
bidang

merupakan

tidak memiliki

realitasnya

ia

wujd

dalam

abstrak

paripatetik dan wujd

dari

dan

secara

kon

konkrit

bukan konseptual, namun riil.


Untuk

umum
yang
sesuatu.

lebih

jelasnya, wujd

secara equivokal,

bukan univocal

adalah
dan

suatu sifat yang


mensifati

segala

Apapun yang muncul pada pikiran yang berasal dari realitas eksternal
a

pastilah mhiyahnya

tetap,

walaupun

bentuk

wujudnya

tunduk

pad

perubahan tertentu. Karena esensi wujd berada pada realitas eksternal.


Oleh
mental.

karenanya

ia

harus

ada

secara

eksternal,

bukan

secar

22Harun Nasution, Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 15-16
----------------------- Page 31----------------------31
.

Maka
Jika wujd

ah

sama,

realitas

tidak

pada

realitas

berada
maka

wujd

realitasnya

tentu

bisa

ada

eksternal

dalam

mengalami

dan

pikiran
pada

perubahan.

(verstand)

pikiran

Sehingga

adal

mustakhi

wujd bisa ditangkap oleh pikiran. Apa saja yang terkesan pada pikir

an

sebagai
bukan

itas,

wujdiyah,

kemudian

tunduk

pada

general

merupakan realitas wujd, melainkan hanya semata-mata bentuk aspek


saja.23
Konsepsi kebenaran wujdiyah dalam sumber kebenaran Islam
baik al-Quran maupun Had dapat dijelaskan pada konteks ayat-ayat
berbicara

kauniyah
pada

dan

dalil-dalil

empirik.

Ayat

al-Quran

yang

konteks ini banyak sekali. Diantara ayat dan surat yang berbicara

pada

konteks ini adalah surat Al Imrn ayat 190-191 yang berbunyi:

(190)

(191)
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan

silih
anda-tanda
ng-orang
uk
rkan

atau

bagi
yang
dalam
tentang

bergantinya
orang-orang
mengingat
keadaan

malam
yang
Allah
berbaring

langit dan
dan

berakal,
sambil
dan

dan

terdapat

siang

bumi,

(yaitu)

berdiri
mereka

atau

ora
dud
memiki

a):

"Ya

penciptaan

Tuhan

langit dan

bumi

(seraya

berkat

kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. M

aha

Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q

S. Al Imrn: 190-191)24
Dan dalam Had nabi Muhammad SAW menyebutkan:
.

...

23Syaifan Nur, Op Cit., hlm. 150-156


24Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 109-110
----------------------- Page 32----------------------32
Penggalan

menunjukan

Had di

atas

secara

implisit

(tersirat)

kepada kita supaya berfikir (tafakkr) tentang proses terciptanya al

am

semesta. Secara wujdiyah bagaimanakah proses alam ini bisa tercipta


dan

(manusia)

siapa yang

menciptakan

(al-asbbul

l). Dan

dilarang untuk berfikir tentang dzat Tuhan (Allah).

kita

Sedangkan

mengindikasikan
adanya
ayat

raya dari

sang

dalil
pencipta.

ayat

di

Wjud

atas
empirik

secara

empirik

adanya

alam

kauniyah adalah sebagai bukti (hujjah) akan subtansi kebenaran sec

ara
, teleologis

empiirk.
dan

kosmologisnya
bukti

sebagai

yah
Rusyd

kebenaran
(empirik).
Sementara
dengan

Dalam

teori kebenaran
Aristoteles

epistemologi
dalil

yang

ontologisnya

dijelaskan
adanya

Tuhan

dipresentasikan

secara

Plato

secara

eksplisi

oleh

kauni
Ibn

menyampaikan dua dalil yaitu dalil inyah dan ikhtirk. Secara inayah

ayat di
tidaklah

bumi

atas

tercipta
dan

tercipta

menjelaskan

secara

bahwa

kebetulan

terciptanya

(ghairu

langit

asbb).

da

Melainkan

terwujudnya langit dan bumi mengindikasikan akan wjud sang maha


memaparkan
tarnya
a

alam

pencipta
bahwa

yaitu Allah
diciptakannya

kehidupan

yang

SWT.

langit

Sedangkan

mengindikasikan

dan
dan

bumi

dalil ikhtirk

dan

membuktikan

proses

berpu

adanya

pencipt

absolut juga.25

ri epistemologi

Akhirnya,

dapat

disimpulkan

bahwa

teo

wujdiyah telah diprakarsai oleh MullSadra dengan dilegitimasi oleh


ayat-ayat kauniyah
ini menjadi

ori

dalil kebenaran

empirik.

Te

berkembang (dinamis) oleh aliran eksistensialisnya Soren Kierkegar

d.

Dan
beberapa
teori

dengan
ak

dan

analisis
berafiliasi

entasikan

kritik yang

eksistensialis.

dilakukan

tentang das sein manusia.


pada
hal-hal yang metafisis,26

Teori

oleh

eksistensi

Eksistensi

Heidegger

Heidegger

tidak

hanya

bany
diori

25Sudarsono, Filsafat Islam, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. I, 1997, hlm. 16

26Zainal bidin, Filsafat Manusia: Memahami


fat , PT. Remaja

Manusia

melalui Filsa

Rosdakarya, Bandung, Cet. I, 2000, hlm. 156


----------------------- Page 33----------------------33
ng

riil
unik

semata,
dan

namun
sukar

Wjud
wjud

tidak
juga

hanya

dimaknai

berafiliasi

sebagai

dengan

fakta
fakta

ya
yang

dianalisis. Ia merupakan realitas konkrit yang tidak pernah hadir

dalam
pikiran. Contoh, cahaya sebagai suatu abstraksi yaitu bersinar. Ia

tidak

memiliki wujd di dunia eksternal, namun sebagai suatu fakta, cahaya

dalam

merupakan
dirinya

narannya.

sendiri
Aliran

sesuatu
dan

yang

ada
yang

menjadikan

secara
lain

eksternal.
terlihat

Ia
oleh

ada
penyi

(kebenaran) ini sama dengan aliran empirisme dalam perspektif bara

sebagaimana diskursus di atas.


b). Isyrq (Isyrqiyah)
sampaikan
uhrwardi

Isyrqiyah sebagai
oleh

Suhrwardi.27

sumber

epistemologi

yang

Konsepsi isyrqiyah yang

kedua

dibangun

di

oleh

menekankan pada filsafat intuisi (hikmah auqiyah) ilmu hudhuri (al-ilm


al-hudri) dan ilmu penyaksian (al-ilm as-syuhdi). Dalam komentarnya
mengatakan
intuisi yang

filsafat isyrqiyah

menekankan

unsur-unsu

melampaui pemikiran diskursif (hikmah bahah). Akan tetapi, ia bukanlah


filsafat yang bertolak belakang pada filasafat paripatetik dan ajaran-

ajaran

Aristoteles.
Suhrwardi

leh

dari
ripatetik

dan

illuminasi,
seseorang

dengan

karena

paripatetik

unsur

yang

berpijak

yang

dikaji

tidak
pada

terpisahkan
filsafat

pa

menyadari bagaimana sebenarnya tujuan dari filsafat illuminasi

Suhrwardi.28

insip

Suhrwardi
teorinya

menggunakan
(signed)
dengan
ia

filsafat

adalah
titik tolak
metodologi

dapat

nya

Sebenarnya

aktifitas
sebagai
materi. Kedua,

dalam
tahapan
filosof

menjelaskan

(station).
ia harus

Pertama,
memisahkan

prinsip-pr
ditandai
dun

mengindikasikan
sampai
pada

akan

pada

27Suhrwardi lahir
penting adalah al-

ang

pada

pengalaman

tahun

tertentu.

1153-1191

M.

Filosof

Empat

karyanya

Talwihat
(intimations), al-Muqwamat
(appostes), al-Masyri
wa al-Mudra
hat
(Paths and
Havens) dan Hikmah al-Isyraq . Suhrwardi sebagai pengikut Ibn Sn dan al-Frb yang beral
iran
esensialis monistik. Filsafatnya yang terkenal adalah filsafat isyrqiyah
(illuminasi). Filsafat
isyrqiyah ini yang mengkonter dan menyerang habis-habisan filsafat
paripatetik (masyiyah)
yang dipelopori oleh Ibn Sn
28Hossein Ziai, Op. Cit., hlm., 25-29
----------------------- Page 34----------------------34
tingkatan
ditandai

pancaran

(signed)
tidak

dengan

an

cahaya

pencapaian

Tuhan
dan

(an-nr

perolehan

al-ilhi). Ketiga,

yang

tidak

terbatas

terikat yaitu konstruksi pengetahuan illuminasi (al ilm al isyrqiyyah).


Menurutnya,
jenis

dalah

jenis pengetahuan

yang

paling

valid

pengetahuan yang dialami oleh subyek tentang apa yang disebut cahayacahaya
dalah
g

apokaliptik

pengetahuan
disebut
pengalaman

(asy-syawnih

yang

nriyah).

diperoleh

bentuk

secara

Secara

dengan

mistik. Pengalaman-pengalaman

filsafat diskursif
emonstrasi.
Dimana
bentuk

al

sistemik

pengalamannya

general

model

ini

kognisi

yan

itu sebagai dasar sementara


dibangun

lewat

berstatus

metode

sama

d
dengan

pengetahuan dasar yaitu premis-premis demonstrasi yang terbukti dengan


sendirinya
aligus

(badh).

Suhrwardi

mengkomparasikan

sek

membandingkan pengetahuan ini dengan observasi fisik (irsyd jasm n)


dengan observasi spiritual (irsyd rhn) dalam kapasitas dan kepastian
yang

sama.

Kepastian

yang

dimaksud

adalah

kepastian

dalam

arti

data
yang diperoleh dari
bservasi
(non inderawi).29

dunia

Meskipun

berbeda

inderawi

demikian,

(mahsrat)

dan

data

filsafat isyrqiyyah

hasil

Suhrawardi

dengan hasil yang dicapai oleh filsafat demonstrasi (burhn). Jika filsafat
demonstrasi (burhn) dalam analisisnya berpijak pada
konfirmasi
rqiyyah

(tasawwur-tasdq)

dalam analisisnya
realitas
yang

an

berangkat

banyak

dan
pada

silogisme,

tangkapan

mengandalkan

bukan

metode konsepsimaka

pada

intuisi

filsafat isy

atas

pengalaman

segala
mistik

didasarkan pada pendefinisian.


Dalam ungkapan yang lain, ia sepakat dengan formulasi paripatetik
yang
menegasikan
pikiran

selama
sesuatu
dengan

bahwa
itu being

as

konsepsi
paripatetik,
dan tidak
menjadi
illuminasi

bagian

konsepsi
dan

bentuk

bersifat inderawi.

jika sesuatu

dari data

pencapaian

dipahami

inderawi.

Ia tidak

bukan

Maka

dala

pada

pu

berwujud
kasus

ini

29Hossein Ziai, Ibid., hlm., 128


----------------------- Page 35----------------------35
dinyatakan
(idfah ),

si

esuatu
bahwa

sebagai

yang diperoleh
dengan

pengetahuan

dalam

sesuatu
itu sendiri.
ide wujd

inderawi
ide wujd non

adalah

sama,

pikiran,
Paparan
tetapi

yang

didasarkan

antara

realitas

di atas,
tidak

pada

korela

(hakekat)

demikian

menunjukkan

halnya

pada

inderawi. Tempat idenya dihubungkan dengan persepsinya dan karena itu


secara epistemologi lebih dahulu.

Konstruksi

syrqiyyah
juga
Muhammad

dijelaskan

epistemologi
oleh

kebenaran

ayat-ayat

dalam

al-Quran

perspektif i
dan

Had nabi

SAW. Kebenaran secara isyrqiyyah banyak dijelaskan dalam kisah-kisah


para nabi mulai nabi Muhammad, Ms, sa bahkan sampai nabi Ysuf.
Dalam
epistemologi
i

konteks

isyrqiyyah
nabi

oleh

ayat

dapat

dilihat

al-Quran

yang

menceritakan

pada direct experience

yang

dialam

Ysuf yang berbunyi:

(4)
Artinya:
"Wahai

ayahnya:
ang,

epadaku."(Q.S.

"(Ingatlah),

ketika

Ysuf

berkata

kepada

ayahku, sesungguhnya aku bermimpi

melihat sebelas bint

matahari

semuanya

dan

Ysuf: 4)

bulan;

kulihat

sujud

30

Dan surat Ysuf ayat 43 menyebutkan:

(43)
Artinya:
kaumnya):
sapi

Raja

"Sesungguhnya

betina

yang

hijau

dan

terkemuka:

(kepada
aku

orang-orang

bermimpi

melihat

terkemuka
tujuh

dari
ekor

yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yan

g
g

berkata

kurus-kurus

tujuh

bulir

lainnya

dan
yang

tujuh

bulir (gandum)

kering."

Hai

yan

orang-orang

30Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj


emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 348
----------------------- Page 36-----------------------

36
"Terangkanlah kepadaku tentang ta bir mimpiku itu jika k

amu

dapat mena birkan mimpi". (Q. S. Ysuf: 43)31

irkan

Mimpi
Ysuf

oleh

Raja

Mesir

tersebut

kemudian

ditafs

sebagaimana ayat berikut:

(46)
Artinya:
berseru):

dia
anlah

(Setelah
"Ysuf,

kepada

emuk-gemuk

kami

yang

hai

orang

tentang

itu berjumpa
yang

tujuh

amat

ekor

dengan
dipercaya,

Ysuf

sapi

betina

terangk
yang

dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan

tujuh

bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kerin

g agar
tu,

agar

an

bagaimana

pelayan

mereka

kebersihan
Allah,
akhirnya
Allah

kembali

kepada

orang-orang

mengetahuinya". (Q. S. Ysuf: 46)32

Secara

kehebatan
rasul. Melalui

ukjizatan

aku

eksplisit
nabi

Ysuf

ayat

sebelum

hati, kesabaran,

memberikan
kepada

al-Quran

beberapa

di

atas,

menceritak

dan

dia menjadi
kedekatan
keistimewaan

nabi
dia

da

dan

dengan
kem

Ysuf. Kemukjizatan itu adalah dia mampu menafsirkan mimpi sang raja
Mesir.33 Sang raja bermimpi melihat tujuh ekor Sapi gemuk yang dimakan
oleh tujuh ekor Sapi yang kurus-kurus dan
ang hijau dan
tujuh gandum yang kering.34
Dimana
yu dan proses
sa

tujuh gandum y
mimpi,

ilham,

wah

terbukanya tabir (tajalliyah) antara manusia dengan Tuhan tidak akan bi

31Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj


emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 355
32Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,

Departemen Agama, 1986, hlm. 355


33Mimpi menurut
yaitu: Pertama,

Nabi berdasarkan

Had-nya Ab Hurairah itu

ada tiga

mimpi
(berita) gembira yang berasal dari Allah. Kedua , bisikan hat
i dan Ketiga , sesuatu
menakutkan yang berasal dari Setan. Jika kamu bermimpi hal-hal yang buruk maka m
eludahlah
kamu ke kiri dan jika kamu bermimpi tentang hal-hal yang baik maka meludahlah ka
mu ke kanan
34M. Quraisy Syihb, Tafsir al- Mibah: Pesan Kesan dan Keserasian al-Quran,

Lentera

Hati, Jakarta, Juz. 6 Cet. I, 2000, hlm. 89 dan 386


----------------------- Page 37----------------------37
dicapai
dan

salihan,

dan

didapatkan

selain

karena

faktor

kehambaan,

ke

ketaatan seoarang hamba (manusia). Faktor-faktor semacam ini pula, akan


sampai pada manusia yang sudah mencapai derajat (maqm) yang tinggi
dengan
kebenaran

melalui

proses-proses

(maqmat)

tertentu.

Sehingga

yang didapatkan bersifat auq, dan direct exsperience.


Sedangkan

justifikasi
kebenaran
Abdul

Had Nabi

isyrqiyah

yang

bisa dijadikan

sebagaimana

sebagai

Had diriwayatkan

oleh

Rahmn yang berbunyi:


,
...,
ang
up

Subtansi

yang
terjebak
oleh batu,

sehingga
enyelamatkan
n

masuk

makna
ke

ketiganya

Had ini,
dalam

Gua,

tidak bisa

menceritakan
kemudian
keluar. Dan

tentang
gua

tiga

or

tadi tertut
yang

bisa

mereka
hanyalah
amalan
mereka
ketika di dunia. Amala
itu harus
dilakukan dengan penuh keikhlasan, ketaatan dan tanpa pamrih apapun.35
Manusia yang taat, ikhlas dan sabar suatu saat ketika ditimpa problem da

n
permasalahan,
keyakinan

maka

melalui

wasilah

amalan

dengan

penu

maka amalan tersebut bisa menolong diri seseorang dengan tanpa diduga
sama sekali. Karena dalam surat at-Thlaq ayat 2 dijelaskan. Barangsiapa
yang
akan

aku

bertakwa

kepada

Allah

dengan

sebenarnya

takwa,

maka

memberikan baginya jalan keluar dan rizki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya.
at

dan

yang
atau

Quran

Maka

Had

dari

berhubungan

Had banyak

anapun

akal
dan

etode

diskripsi
dengan

sekali.

logika

di

sukar

atas,

kebenaran

Kebenaran
untuk

menunjukkan

bahwa

ini

isyrqiyah
memang

menerimanya.

ay

dalam

al-

dan

bagaim

terjadi,

Meskipun

demikian,

35Muslih Shabir, Terjemah Riyadlus Shalihin, CV. Toha Putra, Semarang Jili
d I, 1981, hlm.
11-13
----------------------- Page 38----------------------38
jalan
yang
dilakukan
sebagai
teori

diakui

oleh

epistemologi

ini tetap

kebenaran. Karena di samping manusia memilki kelebihan akal, manusia


juga
spiritual.
ati

spiritual dan
spiritual

dan

pada

memiliki
Tentunya

yang telah
kebenaran

kelebihan
hati

disucikan,

yang

dari

maka

sudah

aspek

jalan

disucikan.

gnostis

ini

pula

Dan

dan

melalui
akan

sampai

bahkan kebenaran yang validitasnya tidak diragukan.


c). Masyi (Masyiyah)
Sumber epistemologi (epistemological resources) yang ketiga

yaitu
masyiyah.
Aliran masyiyah sebagai
bagian
dari
filsafat yang
menginduk pada Aristoteles.36 Filsafat masyiyah (hikmah al-masyaiyah)

iran

oleh

dalam
Ibn

Islam dipelopori
n.38

Filsafat
Masyiyah
paripatetik
yang

oleh
Ibn

al-Kind37

dan

Sn berasal

al

diteruska

dari

filsafat

diasosiasikan kepada Aristotelianisme dan Platonisme yang diintegrasik

an

dengan ajaran Islam yakni wahyu.39 Islam tidak akan merasa malu untuk
mengakui dan mengambil kebenaran dari mana saja ia datang, Walaupun
ada

kursif

bukan
berasal
dari
pendapat
lain
mengungkapkan

36Amatilah
et. III 1991,

bahwa

sumber

Islam

Filsafat Masyiyah itu

sendiri.
murni

Meskipun
filsafat

dis

Ahmad Fud al-Ahwn, Filsafat Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta, C

hlm. 43
37Al-Kindi lahir di Kuffah tahun 796. Filsafatnya adalah filsafat jiwa,
dimana jiwa manusia
itu mempunyai daya yaitu daya bernafsu, pemarah dan daya berfikir. Akal manusia
itu ada tiga
yakni akal potensial, akal aktual dan akal bi il fili badn atau akal mustafd
38Ibn Sn lahir di Afsyana Bukhra tahun 980-1037 M. Kitabnya yang terkenal a
dalah asy-

Syifa dan al-Qnun fi at-Tb. Pemikirannya yang terkenal adalah tentang filsafat wujd.
Filsafat
wujdiah Ibn Sn berbicara esensi juga. Esensi bagi Ibn Sn berada dalam akal, sedangkan
wujd
berada di luar akal. Wujdlah yang membuat esensi dalam akal, sehingga mempunyai
kenyataan
dalam akal. Kombinasi wujd dan esensi bagi Sin dipetakan menjadi
tiga komponen yaitu:
Pertama, Esensi yang tidak dapat mempunyai wujd (
). Kedua, Esens
boleh
punya wujd dan boleh pula tidak mempunyai wujd (
). Ketiga, Esensi yang tidak bol
tidak harus mempunyai wujd (
). Disamping itu juga ia berbicara tentang jiwa dan a
Akal manusia ada dua; Akal Praktis dan Akal Teoritis. Akal t
eoritik diklasifikasikan menjadi
empat yaitu akal, material, akal malkah (potensial), akal aktual
dan terakhir akal mustafd.
Bandingkan Sudarsono, SH., Filsafat Islam, Reneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 4052. dan
Harun
Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Cet. VIII, 1992, hlm. 35-39
39Seyyed Hossein Nasr, Intelektual Islam Teologi, Filsafat dan Gnosis, S

uharsono, (terj.),
CISS Press, Yogyakarta, 1995, hlm. 41
----------------------- Page 39----------------------39
dan
isme

konfirmatis

yang

yang
fat

monumental

dan

yang

diasosiasikan
bersifat

mengagungkan
adalah

kepada

karya-karya

demonstratif.

rasio.

Bagi

Aristotelian

Masyaiyah

adalah

aliran masyiyah

filsa
konseps

pencapaian bentuk sesuatu dalam pikiran (verstand) baik sesuatu itu wujud
(being) atau
aliran ini
adalah
(niyah)

tidak

terletak
dan

berwujud

hakekat
Menurut

pada

dapat

pemaknaan

(mhiyah)

r.

yang

dan

di
esensi

inderawi.

substansi

Pijakan

atau wujdiyah

universal

dan

partikule

paripatetik esensi itu bersifat universal dan partikuler (a-ti al mm wa


al
khah),
versal
(al-

esensi

universal

hakkat
al-kulliyah)
yang
disebut
differensia
(al-fal) dan
spesifik.40

berkenaan

dengan

realitas

uni

disebut

jenus .

Esensi

khusus

berkorelasi

dengan

sesuatu

yang

Filsafat paripatetik berpandangan bahwa definisi tersusun dari genus dan


differensia
dari
berbeda.
Pada

sudut

pandang

(weltanschaung)

yang

hakekatnya aliran ini hampir sama dengan aliran rasionalisme Barat dalam
mencapai hakekat kebenaran.
Filsafat ini banyak didukung (dilegitimasi) oleh dalil al-Quran dan
Had nabi. Diantara ayat al-Quran yang berbicara pada konteks ini adalah:

(76)
(77)
(87)

Artinya:

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang


(lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala binta

ng itu

tenggelam

kepada
an

terbenam

dia

memberi

"Saya

kepadaku,

tatkala

matahari

kaumku,

melihat

aku

Tuhanku,

ini

matahari

lebih

terbenam,

orang-orang

melihat

yang

itu

Tuhanku

termasuk

dia

bul

bulan

jika

pastilah

telah

dia

suka

Tetapi setelah

tatkala

itu

tidak

tatkala

"Sesungguhnya

sesat".Kemudian
dia
berkata: "Inilah

terbit,

"Hai

berkata:

petunjuk

yang

maka

berkata:

tenggelam".
Kemudian
dia
berkata: "Inilah Tuhanku".

terbit

idak

dia

yang

dia

besar",
berkata:

40Hossein Ziai, Op. Cit., hlm. 64


----------------------- Page 40----------------------40
apa

yang

sesungguhnya

kamu

bagaimana
upaya

Ibrhim

Ibrhim

berlepas

diri

dari

persekutukan. (Q. S. Al-Anm: 76-78)41

Ayat

an

aku

tidak
lepas
dirinya
sebagai

di atas, menurut
dalam
dari

para

mencari

Tuhannya.

pengakuan

Namrut

mufassir

menunjukk

Pencarian

Tuhan

yang

bagi

mengklaim

Tuhan. Proses pencarian Tuhan pada diri Ibrhim sangat berafiliasi dengan
inferensial dan logika yaitu dari proses munculnya premis antara yang s

atu

dengan premis yang lain. Premis yang dimaksud adalah premis munculnya
itu

Bintang,
munculnya
Bulan

bernalar
agai

kemudian
dan

dengan

mengfungsikan
legitimasi

diikuti

oleh

selanjutnya
akal

oleh

muncul
(aql)

Ibrhim

premis

yang

Matahari.
bisa

lain

ya

Proses
dijadikan

pembuktian masyiyah yang sangat terkait dengan kebenaran ajaran Islam

seb

(wahyu). Kemudian ayat di atas diperkuat oleh ayat lain yang berbunyi:

(62)
(63)
Artinya:

Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini


terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrhim ?" Ibrhim

menjawab:

"Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, mak

tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.

(Q.

S. al-Anbiy: 62-63)42
Ayat

tahkan
argumen
Patung

ini

bapaknya

juga
Azar,

yang
dijadikan
tidak lepas
bagaimana
ini,

asio

mengindikasikan
Namrut

sebagai

dan

bagaimana
para

pengikutnya

Tuhan.

dia berargumen dengan

Ibrhim

tentan

Argumentasi

dalil rasio.

Argumen

mema

Ibrhim
secara

sehingga Azar dan Namrut tidak mampu menjawabnya secara logika pula.
Dimana

warisan

Azar

menjawab

nenek
moyang
subtansi

ndung

apa

semata,

yang
suatu

mereka

lakukan

alasan

berdasarkan

yang

tidak

menga

41Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj


emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 199
42Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 503
----------------------- Page 41----------------------41
jawaban akan kebenaran. Dalam tafsirnya H fid Dasuki dijelaskan bahwa
ada tiga
oleh

ditanya

kelemahan

Ibrhim. Pertama,

. Kedua,
hati

mereka

argumen
tidak

Azar
bisa

dan

Namrut

menjawab

secara

ketika
rasional

argumen mereka bersifat taassub (fanatik) keturunan. Ketiga,


dan
panca indera mereka telah tertutup akan suatu kebenaran.43

Kemudian

dapat

dalil

Had tentang

kebenaran

masyiyyah

dianalogikakan pada dalil ijtihad yang ditujukan pada sahabat Mud Ibn
Jabal. Nabi bersabda:
:
:

Had di atas, kemudian ditafsirkan oleh para ulama barang siapa


yang berijtihad dan benar dalam ijtihadnya, maka ia mendapatkan sepuluh
atkan
dap

pahala. Dan barang


siapa ijtihadnya salah maka
ia mendap
satu
pahala.44 Ijtihad merupakan penggalian hukum (istimbt) terha
dalil-

dalil yang tidak dijelaskan oleh al-Quran dan Had. Proses berijtihad bisa
diartikan seorang mufassir banyak menggunakan akal, dalam arti sebagai
daya untuk berfikir, daya untuk mengungkap makna yang t
ersembunyi
(Isrr). Kemudian Had yang lain menyebutkan bagaimana awal p
roses
terciptanya manusia
meskipun haditsnya agak diragukan kesh
ahihanya.
Dalam Had disebutkan sebagai berikut:

Had ini

iptakan
berfikir
an

manusia
dan

memiliki
akalnya

menjelaskan

adalah

akal.

kelebihan

bahwa

Manusia

dibandingkan

pertama

dengan

akalnya

makhluk

yang

kali Allah menc


mampu
lain. Deng

manusia bisa mencari kebenaran termasuk kebenaran akan adanya Tuhan


yaitu Alllah SWT. Maka dari diskripsi tersebut, tampak jelas bahwa dali

l
Had

masyiyyah juga

mendapatkan

legitimasi

dalil-dalil

al-Quran

dan

43Tim Taskhih Depaq, Tafsir al-Quran al-Karim, PT. Citra Effhar, Semarang,
Jilid 6 Juz
16-17 dan 18, 1993, hlm. 295-297
44Syahrin Harahap, Islam Dinamis: Menegakkan Nilai Ajaran al-Quran dalam Ke
hidupan
Modern di Indonesia , PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1997, hlm. 60

----------------------- Page 42----------------------42


Nabi
Islam.

an

Muhammad

SAW

sekaligus

tidak

kontradiksi

dengan

ajar

Bahkan bisa memperkuat subtansi ajaran Islam itu sendiri.


C. Teori-Teori Kebenaran (Justifikasi) Epistemologi
1. Substansi Kebenaran dan Teori Justifikasi Epistemologi
Dalam
(truth)

ebenaran

pemikiran

adalah
termasuk
berfikir

adalah

filsafat perbincangan

bagian

yang

tentang

fundamental.

