Anda di halaman 1dari 10

6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking

http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 1/10
. . . menulis, bercerita dan belajar baking.
My Simple Kitchen
Halaman Depan Tentang Blog Kamus Tips Dapur Artikel Islam Koleksi Unik
0 9 A p r i l 2 0 1 3
Peralatan Baking

Selalu dibutuhkan sarana untuk menyalurkan hobi. Hobi memancing, butuh kail.
Hobi main bola, pastinya harus ada bola. Begitu juga dengan yang hobi memasak,
pasti koleksi alat masaknya bertumpuk di dapur. Tidak terkecuali saya yang
senang membuat kue sejak dulu hingga sekarang, setiap melihat alat baking,
pasti deh pingin beli. Berikut ini adalah beberapa alat yang sangat membantu
saya untuk menyalurkan hobi membuat kue kegemaran saya.
1. Standing Mikser
Ini adalah mikser kedua saya. Suatu ketika saya bersama keluarga sedang
mencari alat2 rumah tangga di toko alat dapur. Nah, saya iseng bertanya pada
pramuniaga harga mikser ( plus dengan dudukannya ) ini. Saat itu belum ada
niatan beli, wong mikser di rumah masih bagus. Namun beruntungnya saya, adik
saya yang saat itu sudah bekerja dan punya gaji sendiri mau membelikannya
untuk saya. Jadilah saya punya mikser dengan dudukan. Mikser dengan dudukan
sangat bermanfaat, karena selama menunggu pengocokan, kita dapat
mengerjakan hal yang lainnya. Bukan standing mikser ya, tapi hand mikser
dengan dudukan. Standing mikser sepertinya identik dengan mikser yang heavy
duty deh, he he ...
2. Oven Tangkring
Yoen Mintarsih
Sleman, Yogyakarta,
Indonesia
Suka membaca, suka memasak
dan gemar menulis. Blog bagi
saya seperti buku catatan harian yang akan
menuliskan banyak cerita hidup dan apa saja
yang bermanfaat.
View my complete profile
PENULIS
2014 (7)
2013 (38)
December (6)
November (4)
October (2)
August (3)
July (5)
June (2)
May (2)
April (6)
Bolu Karamel Tepung Mocaf
Nastar Bunga Tepung Mocaf
Peralatan Baking
Sponge Cake Pandan Keju
Bolu Mekar Tanpa Emulsifier
Bolu Kukus Mekar Merekah
March (3)
February (3)
January (2)
2012 (58)
2011 (5)
ARSIP BLOG
bolu mekar (6)
cake (21)
cake sponge cake (23)
cokelat (8)
donat (8)
keju (8)
kudapan dan tradisional (11)
kue kering (16)
kukus (16)
lebaran (6)
masakan (2)
my story (12)
peralatan baking (4)
puding (9)
ragam artikel (11)
KATEGORI
Showing posts with label peralatan baking. Show all posts
0

Lainnya

Blog Berikut arsandi1988@gmail.com

Dasbor

Keluar
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 2/10
Sebelum punya oven ini, saya pernah punya oven tangkring juga. Tapi yang
pertama dulu jarang dipakai dan kebetulan juga tidak awet. Oven kedua ini
bahannya lebih bagus, sering dipakai dan dirawat sehingga awet. Termometer
ovennya dibeli terpisah, saya mendapatkannya di toko alat bangunan. Termo oven
tersebut adalah spare part oven gas besar, tapi ternyata bisa juga dipakai pada
oven tangkring saya, dengan cara menaruhnya di dasar oven. Sebenarnya ingin
beli termo oven yang lebih kecil-yang mirip stopwatch, namun di daerah saya
nampaknya sulit menemukan benda itu, harus beli lewat penjualan online dan
mungkin harganya lebih mahal.
3. Loyang Tulban
Loyang ini adalah loyang andalanku. Kenapa suka loyang ini ? Karena cake
dijamin matang merata dan tidak khawatir bagian tengah kurang matang. Kan
kalau pakai loyang ini bagian tengahnya nggak ada, he !. Bila pakai loyang kotak
atau bulat, kadang bagian tengah cake belum matang sementara bagian
pinggirnya sudah kelewat matang. Sampai sekarang saya masih suka
menggunakan loyang ini. Maklumlah karena masih termasuk amatir, jadi masih
takut2 kalau cake nya nggak matang merata.
4. Waskom stainless
Waskom stainless punya kelebihan mudah dibersihkan. Berbeda dengan waskom
plastik yang berpori yang memungkinkan lemak tertinggal dan menempel
sehingga menyebabkan kocokan telur tidak mengembang dengan bagus. Oya
menurut banyak testimoni, waskom yang lebar lebih cepat membuat adonan
kental bila dibanding waskom bawaan dari mikser yang bentuknya agak cekung.
5. Cetakan Donat
roti (8)
selai (2)
tape (5)
tips dapur (10)
Ovenku Oven Tangkring
Tip Membuat Butter Cake
Mikser Bosch Compact
Rainbow Cake Kukus
Bolu Mekar Tanpa Emulsifier
Puding Rasa Jeruk dalam Cup
Resep Kue Kering : Nastar
Bunga dan Nastar Keju
TULISAN POPULER BULAN INI
TELADAN TERBAIK
BLOG SAYA
Majalah Islam Asy Syariah
Natural Cooking Club
Joy of Baking
Alam Mengembang Menjadi Guru
SITUS FAVORIT