Berfilsafat

secara komprehensif, mendasar, koheren, sistematik dan metodis. Manusia

adalah

adalah hewan
mencari

Sehingga

jawaban,
secara

berfikir,

mencari

berfikir

jawaban

adalah

adalah

bertanya,

mencari

bertanya

kebenaran.

subtansi orang yang berfilsafat adalah mencari hakekat dan kebenaran da

ri

sesuatu (obyek). Persoalannya adalah apa sebenarnya kebenaran itu? Atas

na

dasar apa
tolak ukur

ta

kebenaran
waktu
para

itu

bisa

itu?. Proses

dikatakan

pencarian

benar?

kebenaran

Dan

bagaima

telah menyi

filosof, mulai dari masa Yunani, abad pertengahan, skolastik, masa fils

afat
g.

sesuatu

Islam,
Barangkali

aliran-aliran

Islam

dan

abad

modern

hingga

sekaran

benar apa yang dikatakan oleh Karl Poper bahwa ilmu berekembang maju
makin mendekati kebenaran. Kebenaran adalah agenda masa depan yang
tidak terelakkan
Akan

menarik.

tetapi yang
ukuran

eria dan

kebenaran itu?.

lagi

menjadi

dan

menjadi

persoalan

diskursus
adalah

yang

bagaimana

cukup
krit

ra

Di
teori

tentang

antara

para

pemikir

(intelektual)

yang

berbica

kebenaran adalah Lorens Bagus. Dia mengatakan kebenaran adalah lawan


(kontradiksi)
dari istilah kesalahan,
kepalsuan,
dan k
esesatan.45
Lain
halnya,
kebenaran

tsof,

dari

menunjukkan
ungguh-sungguh

apa
makna

merupakan
itu

ya

halnya.

maka

sesat
satu

yang

yang

dan

sebuah

Jika

bukan

disampaikan

Louis

pernyataan

proposisi

kebenaran.

oleh

itu

Kat

(proposisi)

tidak

Kadang-kadang

sesuai

dengann

proposisi

antara

dengan lainnya itu kontradiksi adalah suatu hal yang tidak mungkin. Dan
45Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Gramedia, Jakarta, 1996, hlm. 412
----------------------- Page 43----------------------43
jika proposisi itu memang terbentuk untuk
maka itu
bersifat tautologi seperti P adalah bukan P.46

ksi,

saling

kontradi

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebenaran itu sa

ngat

terkait
dengan
(ilmiah)

pernyataan

penalaran

yang

berdasarkan

sistem

yang bisa dibuktikan dan diuji kebenarannya. Upaya Pembenaran ini yang
pada
kebenaran.

akhirnya
Teori

melahirkan

berbagai

macam

teori

kebenaran (truth) itu antara lain:


a). Teori Korespondensi
theory

of

truth)

Teori

berkaitan
Melalui

eles.

korespondensi
dengan

(the

teori

correspondance

penggambaran

Aristot

ungkapannya, ia menyatakan ada yang tidak ada atau tidak ada yang
dan

tidak

ada
ada

adalah

yang

tidak

salah,
ada

sedangkan
adalah

ungkapan

benar.

Jadi

ada

yang

kebenaran

ada
bagi

Ar

istoteles

yaitu

persesuaian
(realitas) itu

an

antara

pikiran

dan

kenyataan.

kenyata

bermuara pada dua hal yaitu realitas fisik (fakta empirik) yang da

lam

bahasa David Hume dinamakan impression dan non fisikal (fakta akal
budi yang bersifat rasio). Fakta-fakta empirik adalah fakta-fakta

yang

dicerap melalui alat indera (al-haws). Sedangkan fakta akal budi ya

itu
yang

fakta-fakta yang diterima oleh akal


disebut
badhat al-Aql melalui proses idrk.47

kebenaran
n

Kattsoff

adalah

kesesuaian

dengan

apa

kenyataan).48

(correspondence)

yang
Jadi

adalah

antara

makna

bahwa
suatu

pernyataa

merupakan

kesetiaan

objective realty) kata

n di atas,

menyatakan

sungguh-sungguh

kebenaran
(fidelity of

ektif

sendiri

secara aksiomatik

kepada

fakta
realitas

(
oby

Harold H. Titus, Berdasarkan keteranga

46Louis, O. Kattsoff, Soejono Somargono (alih bahasa), Pengantar Filsafa


t, Tiara Wacana,
Yogyakarta, 1996, hlm. 178
47Wardani, Epitemologi
Machasin, MA. (peng),

Kalam

Abad

Pertengahan,

Prof.

Dr

H.

LKIS, Yogyakarta, 2003, hlm. 68


48Tim Dosen Filsafat Ilmu
berty, Yogyakarta,

Fakultas Islam Gajah Mada, Filsafat Ilmu, Li

1996, hlm. 117


----------------------- Page 44----------------------44
u

tidaknya
tidak

menunjukkan
pernyataan
pula

ada

atau

tidaknya

sebelumnya

keyakinan
tidak

dan

berhubungan

benar

ata
dan

mempengaruhi
keduanya,

digantungkan
Teori

ditolak.
ut

kebenaran
kepada

korespondensi
aliran

oleh

atau

kondisi

kesalahan.

yang

(accordance)

telah

ini pada

Seba

diakui

atau

umumnya

dian

realisme. K. Rogers mengungkapkan bahwa keadaan benar itu terletak


dalam
dengan

berikan

kesesuaian

esensi

RI

yang

paska

antara

terdapat

esensi

dalam

atau arti yang

obyeknya.

kita

Misalnya,

Presiden

jatuhnya Gus Dur adalah Megawati Soekarno P. Pernyatan ini dinilai


benar, kalau memang kenyataan sejarah mengatakan demikian.
b). Teori Koherensi
(the

Teori

consistance

Koherensi

atau

disebut

teori

konsisten

theory of truth atau the coherency theory of truth). Teori ini bera

ngkat

dari teori ideanya Plato. Menurutnya, dunia idealah yang membentuk


ilmu
membentuk

pengetahuan

yang

konstant

dan

idea pula

yan

pemikiran manusia. Kemudian teori ini dikembangkan oleh Descartes,


Spinoza, dan Hegel. Kattsoff mengatakan dalam bukunya Elements of
proposisi
u makna

Philoshopy,
itu
berhubungan
yang

suatu
dengan

proposisi

cenderung

proposisi

lain yang

benar

jika

benar

ata

dikandungnya berhubungan dengan pengamatan kita. Teori kebenaran


ini
argumentasi.

berfikir
si yang

atau

didasarkan

Sekiranya
maka

pada
terdapat

kesimpulannya

kriteria tentang
konsistensi

konsistensi
dalam

suat

alur

juga benar. Sebaliknya, jika terdapat argumenta

tidak konsisten, maka konklusinya juga salah.49


Menurut hemat peneliti, teori di atas menunjukkan putusan

pernyataan
konsisten

gis,

(truth
coherence)

tic

condong

benar

apabila

is concistency)

dalam
ke

struktur

aliran
ke aliran

ong

dinilai

dan

sitematik

rumusannya.

realisme,

saling

lo

(truth is sistema

Kalau

sebaliknya

berhubungan,

teori

kebenaran

korespondensi
teori ini cond

49M. Thoyibi, Filsafat Ilmu Hakekat dan Sejarah Perkembangannya,


Muhammadiyah
University Press, Surakarta, 1994 hlm. 5
----------------------- Page 45----------------------45
idealisme. Tampaknya kebenaran
nyaksian
(justifikasi ) terhadap
ini

naran

ini hanya sebatas

kebenaran

hanya bisa diterima kalau


pernyataan
enyusunan

teori

sebelumnya.

pe

Karena

kebe

memang berlandaskan pada keputusan dan

sebelumnya.

Contoh

pengetahuan

yang

pembuktiannya berdasarkan teori koherensi adalah matematika.


c). Teori Pragmatis
theory

Teori

of

truth).
Charles S

ketiga

Istilah

ialah

pragmatisme

teori

Pragmatis (the

diangkat

pada

tahun

pragmatist
1865

oleh

Pierce. Teori ini dikembangkan oleh William James, John Dewey, G.


Herbert Mead.

William James mengemukakan kebenaran sebagai apa

saja yang menempatkan manusia ke dalam hubungan yang memuaskan


dan
yang
i
ah).

berguna.

suatu
akan
terjadi,
dalam

Sedangkan

kata abstrak,
kemudian

pekerjaannya,

sehingga

Dewey
yang

menjelaskan

merupakan

kumpulan

kasus

menunjukkan

kebenaran

mendapat

konfirmasi

kebenaranya bersifat

dan
relatif

affirmas
(berubah-rub

Menurut
jika

benar

teori

proposisi
berguna

itu

kebenaran

ini, suatu

berlaku

(works),

proposisi

adalah

memuaskan,

(satisfies)

(beneficial).
Berlaku,
memuaskan,
dan berguna
perspektif
pragmatisme diuraikan dengan berbagai ragam cara.50
Persoalannya

pernyataan

hasil yang

sekarang

memuaskan,

k, para

pengikut
berikut:

berlaku

pragmatisme

Pertama,
tujuan

sesuatu

manusia.
ji melalui

Kedua,

eksperimen.
ia

apa yang

dan useful di

memaparkan

itu

benar
sesuatu

atas. Paling

memuaskan

itu benar,
sesuatu

dimaksud
tida

pandangannya

apabila

Dan Ketiga,

apabila

ialah

dalam

sebagai

keinginan

seandainya

dan

itu punya

bisa

diu

nilai useful

menolong dan membantu perjuangan biologis untuk tetap berlanjut.


as

Kebenaran

adalah
kebenaran
dalam

dalam

perspektif
Michael

pandangan

perspektif

metode

Williams
dan

atas

dalam

ilmiah

adalah

teori

ketiga

teori

filsafat. Sedangkan
sebagaimana

kebenaran

di at
kebenaran

diungkapkan
dari

ketiga

teori

oleh
di

50Endang Saifuddin A., Ilmu, Filsafat dan Agama, Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hlm.
25
----------------------- Page 46----------------------46
dikembangkan
akan

yang

oleh

beberapa

teori

kebenaran

lain

dipaparkan dibawah ini.


d). Teori Sintaksis
berpangkal

Dalam

pandangan

teori

sintaksis

ini, kebenaran

dan

mengikuti
baku.

yang

Ungkapan
dari

punyai

ini

hal-hal

luar

aturan-aturan
dapat

yang

sintaksis

disederhanakan,

disyaratkan,

arti

atau

apabila

maka

gramatikal

proposisi

proposisi

itu

ke

itu tidak

mem

(useless). Teori ini dibangun oleh Friederich Shleirmacher


e). Teori Semantik
Konstruksi

teori

semantik

dianut

dikembangkan

paska

filsafat

Bertrand

analitik
yang

mami

mengatakan
Aristoteles

bahwa

sebagaimana
suatu

kebenaran

proposisi
begitu,

engan

memiliki

tampak
nyatakan

jelas

bahwa
proposisi

teori
nilai

proposisi

ini

faham

Russell.

mengacu

korespondensi.
benar

konstruksi

itu

memiliki
arti yang

teori

oleh

Menurut
dari

teori

kebenaran

itu mempunyai

Abbas

Ha

pendapatnya

ditinjau

dari

filsafat

teori

segi

ini,

arti.

semantik

me

nilai kebenaran

arti. Jadi, arti yang

dimaksud

jika

adalah Pertama,

menunjukkan makna yang sesungguhnya dan bersifat konotatif dengan


menunjuk

maksud

pada

refrensi

atau

kenyataan. Kedua,

adalah arti yang bersifat definitif dan


yang jelas
yang menunjuk pada wujd benda yang dimaksud.51

rti

arti

di

yakni

denotatif

yang

f). Teori Non Deskripsi


gkan
engan

Kerangka

oleh
madzhab

kerja

fungsionalisme.

aliran
fungsionalisme,
itu bernilai
ataan

kebenaran,
itu

jika

sesuai

(frame

Mengapa

work )

teori

karena
dengan

peran

ini

teori
agak

pernyataan
dan

fungsi

ini dikemban
berdekatan

(statemen)
dari

perny

sendiri.
mengesankan

Dari

definisi

(diskursus)

di

atas,

seolah-olah

bahwa aliran ini sama dengan aliran pragmatisme.


51Tim Dosen Filsafat Ilmu, Op. Cit., hlm. 119
----------------------- Page 47----------------------47
g). Teori Performatif
ori

Teori

sebelumnya,

performatif

ini

berbeda

dengan

teori-te

dimana teori sebelumnya bersifat ekspresi diskriptif. Lain halnya

pada

teori
performatif
performatif.52

esi

Maksudnya,
tindakan

lakukan

ini kebenaran

Suatu

adalah
benar,

berarti

pernyataan

hasil ekspr
me

menyetujui atau menerima. Demikian pula, statemen yang salah adala

melakukan
bahwa

Jadi
t

kebenaran
kualitas,

atau

yang
berupa

diskripsi
ini juga

Teori

mengingkari

dimaksud

namun
dengan

benar

ungannya
l.

tindakan

jelas,

dari

teori

tindakan
atau

dan
ini

bukanlah

berbicara.

salah

dari

menolak.

Tidak

suatu

sifa

ada

keadaan

hub
faktua

disebut juga teori ditto.


2. Kritik atas Teori Kebenaran
naran,
yang

diskursus

di

atas

peneliti sampai pada kritik dari sederetan


kami

tentang

teori

teori di atas.

kebe
Kritik

lakukan adalah kritik pada teori kebenaran dalam perspektif filsafat, b

ukan
cam.

Berdasarkan

akhirnya

kebenaran
Kebenaran

Mengapa

dalam

dalam filsafat
peneliti
hanya

mengkritik

perspektif

ilmiah

ada

sebagaimana

pada

tiga

ketiga

teori

yang

ada

diskripsi
saja,

bukan

enam
di

ma

atas.
yang

lai

nnya?.

Karena
peneliti punya postulat dan hipotesa bahwa teori-teori lainya hanya seb

atas

penjabaran
baru yang

(eksplanasi),

teori

tidak bermula,
dari ketiga

urunan

dan

lebih

bukan

membentuk

bersifat

hanya

konstruksi

sebatas

teori

teori sebelumnya.
Jika kebenaran dalam perspektif korespondensi adalah kesesuai

an

antara
pernyataan
muncullah

Maka

suatu
(idea)

aan

pertanyaan

kita
dengan
perbandingan

kenyataan

bagaimana

kita

kenyataan

(comparation),

pa

dengan

(fakta-realitas).

bisa

(realitas)

membandingkan
itu?.

pernyat

Untuk

membua

maka terlebih dahulu kita harus mengetahui terhadap a

yang akan kita perbandingkan. Akan tetapi, di satu sisi apabila kita su

dah

mengetahui

realitas

ndingan?.

mengapa

52Noeng Muhjir, Filsafat


mparatif, Rake Sarasin,

harus

Ilmu

dan

Telaah

masih
Sistematis

memakai

perba

Fungsional

Yogyakarta, Edisi I, Cet. II. 1998, hlm. 16

Ko

----------------------- Page 48----------------------48


Dan apabila
mungkin

kita

tidak

(belum)

mengetahui

realitas,

bagaimana

kita menggunakan perbandingan pula?.


Dari sini, menunjukkan bahwa teori ini saling kontradiksi dengan
pernyataannya sendiri. Gambaran teori korespondensi ini mengindikasikan
pula
man).

pada

Padahal,
dan

kebenaran
pengalaman

yang

disusun
tadi

atas
yang

dasar

empirisme

mengelola,

(pengala

merumuskan

menformulasikan adalah rasio. Rasio cenderung untuk mengintervensi dan

merubah
untuk

pandangan

tentang

bisa
menjelaskan
era, dan

dunia.

apakah

Pengalaman

saja

itu merupakan

rasanya

stimulus

sulit

panca

ind

seberapa jauh ia bisa dipertanggungjawabkan. Kesulitan lain dari teori ini


berasal
ang bisa

dari kenyataan

bahwa

teori adalah

produk

manusia,

berubah dan berkembang seiring perkembangan pengalaman manusia.


gatakan
bahwa
satu

Selanjutnya,
standar

konsepsi

kebenaran

pernyataan
kan

dengan

banyak
sistem

kelemahan.

koheran
tidak

yang

pernyataan

teori koherensi

adalah terciptanya
sebelumnya.

Persoalannya,

salah

membedakan
yang

itu

umum

disamping

antara

sistem

kebenaran

ini

juga

antara
menimbul

kita bisa membangun

koheren

yang

men

konsistensi

Teori

adalah

yang

yang

benar.

konsisten

dan

Teori
kesalaha

konsisten. Karena konsistensi yang dimaksud oleh teori ini hanya adanya
konsistensi secara logis dengan statemen yang lalu dan kemungkinan bisa
salah. Sehingga memungkinkan proposisi yang koheren tadi salah semua.
Fragmentasi teori ini, jika ditinjau dari aspek kehidupan sehari-hari
teori
ide

ini

sangat

mengawang. Sebab

yang

menjadi pusat

adalah dunia

yang rasional dan intelek dan hanya menghadapi hubungan logika dalam
susunan kata.
ini tidak
mampu
enaran
umumya
mahami

Bukan

memberikan
menjadi

dengan

dunia

kontribusi
aksiomatik

faktual.
apa-apa.

apriori

Implikasinya,
Karena

yang

ide
tidak

teori

dengan
mampu

keb
me

perubahan. Meskipun kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, namun


ia tidak mampu memberikan informasi baru.53
53Soedjatmoko, Dimensi Manusia Dalam Pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1983, hlm. 32

----------------------- Page 49----------------------49


Berbeda
ini

isme

dengan

lebih
mendasarkan
(works),

kedua

memuaskan,
i mencoba
untuk

diri pada

(satisfies)

menjembatani

korespondensi.
oalan yang

teori sebelumnya,

bagi

manusia.

kontradiksi

Di

lain

rumit
pula. Bagi
engalaman

kegunaan

yang

sisi,

kelompok

(usefull),

Sepintas

dimunculkan

teori

teori pragmat

ini

pragmatis,

lalu, teori in

oleh

juga

berlaku

koherensi

terjebak

esensi

dan

pada

(idea)

pers
dan

bukanlah sesuatu yang telah berhenti dan tertutup bagi test (verification)
Bagi

kan

kebanyakan

kesan
sebagai
kebenaran.
Kebenaran
terhadap

bentuk

tidak

kenyataan
yang
(truth)

orang

teori

pragmatisme

pelecehan

lagi

diukur

mengatasi

ini,

terhadap

atas dasar
individual.

akan

memberi

keagungan
keterbukaan

Akan

rasio

tetapi, kebenaran

dipandang dari aspek utilitarianisme (kemanfaatan) semata. Persoalannya


adalah
na?.

bagaimana
Dan

Instansi
mana
ull?.
Jika

mengukur
yang

kebenaran
g,
maka

kegunaan

kebenaran
ilihat dari

itu menjadi

bisa

aspek
keilmuan,
ada
aspek

(standarisasi)
menetapkan

itu diukur

sesuatu

kalau

melalui

sesuatu

ini memiliki

itu usef

pandangan

individualistik-kontradiktif.

teori

itu bergu

signifikansi

seseoran
Namun

tersendiri

kemajuan dunia keilmuan karena salah satu standarisasi kebenaran adalah


memiliki kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan
peneliti

landasan

kritik

di

atas.

Akhirnya,

menyampaikan
masih

kebenaran

yang

dibangun

oleh

ketiga

teori

di

atas

bersifat saling melengkapi dan saling mengisi kekurangan masing-masing.


Tidak
ada kebenaran
fat relatif.
Kebenaran
Meskipun

yang

demikian,
oleh

absolut
peneliti

absolut,

hanya

sepakat

Kant.
Menurut
engalaman

dengan

Kant,

inderawi
hanya
Benda
tadi

satu

gejala

kebenaran

yaitu

teori

kebenaran

kritisisme

benda-benda

yang

saja bukan

adalah

bersi

Tuhan.

yang

ditawarkan

ditangkap

bendanya

oleh

(aposteriori).

terikat oleh ruang dan waktu, dan terdiri dari materi aposteriori dan bentuk
apriori. Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman gejala benda tadi
baru sebatas pengetahuan inderawi. Untuk membentuk pengetahuan yang
sifatnya umum
ri yang

harus

diolah

oleh

rasio

melalui

dua

belas

katago

----------------------- Page 50----------------------50


i dan

diklasifikasikan dalam empat katagori. yaitu kuantitas, kualitas, relas

modalitas.
pengamatan
yang

Selanjutnya

terbatas
apriori

menurut

kemampuannya,

Kant,

maka

karena

ide-ide

rasio dan

transendental

memberikan petunjuk pada pengetahuan yang terbentuk ke arah kesatuan


dan keutuhan pengetahuan.
ginkan

adalah

Dari

sini, nampak

bahwa

kebenaran

yang

diin

kebenaran korespondensi dan koherensi. Namun teori tidak akan sempurna


ula,
karang

kalau
karena

kita

rasio dan
adalah
zaman

tidak

memperhatikan

pengamatan
positifisme

masih
(istilah

konsep

teori

sangat

terbatas. Zaman

Comte)

dan

pragmatisme

fungsionalime

p
se

(istilah Van
Peursen).
ositifistik dan

Oleh

fungsional
itu

manusia

karena

dengan

tidak
akan
metafisik
dan

itu, kita

bercirikan

luput

dari

juga

rasional

harus

dan

tiga pola

bersifat

empiris.

fikir yaitu

Karena
teologis,

positifistik. Sama halnya apa yang disampaikan oleh Van Peursen, dengan
memetakan
Mitis,

yaitu,

ontologis
kebenaran

paradigma

lagi

dan

berfikir

fungsional.

Demikian

manusia

menjadi

pula

masih

ada

tiga
satu

yang tidak boleh terlupakan yaitu kebenaran agama dan intuisi, meskipun
keduanya berada
maksud

penulis

dengan
adalah

hip

luar

kebenaran

kebenaran
kualitasnya

di

yang

wilayah

ilmiah

komprehensip.
mengacu

pada

dan

inilah

Kebenaran
idea dan

yang

komprehens

pengalaman

yan

dapat diuji (verification), mempunyai nilai utilitarianisme dan mempuny

ai

nilai positifistik serta fungsional.


D. Hakekat dan Validitas Pengetahuan
1. Realisme Versus Idealisme
n

Pengetahuan

keadaan

genai
isme

mental
hakekat

(mental

sebagaimana

state).

Ada

diskursus
dua

teori

di
yang

atas,

merupaka

berbicara

men

kebenaran yaitu teori realisme dan teori idealisme. Pertama, teori real
mengatakan bahwa benda-benda itu ada dan tidak bersandar pada persepsi
akal terhadapnya. Pengetahuan hanyalah gambaran atau kopi dari apa yang

----------------------- Page 51----------------------51

ada dalam alam nyata (fakta dan hakekat).54 Pengetahuan atau gambaran
yang
ada

ada dalam
di luar

akal. Hal
dalam

akal

ini

(mind)

tidak

foto.
Dengan
iran ini harus

ada

adalah
bedanya

kopi

demikian,

dari

dengan

kebenaran

yang

gambaran

asli

dan

yang

yang
terdapa

ketepatan

bagi

al

sesuai dengan kenyataan.


Aliran
revolusi

uk

ilmiah.
bungan

ini

Dasar

langsung
alisme

dari

dengan

tidak
hanya

realisme

pengetahuan
muncul

abad

adalah

sehingga

dimensi

pikiran

dan

tubuh

yang

manusia

berasal

16

17

sebagai

pikiran

menjadi
mistik.

dan

dari

dan

bahwa

otak

di luar
ada

k.

pada

otak,

mengenal

berada
Tidak

muncul

manusia

sangat

(mind)

berhu

penting.

Pengetahuan

bertempat

otak

prod

Re

baginya

di alam

atau

secara

fisi

inheren

bersama keberadaan manusia, akan tetapi berasal dari luar yang ditangkap
melalui organ indera.
cara

Sedangkan
singkat

aliran

idealisme mengatakan
akal atau

bahwa

Kedua

adalah

realitas

terdiri

idealisme.
atas

ide,

Se

fikiran,

jiwa (selves), bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan


mind
sebagai
materialisme
mengatakan
kal
hanyalah
fenomena yang
ahwa akal

hal
bahwa

yang

terdahulu

materi

menyertainya.

Maka

itu

sebelum
adalah

materi.

Jika

riil, sedangkan

idealisme

membantah

a
b

adalah yang riil dan materi atau indera hanyalah produk sampingan. Jadi
,

pandangan
fikiran

jiwa.
dak

dan
Maka

idealisme

sangat

terdapat harmonisasi

erat
antara

hubungannya
manusia dan

dengan

ide

alam. Alam ti

dapat

berdiri
Manusia

n.

sendiri,

kesatuan

organik

dari alam

ditekanka

harus hidup dalam keharmonisan dengan alam.


Idealisme

belum

dilanjutkan
gap
sebagai
bapak
annya

mempunyai

oleh

George

idealisme.
yang

mengatakan
dan

Artinya,

teori

sesuatu itu
disebut

tidak

sesuatu

pada

ini

atau

Plato

Untuk

se

dan

diang

pada

ucap

berpijak
ada

itu tidak

mengetahui

masa

(1685-1753)

est percipi.

diketahui.
ada selama
g

penting

Berkeley

Landasan

esse

ui

peranan

berarti

mengetah

mungkin
diketahui.

Sesuatu

tidak

dinyatakan
yan

54Hrun Nasution, Filsafat Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 7


----------------------- Page 52----------------------52
i
.

mengetahui
gagasan

dan

adalah

jiwa,

dan

yang

diketahui

yaitu

konseps

Maka

yang berada di wilayah persepsi dan pengetahuan


kita
harus percaya pada adanya jiwa dan gagasan-gagasan itu.55
Dari konsepsi

Berkeley
ini, idealisme
era Hegel.
Hegel
menyebutnya
rasio

hanya

manusia
Semua

absolut.
ui

semata,

Mutlak,
akan

Ide
tetapi

kejayaannya

dalam
ide

pandangan
juga

pada

ada

Hegel
pada

tidak
subyek

pemikirannya tidak terlepas dari ide mutlak yang disistematiskan melal


teori dialektika.56
aliran realisme
lebih
dengan

ekatan
dan

Ide

mencapai

inderawi

bercorak

empirisme

aliran rasionalisme.
kedua bersifat
subyektif.

Akhirnya

Yang

peneliti

dan

aliran

pertama

menegaskan,
idealisme
bersifat

bahwa
lebih

berd

obyektif

2.

Positifisme dan Pragmatisme


Istilah (term) positifisme pertama kali digunakan oleh Saint

Simoin

kemudian dikembangkan oleh Francis Bacon. Subtansi positifisme berakar

pada empirisme,
dari

kata

namun

ada

perbedaannya.

Positifisme

beraka

positifis artinya faktual yakni berdasarkan pada fakta-fakta. Hakekat da

validitas kebenaran dalam perspektif positifisme adalah berdasarkan fa

kta-

fakta
saja. Positifisme
subyek
di

kuatan

menolak

segala

macam

ke

belakang fakta, menolak segala metode di luar apa yang digunakan untuk
menelaah fakta. Maka positifisme menolak cabang filsafat metafiska.
Filsafat positifisme hampir sama dengan filsafat empirisme, n

amun
ada

Memang

perbedaannya
benar

sebagaimana

dikatakan

di

atas

positifisme mengutamakan apa yang dicita-citakan empirisme. Positifism

pun mengutamakan pengalaman. Hanya saja, kalau empirisme


pengalaman
pengetahuan

ber

batiniyah

dan

subyek

menerima

sebagai

sum

55Moh. Bqir a- adr, Falsafatun, M. Nr Mufd bin Al, (terj.), Mizan, Bandung,

1994,

Cet. IV, hlm. 72-74


56Proses dialektika bagi Hegel terdiri dari tiga fase. Pertama, fase yang
disebut tesis, tesis
adalah Being. Kedua, Anti Tesis yaitu
yang tidak ada (not being) dan Ketiga
, Sintesis, hasil dari
yang ada dan tiada (becoming). Dari proses sintesis akan menja
di aufgehoben yang bermakna
dicabut atau dihilangkan. Artinya istilah tesis dan anti tesis sudah tidak ada l
agi. Penjelasan lebih
jauh lihat Juhay S. Praja, Dalam Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, Op.Cit., hlm
. 85-87
----------------------- Page 53----------------------53

(empirisme Inggris), akan tetapi positifisme tidak


pengalaman
batiniyah, ia hanya mengandalkan fakta-fakta belaka.57
August

Teori

Comte

positifisme

dan J. Stuart
(positifisme

penser

evolusioner).
berdasarkan

ng

Bagi

fakta.
Mill
manusia

karena

mempunyai
suci)

teng

Mill

ini

merujuk

(positifisme

Mill,

menolak

ilmu

kebebasan

dari

serta

valid

kekuasaan

yang

positifismenya

sosial)

yang

Herbert

ilmu

adalah

absolut

diibaratkan a

menerima

ya

dan

sacred

agama,

fortress (ben

yang aman dari penyusupan otoritas apapun.


Sedangkan

erlandaskan
pada

pikir

yaitu

manusia
manusia

pembagian

Comte

mengutamakan

zaman
tiga

tahap.58

menjadi

pemikiran

manusia.

teorinya

Pertama,

Comte

dengan

membagi

Zaman

pol

Teologis,

masih percaya pada kekuatan adikodrati yang mengatur fungsi dan gejala
alam.
politeisme

Era
dan

ini

monotheisme.
terhadap

gradual

akan
Tahap

melahirkan
ini

terjadi

masa

animisme,

simplifikasi

secara

animisme dan politeisme. Kedua, Zaman Metafisis, kalau zaman teologis


masih percaya pada adikodrati, maka masa ini diganti dengan konsep dan
prinsip-prinsip yang abstrak. Seperti kodrat dan penyebab. Ketiga, Zama

Positif, zaman ini bagi Comte adalah zaman yang tertinggi dari kehidupa

manusia. Manusia telah membatasi penyelidikannya pada fakta-fakta yang


sia

ndangan

disajikan kepadanya.
Melalui rasio
dan observasi
menetapkan
relasi dan urutan yang terdapat antar fakta-fakta.59
Sedangkan

William
James
itu adalah
yang

kebenaran
dan

Dewey

bagi

pragmatisme
bahwa

manu

hakekat

sebagaimana
kebenaran

pa

kongkrit, bersifat individual dan spesifik. Sedangkan Dewey menguraikan


kebenaran adalah korespondensi antara ide dengan fakta
untuk mencapai
tujuan, fungsi dan kegunaan praktis. Namun tidak menutup kemungkinan
57Noeng Muhjir, Op.Cit., hlm. 61
58Henry Van Laer, Yudian W. Asmin (alih bahasa), Filsafat Sains, Lembaga
Penterjemah
dan Penulis Muslim Indonesia (LPMI), 1995, hlm. 132
he

59Henry D. Aiken, Sigit


Age of Ideology, Yayasan

Djatmiko,

(terj.), Abad

Ideologi,

Bentang Budaya, Yogyakarta, 2002, hlm. 136-147


----------------------- Page 54----------------------5

4
ada
n

sebagian

filosof yang

mengingkari,

jika prakmatisme

dijadika

sebagai teori untuk membuktikan (varification) validitas kebenaran. Bagi


Charles S. Peirce misalnya, pragmatisme tidak ubahnya hanya suatu teknik
dan
n

pola pikir untuk

kontra,

yang

jelas

pemecahan

masalah

pragmatisme

era

saja. Terlepas dari pro da


sekarang

sudah

menjadi

weltanschaung, aliran dan teori kebenaran.


i

Jadi,

kalau

pengalaman

dan

kebenaran
t

adalah

dipraktekkan
lai

pada

positifisme

fakta-fakta empirik.

itu kebenaran

idea (mind),

Akan

fakta empirik

memuaskan,

guna (usefull).
----------------------- Page 55----------------------55
BAB III

melalu

tetapi bagi pragmatisme

rasio dan

dan berlaku (works),

diukur

yang

dapa

(satisfies) dan berni

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN MUHAMMAD ABED AL-JABIRI


TENTANG KRITIK NALAR BURHN
A. Biografi Muhammad Abed Al-Jabiri
Sosok

agai

Muhammad

pakar

hermenetisme
sejuta

dan

ibak

penasaran
dalam
karyakaryanya.
eji), bagian

akan

Abed

filsafat Islam

pada

produk-produk

Muhammad
pada

ayahnya

modern,
yang

1936.

sebagai

Dia

pendukung

meny

di Figiug

tumbuh

di

(F

dalam

perjuangan

kemerdekaan

seb

tertuang

al-Jabiri dilahirkan

tahun

upaya
memperjuangkan
Prancis dan
Spanyol.1

terkenal

abad

pemikirannya

Abed

tenggara
Maroko
eluarga
yang
terpandang,
Istiqlal dalam

al-Jabiri yang

bawah

partai
penjajahan

Pada masa kanak-kanak, al-Jabiri sudah mengenyam masa pendidikan


yang
di

an

bernuansa

sekolah
Setelah

agama

swasta

yang

mengenyam sekolah
jenjang
menengah
telah Maroko

ilmu
gembangkan

Penerbitan
sebagai
penerbitan
The Union

setingkat

al-Jabiri
SMA

yang
resminya

partai

studinya ke

dalam

penerbitan

Jurnal

yang

terkenal

se

Arab

rangka

masuk

adalah

Istiqlal

al-waniyah).

tingkat

dalam

untuk

disekolahk

Barulah

gelar diploma

memilih

ia masuki

melanjutkan

Kemudian

ia

hurrah

di Casablanca.

(science).

al-Jabiri

sebelum

(madrasah

al-Jabiri mendapatkan

pengetahuan

keilmuannya,
penerbitan.

ad-dniyah)

nasionalis

tingkat dasar,

yakni

merdeka,
dalam bidang

(madrasah

dengan

men
bidang
al-lam
nama

Nasionale de Forces Populaires (UNFP) sebelum direposisi menjadi Union


Sosilieste des Forces Populaires (USFP).

Dalam
al-Jabiri

ya,
lam

upaya

melanjutkan
bidang

mengembangkan

studinya

pada

keilmuan

Universitas

dan

Damaskub

studin

di Syiri da

filsafat. Akan tetapi, di sana ia tidak puas dan kembali lagi ke negerinya

untuk

melanjutkan pendidikannya pada Fakultas Adab di Universitas Muhammad V


1Muhammad
Kritik Tradisi

Abed

al-Jabiri, Imm Khoir, (terj.), Formasi Nalar Arab

Menuju Pembebasan dan Pluralisme Wacana Interrelegius, IRCISOD, Yogyakarta, Cet.


I, 2003,
hlm. 591
----------------------- Page 56----------------------56
k

Rabat Maroko
kejayaan
dalam

dalam

bidang

sektor kualitas
mencapai

filsafat

pendidikan

yang

dan

lagi

mencapai

keilmuannya.

punca

Akhirnya

ia

gelar doktoralnya
dalam bidang filsafat pada tahun 1970
dan mulai mengajar
dalam bidang filsafat di sana pula.2 Maka tidak heran, ketika al-Jabiri dij
uluki
filsuf kontemporer
katornya adalah
disertasi yang
di bawah

di

ia

aldn

wilayah

tulis

Barat,

berbicara

karena

salah

satu

tentang

pemikiran

hanya

dipandang

indi

Ibnu

Kh

bimbingan Najb Baladi.


i

Prototipe
pemikir

seorang

(mufakkir)
af ia

dan

al-Jabari
ilmuwan

banyak
terjun
dan perencanaan

dalam

tidak

(muaqqaf) an
bidang

sich.

penerbitan,

Sebagai

sebaga
seorang muaqq

bidang

evaluasi

(explaining and staffing) maju mundurnya sebuah pendidikan. Banyak artikel


yang ia terbitkan
temologi baik
u

tentang
(science)

matematika,
ilmiah.

dan

buku-buku
rasionalitas

yang
dan

berbicara

tentang

perkembangan

epis
ilm

Akan
prototipe

tetapi di
sebagai

seorang politisi
bernuansa

lain

sisi,

ulung.

sosok

al-Jabiri

Aktifitasnya

pada

juga

mempunyai

kegiatan-kegiatan

yan

politik dan pengangkatan terhadap harkat manusia (humaniora) sangat tinggi.


Gerakan
adalah
suatu

UNFP

partai

Istiqlal

yang

terwadahi

dalam

ia

dirikan

sebagai

bentuk

perlawanan

terhadap

imperium,
memihak

kaum

para

gerakan yang
penjajah,

ng

kaum
tidak

borjuis,

dan

para

penguasa

ya

kepentingan rakyat. Negara adalah pesta demokrasi, negara tidak hanya ajang
komoditas
semata,

er )

negara
menyuarakan

kepentingan
adalah
dan

mementingkan
kegigihannya
dalam

kaum

elit

dan

kadaulatan
aspirasi

legitimasi

rakyat,

rakyat.

kekuasaan

negara

Suatu

ketika,

(pow

harus
karena

menyuarakan prinsip-prinsip agama untuk kemanusiaan (religion o


human
right),3 ia harus rela mendekam dalam sel penjara. Gerakan transformasi sos

f
ial
itik

2Muhammad Abed al-Jabiri,


Kontemporer atas

Moch.

Nur

Ichwan

(alih

bahasa), Kr

Filsafat Arab-Islam, Islamika, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. xviii


3Konsepsi Hak Asasi Manusia (human right) dalam Islam itu mencerminkan li
ma prinsip
dasar (fundamental values ) Pertama, pemeliharaan agama (hifzn ad-dn).
Kedua , perlindungan
terhadap jiwa (hifzn an-nafs). Ketiga, perlindungan terhadap harta
kekayaan (hifdzun al-ml).
Keempat , perlindungan terhadap keturunan (hifzn an-nal) dan Kelima, perlindungan
pada akal
(hifzn al-aql). Lihat lebih Jauh, Jukary Ahmad
el-Faty, NU;
Memban
gun
Visi Fikih
Kerakyatan: Majalah Jurnal Jastisia , Edisi 19, September 2001, hlm. 30
----------------------- Page 57----------------------57
tentunya
harus
kaidah
fiqhiyah

memihak

pada

kepentingan

rakyat

dalam

disebutkan

taarruful

(kebijakan
kemashlahatan

al-imm

pemimpin

itu harus

umatnya.
Jadi dapat
prototipe
sebagai
penegak
demokrasi,
asasi manusia.4
Konsepsi pemikiran
politik, budaya,

Arab. Dia
dan isu

banyak

didasari

dikatakan

ini

dan

erat
hak

terlibat

al-ma

pertimbangan

hukum

dan

kondisi

sosial,

dengan

asasi manusia

langsung

bi

al-Jabiri memiliki

supremasi

terkait

manun

atas

bahwa

penegak

agenda
demokratisasi
berkembang
di
ka

al al-raiyyah

dengan

yang

hak

berbagai

sedang
problemati

sentral dalam pergolakan pemikiran Arab modern dan kontemporer.


B. Karya-Karya Muhammad Abed al-Jabiri
Al-Jabiri sebagai seorang ilmuwan, agamawan, politisi, dan Intelek

tual

serta filosof banyak menuangkan dan meninggalkan karya-karyanya. Adapun


karya-karyanya
tika masih dalam

itu

proses belajar
terjun dalam

naik daun, terus


terutama dalam

besar

ditulis

ketika

maupun

penelitian-penelitian.
amanya lagi

sebagian

sudah

mengajar

Dengan
dikaji

popularitasnya

sendiri
serta

yang

(didiskusikan)

baik

ke

ketika

ia

tinggi,

dan multi

dan

interpretatif

konteks transformasi pemikiran, intellectual discourse dan sebagai paradigm

berfikir
(padigm
dipolarisasikan

menjadi tiga grand


itu adalah

of thought )
paradigma

yang

berfikir.

dalam
Ketiga

istilah al-Jabir
paradigma

berfiki

berfikir secara nalar bayn (tekstual), berfikir Gaya (style) Irfn (gnostis dan
auq) dan berfikir dengan paradigma burhn (demonstratif-filosofis). Adapun
k

Karya-karyanya
jurnal,

yang

pernah

beredar

dan

dituangkan

dalam

bentu

majalah, maupun buku-buku adalah sebagai berikut:


1. Durs

fi

al-Falsafah.

Tulisan ini

merupakan

karya

yang

pe

rrtama

kali

sebelum
ia memperoleh
di Universitas

gelar dalam

program

doktora

Muhammad V Rabat Maroko.


2. Fikr
Nazriyyah

Ibn

Khaldn

al-Asbiyyah

wa

Daulah:

Malim

Khaldniyah fi at Trih al-Islmi (Pemikiran Ibn Khaldun, Asabiyah dan


4Bandingkan Muhammad Abed al-Jabiri, Syura Tradisi Partikularitas Universi
tas, LKIS,
Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm.
Kritik Kontemporer atas
Filsafat Arab-Islam, Ibid.., hlm. 4

18.

Dan

Muhammad

Abed

al-Jabiri,

----------------------- Page 58----------------------58


negara: Rambu-Rambu Paradigma Pemikiran Ibn Khaldn dalam Sejarah
Islam.
3. Al-Khitb al-Arab al-Muar (Wacana Arab Kontemporer: Studi Kritik
Analitik).
4.

Isykliyah al-Fikr al-Arab al-Mur (Beberapa Problematika Pemikiran


Arab Kontemporer).

5. Takwn
Menuju

al-Aql

al-Arab (Formasi

Nalar

Arab:

Kritik Tradisi

Pembebasan dan Pluralisme Wacana Interreleligius). Buku seri pertama in

ditulis pada tahun 1982, yang diterjemahkan oleh Imm Khairi.


6. Bunyah

al-Aql al-Arab:

al-

Marifah

ritik

fi

al-Tsqfah

Dirsah

Tahlliyah

al-Ar byah

(Struktur

Naqdiyah
Nalar

Arab:

li Nzum
Studi

Analitik atas Sistem-Sistem Pemikiran dalam Kebudayaan Arab).


lar

7. Al-Aql

asy-Syiys Aql-Arab:

Muhaddidah

wa

Tajalliyatuh

Politik Arab: Faktor-Faktor Penentu dan Manivestasinya).

(Na

dan

8. At-Tur wa

al-Hadah:

Dirsah

wa

Munqasyah

(Tradisi

Modernitas: Suatu Kajian dan Perdebatan).


9. Wijhah

Nazr

Nahw

Idah

Bin Qady al- Fikr

al-Arab al-Muar

(Satu Sudut Pandang Menuju Rekonstruksi Persoalan-Persoalan Pemikiran


Arab Kontemporer).
10. Al-Masalah a -aqfiyyah (Problem Kultur).
11. Al-Muasal al Huwiyyah (Persoalan-Persoalan Identitas)
12. Al-Mu aqqafn

an

al-Arab

fi al-Hadrah

al-Islmiyyah

(Kebudaya

Bangsa Arab dalam Peradaban Islam).


13. Hiwr
dan

al-Masyriq

Islam

wa

al-Magrib

(Dialog

antara

Dunia

Timur

Dunia Barat Islam).


14. Adw al Musykil at-Talm.
15. Madkhl il Falsafatul-Ulm.
16. Min Ajl Ruyah Taqaddumiyah li bad Musykiltiyah al-Fikriyyah wa atTarbwiyah.5
5A. Khudri Sholeh, (edit.), Moh. Abed al-Jabiri: Model Epistemologi Islam,
Dalam buku
Pemikiran Islam Kontemporer, Jendela, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. 232
----------------------- Page 59----------------------59
C.

PEMIKIRAN

MOH ABED

AL-JABIRI

TENTANG

EPISTEMOLOGI

NALAR BURHN
1.

Pengertian dan Historisitas Nalar Burhn


Berbicara tentang konsep nalar (aql) memang cukup menarik, dan
mengundang banyak pertanyaan dan interpretatif. Penulis mencoba untuk

mengungkap
genealogi
am,

historisitas
masa

misteri
awal

pemikiran
munculnya

al-Jabiri

sebelum

epistemologi burhn,

sampai
baik

pada
pra

Islam dan era sekarang. Terutama bagaimana korpus yang dibangun oleh
al-Jabiri dalam memetakan epistemologi pemikiran Islam paska kodifikasi

Isl

al-Quran

sebagai

(al-ar

at-tadwn)

yang

dalam

interpretasi

al-Jabiri

tonggak pemikiran Islam.


Satu pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa al-Jabiri
memaknai term nalar (aql) bukan berpikir, pemikiran (al-fikr)?. Apakah
ini berkolaborasi
orientalis dan
pemikir
sekarang

bad

Eropa

di

dengan istilah

dengan

klasifikasi

akhir

abad

yang

yang

dilakukan

silam

dan

oleh

awal-awal

nalar semitik (atomistic, spiritual)

dengan nalar Ariy

(struktur, ilmiah)?. Barangkali ini berkorelasi dengan rahasia-rahasia

yang

terkandung oleh masyarakat Arab kontemporer yang berbeda dengan etnis,


kultur, pemikiran dan peradaban wilayah manapun?.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dipaparkan dalam fragmentas

i
berikut
term

ini. Dalam

s yakni

pandangan

al-Jabiri dua istilah di ata

nalar dan fikir adalah sangat berbeda. Istilah pemikiran sama dengan
ideologi.
ikiran itu

Al -fikr diartikan

sendiri (al-fikr biwashfihi

alam

istilah
yang

yang

lain

sebagai
majm

al-fikr

kumpulan

dan

produk

al-afkr tuha).

juga

bisa

pem

Meskipun

bermakna

perangka

memproduksi pemikiran (al-fikr kaadah li intj al-fikr) . Terlebih lagi, b

ila

pemaknaan pemikiran itu dikontekskan dengan masyarakat tertentu, maka


pemaknaannya
dan

menjadi

Arab
u

sebagainya.

pada

gan
engan

muatan
demikian,
tidaklah
istilah

Maka

dan

isi

salah

term

bias
al-fikr

pemikiran
jika

seperti
berarti

sekaligus

pemikiran

pemikiran
pemikiran

setting

dimaknai

dan

Prancis,
yang

sosialnya.
disinonimkan

mengac
Den
d

----------------------- Page 60----------------------60


ideologi. Dan pembedaan dalam pemaknaan pemikiran sebagai perangkat
dan
pertimbangan

produk

pemikiran

adalah

satu

keharusan

atas

metodologi.
Berbeda

t.

dengan

penggunaan

term

nalar

(aql)

dan

maqula

Nalar (aql) diartikan sebagai kemampuan untuk mengetahui (al-quwwah


al-mudrikah) sedangkan ternalar adalah

makna yang diketahui (al-mana

al mudrakah). Jika kata nalar (aql) sebagai bentuk derivasi bahasa dari
r

kata pemikiran
bi washfihi

yang

bermakna

perangkat

berfikir (al-fik

adah li al-fikr) dan mengaitkan sifat Arabic dengan kebudayaan Arab


Islam.6 Jika yang di maksud nalar adalah pemikiran sebagai perangkat
berfikir
nalar

berarti

tersebut
? Tidakkah

dan

bukan

sama

produk

sekali

pemikiran,

lalu

tidak mengandung

apakah
produk

tidak
pemikiran

setiap perangkat pasti terstruktur dan merupakan unit?.


Maka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, dimana pola

alande,

pikir al-Jabiri
Levi

ar

Strauss
menjdi

dan

sangat

Michel

dipengaruhi

Foucault.

oleh

Lalande

pemikiran

Andre

mengklasifikasikan

L
nal

dua yaitu: Pertama, nalar pembentuk atau aktif (al-aql al mukawwin au


al-fil) yang dalam istilah Perancisnya dinamakan la raison constituante.
Nalar
pembentuk
oleh

dilakukan

pikiran
dan

konsep
f
as-asas

ketika

adalah
mengkaji

berupa
dan

aktifitas kognitif
menelaah

yang

serta membentuk

merumuskan prinsip-prinsip dasar. Dengan ungkapan yang lain, nalar akti


ialah
umum

naluri

manusia

yang

dengannya

ia

dapat

menarik

as

dan
niscaya
korelasi

hadap

dengan

berlandaskan

pada

pemahaman

ter

antara segala sesuatu. Seluruh manusia pada nalar aktif ini sama.
Sedangkan yang kedua, nalar dominan atau terbentuk (al-aql almukawwan au as sid) yang dalam gramatikal bahasa Perancis disebut la
raison constituee. Nalar dominan adalah sekumpulan asas dan kaidah yang
dijadikan
Lalande,

pegangan

dalam

berargumentasi

(istidll). Menuru

nalar ini bersifat terbentuk dan selalu berubah meskipun dalam batas-ba

tas

6Muhammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab: Kritik Tradisi Menuju Pembeb
asan dan
Pluralisme Wacana Interreligius, Op.Cit., hlm. 31
----------------------- Page 61----------------------61
tertentu. Nalar ini antara satu orang dengan yang lainnya berbeda, anta

ra

satu

edangkan

periode
nalar

aktif
dengan

dengan

mempunyai

periode

karakteristik

berikutnya
untuk

pun

berbeda.

membedakan

nalar

manusi

binatang yang disebut al quwwah an-ntiqah.


Dengan begitu, kedua nalar di

un nalar
dominan
Kontribusinya,

memiliki

kontribusi

atas
dan

baik nalar aktif


kekhasan

maup

tersendiri.

dalam mempresentasikan sistem epistemologi yang akan dibangun oleh alJabiri,


terlebih
yang

nalarnya

berkolaborasi
bangsa
Arab.

jika
dengan

dikorelasikan
sistem,

pemikiran

dengan

kritik

dan

peradaban

Sedangkan Levi Strauss mengungkapkan nalar pembentuk mengandaikan


hanya

nalar terbentuk. Hal ini berarti aktifitas nalar aktif bisa berlangsung
bertitik tolak dari asas dan kaidah yang terkandung pada nalar dominan.

7
is

Dalam

mencoba

rangka

membandingkan
Konsep

Arkoun.

memperjelas

dengan

nalar

istilah

Islam

nalar,

dan

penul

modernnya

nalar dalam konteks pemahaman Arkoun diartikan sebagai cara kelompok


tertentu
berfikir
bentuk

lebih luas

sebagai

derivasi
dan
sangat

Arkoun

merupakan

menutup
yang

tabir

salah

dogmatisasi,

mengkritik
yang

lusifisme
agama

daripada

faham

para

pemikir

akal

satu

yang

aspek

hanya

dari nalar.

kejumudan

Islam,

dan

sehingga

Islam

eksk
menjadi

statis. Rasio memiliki kontribusi dalam pengembangan disiplin keilmuan,


baik filsafat, teologi, bahasa, sosial dan tasawuf.8
s

sampai

Berdasarkan

konklusi.

yang

Penggunaan

mengundang
paradigma

pemikiran

perdebatan

problematika
kungkungan

panjang

akhirnya

(fikr )

dalam

penuli

dan

upaya

nalar (aql)
membangun

epistemologi.

Ia tidak

ingin terjebak

dal

gramatika bahasa dan istilah tertentu yang kurang signifikan. Di sisi y

ang
i

istilah

di atas,

berfikir al-Jabiri tidak lain dan tidak bukan, ia tidak ingin terjebak

dalam
am

diskursus

pada

yang

lain, term
besar

nalar

memiliki

arti

yang

lebih

luas,

kontribus

7Muhammad Abed al-Jabiri, Ibid., hlm. 32-34


r

8Mahmd Ayoub,
Modern, Jurnal

Johan

Hendrik

Meuleman,

Nalar

Islami

Ulmul Quran, No. 4, Vol. IV 1993, hlm. 96

dan

----------------------- Page 62----------------------62


dalam

mempengaruhi

dan

membangun

paradigma

Nala

berfikir

di samping
terhadap
konstruk
nalar Arab

Kritik

sebagai concern
mengkritik pola

dan

sentralisasi

pikir yang
mengalami

dilakukan

pergeseran
tidak hanya

paradigma

sudah
nalar

al-Jabiri

itu sendiri.

oleh

pemikirannya
para

dengan

(shift

pemikir

Islam

of paradigm).

yang
Istilah

diartikan sebagai perangkat berfikir semata, akan tetapi ia bahkan mam

pu

memproduksi
terbesar
bagi
kemajauan
yang
dalam

kr

terbatas.
semata, yang

ide

dan

klasik

dan

Pemikiran

pemikiran

Lain

Iptek.

penggunaan
sangat

ang
r

epistemologi

halnya,

dengan

istilah

bahasa

memiliki

pengertian

kamus

hanya

ditujukan

sebagai

pada

sumbangan

aktifitas

fi
y

berfiki

tidak mencakup produk pemikiran sebagai hasilnya.


al-Aql

Sedangkan

al-

kata

Arabi dijelaskan,
dalil

berarti

bahwa

sebagai
penjelas
(hujjah).
Secara
s

sederhana
berfikir

burhn

sekaligus

nalar burhn dapat

dalam

kitabnya

kata burhn

secara

berfungsi
diartikan

Bunyah

sebagai

etimologi

sebagai

bukti

suatu

aktifita

untuk menetapkan kebenaran proposisi (qadiyah) melalui metode deduktif


(istintaj) dengan mengaitkan proposisi antara yang satu dengan proposi

si

yang lain untuk membuktikan kebenaran secara aksiomatik.9


paradigma

Maka

(kerangka)
berfikir

metodologi

secara

oposisinya

secara
berfikir

rasio, logika
untuk

terminologi,
dengan
dan

nalar

menggunakan
silogisme

pada

burhn10
model
proposisi-pr

mencapai kebenaran. Jika kita melakukan genealogi historis atas prinsi

adalah

pprinsip burhn, menurut al-Jabiri, yang pertama kali membangun prinsip


burhn adalah
istilah

dengan

Aristoteles

metode
analitik
ra berfikir
yang
9Muhammad
l-Arab,

Abed

(384-322

(tahlli). Metode

SM)

al-Jabiri, Bunyah

tahlli

yang

al-Aql

yaitu

terkenal

al-Arab,

suatu

ca

Al-Markz

Beirut, 1991, hlm. 383

a-aqfah

10

Nalar yang ada pada manusia memiliki dua tipe: Pertama , disebut nalar
bawaan (innate
reason). Kedua,
nalar yang diperoleh (acquired reason) melalui prose
s pembentukan.
Nalar
bawaan merupakan nalar pemberian dari Allah SWT, sedangkan nalar acquired dipero
leh melalui
proses perorangan yang sangat ditentukan oleh otentisitas transmisi. Fun
gsi nalar sendiri adalah
untuk mengkaji realitas dunia
----------------------- Page 63----------------------63
didasarkan atas proposisi tertentu, baik proposisi hamliyah
(categorical
proposition ) atau proposisi syariyah (hypotetical proposition)1
dengan

mengambil sepuluh katagori sebagai obyek kajiannya; kuantitas, kualitas

ruang, tempat, waktu dan seterusnya.


Mengacu
para

Aristoteles,

pada

pemikir
Islam
substansi
logika
ce

Aristoteles
dilakukan

di

logika

kemudian
atas.

yang

disampaikan

oleh

menyerap

Proses

dan

mengadopsi

pengadopsian

dan transfer scien

melalui program penerjemahan buku-buku filsafat pada masa al-Makmn


dan

Hrun

kebutuhan

yang
heterodok
a

datang
munculnya

ar-Rasyd.

ada, saat
yang
dari

Penerjemahan

itu banyak

India, Iran,

Persi

itu

harus

bermunculan
dan sebagainya.

dilakukan
doktrin

atas
yang

Termasuk jug

penolakan
Dalam

terhadap

rangka
menggunakan

k.

menjawab

lam

argumen
model bayn

wahyu

sampai

serangan

pada

berfikir

rasional

munculnya

tersebut,

melalui

kaum

argumen

dirasa

zindi

perlu

logika,

Is

karena

yang dibangun oleh kalangan teolog tidak lagi memadai untuk menjawab
persoalan-persoalan baru yang kompleks.
Filosof

e burhn

Islam

pertama

yang

membangun

konsep

metod

adalah al-Kind. Dalam buku Filsafat Pertamanya (al Falsafah al-l), ia


menjelaskan
orang-

pada

orang yang

obyek

kedudukan

filsafat.

Ia

tidak

senang

antipati pada filsafat yakni para pendukung bayn (fuqah) .

Meskipun
al-Kind

dan

metode

analitik

(burhn)

yang

dikumandangka

kurang bergema, paling tidak, ia telah memberikan kontribusi yang besar


atas
u penciptaan

pondasi
alam

semesta,
partikular

ng

baru
ng
hlm.

masih

pemikiran

keabadian

diperdebatkan

menggegerkan

para

jiwa
hingga
pemikir

filsafat
dan

hingga

pengetahuan

sekarang.

sekarang.
Islam

pada

Sistem

Tuhan

masa

Is

tentang

ya

metode burhn ini


ar-Rz.

Ar-Rz seora

11Abd. al-Munm al-Hanaf, al-Mujam al Falsafi, Dr asy-Syarqiyyah, Kairo, 1990,

258-259. Lihat juga Poespoprodjo, Logika Ilmu Menalar, Remaja Kary


a, Bandung, 1989, hlm.
154. Dijelaskan bahwa metode analitik atau silogisme diklasifikasikan dalam silo
gisme katagoris
dan
silogisme hipotetis. Silogisme katagoris merupakan
bentuk silo
gisme dimana
premispremisnya didasarkan atas adat yang tidak terbantahkan, mutlak dan tidak tergant
ung pada syarat;
silogisme hipotesis adalah bentuk silogisme yang premis-premisnya tidak berupa p
roposisi yang
mutlak, melainkan masih tergantung pada syarat
----------------------- Page 64-----------------------

64
rasionalis murni yang hanya percaya pada otoritas akal. Akal mempunyai
peran
kehidupan

an

dan

fungsi

yang

dapat

ditelusuri
hakekat
kemanusiaan.12

besar,
melalui

menjadi

Metode
pada

anganya

seluruh

pengetahuan

akal.

persoal

burhn tersusun

Akallah

dan

yang

mencapai

perkemb

masa al-Frb (870-950 M). Al-Frb yang terkenal dengan guru filsafat
paripatetik
terkenal

ng

kedua (al-muallim

al-muallim

peletakan

al-awwal,

dasar-dasar
hanya
memakai

ak

karena

a-n)

filsafat

setelah

sumbangannya

Islam

paska

yang

Aristoteles

besar

Aristoteles.

bagi
Ia tid

epistemologi burhn semata dalam filsafatnya, melainkan model burhn


ini mempunyai kedudukan yang tinggi dan unggul. Sehingga ilmu filsafat
dinilai
baik

agama;
k

lebih

tinggi

teologi
(kalam)
memakai
metode
burhn.
(1126-

dan

Senada

Rusyd

kedudukanya

dengan

(yurisprudensi )

yang

juga,

fikih

dibandingkan

apa

yang

disampaikan

ilmu
tida
oleh

Ibn

1198), secara eksplisit menyatakan bahwa metode burhn (demonstratif)


dipakai kalangan elit terpelajar, metode dialektika (jadal ) untuk kal

angan

menengah dan model retorik (khib) untuk kalangan awam.13


2.

emikiran

Kritik Epistemologi Burhn atas Nalar Arab


telah

tentang

kritik

mengkritik

dalam

dunia

banyak dilakukan oleh para pemikir dan intelektual serta filosof. Waca

na

kritik

erkembang,
kan

Berbicara

menjadi
tanpa

atas

kritik14

dan

dinamika

disiplin

pada

era

kelilmuan

kontemporer
yang

terus

sangat
dikumandang

ya

12Lihat A. Khudri Sholeh, Wacana Baru Filsafat Islam, Pustaka Pelajar, Yog
yakarta, Cet I,
1994, hlm. 221
13Ibid., hlm. 222
14Kritik nalar pertama kali
dengan mengunakan nalar

eles

dipelopori

oleh

filosof

Aristot

logika yang bertumpu pada subtansi dan aksidensia. Pada era renaissance, Rene De
scartes, perintis
aliran rasionalisme dan terkenal dengan metode cogito ergo sum. Di
lanjutkan oleh madzhab
kritisisme Immanuel
Kant dengan
kritik nalar murni. Wacana
Krit
ik atas kritik terus
berkembang, dalam dunia Islam lembaran wacana kritik dibuka oleh para pemikir (m
ufakkir) dan
filosof (muaqqaf)
diantaranya: subtansi kritik yang disampaikan oleh
Hasan Hanaf dengan
metode kritik nalar Barat, Arkoun bertumpu pada nalar Islam, yang mencoba mengur
ai problem
keislaman (islamolog) kritik teks yang disosialisasikan oleh Al al-Harb, kritik n
alar al-Qurannya Nar Hamd Abu Zaid dengan teori dan terkahir Muhammad Abed
al-Jabiri dengan kritik
nalar Arab yang terangkum dalam magnum opusnya
----------------------- Page 65----------------------65
henti. Salah satu tokoh yang berbicara pada kritik epistemologi adalah

al-

Jabiri.
ditujukan

pada

Kritik

epistemologi

burhn adalah

kritik

yang

model berfikir (paradigm of thought) yang didasarkan pada teks (episte

me

bayn)
irfn. Nalar

dan

pengalaman

burhn adalah

al

(experience)

yaitu epistemelogi

suatu nalar yang disandarkan atas pembuktian inferensi

dan atas dasar keruntutan logika dan silogisme. Espistemologi burhn alJabiri

ngkum

dalam
al Arab,
Bunyah
bahwa

sebagaimana
kitab

keterangan

trilogi al-Aql

al-Aql-Arab,

dalam magnum opusnya yang


al-Arab yaitu

dan Naqd

al-Aql

tera

Takwn
al-Siysyi

al-Aql
dijelaskan

kritik
yang

kritik

epistemologi

ditujukan
berfikir
yang

yang

kepada

mendominasi
litik Arab
dalam

dibangun

kerangka

oleh

al-Jabiri

kebudayan,

(frame )

merupakan
mekanisme

ideologi

dan

peradaban,

dan

po

babakan sejarah terrtentu.


a

Kembali

kebudayaan

Arab.
Nalar
disebutkan

ana

pada
Arab

nalar burhn yang


dalam

pandangan

ditujukan
al-Jabiri

pad

sebagaim

dalam kitab Takwn al-Aql al-Arab menjelaskan:


la rasion

apa

yang

dimaksud

dengan

nalar

Arab

adalah

contituee
(aql mukawwan)
yakni
himpunan
atur
dan
hukum-hukum
(berfikir) yang
disebarkan
oleh
kultur
Arab
bagi
penganutnya
sebagai
landasan
untuk
memperoleh
pengetahuan.
Artinya, himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum (berfikir
) yang
ditentukan dan dipaksakan secara tidak sadar sebagai
epistemologi
oleh kultur Arab.15
an-aturan

ipahami,

Definisi

terlebih

lagi
apabila
an-aturan,
sistem

tersebut
dikaitkan

cukup
dan

rumit

dan

dikontekskan

sukar

untuk

dengan

d
atur

ketidaksadaran, hukum, kultur Arab dengan problematika historisitasnya.


Oleh karena itu, pemikiran al-Jabiri dalam mempresentasikan konsep nala

Arab sangat
Strauss dan
Foucault.
persis
dengan
rab)

dipengarui

oleh

pemikiran

Ketidaksadaran

15Muhammad Abed
Seri kritik

al-Jabiri, Takwn

teori

Andre
al-Jabiri

al-Aql

Lalande,

levi

tidak

sama

al-Arab (Formasi

Nalar Arab I, Dirah al-Wihdah al-Arabyah , Cet. V, Beirut, hlm. 15


----------------------- Page 66-----------------------

Nalar

66
pengertian
Freud16
tidaksadaran
al-Jabiri

dan

Jung.17

Akan

tetapi

ke

dibangun atas teori ketidaksadaran kognitif Piaget.


sepsi

Ketidaksadaran
kegiatan

dan

kognitif

penalaran
yang
berafiliasi
dengan

menetukan

merupakan

pandangan

per
orang

yan

kebudayaan Arab tentang alam, manusia masyarakat dan sejarah. struktur


ketidaksadaran
keabsahan

al-Jabiri

rat-syarat

diukur

dari

sisi

sya

pengetahuan (syurt a-ihhah). Nalar Arab identik dengan sesuatu yang


tidak
kebudayaan

sadar.
Sistem
tertentu

merupakan
kebudayaan
budayaan

struktur

mengandung
merupakan

pengetahuan

dalam

ketidaksadaran. Relasi
relasi

yang

tidak

babakan

antara
sadar.

nalar

dan

Karena

ke

segala yang tersisa ketika semuanya telah terlupakan. Yang tersisa ada

lah

nalar itu
sesuatu yang

la

berubah.
Arab

sendiri,

dayaan

Tapi,

sementara

menurut

al-Jabiri

terlupakan
yang

adalah

sega

dalam

kebu

berubah

justru beralih menjadi yang tetap ( konstan) dan yang tersisa menjadi

nalar

orang-orang
mengatakan
apa

sekarang.

yang

terlupakan
tidaklah
bersemayam
dalam
ketidaksadaran.18
sebagai

Sebagaimana
lenyap,

Dari
sini, pemikiran
nalar tidak

Freud

melainkan

dan

yang

tetap

kebudayaan

hidup

Arab

difokuskan pada kritik yang beraviliasi dengan konflik politik dan ide

ologi
plin

yang

seperti
keilmuan

yaitu

(islamic
konflik

Sunni
Islam
studies)

dan
harus

Syiah.
diarahkan

Proses
pada

pembakuan
kritik

disi

epistemologi

ian

16Freud seorang psikoanalisis,


terdiri atas tiga sistem:

dalam

teori

struktur

kepribad

Pertama , Das Es (id) disebut juga alam sadar. Kedua , Das Ich (ego) disebut pul
a alam pra sadar,
Ketiga , Das
Ueber Ich (super ego) dinamakan
alam tidak sadar.
Hal-hal yang ada dalam
ketidaksadaran
secara nisbi tidak dapat disadari dan hal-hal terseb
ut dalam keadaan
represi.
Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan obyek dipaksa ke luar dari kesadaran o
leh anti cathexis
misalnya ingatan yang mengganggu mungkin tercegah untuk menjadi
sadar. Melalui interaksi
ketiga struktur di atas, sehingga membentuk apa yang disebut k
ebudayaan tertentu. Lebih jauh
lihat Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Cet. IX,
2000, hlm. 145
17Carl Gustava Jung menyampaikan bahwa jiwa manusia terdiri dari dua ala
m yaitu alam
sadar dan alam tidak sadar. Kesadaran mempunyai dua komponen y
aitu fungsi jiwa dan sikap
jiwa. Jiwa memiliki empat fungsi pokok; yang dua rasional
yaitu pikira
n dan perasa, sedang yang
dua lagi irrasional yaitu pendirian dan intuisi. Sedangkan struk
tur ketidaksadaran memilki dua
lingkaran yaitu ketidaksadaran pribadi dan kolektif. Ibid., hlm. 156
18Muhammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab, Op. Cit., hlm. 67-71
----------------------- Page 67----------------------67
syarat-syarat
mlah

keabsahan

(syurt

as-ihhah).

Tepatnya

konflik

seju

epistemologi dalam lingkungan Arab dalam kaitanya dengan faktor-faktor


pembentuk nalar Arab yaitu epistemologi dan ideologi. Kalau nalar dalam
kebudayaan
upaya
memahami
lam
kaitannya
ar Arab

Yunani
sebab

dan

yakni

dengan

Eropa

pengetahuan,
prilaku

dalam
babakan-babakan
ar yang

dan

normatif,

yakni

maka

berhubungan

nalar

akhlak.

tertentu

berasimilasi pada wilayah epistemologi


pandangan

modern

Arab

berafiliasi

Meskipun

tidak

lain

dengan

demikian,
merupakan

da
nal
nal

juga. Nalar Arab diarahkan pada

kecenderungan

untuk

berfikir

guna

mencar

i
posisi dan letak sesuatu dalam sistem nilai yang dijadikan sebagai rujukan
dengan pusat pemikiran itu.
Gerakan pemikiran antara pemikir (mutsaqqaf) Yunani atau Eropa
dengan pemikir Islam Arab sangat berbeda sekali. Gerakan pemikir Barat
sudah tidak
sebagai

ada

referensinya.
Platonis
merupakan
rakan

sekat

(partition )
Helenisme,

Stao,

Gerakan

dan

tonggak

renaissance
ri
oleh

awal

kebangkitan

dan aufklarung.

madzhab
atisme,

renaissance

kontemporer.
pola

Pola

(limits)
iran

pembatas

dan

atas

Barat

gerakan

berkutat

pada

paska

yang

ge

dipelopo
pragm

merupakan sinyal
dalam

telah

mencoba

kebebasan

Neo

fenomenologi,

Barat

pikir

rasio

dan

lagi

gerakan

aufklarung

pemikiran

Pola

Islam
masih
s
dan

terlebih

dan eksistensialis tidak lain

dari
gerakan
zaman

Islam.

Barat,

rasionalisme,

strukturalisme, positifisme

menempatkan

Aristotelian

Munculnya

empirisme,

pemikiran
kat

sangat

jauh

merespon

untuk

membuka

berfikir.

aspek-aspek

meninggalkan
sekat-se

Sedangkan
teologis,

pemik
dogmati

logosentrisme.
Hal ini sebagaimana
terhadap
k hanya

pola

dipahami
sebagai

secara

doktrinal
lagi

yang

pikir nalar
Islamologi,
mengandung

disindir oleh Arkoun. Diantara kritik Arkoun


Islam
akan

yaitu: Pertama,
tetapi Islam

rahmatan

Islam
harus

tida

li al-lamn.

dipahami
Islam

tidak

berkutat pada wacana logosentrisme. Islam harus mampu melepaskan diri


dari kungkungan
dan

dan

dominasi

nalar dogmatis

yang

statis,

depresif

----------------------- Page 68----------------------68


rsifat

eksklusif serta
estetis-etis

rtugas

daripada
mengenali

apologetik.19

ilmiah

dan

Jadi

nalar

Islam

rasional. Kedua,

masih be

nalar

yang

be

kembali kebenaran (fungsi akal) menjadi sempit dan terbatas. Akal hanya
berkutat
pada
nalar
yang

lasi

ditawarkan
(qiys),

Islam

analogi

hanya

saja. Ketiga ,

bertitik

tolak

formu

pada

metode

menutup diri dari mata rantai historis, sosial, budaya dan etnis, sehin

gga

memunculkan
serumpun

dan

(union) yang
empirik

data

yang
secara

sir
na

kelahiran

implikasi dan oposisi. Kempat, pemikiran Islam cenderung eksklusif da

an

wilayah

melahirkan

wacana
mengarah

apologetik. Keenam ,

kritik

yang

pada

kebenaran

seragam

(homogen)

taklid. Kelima,

transendental,

pemikiran

lahir

ai

Islam

Islam

yang

lebih

peningkat

menjadi

penaf

mementingkan

waca

(eksoteris) yang terproyeksikan dalam ruang bahasa yang terbatas, sesu


kaidah bahasa yang cenderung mengulang-ulang yang lama.20
adalah

Kembali

pada

al-Jabiri,

persoalan-persoalan

yang

di

tema-tema yang mendominasi dalam dikotomi makna, teks, al atau far ,


majz
ikatagorikan

atau haqqat, qai atau zanni

dan

lingustik

yang

sebagai korpus bayn. Fragmentasi ini, mengindikasikan lahirnya bidang


stem

filologi, yurisprudensi, teologi dan fikih dan bahasa yang menganut si


dialektik dan analogi (qiyas al-Jami). Pemikiran ilmu agama (kalam dan

ip

fikih) tidak
bahasa
Arab

mampu

melepaskan

diri dari prinsip-prins

sebagai
hubungan

nya

warisan

akal

Arab

Badui

antar

kata

dan

makna.

kausalitas
hubungan

atas

biasa
yang
ksiomatik.
Dalam
lebih

pandangan
urgen
dan

tidak

yang

Hubungan

mengandung

ahli bahasa

tidak

melihat

ada

hanya

seb

itu

sifat kemestian

(linguistik)

dan

dan

nahwu,

kata

signifikan daripada makna. Sedangkan ahli filsafat menyimpulkan makna


lebih urgen daripada sekedar kata (redaksi). Terlebih lagi, ketika tek

s-teks

keagaman itu harus berhadapan dengan komunitas, kultur, dan masyarakat


19Robert
D. Lee, Overcoming
Search for Islamic

Tradition

Aauthenticity , Ahmad Baiquni (penj), Mencari


Nalar Puitis Iqbal Hingga
Nalar Kritik Arkoun, Mizan, Bandung, 2000, hlm. 173

and

20Suadi Putro, Muhammad


Arief Subhan, (ed.),

Arkoun

Modernty:
Autentik

Islam

dan

Tentang

Islam

The
dari

Modernitas ,

Paramadina, Jakarta, 1998, hlm. 38


----------------------- Page 69----------------------69
yang beragam. Konsekwensinya, memunculkan sifat dogmatisme, polemis
dan apologis.
k

Pola

pikir

(jadaliyah ),
peran
Sejak

atas.

akal

dalam

yang
memahami

dilakukan

adalah

teks-teks

model

keagamaan

dialekti

sangat

terb

dulu pola pikir yang dipakai dengan mengutamakan qiys al-illah untuk
fikih dan qiys ad-dallah untuk kalam dan bukannya lewat silogisme
dan logika sebagaimana epistemologi burhn. Corak pemikiran bayn ini
Corak

sangat
ini

kental

dipraktekkan

dalam

tradisi

pesantren-pesantren.

membentuk mainstream pemikiran Islam yang hegemonik dan sukar untuk


didialogkan dengan epeistemologi irfn dan burhn.21
Permasalahan selanjutnya, muncul dominasi dan hegemoni gnostik,

illuminasi,
pada

masuk

wilayah
tasawuf.

esoteris

prinsip

irfn.

Gnostisisme
dasar,

melalui
dengan

ilhm

Fragmenasi

dalam

prosedur yang
hasa

dan eksoteris,
ini

perspektif

dan kasyf

yang

memunculkan

epistemologi

disiplin

merupakan

membangun dunia berfikir gnostik dalam peradaban Arab

dua

proses

menggunakan
sejajar dengan

yaitu;

pasangan

Pertama,

eksoteris

penggalian

atau

esoteris

ba

yang

pasangan kata dan makna dalam akal retoris. Ia menjadikan makna sebagai
yang asal (al) dan kata sebagai yang cabang (far ) kebalikan dari akal
retorik. Kedua,
implisit

secara

menggali

manfaat

dari dimensi

politik

dengan menggunakan pasangan kenabian atau kewalian.


telah menjadi

Implikasinya,

institusional
Kecelakaan

apa

yang

dari gerakan

disebut

riqat

intuisi,

dengan

dan kasyf

wirid-wiridnya.

sejarah ini, cukup sukar untuk memasukkan irfn ke dalam epistemologi


Islam yang komprehensip dan integrated. Padahal, riqat tidak lain ialah
institusional
dari tradisi tasawuf dalam
budaya
Islam.
Fazlur
Rahman menyebut riqat sebagai religiun within religiun.22

ahkan,

21M. Amn Abdullh,

At-Tawl al-Ilm: ke Arah Perubahan Paradigma Penafsiran Kit

Suci, Jurnal al-Jmiah, No. I, Vol. 39 2001, hlm. 372-374


22Fazrur Rahman, Islam, Mizan, Bandung, 2002, hlm. 150
----------------------- Page 70----------------------70
Sedangkan

dua
ogi

epistemologi burhn dalam

epistemologi di atas,
yang

bersifat

al-Jabiri

inferensial

rangka

menjawab

mengatakan, burhn sebagai


rasional

(istidll

ke

epistemol

istintj ) yang

menggunakan
logika dan silogisme. Al-Frb mensyaratkan dalam premis burhn harus
merupakan
yang

remis

premis

memberi
remis-premis

yang

keyakinan

silogisme
primer. Kedua,

empat

dan Keempat,

lapangan

kognitif

umum

diterima

(maqblat).

(hujjiyah)

keyakinan,

dan

(burhn)

pengetahuan

yang

kebenarannya

demonstrasi

adalah

opini-opini

opini

premis
tadi, tingkatan
Ada
yang
meyakinkan,
mendekati
saja.23 Dalam

sains

benar

Al-Frb membagi

Ketiga ,

sama.

yang

bentuk. Pertama,

inderawi.

(mahrat)
Keempat

tu

Premis

menyakinkan.

dalam

pengetahuan
diterima

yang

benar.

tidak

percaya

pengetahuan

begi
filsafat

da

diderivasikan dari gerakan translasi dan penerjemahan kitab-kitab Yunan

yang beraliran
al-hikmah.24

Aristotelian

dan

Platonis

di

Akademik bait

Dan penerjemahan ini dilakukan untuk mendukung akal retoris pada saat
itu
ini

term

melawan
dalam

perspektif
dalam

ertama,

serbuan gnostis .
epistemologi

Dari

sini,

proses

melahirkan

dua

akulturasi
poros.

korelasinya dengan metodologi menggunakan pasangan epistemologi kata


of

(intellegibles). Kedua,
view)

dan

dengan
mengunakan
pasangan
substantia atau acciden.25
Akal
untuk

waktunya

Arab

berkaitan

dengan

pasangan

lebih

pola

pandang

epistemologi

banyak

(syste
cabang

menghabiskan

berinteraksi dengan kata-kata daripada dengan konsep. Ia muncul sebagai

iri

bentuk
mengatakan

derivasi

dari kekuatan

salf . Selanjutnya,

al-Jab

pemikiran Arab kontemporer menjadi sandera dari dua sumber energinya

250
kiran

23Osman Bakar, terj. Purwanto, Hierarki Ilmu, Mizan, Bandung, 1997, hlm.
24Lihat
dan

dan bandingkan,

Aunr

Rahm

Faqh dan

Munaha,

(ed.), Pemi

Peradaban Islam, UII Press, Yogyakarta, 1998, hlm.46 dan Johannes Pedersen, The A
rabic Book,
Penj. Alwiyah Abdur Rahman, Mizan, Bandung, 1996, hlm. 151
jo,

25M. Aunl Abied


(et. al.), Islam

Shah,

M.

Quraisy

Syihb

dan

M.

Dawam

Rahar

Garda Depan Mosaik Pemikiran Islam Timur Tengah, Mizan, Bandung, 2000, hlm. 317
----------------------- Page 71----------------------71
yakni legasi salf dan realitas Barat modern. Maka agar bisa bangkit akal
Arab
tersebut harus
Dari

membebaskan

diri dari belenggu

keduanya.

prototipe ini nampaknya al-Jabiri mengalami kesulitan dalam membangun


era kodifikasi yang baru?. Dia

pun berkata, there is nothing begun from

zero kalau disuruh memilih maka al-Jabiri akan memilih kekuatan yang
dipresentasikan
(id

oleh

al

realitas

Barat modern

sebagai

faktor

ekstern

eksternal) yang merupakan sisi lain dari faktor internal (id internal) yaitu
legasi (tur).26
Dari diskursus ini, al-Jabiri tidak hanya membatasi metodeloginya
pada metode struktural yang melihat pemikiran sebagai sistem yang unsurunsurnya
dekatan

saling

historisitas
nuitas

terkait (familiary ). Al-Jabiri

(tarkhiyyah),

(istimrariyah).
al

Obyektivitas

Historisitas

menawarkan

(madluiyyah)

dinamakan

dengan

pen
dan

al-fa l

konti

al-qri

an

maqru (pemisahan antara sang pembaca dan obyek bacaanya). Sedangkan


kontinuitas
pembaca
menjadi
dasar
dan
al-Jabiri.

berarti wal
dengan
argumen

al

obyek

qri

bacaanya).

terhadap

an

al

Kajian

terbentuknya

maqru

(menghubungkan

ini, pada akhirnya


kritik nalar Arab

sang

Persoalannya kemudian menjadi rumit, karena tur secara etimologi tidak


memiliki padanan kata-kata yang tetap. Tidak pula dengan istilah heritage,
legacy, tradition dan adat. Kebenaran tur tidak hanya mencakup faktafakta, kata-kata,
mencakup

konsep,

bahasa

dan

pemikiran,

tapi

ia

juga

mitos, legenda dan juga metode berfikir (paradigm of method ).


Disamping

id

itu, Hanaf dalam

kitabnya

at-Tur wa

at-Tajd

mengatakan tur sebagai titik awal atas tanggungjawab kebudayaan dan


bangsa.
uai

Sedangkan

kebutuhan

zaman.

tajdid

ab

Proyek

adalah

pemikiran

penafsir
Hanaf ini,

ulang

atas tur ses

mengusulkan

agar

Ar

memikirkan kembali seluruh persoalan yang muncul pada masa lalu, yang
menjadi khazanah Arab kontemporer, kemudian melakukan verifikasi dan
selektifitas
gkritik

secara

valid

sesuai kontribusi

era sekarang.

Ia men

26M. Aunl Abied Shah, Op. Cit., hlm. 320


----------------------- Page 72----------------------72
modernitas
yang
terlalu mencampakkan
tradisi. Demik
pula, kaum
tradisionalis yang terbakukan oleh otoritas tradisi.27

ian

ata

untuk

Secara

membangun
fungsional
jangka
pendek,
pembaharuan

detail,
gerakan

tanpa

tur merupakan
alamiah

han
faktor

taktis praktis

landasan

teoritik

persoalan

rkembangan

masyarakat

Tur dan

tur dan

yang

dalam

hakiki

pada

berinteraksi

tajdd

tidak

semata-m

yang

bertujuan

standar.

Akan

tetapi

level

teoritik

dan

dengan

peradabannya.

pe

tajdd tidak berarti reformasi teoritik atas yang lama, melainkan peruba
realitas
penyebab

secara

radikal

dengan

menghilangkan

keterbelakangan
pula

dari akar

tidak

merupakan
Karena

bentuk

lektisme.

psikologinya.

sinkretisme

Tur dan

yang

bersifat

sinkretisme
dalam
pengertian
ini merupakan
non-ilmiah
dan
menghancurkan obyektifitas yang lama dan yang baru.28
Oleh
dalam

al-Jabiri

karena

membedah tradisi secara

itu,

isi

tajdd

obyektifikasi

ek
kerja

metodologis

mandiri (otonom) dan lepas dari otoritas trad

harus kita lakukan. Pada konteks ini, ia menawarkan sejumlah pendekatan


yang
. Pertama,

mengarah

pada

semangat

obyektifitas

dan

diskontinuitas

pendekatan struktural (mulajah bunywiyah), mengkaji teks-teks secara


kritis. Kedua ,

melalui

analisis sejarah, (tahll tarkh) yakni tradisi dikaji

aspek sosial,
kritik ideologi,

budaya,

dan

kultural

serta

politik. Ketiga,

mengungkap fungsi ideologi termasuk fungsi sosial, politik yang ada pad

teks-teks tertentu.
Sekali lagi pada konteks ini, al-Jabiri tidak memaknai arti ke

mbali

kepada
tradisi,
erbakukan.
Yang
dilakukan
tradisi secara

itu,

Ajaran

adalah

mencomot

memaknai,

apa

yang

mengkaji,

dan

sudah

menganili

komprehensip mulai aspek teologis, fikih, bahasa dan filsafat. Analisis

ini,
h

dengan

menjadi
baru

wilayah al-fal

sebagaimana

27Issa J. Boullata, Dekonstruksi


Islam, LKIS,

persepsi

Tradisi:

di

Gelegar

atas.

Setela

Pemikiran

Yogyakarta, 2001, hlm. 57-58


r

28Hasan Hanaf, Yudian W. Asmn, (peng.), Tur dan Tajdd: Sikap Kita Terhadap Tu

Klasik, Titian Ilahi Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 74-80

----------------------- Page 73----------------------73


melangkah
dan

ke

tingkat tauzf

atau istimr,

yaitu

menimba

relevansi

kegunaan fungsional tradisi bagi kehidupan modern. Benar sekali, al-Jabiri


tidak
meninggalkan
inferensial
merupakan
tradisi

tradisi.

pijakan

a,

Tradisi

pemikirannya.

yang

Lalu

progresif

pertanyaan

dan
selanjutny

model apa yang dinilai obyektif, progresif, dan inferensial yang harus kita
ikuti?.
Ibn

Apakah

Rusyd,

tradisi yang

Mull Sadra,

dibawa

al-Gozl,

Ibn

oleh

mutzilah,

Taimiyah,

dan

Ibn

Asyriyah,
Sn atau

Pertanyaan ini cukup sulit untuk menjawabnya, namun pola pikir al-Jabiri
dalam
membangun
kan
pada

tradisi

filsafat

lebih

banyak

diorentasi

semangat averroisme (ruh Rusydiyyah), ini merupakan tradisi yang layak


dikembangkan
ukan

dan

menjadi

referensi

pemikiran

Islam

ke

depan.

berarti, menyampakkan dan mengecilkan tradisi yang dibawa oleh pemikir


dan

filosof
pengagum

ri

Ibn
usi

yang

Rusyd.
bagi

lain,
Tradisi

hal

ini

harus

bisa

dimaklumi

mampu

karena

memberikan

kemaslahatan
ummah
(malahatul
ummah)
dan
peradaban
dan pemikiran yang progresif, inklusif dan rasionalis.29
Akhirnya,
dan

menyimpulkan
pergeseran

pada

paradigma
enjadi
sebab
filsuf

bahwa
(shif

keterputusan

of

konteks
dalam

paradigm).
epistemologi

inilah

Khazanah

Islam
pemikiran

(epistemological

muslim wilayah Barat (magrib) dan Timur (masyriq).

kontrib
membangun

al-Jabiri

pemikiran

al-Jabi

membac

telah terjadi
Islam

breaking)

telah
antara

siapa?.

Epistemologi

yaitu;
prinsip
gensi

bayn diarahkan

atau
atas

diskontinuitas

atau

kemungkinan

prinsip
ty).
Sedangkan

keterputusan

(tajwz).

korespondensi

pada

dan

Dan

dua

(infil)

dan

epistemologi

penyerupaan

prinsip
Prinsip

pada

konti

irfn didasarkan

(correspondence

epistemologi burhn berdasarkan

dasar

and

hubungan

similari
kausalitas

antara berbagai unsur. Dan epistemologi ketiga ini telah banyak digunakan
dalam berbagai kasus, filsafat Ibn Sn tidak luput dari metode ini dalam
pembuktian
bersifat

inferensial

irfn (gnostik).
dalam

(inferential

Begitu

evidence)

pula bagaimana

filsafatnya

pembelaan

yan

Ibn Rusyd

29Muhammad Abed al-Jabiri, Post Tradsionalime Islam, Op. Cit., hlm. xxii-xxvii
----------------------- Page 74----------------------74
Ibn

menjelaskan

konter

al-Gazl dan

bagaimana

serangan

gnostisisme

Sn terhadap filsafat.
3. Dinamika
Kejayaan
dan

Historis

Filsafat

Arab

Islam

antara

Keruntuhan Nalar
Diskursus tentang filsafat Arab dalam perspektif historis tida

k akan
terlepas
bidang yang

dari

dua

kriteria: Pertama,

Aspek

kognitif,

yait

membatasi gerak sebuah pemikiran. Dan ia terbentuk dari materi kognitif

edua,

yang
Aspek

homogen,

ideologi, yang
politik), dimana

seperti

Dalam

materi
kognitif
hal ini,

dibentuk

bangsa,
oleh

konsep,

disubordinasikan

faktor

visi

dan

ideologi
pada

metode. K

fungsi

(sosial

dan

ideologi.

akses kesalahan, kerancauan filsafat dan pemikiran Islam disebabkan ole

muatan kognitif dan ideologinya.30


Sejarah
antara

mikiran

telah

mencatat

bagaimana

gejolak

pe

kalangan teolog, tasawuf dan filosof pada abad pertengahan. Konfrontasi


politik dan
Kita harus

n.

esadaran
an

memikirkan
Arab.

bisan,

mengarah

kembali

Bagaimana
politik yang

asa

bung

ideologi

dan

dianggap
pada

dan

alat

teologi, ideologi

Filsafat

untuk

pemikira

membentuk

Asyriyah

Mutawakkil.

sebagai

yang

konfrontasi

oleh Mutzilah,

Makmun
karena

konfrontasi

historisitas

konflik

dipertontonkan
al-

pada

dan Syiah

dikecam

mengekspresikan

pada

habis-ha

oposisi

terselu

negara yang telah mensponsori penerjemahan saat itu. Kemudian, filsafat


dipaksa untuk berhadapan dengan dua musuh yang gigih secara simultan
yakni gnostis (sufisme) danfuqah tradisionalis.
Filsafat Arab Islam, seperti yang dikatakan oleh Syahrastani d

alam
ul
isme

al-Mill
dengan

wa

an

filosof
generasi
dan Neo

Nihl,
awal

pertama
yang

kali

dipelopori

berinteraksi dan
oleh

Neo

bergum

Platon

Phytagoras dan filsafat keagamaan Hermes. Persoalan yang dibahas pada


n.

periode
Sedangkan

interaksi
sentralisasi

pertama
pergumulan

ini seputar
dengan

masalah

Aristotelian

alam

dan

setelahnya

ketuhana
dengan

30Muhammad Abed al-Jabiri, Kritik Kontemporer atas Filsafat Arab Islam, Op


. Cit., hlm.
49
----------------------- Page 75-----------------------

75
pada logika.
Hunain

leh

Ibn Ishk
pertemuan

erjadi

Kehadiranya paska
pada

masa

penerjemahan

al-Makmun

abad

antara rasionalitas agama Arab

ionalitas

buku

filsafat

H.

Dari

sini,

(rasional bayn Arab) dengan ras

yang rasional Yunani Aristoteles (sistem burhn Yunani).31


Sejarah
telah

pemikiran
memberikan

sumbangan

peradaban.

Penulis,
yang

mikiran

perkembangan

dengan

yang

zaman

sengaja

besar

dan

akan

terhadap

pergumulan

berpijak

kemajuan
pada

suatu

kontribusi

pe

telah dipresentasikan oleh para filosof (muaqqaf) dan pemikir (mufakkir

).

Pemikiran
baik

lar,

yang

memiliki

sumbangan

terhadap

terbentuknya

na

nalar yang membawa kejayaan, kebangkitan (renaissance) atau nalar yang

ng

menciptakan

akan

kami

kemunduran

melainkan

sampaikan
peneliti

( dark
tidak

age).

secara

Filosof

dan

keseluruhan

pemikir

ya

(whole),

hanya mengambil sebagian saja yang dianggap telah mewakili.


Sejarah
al-

Islam

adalah

telah

mencatat

bahwa

filosof

pertama

Kind. Secara de facto, historisitas kelahirannya mempunyai peran dalam


wacana pemikiran
ideologi

onflik
atu

dengan
sisi,

Mutzilah

Islam.
yang

Ia

banyak

terlibat

mempresentasikan

konfrontasi

ideologi

negara

k
di

dan
penganut
gnostik
(irfn )
dan
Sunni
di sisi
lain. Akal
Universal,32
telah dikukuhkannya. Al-Kind mengatakan bahwa
terdapat

yang

paralelisme
ara keduanya
ya

antara

agama dan

memiliki
kesesuaian
terpusat
pada

dan

filsafat dan
harmonisasi.

dia percaya

diant

Tujuan

keduan

pengetahuan pada sang kebenaran, kebenaran Tuhan, alam dan manusia.


Semua
ajaran
Sunnah
dapat

dan

Tuhan

yang

tertera

dalam

al-Quran

dipahami melalui penalaran rasio. Jika dipahami secara seksama dan tep

at,

maka

tidak ada pertentangan antara keduanya.

31Muhammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab, Op. Cit., hlm. 365-367
32Akal Universal (al-Aql
Universelle. Yang

ison

al-Kauni)

sebagai

terjemahan

dari

Ra

dimaksud
adalah kekuatan berfikir yang khusus dimiliki manusia,
dimana
kalau manusia
menggunakannya
dengan sungguh-sungguh
ia akan sampai
pada
pengetahuan
Universal,
pengetahuan yang dimiliki oleh seluruh manusia dan bersifat niscaya dalam arti i
a meniscayakan
dirinya sendiri, tidak ada ruang yang bersifat kemungkinan dan
keraguan, semuanya bersifat
mutlak
----------------------- Page 76----------------------76
Al-Frb yang
kudeta
cak

kaum

perlawanan
kholifah
bentuk

muncul

pada

atas

kaum

Sunni

dinasti
yang

Syiah

hanya

dekade

Mutzilah.

yakni

sekedar

imperium
saling

negara

Arab

kompetitif
asa

dan

kemudian

Buwayhiyyah,
menjadi

bermusuhan.

Masa

semata.

beberapa

Karena

mengdapai
ini

Hamdniyyah

institusi

menjadi

telah

negara

pula, pun

melawan
Dari
kecil

sini
yang

itu, al-Frb menyerukan

persatuan dan persaudaraan.


yang

Pemulihan

persatuan

sebagaimana

teorinya

mengklasifiksikan sistem pemerintahan menjadi tiga: Pertama, madnatul


j hilah, yaitu negara yang dipimpin oleh pemimpin
em
kejahiliahan
Kedua,
madnatul

dan
fsiqah,

tidak
negara

menguasai

kafir dengan sist

yang

dipimpin

sistem
oleh

ketatanegaraan.
orang

yang

fasik,

yang
menindas
gara

rakyat

agung,
jur

dan

makmur

tidak

sentosa yang

dan
tidak dalm.
utama
(madinatul
dengan

Perbedaan
terjadi

proyeksi
agama

kota

yang

fdilah,

orang

kota

ilmu

antara satu

nalar,

ne

kota

rakyatnya

pengetahuan
dengan

pengungkapannya.

yaitu

Islam yang adil, ju

mensejahterakan

khususnya

filsafat

medium

oleh

mendambakan

keilmuan,

dan

pada
wilayah
metode

dipimpin

Ia sangat

fadhilah),

menanamkan

adil. Ketiga, madnatul

rasional.

lainnya

Agama

hanya

mengambil

dialektik dan retoris, sementara filsafat mengambil metode demonstratif.


Sementara Ibn Sn yang disebut rasionalnya wilayah Islam Timur
(masyrqiyyah)
ge).

telah

menyebabkan

kemunduran

( dark

Ketimurannya, yang dianggap kebenaran adalah yang menunjukkan aspek


pemikiran
a
dalam
gai
tonggak

gnostis .

Filsafat

kitabnya, asy
kemunduran

Frb.
iri

Kritik

menilai
spek

Ibn

Syif dan

rasional-illuminatif
an-Najt

nalar burhn yang


ini memang

Sn telah

cukup

Ibn

dikritik

diangkat

oleh

kontroversial,

mempresentasikan

Sn sebagaiman

oleh

al-Jabiri

al-Kind dan
akan

seba
al-

tetapi al-Jab

pemikirannya

pada

mistisisme, magi dan sihir.


Selanjutnya, jejak Ibn Sn diikuti oleh al-Gazl . Dalam kitabnya
al-Munq min ad-Dall (Pembebas dari Kesesatan) dan Ihy Ulm ad----------------------- Page 77----------------------77
anyak

Dn
(Menghidupkan
melakukan
pengujian

terhadap

Kembali
kasus-kasus

Ilmu
yang

Agama),
disampaikan

ia

oleh

Ibn n.

Al-

Gazl dalam kitab al-Munq min ad Dall dan Tahfut al Fal sifah telah
banyak menyerang para filosof.33 Al-Gazl mengkritik sepuluh hal yang
disampaikan oleh
kepada
kekufuran.34

embawa

rensi

Walaupun

pada

pemikir-pemikir
pijar

ebagai

para

filosof,

demikian,
Muslim

dimana

nampaknya

wilayah

yang

tiga

al-Jabiri

Barat.

Ibn

bisa

banyak

Hazm

beref

dikenal

hukum Islam. Ibn Hazm banyak terpengaruh oleh madzhab zahiriyah yang
mempresentasikan proyek
jelas

ya,

intelektulnya

secara filosofis.

Tujuann

untuk merekonstruksi indikasi pada epistemologi bayn, yang mendasari


landasan kognitif pemikiran kaum Sunni, Mutzilah, dan Asyriyah, dan
memberi
demonstrasinya

landasan

baru

yaitu

demonstrasi.

Landasan

menggunakan metode silogisme Aristotelian dan konsepsi ilmiah-filosofi

yang
illuminasi

ak

itu,

diartikulasikannya,
sekte

Syiah
dan
Ibn Hazm

membangun
pada
masanya.

fis

kaum

sekaligus
sufi

gerakan

secara

yuridis,

menghapus
radikal.

dogmatis

Oleh
dan

jej
karena
filoso

Dengan demikian, bukti demonstarsi Ibn Hazm merambah pada wilayah


fiqih yang saat itu banyak memakai sistem penalaran analogi (qiys) dan
hanya

konsensus

(ijm).

Ibn

Hazm

dalam

memandang

proses

legislasi

33Muhammad Abed al-Jabiri, Kritik Kontemporer Filsafat Arab-Islam, Op. Cit


., hlm. 84-87
34Al-Gazl mengkritik sepuluh pemikiran sebagaimana disampaikan oleh para fi
losof yang
bertentangan (contradiction) dengan ajaran agama. Meskipun dalam kitab tahfut alfal sifah dan
al-Iraqi dalam buku yang berjudul Metode Kritik Filsafat Ibn Rusyd menjelaskan a
da dua puluh.
Namun, penulis hanya menyampaikan sepuluh hal saja. Dimana yang tiga bisa menyeb
abkan pada
kekufuran. Kesepuluh hal tersebut yaitu: Pertama, Tuhan tidak mempunyai sifat.
Kedua , Tuhan

mempunyai
substansi bast dan tidak mempunyai mhiyah dan hakekat. K
etiga , Tuhan tidak
mengetahui partucularys.
Keempat,
Tuhan
tidak bisa diberi sifat ji
ns dan fa l (differensia).
Kelima , Planet-Planet adalah binatang yang bergerak dengan keinginannya sendiri
. Keenam, jiwa
Planet-Planet
mengetahui
juziat. Ketuju, hukum
alam tidak dapat
berubah. Kedelapan,
pembangkitan jasmani tidak ada. Kesembilan, alam ini tidak bermula dan Kesepuluh
, alam kekal.
Dan ketiga dari sepuluh point di atas bisa menyebabkan pada kek
ufuran. Ketiga point tersebut
yaitu: Pertama , alam kekal dalam arti tidak bermula. Kedua , Tuhan tidak menget
ahui perincian
yang ada di alam. Ketiga , pembangkitan jasmani tidak ada. Lihat Hrun Nasution, F
alsafah dan
Mistisisme dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. VIII, 1992, hlm. 44-45 dan
Muhammad Atf
al-Iraqi, Metode Kritk Filsafat Ibn Rusyd, diterjemahkan dalam kitab
Al-Minhj an-Naqd
f
Falsafah Ibn Rusyd, IRCISOD, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. 33-34
----------------------- Page 78----------------------78
mengakui tiga sumber yaitu: al-Quran, Had dan Bukti. Ibn Hazm tidak
mengakui validitas analogi (qiys). Tetapi ia mengakui konsensus (ijm)
sebagai

pijakan

pembacaan

bukan

konsensus

pandanganya
caya
dilakukan,
ktek-

melainkan

dan

keimanan

dari

aspek

konsensus

pada

hukum

teks. Ijm

di kalangan

Islam

dalam

yang
dalam

muslim

nis
pra

praktek kebudayaan tertentu.


Setelah menilik pemikiran Ibn Hazm, penulis akan mengajak untuk
melihat kontribusi pemikiran Ibn Rusyd. Ibnu Rusyd, kalau penulis boleh
menyimpulkan,
dan
gikut

bahwa

epistemologi

ia

menjadi

al-Jabiri.

referensi
Ibn

dan mainstream

Rusyd

terkenal

paradigma
sebagai

pen

Aristoteles. Dia juga pembela ajaran Aristoteles dari serangan fuqah dan
sufisme
omus

serta

(Aristoteles)
a,

teolog.
dari

Ia

perubahan

pula

yang

meluruskan

(tahrf ) dan

magister

interpretatif

termasuk Ibn Sn dan al-Gazl serta Asyriyah. Ibn Rusyd di samping

pri
sebelumny

seorang
l-

filosof, ia juga fuqah dan

Mujtahid,
h dan

dan

Tahafut

al-Tahafut

teolog.

telah

Karangannya

mengkonter

Bidyah

para

ahli

fiki

serangan al-Gazl.
Kritik

dalah

dan

pembelaan

yang

dilakukan

oleh

Ibn Rusyd

penolakan Asyariyah dan al-Gazl pada hukum kausalitas (sebab akibat).


Bagi
y

keduanya,

hukum

relationship)
kar

kausalitas

tidak

ada. Api

dan

hubungan

keniscayaan

bisa saja tidak memiliki

(necessit
sifat memba

seperti kasus nabi Ibrhim kalau memang Tuhan menghendaki demikian.


Demikian
api

halnya,

membakar.
a

api bisa

Argumen

membuktikan
ukum

ini

kenabian,

kausalitas.
yalah

Kalau

membakar

kalau

diajukan

kemudian

oleh

Tuhan

al-Gazl dalam

dinegasikan

api itu mempunyai

menghendaki

pada

rangk

konteks

sifat membakar,

itu han

kebiasaan (dat).
Maka

untuk

menjawab

hukum

kausalitas,

Ibn

Rusyd

menjawab.

Bahwa tidak ada ruang bagi semua peristiwa secara kebetulan. Semuanya
terkait
kar

dengan

hukum

maka
tidak

selamanya

kausalitas. Jika

api harus

membakar.

api mempunyai
Dan

jika ada

sifat memba
api yang

----------------------- Page 79----------------------79


membakar
yang
tidak
mengakui
bahwa

sesuatu
hukum

maka

kausalitas,

pasti ada
maka

sama

sebabnya.
saja

ia

Karena
tidak

siapa
mengakui

setiap perbuatan pasti ada pelakuknya. Jika api tidak membakar pada diri
Ibrhim
itu adalah mukjizat.35
Mukjizat
adalah sebab-sebab
idrk al-

asbb)
hukum

yang

berjalan

di

luar

nalar

manusia.

Ia merupakan

kausalitas gairul dat.


ngan

Bagaimana

al-

analisis

konter

balik

Ibn

Rusyd

terhadap

sera

Gazl tentang tiga hal yang bisa menyebabkan kekufuran. Tiga hal yang
bisa menyebabkan pada kekufuran adalah; Pertama, alam kekal dalam arti
tidak bermula. Kedua, Tuhan tidak bisa mengetahui benda partikuler yang
terjadi di alam. Ketiga, kebangkitan jasmani tidak ada.
Tiga

persoalan

dengan

di atas, dikonter

balik

oleh

Ibn

Rusy

argumennya sebagi berikut: pertama, menurut al-Gazl jika alam adalah


tidak bermula
ex nihilo)

(kekal)

dalam

maka
bertentangan
Dan
akan
berimplikasi
ipta.

Ibn

creatio
Menurut

ex

diciptakan

dengan

pada

Kemudian
dalam
arti

arti

peniscayaan

kaum

Rusyd

nihilo

tiada

teologi

terhadap

Tuhan

jika alam

mempunyai

landasan

(creati

(agamawan).

adanya

menjawab,

tidak

dari

sebagai

tidak

hukum

penc

bermula

yang

kuat.

Rusyd, alam adalah kekal dalam arti diciptakan dari benda yang sudah ada
dan
Allah

melalui
telah

proses.

Sebelum

terciptanya

langit dan

bumi,

menciptakan wujud air (Q.S. Hd: 8). Kemudian Allah menciptakan bumi
selama
berupa
uap

satu
(Q.S.

kamu

minggu
Hamm:

dan
11).

Allah
Dan

bersemayam di
Allah

sendiri

langit

yang

mengatakan

masih
tidakka

mengetahui bahwa seluruh kehidupan telah aku ciptakan dari air sebagai
sumbernya
atas,

di

(Q.S.

al-Anbiy:

30).

Maka

berdasarkan

ayat

menunjukkan bahwa alam diciptakan bukan dari tiada, namun diciptakan


dari benda yang sudah ada yakni air dan bersifat qadm.
Persoalan

kedua,

filosof

yang

mengatakan

bahwa

Tu

han

tidak

mengetahui perincian benda-benda yang ada di alam menurut Ibn Rusyd,


al-Gazl telah
filosof

salah

paham.

Selanjutnya

yang

dimaksud

oleh

35Muhammad Atf al-Iraqi, Ibid., hlm. 158


----------------------- Page 80----------------------80
tentang
di

ada

alam
tersebut.

pengetahuan
adalah

Tuhan

berbeda

tentang

dengan

perincian

pengetahuan

benda-benda

manusia

yang

tentang

hal

Pengetahuan manusia dalam hal ini mengambil bentuk hanya sebatas efek
dari
sebab

akni

pengetahuan

terwujudnya
dan

aharu

Tuhan

perincian

yang

bersifat sebab

tersebut.

Pengetahuan

(al-asbb),

manusia

adalah

y
b

pengetahuan Tuhan adalah qadm.


Sedang problem ketiga, jika para filosof mengatakan kebangkitan
jasmani tidak ada, kemudian dikritik al-Gaz l adalah bertentangan dengan
pendapatnya

sendiri

l-Gazl

dalam

kitabnya

Tahfut

al-Fal sifah. A

mengatakan bahwa di akhirat nanti bagi kaum sufi yang terjadi hanyalah
kebangkitan
k ada. Akan
am

tetapi
tentang

rohani

bagi

Ibn

saja, sedang
Rusyd,

bahwa

kebangkitan

jasmani

pemahaman

tida

manusia

aw

kebangkitan rohani tidak bisa diterima. Sungguhpun demikian, bagi kaum


awam menurut Ibn Rusyd perlu dijelaskan dengan kebangkitan jasmani.36
Dari diskripsi panjang lebar di atas menunjukkan, bahwa al-Jabi

ri
n
t

sebagai seorang pemikir dan filosof sangat bereferensi pada pemikiran Ib


Rusyd,
berafiliasi
dengan
namun
ia

Hazm
semangat

dan Khaldun.
pemikiran

Prototipe
Ibn

Rusyd

pemikirannya
(ruh

sanga

rusydiyyah),

berbeda dengan Ibn Rusyd. Jika Rusyd dalam babakan pemikiranya lebih
ditekankan
logika dan

pada

ontologi.
pemikirannya

Lain

produk

pemikiran

halnya

dengan

dalam

aspek

al-Jabiri yang

metafika,

paradigma

bukan ditujukan untuk membangun teologi baru. Namun paradigma yang


ia bangun adalah pardigma dalam konteks epistemologi-hermeneutik. Ide
pemikirannya
Barat

Islam

banyak

dikonsentrasikan

pada

wilayah

(magribiyyah), daripada wilayah Islam Timur (masyriqiyyah). Karena bagi


al-Jabiri
dan

Islam

wilayah
adalah

Ini

wilayah
barat

Timur

Islam

satu
kesimpulan
yang

mpulan

terlalu
liti) kembali,

cepat,

telah

telah

yang

menyebabkan

menyebabkan

kejayaan

terlalu cepat

kesimpulan

yang

kemunduran

bagi

bagi

harus

dan tergesa-gesa.

Islam.

dipertanyakan

kesi
(dite

36Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme Dalam Islam, Bulan Bintang, Jaka
rta, Cet. VIII,
1992, hlm. 50-54
----------------------- Page 81----------------------81
harus
dikaji
rannya.
Tidakkah
ah
Islam

ulang

pemikiran
Barat

(reinterpretatif),
Islam

seperti,

Ibn

wilayah
Sn,

dalam

Timur

lebih

pembuktian

al-Gazl,

maju

kebena

daripada

Suhrwardi,

Mullah

Frb dan lain-lain. Gagasan kontroversial inilah yang menarik dan patut
untuk diteliti dan dikaji kembali.
----------------------- Page 82----------------------82
BAB IV
NALAR BURHN

wilay
Sadra,

al-

DALAM PERSPEKTIF KRITIK EPISTEMOLOGI


A. Corak
i dalam

dan

Posisi

Perspektif

Nalar

Abed

al-Jabir

Kritik Nalar dan Epistemologi

Muhammad
adalah

an,

Burhn Muhammad

Abed

al-Jabiri, bukan

bermaksud

melebihk

seorang filosof, Pakar hermeneutik dan pemikir Arab yang berwawasan luar
dan
terus

populer.
dikaji,

Popularitasnya,

didiskusikan
-pemikir
era

(discourse)

mulai

dan

mendapat

menjadi

perhatian,

referensi

para

pemikir

modern sekarang ini. Sentral pemikiran al-Jabiri adalah mencoba mengungkap


dengan seksama dan implisit tradisi filsafat dalam legasi klasik (tur). Nama
ia mulai melangit dan mendapat sanjungan ketika ia menerbitkan kritik nalar
k

yang
Akal

terangkum
Arab

(Naqd al-Aql
tentang
klasifikasi
Arab. Nalar

dalam magnum
al-Arab).

metodologi

opusnya

Dalam

pola

trilogi

pikir

yaitu
ini,

Arab

Trilogi Kriti

dan

ia

banyak

paradigma

menguraikan

bangsa

Arab diklasifikasikan menjadi tiga trend nalar yaitu: nalar bayn, nalar irfn
dan
nalar burhn.
ir al-Jabiri

Melalui

trilogi ini, pemikiran

dan pola

pik

banyak dituangkan dan mendapatkan kritik dari pemikir-pemikir sekarang.


karang

Satu
adalah

diskursus

yang

sedang

dikaji

oleh

penulis

se

bagaimana kritik nalar burhn al-Jabiri ini dipresentasikan. Dimana kritik ini
menjadi bagian dari ketiga
burhn dan dua
k

kritik nalar
epistemologi.

yang

kritik

lain

merupakan

nalar
kritik

di

atas.

Kritik

metodologi

nalar

dan

kriti

Nalar burhn dalam perspektif al-Jabiri sebagaimana dalam kitabnya Takwn


al-Aql
r

al-Arab dan Bunyah

bayn dan irfn.


(method

Jika

of thought)

al-Aql

al-Arab berbeda

nalar bayn adalah

suatu

yang

pada

didasarkan

dengan
model

model

metodologi

teks, indikasi

nalar
berfiki

(bayn)

dan

eksplikasi (analogi), maka nalar irfnadalah sebuah metodologi berfikir yang


didasarkan
experience
a

atas pendekatan

pengalaman

keagamaan

(direct

proach ) dengan mengacu pada dikotomi zahir (eksoteris) dan batin (esoteris)

----------------------- Page 83----------------------83


Maka nalar burhn yaitu suatu model metodologi berfikir (method of thought
mode)
demonstrasi
ty)

yang
dan

keruntutan
logika

didasarkan
logika

atas

serta

dan

silogisme
dibuktikan
antara
proposisi

pembuktian

silogisme.

dengan

inferensial,

Keruntutan

korelasi

dan

(continui
keterkaitan

(qdiyah) melalui pendekatan deduktif (istintj )


yang lain
untuk membuktikan kebenaran secara aksiomatik.1
prototipe

Nampaknya,
kritik

kalau

ditelusuri

lebih

dengan

detail

dan

proposisi

valid,

nalar lebih banyak dipresentasikan dalam rangka membangun metodologi dan


epistemologi.
embangunan
dan
menciptakan
n baru (new
al
nan

Pembangunan

dari

metodologi

tiada (creatio

ex

nihilo)

bukan
menuju

berarti

pada banguna

building) yang tidak terkait dan terikat oleh unsur dan sistem terdahulu. H
ini, berdasarkan
filsafat

pandangan

filsafat

sebagaimana

sejarah

perjala

Islam tentang konsep qadimnya alam. Akan tetapi, pembangunan metodologi


da

dan menciptakan
tatanan
metodologi
dan
Jadi orientasi

suatu

sistem

epistemologi

epistemologi

berdasarkan

pemikir-pemikir

kritik
nalar
pembongkaran
yang

baru

al-Jabiri

dimaksudkan

(dekonstruksi)
membentuk

terhadap

struktur,

sebelumnya.

untuk
sistem,

pa

melakukan
kebudayaan

struktur dan paradigma berfikir bangsa Arab.


Dalam

an

buku

kritik

nalar
kebudayaan

dalam
yang

Takwn

korelasinya

al-Aql
dengan

al-Arab,
kritik

al-Jabiri menjelask

sistem

dan

membentuk identitas metodologi pemikiran Arab yaitu:

erfikir)
sebagai
an

dan
tidak

Yang ia maksud dengan nalar Arab adalah la raison constituee (aql


mukawan) yakni himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum (b
yang
diberikan
landasan
untuk memperoleh

oleh

kultur

pengetahuan.

Arab

bagi

Artinya

hukum (berfikir) yang ditentukan


sadar)
sebagai episteme oleh kultur Arab.2

penganutnya

dan

himpunan

aturan-atur

dipaksakan

(secara

Ilustrasi di atas mengindikasikan, bahwa kritik yang dilontarkan o

leh
al-Jabiri
etodologi)

merupakan
yang

1Muhammad
al-Arab,

Abed

kritik

perangkat

al-Jabiri, Bunyah

al-Aql

pemikiran
al-Arab,

(m
al-Markz

a-aqfah

Cet. III, 1993, hlm. 383

2Muhammad Abed al-Jabiri, Takwn al-Aql al-Arab, al-Markz a-aqfah, Beirut, Ce


V, 1991, hlm. 15
----------------------- Page 84----------------------84
memproduksi
sebagai
perangkat
k

pemikiran
pemikiran
sendiri
mengatakan

(al-fikru
itu
(al-fikr

filsafat
itis-analitis
.

pemikiran-pemikiran
dan

al-muhtaw).

(burhn)
dan

sistematis
Filsafat

al-kadah)

dengan
lebih

adalah

bisa

bermakna

pemikiran

dalam

Dalam

hal ini, Amn

metodologi

berfikir

pendekatan

epistemologi

produ
Abdullh

secara
tertentu

mencerminkan proses berfikir bukan sekedar produk pemikiran.


Perangkat berfikir yang disebut pemikiran (al-fikr) atau nalar (al

kr

-aql)
yang

disampaikan
konsep
nalar

ngan

oleh

al-Jabiri

banyak

terpengaruh

de

yang dibuat oleh Lalande. Dimana Lalande sebagaimana dikutip oleh al-Jabiri
mengklasifikasikan
nalar

dan

nalar

menjadi

aktif
(al-Aql
al-Mukawwan
disebut
dengan
aktifitas kognitif.3 Aktifitas
ketika mengkaji,
menelaah
dasar.

dan

membentuk

Kedua,
nalar
asas dan

ah

kaidah yang
Setiap

ll).

kita

au

atau

jadikan

Konsepsi
oleh
aliran
struktural
Perancis,
Levi
Strauss,

ing)

Pemikiran

pikiran

sejuml

berargumentasi

dalam

nalar

(istid

lainnya,

al-Jabiri

termasuk

yang

prinsip-prinsip

merupakan

nalar manusia berbeda antara satu dengan


terbentuk dan
berubah sekalipun dalam batas-batas tertentu.4
aruh

ini

oleh

merumuskan

dominan,

pembentuk

nalar

dilakukan

serta

pegangan

nalar

al-Fil),

kognitif

konsep

terbentuk

dua; Pertama,

nalar

ini

terpeng

pikir (mode

of think

pola

banyak

Jaqques Derrida, Roland Barthes Jacques Lacan, dan Michel Foucoult. Nalar
( aql)
dan

turan

dikontekskan
hukum

dengan

sistem

yang

memaksakan

dalam kebudayaan tertentu secara tidak sadar dan kolektif.


kritik

Pada konteks ini, fragmentasi pola

epistemologi diarahkan
berfikir yang

pada

mendominasi
konteks

Arab

kebudayaan

pikir al-Jabiri sebagai suatu

kritik
dalam

babakan

kerangka

dan

tertentu.

mekanisme
Maka

pada

3Dalam buku Dictionary of Psychlogy karya Dreven, istilah kognisi merupak


an satu istilah
umum yang mencakup segenap model pemahaman yakni persepsi, imajinasi, penangkapa
n makna,
penilaian dan penalaran. Istilah ini berorientasi pada bentuk-bentuk
pemikiran
abstrak dan
pemecahan
masalah (problem solving ) berdasarkan pada manipulasi s
imbol-simbol
linguistik

(proposisi) dan simbol kebendaan kognisi. Baca Haris Munandar, A


ris Ananda, Meri J. Binsar
dkk, Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, J
ilid I, 2000, hlm.
127
4Muhammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab: Kritik Tradisi Menuju Pembeb
asan dan
Pluralisme, Wacana Interreligius IRCISOD, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. 32
----------------------- Page 85----------------------85
ini sebagaimana penulis sampaikan di atas, akhirnya melahirkan model nalar
bayn, irfn dan burhn.
ik sistem

Kritik
dan

nalar

metodologi,
itawarkan
oleh
Ahmad
ganalisis

akan

Baso.
latar

tidak

hanya

dialamatkan

tetapi sebagaimana

Setelah

mengutip

pada

melakukan

apa

krit
yang

studi historis dengan

d
men

belakang (background), substansi ide, pemikiran yang membentuk pola pikir


(paradigma)
madzhab

tan

al-Jabiri,

strukturalisme.
elektual
dalam
lingkungan
Kalau kita

Ia

(sphere)

ingin melakukan
dimana

iri,

ia kental

hidup
yang

dan

genealogi

lagi

(sarat)

sekali

mengalami
berkembang

historis

mua

transformasi
aliran

yang

dengan

membentuk

int

strukturalisme.
nalar

al-Jab

karya-karyanya disampaikan dalam babakan bahasa Arab (arabic language).


Maka dapat
kritik

ri

disimpulkan

kritik

nalarnya

merupakan

segmentasi

da

historis dan kritik ketidaksadaran.


dalah

Sistem
sistem

ketidaksadaran
keabsahan

pengetahuan
kritik
rasio
Strauss.

ketidaksadaran
dalam

(syurt

murninya
Kant

relevansinya

a-ihhah).
Kant,

yang

dan

Proyek

dimaksudkan
dengan

kritik

antropologi

ini

syarat-syara
pula

mirip

strukturalnya

Levi

denga

menjelaskan daya yang ada pada manusia itu memiliki tingkatan (maqmat),
dari yang terendah, menuju pengamatan
akal dan
akhirnya sampai
(vernunft).

di

Kant membedakan
Rasio adalah

pada

tingkatan

antara

akal

daya pencipta pengertian

an

inderawi, menuju tingkatan


tertinggi

(verstand)

yakni
dan

murni atau pengertian

rasio

rasio

atau

bu

(vernunft).

mutlak yang tidak diberik

oleh pengalaman. Dibedakan antara pengertian dari rasio yang disebut ide dan
pengertian dari akal. Oleh karena itu, Kant mencoba membedakan pengenalan
dan putusan yang murni dan tidak murni. Dalam pandangan Kant putusan itu
bisa bersifat sintesis
bisa bersifat
sintesa antara keduanya.5
gan

Kemudian
Lalande

tentang
sistem
upakan
sistem

apriori

dan analisis

bagaimana

al-Jabiri

pengetahuan

dalam

aposteriori sekaligus

menjelaskan

kebudayaan

pandan

tertentu

mer

5Lebih jelasnya lihat Hrun Nasution, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisi
us, Yogyakarta,
Cet. VII, 1991, hlm. 64-66
----------------------- Page 86----------------------86
an

ketidaksadaran.
kebudayaan

hal

Proses

merupakan sistem
ini, al-Jabiri

afiliasi

afiliasi

yang

dan

asimilasi

bersifat

tidak

nalar

sadar.

deng

Dalam

mengutip pendapat E. Herriot, bahwa kebudayaan adalah segala yang tersisa


ketika semuanya telah terlupakan. Yang tersisa adalah nalar, sedangkan yang
terlupakan
adalah
menurut
al-Jabiri
sesuatu
pertanyaan

yang
kita

segala

berubah

bagaimana ini mungkin?.

sesuatu

itu menjadi

yang

berubah.

konstan

dan

Namun
pasif, lalu

oks,

apa

Pada
yang

persoalan

ini,

al-Jabiri

menjelaskan

secara

parad

terlupakan seharusnya lenyap, tapi dalam pandangan al-Jabiri tidaklah lenya

p,

melainkan
tetap
sadaran.
Kritik
ketidaksadaran
oleh syarat-

ini

hidup

dan
merupakan

kritik

juga

bersemayam

syarat keabsahan, dan

ini

nalar

ketidak

yang

dibentuk

apa yang dimaksud dengan yang tersisa pada konteks

ini adalah
syarat-syarat
bih jauh gagasan
ketidaksadaran
para psikolog

dalam

keabsahan.

identik

dengan

Jika
sistem

kita mengkaji

le

ketidaksadarannya

seperti Freud dan Piaget. Freud dengan teori id, ego dan super ego. Formula

si

teori Freud tentang das es, das ich dan das ueber ich dijelaskan dengan ala

sadar (kesadaran),
sadar
(ketaksadaran).6

alam bawah

tidak

Diskursus
dengan

di atas

muatan
melihat

metode
sistem

struktural

ri

sarat

sadar

pemikiran sebagai
terkait satu
sama
sebagai

lainnya.
upaya

sistem
Levi

(keprasadaran)

mengindikasikan
Perancis.

pemikiran

bahwa,

struktural

unsur-unsurnya

memaparkan

alam

al-Jabi

Madzhab

yang

Strauss

dan

saling

strukturalisme

mengisolasi struktur umum aktifitas manusia, mendapatkan analogi utamanya


(principal
lakukan empat
r
a,
dan
san

dialectic )

transformasi
dari kajian

dasar

dalam

linguistik.

yaitu: Pertama,

Linguistik

linguistik

struktur

struktural

me

bergese

fenomena linguistik sadar pada diskursus infrastruktur ketidaksadaran. Kedu


linguistik struktural tidak melihat pengertian sebagai entitas independen,
memposisikan
analisisnya.

hubungan

antar

pengertian

sebagai

landa

Ketiga,
linguistik
istem. Keempat,

struktural

memperkenalkan

konsep

6Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, PT. Raja Grafindo Persada,


Jakarta, Cet. IX,
2000, hlm. 145
----------------------- Page 87----------------------87
berusaha
mendapatkan
pandangan

n,

strukturalisme
madzhab
Post

hukum

banyak

umum.7

menuai

Meskipun

reaksi

dan

demikia

kriitik

dari

Strukturalisme. Diantaranya, kritik yang dilakukan oleh Derrida dan Foucaul

t.

Foucault
terlalu

ang

mengkritik

model

pendekatan

sosiologi

pengetahuan

bernafsu mempertautkan antara pemikiran dan realitas sosio-politik. Demikian


pula,
Derida
ketidakstabilan

mengatakan

linguistik
dalam
Derrida

a.

mengatakan
dengan
petanda

strukturalisme

analisis

penanda

membaca
menjadi

penanda
jelas.

kontinuitas

(signifer)

(signified).
Diantara
Ketika
kita

telah

makna

perangkat-perangkatny

tidak

langsung

tidak

ada

keduanya

menciptakan

kandungannya

berkaitan

korespondensinya.
tidak serta

merta

Penanda menunjuk pada apa yang tidak ada. Maka dalam


i tertentu makna

art

juga tidak ada. Makna tidak dapat dipastikan secara persis posisinya, karena
makna tidak pernah terikat pada satu tanda tertentu.8
struktur

Kembali
sistem

kebudayaan
ursus) tur.

Arab

pada
yang

al-Jabiri,

dimaksud

tidak

kajian
lain

historis

adalah

kajian

dan
(disk

Kajian tur menjadi wilayah concern tersendiri bagi al-Jabiri. Pola pikir alJabiri sangat
problem

abiri

ditentukan

oleh

kajian tur (tradition).

Bagi

al-J

yang
dihadapi
problematika

(Wahdah
hanya

pemikiran

Islam

al-Isykliyyah)

mengungkap
legenda

os,

oleh

fakta,

berpijak

pembacaan

konsep,

kebenaran,

pada

pada

kesatua

tur.

linguistik,

Tur tidak

akan tetapi

mit

bahkan model dan metode-metode berfikir.


Dari
mengungkap

sini,

obyektifitas

metodologi

al-Jabiri

dalam

substansi tur secara mandiri dengan melepaskan keterikatan, sekat-sekat dan


dominasi otoritas tur itu sendiri. Oleh karena itu, al-Jabiri mengajukan tiga
pendekatan
uitas
secara

tur sebagai

al

sekaligus.
Pertama,
(mulajah

bunywiyah),
teks-teks,
baik

ua,

semangat
Pendekatan
kajian

ini didasarkan

yang

qai, danni,

7Madan
Sarup, Post
Pengantar Kritis,

dan

(metodologi)

konsentrasi

teks

obyektifitas

struktur
pada

kh mutlak

Strukturalisme and

diskontin

pembacaa

dan

Postmodernisme:

muqayyd.
Sebuah

Jendela, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. 66-67


8Ibid., hlm. 53-54
----------------------- Page 88----------------------88
ng
arh

Pendekatan
lingkup

analisis

sejarah

(tahll

tarkhi),

melihat

segenap

rua

budaya, politik dan sosiologisnya. Ketiga, metodologi kritik ideologi (at-t

al-iduyluj),
pengungkapan
fungsi
ideologi,
lamnya
fungsi
sosial-politik yang terkandung dalam teks-teks.9

termasuk

di da

Selain ketiga pendekatan di atas, al-Jabiri juga memakai metodo

logi

al-fal dan wal. Metodologi al-fal digunakan dalam upaya pemisahan antar
subyek

pembaca

dengan

obyek

bacaannya.

Pemisahan

ini

digunaka

Ke

untuk
mengkaji dan mengkritisi tradisi secara obyektif. Seringkali umat Islam sal

ah

dalam
mempersepsikan
disi sebagai
pihak

tradisi,

mereka

menampilkan

tra

yang berbicara. Tradisi tidak hanya dimaknai secara positif, akan tetapi tr

adisi

harus
dikritik
adaran
glorifikasi
adalah
al-wal

suatu
adalah

menghubungkan
kekinian.

si

secara

totalitas,

bahkan

keniscayaan.

relevansi

memunculkan

Sedangkan

sebuah

teks

atau

kes

metodologi

tradisi

dengan

kondi

Dalam konteks ini bukan berarti kita harus mencomot apa saja yang kita liha

baik dan
mengajukan
teori
relevansi

membuang

yang
dan

segala

dinamakan

yang
tauzf

kegunaan
fungsional
sumbangan
bagi
pengetahuan.10
ngin

Ilustrasi
terpasung

negatif.

atau istimr,

untuk

tersebut

Selanjutnya,
yaitu

kemaslahatan

menunjukkan

al-Jabiri
menimba

bahwa

ummah

dan

al-Jabiri

tidak

oleh kaum ortodoksi, tradisionalis, dan fundamentalis di satu sisi. Ia juga


tidak
ingin
evivalisme

terjebak

pada

pemahaman

yang
radikal. Pertanyaan
yang mana
yang

modernisme,
yang

puritanisasi,

muncul

kemudian

dan

tradisi

relevan dan berguna yang harus kita ambil?. Untuk menjawab pertanyaan ini
cukup
sulit, apakah
rmatik
atau idea
totalitas, atau
(taammul) dan

tradisi Islam

tradisi

barat yang

yang
liberal?.

reformis,
Setelah

transfo
bergumul

melakukan penelitian panjang sebagaimana para tokoh dan pengikut al-Jabiri,


seperti
al-Jabiri

Ahmad

9Muhammad

Baso,

Abed

Amn

Abdullh,

al-Jabiri, At-Tur wa

dan

Issa
al-Hadah

J.

Boullata,
Dirsah

wa

bahwa
al-

Munq

sah,

Al-

markz a-aqfah, Beirut, Cet. II, 1999, hlm. 10


10Muhammad Abed al-Jabiri, Post Tradisionalime Islam, LKIS, Yogyakarta, Ce
t. I, 2000,
hlm. xxiv
----------------------- Page 89----------------------89
sangat
Ibn

dekat dengan
Rusyd.

oleh

semangat
yang

disi

averroisme

tradisi
(ruh

filsafat

rusydiyyah)

Islam

yang

merupakan

diprakarsai

satu-satunya

tra

layak untuk dikembangkan.


Berdasarkan
terhadap

iri

tur (tradition),
Arab

pada
ia

sebagai perangkat
pologi kritik

pembacaan,
berusaha

berfikir

analisis,

membedah

yang

dan

dan

kritik

memahami

sekaligus produk

al-Jab

nalar

pemikiran.

bangsa
Ti

nalar merupakan wilayah concernnya. Al-Jabiri merupakan pemikir yang kaya


akan
metodologi,
metodologi

pemikirannya

sebagai
paradigma
memproduk

uk

pemikiran.
Lapangan

gi.

berfikir

Kemudian

epistemologinya
stilah lain

yang

lapangan

landasan

pada

sekaligus

kita mengenal

adalah

disebut analisis
yang ia

an

berpusat

berimplikasi

pendekatan

epistemologi

epistemologi

pembangunan

epistemolo

peradaban,

suatu

unt

dalam

peradaban.

Peradab

maksud adalah peradaban Islam Arab.


Jika kita menganalisis dari pergumulan (taammul) dengan pola pikir
al-Jabiri, maka
tidaklah

nnya

memandang
teori dan

sep,

metodologi
pada

hasil

epistemologi
pemikiran,

yang

misalnya

madzhab-madzhab. Namun, berdasarkan pada pelacakan

dipresentasika
pendapat,

asal usul pemikiran

kon

(genealogis
dahnya.
Dan

source

memperhatikan
sarana yang

an

digunakan
wilayah

of

thought),

penganalisisan

oleh

akal

dalam

ukuran

terhadap

dan

kaidah-kai

memproduksi

mekanisme,
pengetahuan

cara
di

berbagai

disiplin imiah.
Dengan
historis dan

begitu,

ideologi di satu
perspektif Abdul
Karm sangat
al-

lugwiyah).
yang

sisi.

terkait

ajjt

analisisnya

Dimana

Dimensi

dengan

bahasa

kental
historis

sekali pada
dan

produksi-produksi

dan

ideologi

dimens

ideologi

dalam

kebahasaan

merupakan

(al-munt

fenomena

sosia

memungkinkan terjadinya akulturasi dengan fenomena kemasyarakatan


dan
kultur
budaya
dengan
segala aspeknya.11
Demikian
kata M
uhammad
Nr
Ifayah, dimana salah satu kontentum semangat intelektualnya adalah ideologi
yang
ganny

diarahkan

pada

11Khall Abdul
LKIS

saan,

semangat

rasionalisme

Karm, Hegemoni

Averroisme.

Quraisy: Agama

Kecenderun

Budaya

dan

Kekua

Yogyakarta, Cet. I, 2002, hlm. 309


----------------------- Page 90----------------------90
sof

sebagaimana
sains dari

ditegaskan

Universitas
Aleksandria)
sosio-politikideologi.12

oleh
sarat

Mahir
dengan

Abd

al-Qadir

muatan

(filo

pendekatan

Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Arkoun dalam kritik nalar
Islamnya. Al-Jabiri
Arabnya dengan

membangun

epistemologi

kritik

nalar

merujuk pada bahasa Arab dengan sederet problematikanya. Kritik nalar Islam

Arkoun,
b al-Islmi

khususnya

dalam

kitab Tarkhiyyah

al-Fikr

al-Ara

(Critique de al Raison Islamique) tidak hanya berangkat dari linguistik Ara

semata,
namun
itik nalar Islam
Arkoun
emikiran.

ia juga

menggunakan

diorientasikan
Kritik

epistemologi
pengetahuan
dan

adalah

pada

linguistik

kritik

simbol,

kritik makna,

dan

Kr

produk

konsep

Persia.

mitos,

sistem

nalar dogmatis (al-aqliyyah ad-dugmtiyyah) yang terpikirkan (al-Muffakkir


f h) yang tidak terpikirkan (all mufakkir fh) dan yang tidak mungkin untuk
dipikirkan
(m yastahilu
at-tafkr fh). Dalam
k Islamnya,
Arkoun memakai pendekatan linguistik dan semantik.13

landasan

kriti

Sebagaimana diskursus panjang lebar sebelumnya mengindikasikan,


bahwa

kan

al-Jabiri
banyak

metodologi.
pendekatan

lah

Salah

epistemologi
temologi
dalam
teori
ubstansi

dalam

menyampaikan

satu

pendekatan

(epistemological

filsafat memuat
kajian

epistemologi
h Pertama,

yang

dikatakan

aspek

ada

Pendekatan

yang

oleh

mengguna

digunakan

approach).

tiga

sebagaimana

idenya

epis

fundamental.

Harold

H.

Titus

S
adala

mempertanyakan sumber pengetahuan, darimana pengetahauan itu datang dan


bagaimana
pengetahuan?.

Apakah
ungkinkah

kita

ada
kita

mengetahuinya?.
(appearance)

mengetahuinya.

dunia

yang
Inilah

terhadap
realitas. Ketiga,
(validitas)?
rab:

12Moh. Aunl
Pendekatan

Abied

Shah

Kedua ,

apakah

riil di luar akal dan


yang

disebut

bagaimana
dan Sulaiman

problem
menguji

sifat dasa
jika

ada m

penampilan
kebenarannya

Mappiasse, Kritik Akal A

Epistemologi
terhadap Trilogi Kritik al-Jabiri, dalam bukunya Moh. Aunl
Abied Shah, M.
Quraisy Syihb, Hasan Hanaf dkk., Islam Garda Depan: Mozaik Pemikiran Islam Timur T

engah ,
Mizan, Bandung, Cet. III, 2000, hlm. 302-303
13 Al al-Harb, Kritik Nalar al-Quran , LKIS, Yogyakarta, Cet. II, 2003, hlm.

102

----------------------- Page 91----------------------91


bagaimana kita bisa membedakan antara kesalahan dan kebenaran itu? ini di
sebut problem verification.14
tas

Epistemologi
Di

merupakan

keistimewaan
analisis

metode

modern.
antara

mpaui

ideologi
yakni

uan

yang

bertumpu

salah

satu bentuk

pada

epistemologi
penelitian

rasionali

adalah

pemikiran

ia mela

dan

pengetah

teori-teori aliran dan sekte, sampai mengungkap perangkat alat pemikiran


dan
prinsip-prinsip
menggunakan

dasar

pengetahuan.

Maka

ketika

al-Jabir

metode epistemologi maka ia telah membuka wilayah kajian pada kritik nalar
Arab. Ia telah melakukan kritik terhadap wacana ilmiah, teologi, fikih, bah

asa,

tasawuf dan filsafat. Hal terpenting dari pemikiran al-Jabiri adalah bagaim

ana

kemahiran
memainkan

dan
.

al-Jabiri

peran
alat sebagai
Kemampuan

(capability)
al-Jabiri sebagai

dalam

mengoperasionalkan

perangkat

ini menurut

untuk

penulis

data-data

memproduk
yang

pemikiran

membentuk

diri

seorang kritikus, pakar hermeneutik dan filosof besar era sekarang.


ang

Apabila
membentuk

identitas
bangsa
efinitif al-Jabiri

kita melihat

mengklasifikasikan
Komposisi
Arab
Murni

(Mukawwan

Arab,

struktur
maka

nalar pada
Arab arf)

yang

epistemologi

secara

implisit

tiga komposisi.
disebut

nalar

dan

Pertama,

rasionalitas

agama

(al-maql

ad-dni) atau nalar explication dan retorika. Nalar ini diilustrasikan pada i

lmukih,

ilmu bahasa
dan ilmu

si

dan

kalam.
Dan
Yunani

keagamaan,

nalar

seperti

ini disebut

Aristoteles
(Mukawwan
rasionalitas yang
rasional

al-

burhn al-kaun)
Nalar

yang

nahwu,

balaghah,

nalar bayn.

Yunani

(al-Maql al-Aqli)

ilmu

Aristoteli),

Kedua,

atau

nalar

tergambar

dalam

fi

yang

Komposi

disebut

demonstratif-kosmologis
ilmu

filsafat

dan

(al-Aql
cabangnya

ini dalam istilah al-Jabiri disebut nalar burhn. Ketiga, Komposisi Lama (alMukawwan
onalistik (al-l
maql
ini

nalar

al-Qdim)

al-aqli)

yang

atau

disebut

nalar masa

irasionalitas
depan

yang

(al-aql

rasi

al-mustaqbl),

terdapat pada ilmu tasawuf, yang diwarisi oleh bangsa Arab dari gnostisisme
Yunani, illuminasi
nciptakan kritik

Persia

14Amn
Abdullh, Studi
staka Pelajar,

atau
Agama:

tasawuf

Hindia.

Normativitas

Nalar
dan

ini

me

Historisitas?, Pu

Yogyakarta, Cet. II, 1999, hlm. 243


----------------------- Page 92----------------------92
nalar irfn. Jadi, nalar
Arab itu dibentuk
rasionalitas
Arab, Yunani dan irasionalitas lama non Arab.15

dari

Komposisi yang kedua, menurut al-Jabiri

menjadi
pijakan
adigma
berfikirnya,
ua

meskipun
al-Jabiri
yang
lain. Nalar

pemikiran,
juga

burhn (demonstrasi)
atas pola
pikir
,

abduktif. Pola
bukannya the

pikir

lebih

epistemologi,

pola

menekankan the

terstruktur

merupakan komposisi yan

menyampaikan
adalah

dan

dan
komposisi

pikir
logic

yang
of

par
ked
didasarkan

discovery

logic of justification. Logika abduktif lebih menekankan pada unsur hipotes

is,

interpretatif (hermeneutic) dan


dalil-dalil
serta
gagasan
di lapangan
ode
deduktif,16
dan

proses

dan

verifikasi

yang

data,

dihasilkan

konsep

oleh

met

induktif.17
Nalar
bersumber

dan
pada

kan

Burhn al-Jabiri

filasfat
paripatetik
tokoh
yang

mempelopori
bersumber

konsep

pada

bersumber
Islam.

silogisme.

pada

Aristoteles

Aristoteles
Nalar

merupa

burhn al-Jabiri

penguatan logika dan silogisme. Konsep logika pernah diperdebatkan, apakah


logika (makna) lebih dulu daripada bahasa (kata), atau sebaliknya bahasa le

bih

dulu daripada logika.18


dari pada

Menurut Abu Bisyir Matta logika lebih dulu

bahasa. Karena kata atau bahasa tidak lain adalah copian dari susunan makna
yang ada dalam pikiran, dan susunan makna yang ada dalam pikiran tidak lain
adalah
baik

diri
.

maupun
Dengan

copian
materi
non

dari
materi

benda-benda
tidak

lain

langit.

Dan

sebagai

sebab

benda
awal

langit

sen

(asbb al-la)

15 Al al-Harb, Op. Cit., hlm. 176


16Pola pikir deduktif dalam istilah filsafat dan teologi adalah pola pik
ir yang sering dipakai
oleh kalangan teolog (baynah). Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang sangat t
ergantung pada
teks dan nas-nas kitab suci yang hegemonik, skriptualis dan logosentrisme. Pola
pikir model ini
diprakarsai oleh Plato, dimana sumbernya ada pada ide, yakni ide bawaan (innate
raison). Model
Deduktif ini yang dipakai oleh aliran rasionalisme. Kemudian pengetahuan ini buk
an dihasilkan
oleh pengalaman historis-empiris-induktif, yang melahirkan aliran empirisme.
17Metode induktif adalah
pengetahuan berasal dari

pola

pikir

yang

mengatakan

sumber

realitas empirik historis. Realitas yang tidak konstan yang dapat ditangkap oleh
panca indera dan
lewat pengalaman. Kemudian diabstraksikan menjadi konsep dan gagasan atau ide. P

ola pikir ini


akhirnya melahirkan aliran empirisme.
18Oliver Leaman, Pengantar
Rajawali Press,

Filsafat

bdullh,

Islam,

terj.

HM.

Amn

Jakarta, 1989, hlm. 12-13


----------------------- Page 93----------------------93
konsep ini, sumber pengetahuan burhn adalah rasio bukan teks dan intuisi.
Rasio
ilaian

diperkuat
dan

oleh

dalil-dalil logika,

logika

memberikan

pen

keputusan terhadap informasi yang masuk lewat indera, yang dikenal dengan
taawwr

dan

berdasarkan
terhadap

tadq.

Taawwr

data indera

sedang

adalah
tadq

proses

adalah

pembentukan

proses

konsep

pembuktian

kebenaran konsep atau pernyataan tersebut.


Sedangkan
al-

qiys

silogisme

Jmi. Silogisme adalah

bentuk

dalam

istilah Arab

argumentasi yang

yang
terdiri dari premis-premis.
sehingga
membentuk
arus

keputusan

melalui
tahap

tahapan-tahapan,

dikenal

didasarkan pada proposisi

Kemudian

(konklusi) yang bersifat

dirujukkan

pasti.

diantaranya:

dengan

tahap

kembali

Proses silogisme
pengertian

(maqlat),

pernyataan (ibrat) dan tahap penalaran (tahlilat).


rnal

Tahap
yang

pengertian

masuk
dalam
diberikan
Aristoteles.
oposisi

pikiran

Tahap

adalah

proses

dengan

pernyataan

abstraksi

melalui

adalah

sepuluh

atas

proses

obyek

ekste

katagori

pembentukan

yang

kalimat

pr

(qdiyah) atas pengertian yang ada. Setiap proposisi harus terdiri dari subyek
dan prediket yang bersifat continuity dan relationship. Suatu proposisi harus
mempertimbangkan
atagori
tersebut

lima

katagori

yaitu; spesies,

dalam

genus,

istilah
differrensia

ilmu

logika.

Lima

(fa l), propium

k
(k

h)

dan

aksidentia (rad).
Menurut al-Jabiri penarikan kesimpulan (konklusi silogistik) itu harus
memenuhi
usunan

tiga

syarat. Pertama,

premis.
Kedua,
kesimpulan

adanya

mengetahui

konsistensi

latar

(konklusi). Ketiga,
kesimpulannya
sehingga
tidak menimbulkan kebenaran yang lain.19

logis

belakang

harus

antara

dari

alasan

peny

bersifat

dan

pasti dan benar

Konsep silogisme filsafat dan konsep qiys (analogi) dalam pandangan


teolog yang dikenal dengan istilah silogisme dialektika adalah sangat berbeda
(different).
ika adalah

Wilayah

bentuk
silogisme
ang
hanya

perbedaan
yang

mendekati
keyakinan
cara
pasti

itu

sangat

tersusun
tidak

dan

jelas,

Silogisme

sampai

terstruktur
pada

dialekt

atas premis

derajat meyakinkan

se

19Muhammad Abed al-Jabiri, Bunyah al-Aql al-Arab, Op. Cit., hlm. 433-435
----------------------- Page 94----------------------94
seperti silogisme demonstrasi. Materi silogisme dialektika berupa opini yan

secara umum
lain tanpa

ang

diterima

atas

dasar

keyakinan

atau

kesaksian

or

melalui pengujian (himmah) dan verifikasi data. Karena itu, daerah silogisme
demonstrasi lebih
lagi pada

ebih
ma

tinggi

dari

pada

silogisme

dialektika,

terl

silogisme retorik. Silogisme retorik bersumber pada opini-opini yang diteri


(maqblat) begitu saja.
Demikian,

memperhatikan

wilayah obyektifitas.
mengarah dan
bertendensi

pada

ilustrasi panjang
Meskipun
subyektifitas

demikian,

secara

implisit dengan

obyektifitas

juga. Obyektifitas

akan
yang

penul

is

maksudkan
yaitu: Pertama, obyektifitas dengan memperhatikan segala ide, gagasan, dan

latar
belakang
nalisis melalui

al-Jabiri.

genealogi
background
pendidikan,

Latar

belakang

al-Jabiri

al-Jabiri bisa

mulai

dari

sejarah

dia

lahirnya

politik, budaya, wilayah dan tendensi ideologi. Proses genealogi background


al-Jabiri bisa
njadi kiblatnya.
Genealogi
temologi
yang
nya

digunakan.
sebagai

dianalisis
juga

melalui

tokok-tokoh

bisa dilacak

Sehingga

kita

melalui

akan

filsafat

yang

sampai

metodologi
pada

me

dan

analisis

epis

karya-karya

sumber dan produk penuangan idenya. Kedua, obyektifitas penuangan ide di


atas
penulis

dalam
juga

rangka

mengkaji

substansi

pemikirannya,

memperhatikan, mempertimbangkan, dan melanjutkan teori dan analisis yang


i

digunakan oleh tokoh, pemikir dan pengagum serta pengkritik al-Jabiri sepert
Al al-Harb, Amn Abdullh, Ahmad Baso, dan Issa J. boullata.

B.

Kontribusi
al-Jabiri

dan

Signifikansi

Pemikiran

Muhammad

Abed

Terhadap Kebangkitan Pemikiran Islam dan Barat


Konsepsi
pada

tekankan
kerangka
bacaan al-

berfikir

Jabiri
pada

isi

pengungkapan
memiliki

tiga
ertama,

pemikiran

sebagaimana

yang

problem

kecurigaan
alian
hukum
(istimbt)
oleh kalangan

filsafat

mendominasi

dan

Arkoun,

Husein

identifikasi

yang

berlebihan
merupakan

pada
barang

bangsa

dan

tradisi.

mereka

saat
Hasan

Arab

kehilangan

ijtihad.
langka

tidak

Arab

Nar,

makna

menyebabkan

al-Jabiri

Ijtihad
yang

----------------------- Page 95-----------------------

lain di
itu.

Pem

Hanaf berangka
sebagai

trad

identitasnya. P
melalui

hanya

pengg

dilakukan

95
tertentu. Bahkan
kemudian dibuka

pintu

ijtihad

telah

tertutup.

Pintu

ijtihad

oleh Ibnu Taimiyah.


Problem
dominasi

dalam

Kedua,

budaya. Pemikiran
revolusioner.

at

Intervensi
kehilangan

elan vital

telah

agama

dan

politik
dan

semang

Pemikiran menjadi monolitik, kebebasan berfikir dipasung total


dan podium
dialog sangat terbatas. Pada wilayah ini agama dan politik akan mendominasi
dan
kotomi
Islam
dialog

mengkooptasi

kebudayaan

dan Barat.
ilmiah-

dan

Pandangan

rasional,
kemudian
yang ujungnya

berubah

pemikiran.
Barat

Sedangkan Ketiga,

yang

menjadi

Di

mengedepankan

gerakan

ekspansionis

meresahkan akidah Islam. Stigmatisasi negatif pada Barat mulai muncul dan
disebarluaskan.
Pergolakan problem di atas, kemudian direspon oleh gerakan pemikir
pembaharuan
macam
gerakan

Islam.

Dalam

Islam

muncul

pembaharuan di era modern. Kita


mengenal
gerakan
Modern, Neo Revivalis dan Neo Modern.20
empat gerakan
h,

berbagai
Gerakan

Wahabiya

Berlandaskan

ke

tadi, kemudian para pemikir Islam beramai-ramai meresponnya.


Arkoun
dekonstruksi.
Dekonstruksi
sisikan
ang

merespon
yanag

dimaksudkan

dengan
adalah

menggunakan
dekonstruksi

argumen
yang

diekspo

dalam kriktk nalar Islam dan nalar religius. Nalar ini berangkat dari apa y

tidak terpikirkan,
kita pikirkan.21

apa

yang

terpikirkan

dan

apa

yang

Kemudian Arkoun menjelaskan, bahwa masuknya kran modernisme ke dalam

harus

dunia
yang

Islam
bersifat

melewati

jalur

serbuan

melalui

kekerasan

militeristik. Semenjak itu modernitas tidak hanya menimbulkan nuansa positi

f,

akan tetapi
tantangan

gerakan

modernitas

telah

memunculkan

problem

dan

tersendiri bagi Islam. Melalui serbuan tersebut Islam tidak memiliki elan v

ital,

20Gerakan Wahbiyah dipelopori oleh M. Ibn Abdul Wahab yang menekankan pada

ajaran

ketauhidan dan pemberantasan model-model syirik. Gerakan modernisme diprakarsai


oleh Ahmad
Khan dan Jaml ad-Dn al-Afgn di timur tengah serta Moh. Abduh. Gerakan ini bertujuan u
ntuk
pemberantasan segala bidah, khurafat dan tahayul dan mengusung purifikasi Islam.
Neo Revivalis
dipelopori oleh Abd. Al al-Maududi dan kelompok
Jamaati Islam di Paki
stan. Sedangkan
gerakan neo modernisme adalah gerakan yang dilakukan oleh Fazlur Rahman. Neo Mod
ernisme
mempunyai sintesis progresif dari rasional modernis dengan ijtihad dan tradisi k
lasik
21Muhammad Arkoun, Islam
Rusiani, (terj.),

a,

Kontemporer

Menuju

Dialog

Antar

Agam

Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. I, 2001, hlm. 88


----------------------- Page 96----------------------96
Islam menjadi
emiliki sistem

statis,

dogmatis

dan

apologetik.

Islam

tidak

dan kekuatan intelektual sedikitpun.


Namun demikian, para ahli sejarah seperti Harvey Cox dan Lucian W.
Pye
dunia

menjelaskan
modern

baik Islam
berujung dan

ada

maupun

tiga

pilar

yang

diperhatikan

oleh

ilmu

Barat. Pertama,

harus

pengetahuan

telah

bergeser pada pemahaman rasionalis. Kedua, negara dan bangsa (nation-state)


telah
mpingan

bermuara
dan

pendiskriminasian
ekularisme
dan
liberalisme.22
Di
al-Jabiri dan

pada

nasionalisme

dan

Ketiga,

pengesa

peran

agama

yang

berujung

pada

samping

ketiga

problem

tersebut,

nampaknya

Arkoun
tidak
dan
al-Jabiri
menambahkan
datang
seperti

hanya

berhenti

sampai
turunan

Islam

problem-problem

di

sini.

Arkoun

yang

akan

problem demokrasi, toleransi dan Hak Asasi Manusia serta status wanita.
Problem-problem yang menjadi tantangan kaum muslim menyitir apa
yang dipresentasikan
point. Pertama,

oleh

Arkoun

problem
rasionalitas
dan
wahyu

sio

dan

al-Jabiri

itu

(filsafat). Perdebatan

ada

tiga

kebenaran

ra

memuncak di era filosof-filosof Islam. Bagaimana kebenaran dan peran rasio


pada wahyu?. Kontradiksi persoalan ini telah dijawab oleh para filosof Islam
seperti al-Kind, al-Frb, al-Rzi dan Ibn Rusyd. Bahwa wahyu dan agama
a

tidaklah
dicapai

saling
oleh

bih

kebenaran
tinggi

akal.

kontradiksi.
Bahkan

ada

Kebenaran
yang

wahyu

mengatakan

dapat

kebenaran

jug

akal

le

kedudukannya dibandingkan kebenaran ilmu-ilmu agama termasuk wahyu.


Problem kedua

ekularisme.

Kaum ortodoksi
dan

isme

yang

sangat

dihadapi

menentang

oleh
faham

Islam

adalah

sekularisme

faham

ini.

Sekular

Islam adalah dua identitas yang tidak dapat disatukan (unintegreted). Dalam
hal ini, Arkoun hanya menguraikan bahwa problem sekularisme sangat terkait
oleh masalah politik, yang berimplikasi pada wewenang dan kekuasaan. Nr
Kholis
Majd
roblem
serius,
karena
ketiga

Islam
adalah

mengatakan
adalah

Problem
agama

sekularisme

sekuler.

bukanlah

Sedangkan

problem

masalah bangsa dan negara (nation and state) yang merupakan sumber faham
22Suadi Putro, Moh. Arkoun
ramadina, Jakarta, Cet. I,

tentang

Islam

1998, hlm. 52
----------------------- Page 97-----------------------

dan

Modernitas,

Pa

97
nasionalis.
Dunia
bangsa
yang

modern
modern

berdaulat.
Zaman
tuknya
negara-

adalah

dunia

dari berbagai

telah membawa

negar

implikasi

terben

negara nasional.
Sedangkan
kontemporer

ab

memiliki
lalu

sa

dalam

empat karakter.

(tur). Kedua,

apa

pandangan

Di

masuknya

al-Jabiri,

wacana

antaranya, Pertama, dominasi

analogi

Ar

model

yurisprudensial. Ketiga,

ma

memasukkan

yang mungkin secara intelektual sebagai fakta yang given . Keempat, metode
ideologi telah mengalahkan metode epistemologi dalam pengetahuan tentang
realitas.23
Keberpihakan
al-Jabiri pada
penggalian
tradisi
sangat
penting.
Tradisi tidak
dikaji secara

harus

kritis.
Demikian
ngesampingkan
an

kebudayaan
besar

barat.

am

bagi
Arab

tuk

melakukan
memahami

dunia
harus

disingkirkan,
pula

Justru

keberpihakannya
kebudayaan

pengembangan
dialog

sebaliknya

bukan

Barat

ilmu

kritis

tradisi

telah

berarti

me

membawa

kemaju

modern.

(science)

dengan

seharusnya

Isl

kebudayaan

Barat

un

historisitas dan konsep ide-ide kemajuan Barat.


Secara umum, wacana pemikiran Arab kontemporer ditandai oleh tiga
tipologi transformasi
ransformatif,
tipologi ini
Arab dari

dan

kritik

pemikiran. Pertama,

menginginkan

adanya

proses

transformasi

tipologi

masyarakat

budaya tradisional patriarkhi kepada masyarakat rasional dan ilmiah. Mereka


menolak
landaskan

cara pandang
nalar

agama

dan

mistik

yang

tidak

ber

praktis. Tradisi masa lalu sudah tidak relevan dan tidak membawa fungsi apaapa. Gerakan ini berasal dari kalangan Kristen dan Marxisme seperti Thayyib

Tayzinin.
g

digarap

Kelompok Kedua,

adalah
reformasi
lebih hidup
dan
cocok dengan
yaitu;

dua

dengan

tuntutan

Pertama,
melakukan

tu

adalah

Kelompok

dengan

kembali

reformistik,

proyek

penafsiran-penafsiran

zaman.

pemikir

pembangunan
disi dengan

tipologi

ini

yang

dipetakan

metode

(idah

baru

yan

menjadi

buniyat

rekonstruksi.
min

jadd)

Yai
terhadap

tra

kerangka modern dan prasyarat rasional. Di abad modern sekarang kelompok


23Issa J. Boullata, Dekonstruksi Tradisi: Gelegar Pemikiran Arab Islam, L
KIS, Yogyakarta,
Cet. I, 2001, hlm. 68
----------------------- Page 98----------------------98
ini diwakili oleh M. Abduh,

ain-

lain.
Kecenderungan
kecenderungan

al-Afghani, Hasan Hanaf, M. Imarah dan l


Kedua,

adalah

reformistik

dengan

metode dekonstruksi. Dekonstruksi merupakan fenomena baru buat pemikiran


i

Arab
oleh

kontemporer.
gerakan

rti

Post
Levi

strukturalis
Strauss,

Foucault, dan
dan al-

Pemikir
Perancis

Lacan.

koun,

Pemikir

dekonstruksi
dan
garda

tokoh

sangat
Post

kelompok

dipengaruh

modernis
ini

sepe

seperti:

Ar

Jabiri.
pemikir

Sedangkan
feodal-

tipologi

totalistik. Tipologi

hadap

ajaran
committed

Islam
pada

yang

ini

kelompok

Ketiga,

tipologi

mempunyai ciri sikap dan pandangan idealis ter


bersifat

totalistik. kelompok

ini sangat

aspek religius budaya Islam. Mereka menolak unsur-unsur asing yang datang

dari Barat. Pemikir yang punya kecenderungan ini seperti M. Ghazali, Sayyid
Qutub, M. Quttub dan lain-lain.24
Dari ketiga
adalah

ami

tipologi

jelaskan

tipologinya
pendekatan

gan

al-Jabiri,

di

atas,

yaitu

tipologi

dekonstruksi.
Dekonstruksi
ilakukan
al-Jabiri

tipologi
terhadap

yang

akan

reformistik

epistemologi

den
yang

adalah memetakan epistemologi keilmuan Islam (islamic science). Meskipun


demikian,
berujung

dekonstruksi
pada

upaya
adalah

yang

rekonstruksi
upaya

juga.

pembangunan
tradisi lama.

kembali

an

Tradisi
Islam

pola

Karena
menjadi

tentang
Arab.

pola pikir
tiga

bingkai struktur
ologi bayn

dilakukan
Rekonstrukis

(idah
pikir

al-Jabiri
yang

buniyat

min

jadd)

yang

al-Jabiri

terhadap

melatarbelakangi

Islam

aka

dimaksud

menurut

Islam

keilmuan

oleh

pemikir

(islamic studies)

diklasifikasika
yaitu

epistem

dan irfn serta burhn. Epistemologi bayn yang didasarkan atas teks-teks
dan analogi (qiys) yang melahirkan pola pikir kalam, fikih dan bahasa. Teks
memiliki
bangun science

banyak

kekurangan

Islam
modern.
bayn biasnya
if,

mengambil
polemis

dan

Karena
sikap

mental

dan

corak

keterbatasan

berfikir

yang

tekstual

dalam

bersifat

mem

keagamaan

dogmatis,

defens

apologetik. Corak ini menyebabkan Islam menjadi statis berjalan di tempat.


24A. Lufi
ntemporer, Jurnal

asy-Syaukni,

Tipologi

dan

Wacana

Pemikiran

Arab

Pemikiran Islam, Paramadina, Jakarta, Vol. I No. I Desember 1998, hlm. 63-65

Ko

----------------------- Page 99----------------------99


Bagaimana

nalar bayn ketika

berhadapan

dengan

teks-t

eks

yang

bebeda, milik
letak pada

masyarakat

teks,
sedang
rasio hanya
digunakan
lam

rasio

untuk

dan

komunitas

hanya

lain.

mengukuhkan

berfungsi
dan

Karena

sebagai

membenarkan

kebenaran

sebuah

teks

kelompok
dan
an
dengan

organisasi

tertentu.

Maka

peresoalan
dogmatis.
Menurut
ia

hemat

mampu
isa-sisa

penulis

pola

mendalami,
nalar

irfn dan
harus

tertuang

da

diterim

saat

berhadap

apologetik,

dan

teks,

tentu

pada

pikir bayn hanya

berdialog

burhn.

yang

belum

ini nalar bayn cenderung

ter

pengawal

apa

teks.
Sementara
a
golongan,

otoritas

dapat

defensif

dan

dilakukan

ketika

mengambil

dari s

berlebihan

Kecurigaan

manfaat
terhadap

peran

akal

dikesampingkan.
Epistemologi kedua adalah epistemologi irfn yang didasarkan pada
intuisi, dzauq, gnostik dan pengalaman keagamaan langsung (direct religioun
experiences).
kan
dan

Kelemahan

terinstitusionalkan
am riqat
yang mandiri,
iri tidak

model

term-term

disertai

irfn ini

ilhm,

wirid-wirid

terletak

kasyf

dan

tertentu.

pada

terbaku

psiko-gnosis

Padahal riqat

dal
itu

send

lain dan tidak bukan adalah institusional atau organizational expression dari
tradisi
gnosis
lur
Rahman

(tasawuf)

dalam

budaya

Islam.

Bahkan

Faz

mengatakan religiun within religiun


stitusi

Maka

untuk

dan oragnisasi
over

mengembalikan

sosial

keagamaan

intuisi

pada

diperlukan

pengertian

untuk

bukan

melakukan passing

dengan meminjam khazanah tradisi pemikiran eksistensialis di Barat. Falsafah


Barat

pun

pernah

mempertanyakan

dominasi

in

dan

keangkuhan

rasionalitas
dalam sejarah
reformulasi

pemikiran

mereka.

Diperlukan

rekonstruksi

dan

pemikiran Islam dalam wilayah tasawuf irfn era kontemporer.


Sementara
(al-waq)
baik realitas
yang

epistemologi burhn bersumber


alam,

dimunculkannya
an silogisme

sosial,

dalam
efrensi

banyak

humanistik

upaya

maupun

mengandalkan

pembuktian

pada

realitas

keagamaan.

peran

inferrensialnya.

akal,

Ilmu-ilmu
logika

Epistemologi

burhn ber

pada silogisme Aristoteles dan ajaran Paripatetik. Dalam Islam kebenaran ini
didasarkan
r

pada

validitas

dan

substansi

epistemologi masyiyyah.

Sumbe

----------------------- Page 100----------------------100


masyiyah Islam banyak mengambil dari filsafat Aristoteles, Neo Platonisme,
ari

dan
Paripatetik.
kelemahan.

Kelemahannya
al tetapi masih

Meskipun
terletak

demikian,
pada

ia

kenyataan

tidak

meskipun

lepas

ia rasion

lebih didasarkan atas model induktif dan deduktif, meskipun ia juga memakai
metode abduktif. Kedua metode tersebut sangat tidak jelas barometernya dan
kurang memadai dalam perkembangan pemikiran kontemporer.25
ks

dan

Nalar bayn sangat

realitas.
Teks-teks
otoritas
penuh,

tergantung

dianggap

dan

pada

kedekatan

diyakini

makna

teks-te

mempunyai

kebenaran teks-teks mengandung nilai, kegunaan (beneficial), berlaku (works)


dan memuaskan, (satisfies). Kebenaran teks dengan analogi dan otoritas yang

fat

mengandung
Barat

memiliki
ional-pragmatis.

nilai,

kegunaan

kesesuaian

dan
dan

tujuan
persamaan

dalam

perkembangan

dengan

aliran

filsa
ras

Lembaran rasionalisme
Leibniz,

a,

telah

disamping
pragmatisme
James,
John
Dewey,

ada

G.

Herbert

dibuka

Mead.

yang

oleh

Rene

Descartes,

dikembangkan

Spinoz

oleh

Kebenaran bayn dalam

William

Islam

bersumber

wujdiyah (eksistensi wujd) dengan mengandalkan kekuatan hati.


Dan nalar Irfn lebih pada kematangan social skill, (empati, simpati,
dan verstehen),
enaran
Isyrqiyah
itual

(illuminatif dan auq)

keagamaan.
empirik.

as

Kebenaran irfn dalam

Keyakinan

akan

Islam

dengan

suatu

berafiliasi

mengandalkan

kebenaran

dengan

keb

terletak

experience
pada

spir

realit

Realitas empirik dalam terminologi Barat berkolaborasi dan bergumul dengan


filsafat dan aliran empirisme. Madzhab empirisme dipresentasikan oleh John
Locke,
David
empirisme

Hume

didasarkan
pada
panca
indera.

dan

Berkeley.

pengalaman

Sumber

dengan

pengetahuan

mengedepankan

alat

Misalnya, kita bisa mengetahui kalau es itu membeku karena kita melihatnya
dan lain lain.
Sedangkan nalar burhn ditekankan pada validitas korespondensi (almutbaqah baina al aql wa nizm at tabiah). Yakni kesesuaian antara rumus
dan
hukum

formulasi
alam.

25M. Amn
Penafsiran

yang
Abdullh,

diciptakan
At-Tawl

oleh

akal

al-Ilm;

manusia
Arah

Ke

dengan
Pertumbuhan

Kitab Suci, Jurnal al-Jmiah, Vol. 39 No. 1, Nopember 2001, hlm. 375
----------------------- Page 101----------------------101
Kesesuaian antara proposisi (qdiyah) yang terkandung dalam premis mayor
dan
Selain

minor,
aspek

korespondensi

differensia
kebenaran

sebelum

sampai

burhn juga

pada
didasarkan

konklusi.
pada

aspek

Paradigma

koherensi
(keruntutan dan keteraturan berfikir logis), melakukan perbaikan evaluasi da

penyempurnaan
dasar

temuan,

atas

akal manusia
istemologi

rumusan

(pragmatis).

dan

Dalam

teori

yang

perkembangan

telah

dibangun

filsafat

Barat

ep

burhn Islam digunakan dan dikembangkan oleh rasionalis Barat. Lembaran


rasionalis Barat dibuka oleh Rene Descartes, Spinoza, Leibniz dan Kant.
Maka sebagaimana skema perbandingan yang disampaikan oleh Amn
Abdullh

antara

epsitemologi

bayn, Irfn dan

burhn adalah

berikut:
Skema Perbandingan antara
Epistemologi Bayn, Irfn dan Burhn
A. Epistemologi Nalar Bayani
1

Origin (Sumber)

Nas/teks/wahyu (otoritas teks)


- al-khbar, al-ijm (otoritas salaf)
Al-Ilm at-Tauq

2
iys

Metode

(Proses

Prosedur)

dan

Ijtihdiyyah
- istinbtiyyah/istinjtiyyah/istidaliyyah/q
Qiys (qiys al-gib al al-syhid)

Approach
(Epistemologi)

4
tif

Theoretical
Framework
yang
(Kerangka Teori)

Lugwiyyah (bahasa)
- dallah lugwiyyah
Al-asl -

al-far

- istinbiyyah

(pola

pikir deduk

berpangkal pada teks)


- qiys al-illah (fikih)
- qiys ad-dallah (kalam)
Al-laf al-man
- m, kh, musytrak, haqqat, majz, muhkm,

seba

mufsar, hir,

musykl, mujml ,mutasybih

----------------------- Page 102----------------------102


5
hawa

Fungsi
nafsu

dan

Peran

Akal

Akal

sebagai pengekang/pengatur

bandingkan lisn al-Arab Ibn Manr


Justifikatif

ngukuh

repetitive

taqldi (pe

kebenaran/otoritas teks)
Al-aql ad-d ni
6

Types of Argument

Dialektik (jad liyyah); al-uql al-mutanfisah


-defensif apoloetik polemik dogmatik

ukan

Pengaruh

logika

pola

logika

stoa

(b

Aristotle)
7
Tolok
u n dan

Ukur

Validitas

Keilmuan
8
da

Keserupaan/kedekatan

antara

teks

ata

realitas

Prinsip-Prinsip Dasar

1. Infil (discontinue) = atomistic


2. Tajwz

hukum

(keserbabolehan)

= tidak a

kausalitas
3. Muqarabah (kedekatan, keserupaan)
analogi deduktif; qiys
9

Kelompok

Ilmu-Ilmu

Pendukung

1. Kalam (teologi)
2. Fikih (jurisprudensi)/fuqah ; uliyun
3. Nahwu (grammar); balgah

10
Hubungan
tivism)

Subjek

Subjective (theistic atau fideistic subjec

dan Objek
B. Epistemologi Nalar Irfani
1

Origin (Sumber)

Experience
- al-ruyah al-mubsyirah

- direct experience; al-ilm al-hudri


- preverbal; prelogical knowledge
2

Metode

yah;

(Proses

dan

Prosedur)
al-

A-auqiyyah (at-Tajrbah al-Batniyyah)


Ar-Riydah;

al-Mujhadah;

Isyrqiyyah;

hayatan

al-Kasyfiy

al-Ladniyyah;

Peng

ban/tasawuf
----------------------- Page 103----------------------103
3

Approach

Psiko-Gnosis; Intuitif; auq (qalb)

(Epistemologi)
4

- al-L aqlaniyyah

Theoretical

ZahrBan

Framework

Tanzl Tawl

(Kerangka Teori)

Nubuwwah wilyah
Haqqi Majzi

Fungsi

dan

Peran

Akal

Patisipatif
- al-hds wa-wijdn
-bila walah; bila hijb

Types Of Argument

Atfiyyah Wijd niyyah


Spirituality (esotrik)

Tolok

Ukur

Validitas

Keilmuan

Universal reciprocity
Empati
Simpati
Understanding others

8
i alan-Ns

Prinsip-Prinsip Dasar

1. Al-Marifah
2. Al-Ittihd
Allh);

au
al-insn

al-fan

(universal)

(al-insn yahu

(particular) yahu

fi

nafs
walu

3. Al-Hull

alal-

(Allh

insniyyah

an-nafsuhu

yag an-

fa yahull fih wa

yataha

insnu hin in il kinin jaddin)


9

Kelompok

Ilmuan

Pendukung

al-Mutasawwifah
Ashb al-irfn/marifah (esoterik)
Hermes/Arfun

10

Hubungan

nce;

Subjek

dan Objek
unity in

Intersubjective
Wihdatul

al-wujd

(unity

in

differe

multiplicity)
nts

ruang

dan

ittihd

al-arf

wa

al- mar f

(li

waktu); ittihd al-aql, al-qil wa al-maql


C. Epistemologi Nalar Burhn
1

Origin (Sumber)

Realitas/al-waq(alam, social, humanitas)

----------------------- Page 104----------------------104


Al -Ilm al-huli
2

min

Metode
al-

(proses

Prosedur)

dan

Abstraksi

(al-maujdah

al-barah

madah)
BahiyyahtahlliyyahtarkhiyyahNaqdiyyah
(al-muhkamah al-aqliyyah)

Approach

Filosofis scientific

(Epistemologi)
4

Theoretical

At-Tasawwurat al-tasdiqt; al-hd al-burhn

Framework

Premis-premis logika (al-mantq)

(Kerangka Teori)

- silogisme (2 premis + konklusi)


A = B
B = C

A = C
tu

ida

Tahllu

al-ansir

al-assiyyah

li

binahu
bi syakln yubarrizu m huwa jauharriyyn

fhi

Kulliy juziy ; jauhr ard


5

Fungsi

dan

Peran

Akal

Heuristik analitik kritis


(al-munah wa al-mukbadah wa ijlah al-nazr)
Idrku as-sabb wa al-musabbb
al-Aql al-kaun

6
Types of Argument
lanative)
e

dan

Demonstratif (eksploratif,verifikatif, exp


-

logika

Pengaruh

pola

logika Aristotl

keilmuan pada umumnya


7
alam)

Tolok

Ukur

Validitas

Keilmuan

1. Korespondensi (hubungan antar akal dan


2. Koherensi (konsistensi logik)
3. Pragmatic (fallibility of knowledge )

8
bt);

Prinsip-Prinsip Dasar

1. Idrk

al-asbb

(nizm

al-sbabiyyah

prinsip kausalitas

a-a

2. Al-Hatmiyyah (kepastian; certainty)


3. Al-Mutbaqah baina al-aql wa nizm al-tabah
9

Kelompok

Ilmu-Ilmu

- Falasifah (fakk r/scholars)

----------------------- Page 105----------------------105


Pendukung
10
k dan

Hubungan
dan Objek

- Ilmuan (alam, sosial, humanitas)


Subjek

Objective (al-nazrah al-maudiyyah)


Objective Rationalism (terpisah antara subje
objek)

Jika memang demikian, lalu pertanyaan kita bagaimana hubungan dan


inter-komunikasi
linier dan

diantara

ketiganya,

apakah

bersifat

paralel,

sirkuler?. Pola hubungan diantara ketiganya sangat urgen dan signifikan dalam
pembangunan
diantara

keilmuan

ketiganya
akan

dikatakan

Islam

nya

bersifat paralel,

berjalan
sendiri-sendiri
diantara

ketiganya.
akan minim

(islamic studies).

Sehingga

dan

maka

tanpa ada

nilai, manfaat

Jika hubungan

corak

korelasi

dan

epistemologi

serta persentuha

kegunaan

ketiganya

sekali. Pola ini tidak akan membuka horizon, wawasan dan gagasan baru yang
bersifat transformatif.
pada

Dan
ujung-

jika

ujungnya
ikasi
pada

akan

pola

timbulnya
truth claim

epistemologi
pada

yang

model

yang

kan

final.

dogmatis-teologis,

gan

pada

Sehingga

eksklusif

berimpl

munculnya

ia pilih dianggap

dan

maka

Sehingga

berasumsi

yang

ideal

bersifat linier,

jalan kebuntuan.

hubungan

Jenis

kebuntuan
tidak

ketiganya

menghadapi

pola

primadona.
satu-satunya

hubungan

sebagai

akan

dan

mengantar

polemis,

den

mencerminkan kompromi dan dialog right is wrong is my country.


itu

Sedangkan

pola

hubungan
ngan,

yang

model

hubungan

masing-masing

yang

dari

ketiga

keiganya

adalah sirkuler

dapat

memahami

ya

kekura

keterbatasan dan kelebihan masing-masing. Mereka siap mengambil manfaat


an

apa
yang
problem

terdapat

kontemporer
tidak bisa
an

dijangkau
yang

dari

menunjukkan
dan

diselesaikan

ketiganya.
pada
diantara

Kompleksitas
persoalan
ketiganya,

persoalan

dan

problem

sehingga

d
yang

membutuhk

lain. Dengan
elekat pada

begitu,

masing-masing
masukan

kekeliruan,

dapat

anomali

dikurangi,

dan

diperbaiki

kesalahan

yang

setelah mendapatkan

kritikan dari epistemologi yang lain. Model hubungan melingkar, berputar dan
sirkuler
n hegemoni

tidak menunjukkan

adanya

finalitas, eksklusivitas

da

----------------------- Page 106----------------------106


lantaran finalitas dalam kasus-kasus
ntarkan pada
jalan buntu ( dead lock).26
Fragmentasi
dalam

di atas

al-Jabiri

membangun science

modern

arkan
rame

kerangka berfikir
of work ),

namun
progresif,

pemikirannya

penuh
temporer.

harapan
Secara

bagi

obyektif
sangat

Al al-Harb

of

yang

akan

sebagai

Islam.

(frame

tertentu

thought )

emansipatif

Abdullh

epistemologi

menaw

kerja

epistemologi

Amn

antusias
atas penawaran
sumbangan

hanya

kerangka

produktif,

menga

keseriusan

al-Jabiri
dan

pembukuan
dan

akan

indikator

Meskipun

cemerlang

hanya

(f

dan

sebagai

era

kon

kritikus

al-Jabiri.

al-Jabiri

Ini merup

yang bebarti bagi kemajuan dan perkembangan keilmuan dan pemikiran Islam
ke depan.
teknologi

Zaman

Modern

ditandai

dua

hal, Pertama,

Penggunaan

dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan Kedua, Pesatnya perkembangan


ilmu
telektual

pengetahuan
manusia.

Manusia
onalkan
teknologi,
teknologi,

(science)

modern
segala
karena
dan

industrialisasi.
rfikir logis

adalah

sebagai

era

Disamping

manusia
sekarang
itu,

manusia

tanda

kemajuan

yang

dapat

adalah

era

modern

in

mengoperasi

harus

kecanggihan
mampu

be

rasional.27 Terlepas dari itu semua al-Jabiri tidak lepas dari kekurangan.

Mull

Sadra juga mengkritik nalar burhn ini dan rasionalitas


fat. Kritik yang
disampaikan
al-Mutaliyah,
dimana ada
rasional,

aran

bahkan pada
jelaskan sesuatu

oleh

Sadr

terangkum

realitas wujd yang


saat

tertentu

yang
diketahuinya.
illuminasi
dan
isyrqiyyah

yang

tidak

silogisme

Menurut

mengatakan

filsa
dalam

bisa

disentuh

rasional

oleh

penal

bisa

men

tidak

Suhrwardi

kekurangan

Hikmah

yang

beraliran

rasional burhn diantaranya; Pertama,

Ada kebenaran yang tidak bisa didekati lewat burhn. Kedua, ada eksistensi
di luar pikiran
an burhn seperti
warna,

bahwa
a
i,

bau

dan

yang

bisa

dinalar

bayangan. Ketiga,

dan

tidak

bisa

Prinsip burhn yang

dijelask
mengatakan

atribut sesuatu harus didekati dengan atribut yang lain akan menggiring pad
26Amn Abdullh, At-Tawil al-Ilm: Kearah Perubahan Paradigma Penafsiran Kitab Suc

Jurnal al-Jmiah, Op. Cit., hlm. 381-387


n

27Achmad Mubarok, Jiwa


Manusia Modern ,

dalam

al-Quran:

Solusi

Krisis

Keruhania

Paramadina, Jakarta, Cet. I, 2000, hlm. 3


----------------------- Page 107----------------------107
proses tanpa akhir (ad infinitif), yang
rditas

menunjukan

tidak akan ada absu

yang bisa diketahui.


C.

Epistemologi Burhn dalam Perspektif Ajaran Islam


Nalar (epistemologi) burhn adalah Model (style) metodologi berfikir
yang didasarkan atas logika (rasio). Kebenaran yang dicari adalah kebenaran
yang berdasarkan pada kekuatan akal. Term akal atau disebut think dan reaso

n
dalam istilah filsafat serasi dengan pengertian intellect atau nous dalam f
ilsafat
Platonis dan Neo Platonis.28 Akal merupakan potensi yang terpendam dalam
mikro
adalah

kosmos
bagian

setiap
dari

prototipe intelek
manusia mampu

ect

manusia.

ketuhanan.

Bahkan

Dengan

akal

tidak

transendensi

lain
intell

mengenali segala realitas dan memahami isi dunia. Dalam


ab Lisn alArab, akal (burhn) diartikan sebagai bukti, penjelas dan dalil.29
Term Akal
kecakapan

sebagai
memecahkan
berfikir

masalah

secara
filosofis
rasio
sering
kali
disebutkan
pola rasio

dalam
(problem
dengan

dalam
tidak

psikologi
solving

modern,30
capacity ).

mengedepankan

al-Quran.

Berfikir

diartikan

Dalam

al-Quran,

akal,
dengan

kit

burhn,
model

da

bertentangan dengan al-Quran, bahkan justru dianjurkan oleh al-Quran. Kita


bisa memahami kandungan ayat al-Quran yang pertama kali turun. Surat dan
ayat yang pertama kali turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5:
(3)

(2)
(5)

Artinya:
takan,

Bacalah

dengan

(menyebut)

nama

Tuhanmu

Yang

mencip

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,

dan

28Ghufron A. Masadi,
Grafindo Persada,

(terj.), A-lAql, Ensiklopedi

Islam,

PT.

Raja

Jakarta, 1999, hlm. 34


,

29Moh. Ibn al-Manr, Tahzb Lisn al-Arab, dr al-Hikmah al-Almiyah, Beirut, Jili

1993, hlm. 82
30Dalam psikologi modern otak (brain) dibagi menjadi tiga yaitu otak depa
n (fore brain ),
otak tengah (middle brain) dan otak belakang (hind brain). Di samping ada pembag
ian otak kanan
(right brain) dan otak kiri (left brain). Pembagian tersebut me

mpunyai fungsi
masing masing

dan

kegunaan

----------------------- Page 108----------------------108


Tuhanmu-lah

ajar
anusia

apa

Yang

(manusia)

dengan

perantaraan

Maha
kalam.

Pemurah,
Dia

Yang

mengajarkan

meng

kepada

yang tidak diketahuinya. (Q. S. al-Alaq: 1-5)31


Ayat tersebut menjelaskan bahwa kata Iqr secara etimologi berarti

membaca.

alam

Membaca dalam kandungan

ayat tersebut

adalah

membaca d

pengertian umum. Karena Moh. Abduh menjelaskan bahwa setiap kata kerja
yang menggunakan term mutaadd dalam gramatikal linguistik Nahwu selalu
membutuhkan
disebutkan

obyek.

tidak

Jika

ada

kata kerja

transitif yang

obyeknya, maka mengindikasikan substansi kandungannya sangat dalam dan


penuh keistimewaan. Para ahli tafsir sepakat bahwa kata Iqr, mempunyai
arti membaca,
sebab obyek

menelaah,

mengkritik

apa

saja secara

umum,

bacaannya bersifat umum. Terlebih lagi kata Iqr yang diikuti kata insn
dalam ayat berikutnya;
Kata al-Insn jika dinisbatkan pada
akar kata ( ) yang berarti pergerakan atau dinamis.32
Jika
Iqr dan

ata
yang

insn,
mulia

an)

dikaruniai
untuk

dua

akar

menggali
ngartikan,

maka

yakni
(wahyu

mengkaji
dan
dengan
model
penalaran
Ibn

ayat tadi digabungkan

menunjukkan

akal
ayat

kata

potensi
ilahi)

berfikir

filsafat.

bahwa

manusia

berfikir
dan

makna

secara

Para filosof

yakni

umum.
seperti

sebagai

k
ciptaan

(membedakan

dengan

hew

kehidupan.

Membaca

me

Termasuk
al-Kind,

berfikir
al-Frb,

ar-Rz dan

Rusyd mengatakan berfikir secara kefilsafatan (burhn) tidaklah bertentangan


dengan

al-Quran.

Ayat

al-Quran

yang

kandungannya

sangat

luas

sering
memakai
sangat

akal

term

dibutuhkan

siran

dengan
syarat

m,

dalam

muqayyad,

mengungkap

berlandaskan

makna

dan

pada ulm

mutasybbihat

kandungannya.

al-Quran,

peran

Tentunya

kaidah-kaidah

pentaf
dan

syarat-

penafsiran.
31Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 1079
32M. Quraisy
t-Surat Pendek

Syihb, Tafsir

al-Quran

al-Karim:

Tafsir atas Sura

Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, Pustaka Hidayah, Bandung, Cet. I, 1997. hlm.
87
----------------------- Page 109----------------------109
ahasa),

Al-Quran
mukjizat,

dengan

balaghnya menyimpan
ia

segala

macam

misteri untuk diungkap

Quran
menguraikan
sebagaimana

kebebasan

uslb

(gaya

dan dikaji dengan akal. Al


berfikir bagi

setiap

manus

disebutkan dalam surat Ysuf ayat 2:


(2)
Artinya:
al-Quran

Sesungguhnya
kami
menurunkannya
berupa
yang
berbahasa Arab agar kamu memahami dan memikirkanya. (Q. S.
Ysuf: 2)33
Bukti

(burhn)

tidak

bahwa

berfikir

dengan

landasan

filsafa

bertentangan dengan al-Quran adalah sebagai berikut:


ka

Pertama,

Filsafat sering diartikan al-hikmah (kebijaksanaan) ma

kata al-hikmah ini banyak kita jumpai dalam al-Quran seperti disebutkan
dalam surat an-Nis ayat 113 yang berbunyi:

(113)

Artinya:
kepadamu,

sekiranya

karena

karunia

Allah

dan

rahmatnya

tentulah
segolongan
dari
mereka
telah
untuk
menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkanmu me

bermaksud
lainkan

dirinya
madrat
sedikitpun

memberi
h

bukan

menurunkan

sendiri,

dan

kepadamu.

Dan

mereka
(juga

tidak
karena)

dapat
Allah

tela

kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa


yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besa

r.

(Q. S. an-Nis: 113)34


Kata

al-hikmah pada ayat di atas dalam Tafsr al-Mibh diartikan

sebagai kemampuan memahami dan melaksanakan sesuatu dengan benar tepat


dan logis yang diberikan oleh Allah kepada manusia (umat Muhammad). Di
samping
um kamu

itu

dia (Allah) telah

mengajarkan

kepadamu

apa

yang bel

33Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj


emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 140
34Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 140
----------------------- Page 110----------------------110
a

ketahui
selain
dan akhirat.35

al-Quran,

baik

yang

empirik,

abstrak,

duni

Memang konteks ayat tersebut secara asbb an-nuzl dikontekskan pada diri
nabi Muhammad. Akan tetapi, hikmah yang belum diketahui akan sampai juga

si

pada
manusia.
potensi
untuk

Manusia

bernalar.
Potensi
peran
yang

an

akal

penting,
bahkan
akal
bisa

bagi

dengan
pada
kaum

masa

akal
teologi

memiliki

Mutzilah

daya

Mutzilah

peran

memiliki
dan

fung

mengalahkan wahyu.
Sementara

an-Nis

kata al-burhn

dijelaskan

dalam

al-Quran

surat

ayat 174:
(74)
Artinya: Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu buku kebenaran
dan

dari
kami

telah

Tuhanmu,

(Muhammad

dengan

mukjizatnya)

turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Q.S. An-Nis:


36

174).
Kata

digunakan

al-burhn

dalam

Tafsir al-Mibah

diartikan

dan

dalam arti bukti yang jelas. Dengan bukti yang jelas ia mampu menghilangkan
bentuk-bentuk
as telah diberikan
kepada
bukti
ah

nabi

keraguan
Muhammad.

atau burhn itu


sampai

pada
dalam

dan
Kemudian

diperoleh

tingkatan
al-Quran

dan

tertentu?.

kerancuan.

Bukti

pertanyaan
digunakan

selanjutnya
oleh

Tingkatan

orang

saripati

memiliki

daya

akal),

pencegah),

(orang
dan

berilmu),
(orang

jel

tidakkah

manusia

sebagaimana kamus lisn al Arab disebut dengan istilah


memiliki

yang

yang

sud

berakal
(orang yang
(

)
mempunyai

tajam).37
35M. Quraisy Syihb, Tafsir al- Mibah: Pesan Kesan dan Keserasian al-Quran,

Lentera

Hati, Jakarta, Vol. 2 Cet. I, 2000, hlm. 89 dan 558


36Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terj
emahannya,
Departemen Agama, 1986, hlm. 154
37Ahmad Mubarrok, OP. Cit.., hlm. 119
----------------------- Page 111-----------------------

(oran

pan

111
Kata-kata

gat

akal

tinggi.

Dimana
iap-tiap
jenis

sistem

ng.

penalaran

penalaran
Sebagai

merupakan

mengandung

proses

logika,

ayat-ayat

dan

berfikir

yang

san
T

masing-masi

mempunyai

kedua

yang

kebenaran.

kriteria kebenarannya

al-Quran

dan

arti

penemuan

berfikir, penalaran

berfikir secara
itik. Dan masih
banyak
ebenaran

al-Quran

mempunyai

suatu
kekuatan
seperti pola

tu

dalam

ciri terten

dengan

sifat

menjelaskan

tolak

anal
ukur

potensi akal.
Sedangkan dalam had nabi memang sedikit sekali yang menjelaskan
tentang
akal dalam

fungsi

menentukan
ketika beliau

dan

mengutus
jika kamu

akal

Islam

memang

hukum

peran

Mud

bin

Jabal

(burhn).

Peran

disebutkan

ke Yaman.

Nabi

aktualisasi
oleh

pernah

nabi
berpesan

menemukan persoalan-persoalan di sana maka putuskanlah dengan al-Quran,


jika tidak ada maka putuskan dengan Sunnahku dan jika tidak ada juga maka
berijtihadlah. Konsep ijtihd tidak hanya dimaknai sebagai penggalian hukum
(istimbt)
makna

si

pada

ijtihad
kemudian
pada
manusia

persoalan-persoalan
diterapkan

kekinian.

untuk

Akan

memberikan

tetapi

substan

kebebasan

untuk berfikir dalam menggali hukum agama Allah. Siapa saja yang berijtihad
dengan
benar
salah ia akan

ia akan

mendapatkan

dua

pahala

dan

jika

mendapatkan satu pahala. Dalam Had nabi disebutkan:


.
(
Artinya:
lam

dua

)
Had diriwayatkan oleh Ibn Masd dia berkata, Rasullullah SAW
bersabda:
Tidak
diperbolehkan
hasd
kecuali
da
hal;
Pertama, Iri hati kepada seseorang yang dianugrahi

Allah

ah

rizki

Kedua,

banyak

epada

banyak harta benda dan semuanya dikerahkan di jalan kebenaran.


Iri

ilmu

dan

orang

ia

hati

kepada

menggunakan

orang
itu

dengan

ilmu

yang

dianugrahi

All

mengajarkan

lain. (H.R. Bukhri Muslim).38


Had tersebut menunjukan Islam juga sangat menghargai ilmu, Islam

menjunjung tinggi orang yang mencari ilmu, bahkan Allah akan mengangkat
38Syeh al-Farra,
Al al-Mudr,

Yuns

al-Bagawi, Piala

Lampu-Lampu

Penerang,

Terj.

CV. Asy-Syif, Semarang, Jilid I, 1993, hlm. 118


----------------------- Page 112----------------------112
derajat orang yang berilmu. Mencari dan memperdalam ilmu bermakna secara
umum,
baik
alam, (natural

ilmu

agama

(religion

science)

atau

ilmu-ilmu

science). Baik ilmu yang menggunakan penalaran rasio, wahyu, dan intuisi.
Kemudian

afat

peran

Islam.

akal

mencapai

puncaknya

pada

masa

fils

Para filosof banyak menjelaskan tentang peran akal seperti al-Kindi, al-Farb,
Ibn Sn dan
dalam

lain-lain.

kehidupan manusia.
dalam al-

Akal

Menurut

mempunyai

pandangan

peran

filosof

yang
apa

sangat

yang

pentin

tertulis

Quran tidaklah bertentangan dengan akal (burhn). Demikian pula, apa yang
ditasfirkan oleh akal tidak bertentangan dengan kandungan al-Quran. Bahkan
penafsiaran Ab Bakar ar-Rz yang cukup radikal dan bertentangan dengan
para fuqah , teolog dan kaum agamawan. Ia mengatakan bahwa akal memiliki
peran di atas segalanya termasuk wahyu, bahkan diutusnya nabi ke dunia ini
sebenranya tidak diperlukan lagi.
eperangan

Diutusnya
dan

kekacauan.
Karena
tertinggi

akal

nabi

hanya

manusia

yang

akan
sudah

membawa
mencapai

bencana,
tingkatan

yakni aql mustaft yakni akal yang sudah mampu berfikir tentang dirinya

sendiri dan hal-hal yang abstrak sekalian. Dia sudah tidak membutuhkan daya
atau efek,
akan
mampu

bahkan

manusia

dengan

derajat

akal

tertinggi

mencapai derajat seperti nabi. Iqbal menjelaskan: religion stand in greather


need
agama

a rational
tidak

foundation

not

its

ultimate

principles.

Jadi,

bermakna sama sekali (unless), manakala akal pikiran terkurung dan terpasung
untuk tidak berfikir
terpretasikan
agama secara wajar.39

secara

kritis

dalam

memahami

dan

mengin

39Danusiri, Epistemologi dalam Tasawuf Iqbal, Pustaka Pelajar, Yogyakarta


, Cet. I, 1996,
hlm. 46
----------------------- Page 113----------------------113
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berlandaskan
bab-

pada
a

bab terdahulu
kesimpulan

dalam

pada

diskursus

skripsi

yang

ini,

telah

akhirnya

penulis
penulis

sampaikan
sampai

pad

sebagai wujud jawaban (respon) dari beberapa entry point permasalahan yang
menjadi tujuan akhir penulisan skripsi ini.
isis pada

Dari
bab

hasil penelitian

terhadap

sumber

data

dan

anal

sebelumnya, maka dapat penulis paparkan kesimpulan sebagai berikut:


1. Kritik nalar burhn al-Jabiri tidak lain dan tidak bukan hanya merupakan
l

suatu
kritik nalar
criticism).

odologi

Kritik
dan

yang

epistemologi.

dan

kritik epistemologi

dipresentasikan
Metodologi

untuk
dan

(epistemologica
membangun

epistemologi

yang

met
dima

ksud

adalah
metodologi sebagai kerangka berfikir (the frame of thought methodology)
yang melatarbelakangi
yang

kultur

kritik

ditujukan
kalam

ilmu

dan

Islam

diasosiasikan

untuk

Arab.

Kritik

membangun

ini

bukan

teologi

atau

baru (the new theology science).


Kritik ini, diasosiasikan pada bingkai atau korpus pemikiran I

slam

Arab. Dimana korpus pemikiran Islam Arab dipetakan menjadi tiga yaitu
epistemologi
ndikasi

model kerangka
(qiys)

dan
rfikir yang

proach )
Sedangkan

atas
yang

epistemologi
atas

kan

irfn,

berfikir

eksplikasi.

didasarkan
a

rience

bayn,

yang

Epistemologi

dan burhn.
didasarkan

Epistemologi
atas

teks-teks,

irfn merupakan

pendekatan

pengalaman

bersifat auq
burhn adalah

kerangka

keagamaan

gnostis

bayn adala

be

(direct expe

dan

illuminatif.

epistemologi

yang

didasar

pembuktian inferensial, demonstrasi dan keruntutan logika serta silogis

me.

Keruntutan
korelasi

gan

dan
deduktif

(continuity)

keterkaitan

antara

logika

dan

proposisi

silogisme
(qdiyah)

dibuktikan
melalui

den

pendekatan

(istintj ) dengan proposisi yang lain untuk membuktikan kebenaran secara


aksiomatik.
----------------------- Page 114----------------------114
ngarui

Konsepsi
oleh

kritik epistemologi

al-Jabiri

banyak

dipe

aliran strukturalisme Prancis. Dalam pendekatan pemikirannya ia memakai


analisis

historis

(tur),

analisis abduktif,

dan

termasuk

ju

ga

kritik

idak

ideologi.
lain
merupakan

Sejumlah

pendekatan

fragmentasi

ikan

konsepsi

yang

digunakan

paradigma

oleh

berfikir

al-Jabiri
yang

diasosias

pada kritik nalar pemikiran Islam Arab terhadap kritik epistemologi. Kritik
epistemologi yaitu kritik pada genealogi sumber pengetahuan, watak dan
sifat dasar pengetahuan serta validitas kebenarannya.
2. Al-Jabiri
akomodatif-

sebagai

sentralistik,
keilmuan

berusaha

Islam (islamic
pada

aruh

filsafat dan

menyatukan

studies).

logika
dan
si yang lain

Ibn

Rusyd
(great

bingkai

konfrontasi

demikian,

Aristoteles

Islam

dan

hermeneutik

Meskipun

di satu

silogisme

sebagai filosof
dilakukan oleh
besar

pakar

ia

filosof

sangat
Islam

merespon
Barat.

ia

yang
disiplin

sangat

terpeng

sisi, dan pada


pola

pikir

Sebuah

si

yang

sumbangan

contribution) bagi kemajuan pengembangan keilmuan.


Prototipe kritik nalar al-Jabiri

isi

menurut hemat penulis, di satu s

dipresentasikan dalam rangka mendekonstruksi wacana (discourse) ilmuilmu keislaman


hegemonik.
Sementara
gkritik
dan

(islamic

studies)

yang

di lain sisi, kritik nalar

statis,

apologetik

ini dalam

rangka

dan
men

mendekonstruksi sistem metodologi dan epistemologi religion science dan


natural science dunia kontemporer. Karena zaman sekarang adalah zaman
teknologi dan zaman teknik (age of technique). Di samping itu, paradigma
ikan

al-Jabiri

dengan

trilogi

epistemologinya

ia

mampu

mengkomunikas

epistemologi bayn, irfn dan burhn dalam kerangka berfikir (frame of


thought) dan kerangka kerja (frame of work ) dalam bentuk sirkuler, tidak
linier dan paralel.

3.
n)

Konsep
pemaknaan
filsafat
tidaklah bertentangan

(meaning)

kna

dengan

kandungan filsafat
dapatkan

baik

kita

matan

Had dan

dan

tersirat

al-Quran

istilah pengetahuan
dan ayat

dan

(applicatio

ajaran Islam. Dalam sumber Islam ma


secara

ayat

penerapan

ilmu

yang

dan

tersurat

banyak

menjelaskannya.

(science)

disebutkan

Dalam
dalam

al-Quran
surat

----------------------- Page 115----------------------115


yang pertama kali turun (surat al-Alq: 1-5).
engan akar
istilah

kata

hikmah

filsafat

ngkan

(surat

(rasio)

an-Nis:

dengan

term

dengan istilah aql (surat

113

Istilah filsafat d

dan

burhn

Ali
(surat

Imrn:

89-90).

an-Nis:

Dan

174).

Seda

al-Baqarah: 75 dan surat Yusuf: 2).

Demikian halnya, Had Mu bin Jabal tentang konsep ijtihd dan


Had tentang dua orang yang boleh dihasudi yaitu orang yang kaya dan
pemurah dan orang yang mendapatkan ilmu (hikmah) d
argumen

an

yang

dia mau

mengamalkannya.

Serta

beberapa

dilontarkan oleh filosof Islam seperti al-Kind, al-Frb, Ibn Sn dan Ibn
Rusyd.
B. Saran-Saran
Sebelum penutup, perlu penulis sampaikan saran-saran sebagi berikut:
1. Hendaknya
s tentang kritik

diadakan

analisis lebih

mendalam

dan

kriti

nalar burhn al-Jabiri sebagaimana dalam kitab trilogi Kritik Akal Arab
itu

(Naqd

al-Aql

al-Arab)

yang

terangkum

dalam magnum opusnya

Takwin al-Aql al-Arab, Bunyah al-Aql al-Arab dan al-Aql as-Siys


ini

al-Arab.
dapat

Melalui

analisis

yang

dalam,

diharapkan

penelitian

ya

dikembangkan

oleh

pemikir

para

akademisi,

intelektual

(muaqqaf)

dan

(mufakkir). Terlebih lagi dalam rangka membangun peradaban baru (new


civilization)
ss civilization)

bukan

dan
konfrontasi
epistemology).

menciptakan
atau

benturan

pergeseran

peradaban

epistemologi

(cla

(shift of

Tujuan pembangunan peradaban adalah untuk kemaslahatan umat manusia


(maalihil ummah).
2.

gan

Konsepsi
ajaran

nalar burhn (filsafat)

Islam,
Justru

m.

baik

al-Quran

tidaklah

maupun

bertentangan

Had sebagai

den

sumber

Isla

kebenaran Islam harus didukung oleh kebenaran secara filosofis (burhn).


Kebenaran
jika

kokoh,

ilmu-ilmu

Islam

(islamic

science)

akan

menjadi

diperkuat oleh bingkai epsitemologi burhn. Kebenaran filsafat bukanlah


satu-satunya kebenaran, akan tetapi masih ada kebenaran yang lain yaitu
----------------------- Page 116----------------------116
kebenaran

dalam

dalam

perspektif bayn (teologi,

fikih)

dan

kebenaran

perspektif irfn (tasawuf).


C. Penutup.
kiran

Demikian

Muhammad
Tentunya,

penelitian

Abed

al-Jabiri

tentang
(Suatu

Kritik
Upaya

Nalar Burhn dalam


Kritik

Pemi

Epistemologi).

kami sadar bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari harapan. Apa yang
,

penulis sampaikan

model
dan
nulis dalam

masih tidak

corak

menyentuh akar permasalahan, substansi ide

pemikiran

al-Jabiri. Karena

keterbatasan

pe

segala hal. Akhirnya, dengan seraya ucapan syukr kehadirat Allah SWT atas
nikmah,

taufiq, hidayah

dan

wafirohnya,

penulis

dapat

me

nyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Kami berusaha seobyektif mungkin dalam menyusun,
memahami
segala
latar

dan

menganalisis

pemikiran

al-Jabiri

dengan

belakangnya (background).
Kami menyadari bahwa susunan skripsi ini masih terdapat kekurangan,
kelemahan,
bahasan
kan

bahkan

ini, penulis
manfaat

masih

hanya

kepada siapapun.
Akademika
Fakultas
umumnya.

jauh

berharap

dari

Ushuluddin

Khususnya bagi

semoga

dan

IAIN

kesempurnaan.
tulisan

penulis
Walisongo,

ini

sendiri
dan

Mengakhiri
dapat

pem

memberi

beserta Civitas
masyarakat

pada

Kritik dan saran yang konstruktif dan progresif akan selalu penulis nantikan
dengan ikhlas dan jiwa besar (lapang dada).

Anda mungkin juga menyukai