BAGIAN DARI NCC

NCC BREAD WEEKS
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 3/10
ditulis oleh : Yoen Mintarsih pada 08:04 No comments: Link ke posting ini
label: peralatan baking
Donat adalah termasuk snack favorit di rumah saya. Dulunya saya membentuk
donat dengan tangan, hasilnya bentuk donat kurang rapi. Setelah menemukan
cetakan donat ini, hasilnya menjadi lebih rapi. Saya lebih suka memakai
cetakan yang ukuran besar sehingga bagian pinggir donat tetap mulus dan tidak
terpotong. Semakin ke sini karena rajin baca-baca, mendapat ilmu baru dari
webnya NCC cara mencetak donat dengan pralon stainless. Nah, meniru cara itu
saya sering juga menggunakan cutter cookies bundar untuk membolong donat.
6. Loyang Kue Kering
Loyang pendek ini biasanya hanya keluar menjelang lebaran untuk membuat
kue kering. Di luar waktu itu jarang digunakan. Oya, satu dari loyang-loyang ini
saya gunakan untuk mengamalkan ilmu pasir. Kebetulan ukuran luasnya sama
dengan oven. Caranya : taruh pasir di loyang secara merata, letakkan di dasar
oven. Nah, dengan bantuan rak pasir ini panas oven akan lebih merata dan kerja
oven semakin baik.
Begitulah cerita saya seputar alat2 perbakingan. Saran saya sebaiknya belilah
alat-alat yang memang bermanfaat, penggunaannya efektif atau memang sering
kita gunakan. Pertimbangkan juga apakah alat bisa awet disimpan dalam waktu
lama. Apalagi kalau membuat kuenya untuk konsumsi sendiri saja, tentunya
banyak alat-alat yang akan tersimpan lama dan resikonya rusak tak terpakai.
Pertimbangkan juga apakah harga alat sebanding dengan manfaat yang akan kita
ambil. Jangan terburu-buru membeli alat yang kita lihat, hingga suatu saat kita
menemukan yang lebih bagus dan akhirnya alat lama jadi nggak kepakai dan
rusak. Pengalaman saya sendiri banyak alat yang dibeli, tapi tidak rajin
digunakan, akhirnya hanya disimpan saja.
Akhir kata, happy cooking, happy baking !
salah satu loyang untuk rak pasir
Recommend this on Google
2 4 F e b r u a r y 2 0 1 3
Mikser Bosch Compact

NCC CHEESE WEEKS

SENSUS PENDUDUK NCC
Join this site
with Google Friend Connect
Members (5)
Already a member? Sign in
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 4/10
Bermula dari kegemaran membuat donat dan selalu menguleni dengan tangan,
timbul keinginan saya untuk membeli mikser yang bisa menguleni adonan
roti/donat. Menguleni adonan dengan tangan sebenarnya tidaklah sulit tapi harus
meluangkan tenaga dan waktu untuk itu. Karena itulah saya memutuskan
untuk membeli standing mikser ( heavy duty mixer ) yang bisa membantu
pekerjaan menguleni adonan. Ulasan berikut ini sengaja saya tulis, supaya
bisa dijadikan tambahan referensi bagi yang sedang memilih-milih mikser .
Dari banyak review tentang mikser heavy duty, mikser Bosch dikenal tangguh
untuk menguleni adonan roti. Dari 2 tipe yang banyak dijual di Indonesia : Bosch
Universal ( 800 watt ) dan Bosch Compact ( 500 watt ), pilihan saya jatuh pada tipe
yang kedua yaitu Bosch Compact tipe MUM 4405. Walaupun saat itu tidak banyak
testimoninya di Indonesia ( kebanyakan saya lihat dari website luar negeri ),
akhirnya saya pilih tipe ini dengan pertimbangan : harga terjangkau oleh saya,
wattnya tidak terlalu besar dan kapasitasnya sesuai untuk rumah tangga
maupun usaha kecil.
Mikser ini dilengkapi dengan mangkuk adonan ( plus penutup ), beating whisk,
stirring whisk dan dough hook. Dilengkapi dengan 4 pengatur kecepatan dengan
daya stroom 500watt ( tertulis di kemasannya ). Namun pada kenyataannya,
konsumsi daya saat mikser beroperasi tidak lebih dari 100 watt.
Berikut ini ulasan singkat dengan masing-masing pengocok/pengaduk :
ukuran mikser Bosch bila dibandingkan dengan hand mikser saya
cekungan pada waskom untuk menuang adonan
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 5/10
1. Beating Whisk
Untuk mengocok adonan ringan seperti sponge cake , whipcream dan putih telur.
Mengocok adonan sponge cake, 4 butir telur ( plus gula pasir ) dengan kecepatan
maksimal - speed 4, adonan dapat kental dalam waktu sekitar 8-9 menit.
Sedangkan konsumsi daya saat mikser beroperasi dengan speed 4 ini kurang
lebih 85 watt. Pernah mikser ini saya coba untuk mengocok adonan bolu mekar,
dibutuhkan waktu sekitar 15 menit.
2. Stirring Whisk
Stirring whisk digunakan untuk adonan sponge cake mengocok buttercream atau
buttercake. Selain itu juga untuk kukis/pastry ringan. Bila membaca buku
petunjuknya, untuk cake-buttercake disarankan untuk memasukkan semua
bahan ke dalam mangkuk dan kemudian dikocok dengan speed 3. Namun saya
sendiri belum pernah mencoba metode ini. Saya masih menggunakan cara :
mentega dikocok hingga lembut, kemudian gula kastor/gula pasir dikocok hingga
berwarna pucat baru masuk telur satu persatu dan kemudian masuk bahan2
yang lain.
Beberapa kali mencoba membuat buttercake, di awal2 pengocokan mentega
malah menempel di wisk-nya. Bisa jadi karena yang dikocok menteganya cuma
sedikit. Baru setelah gula masuk, pengocokan menjadi lebih efisien.
Untuk kukis harus diperhatikan benar waktu pengocokan, supaya adonan
mentega dan gula tidak mengembang berlebihan. Saya sendiri lebih suka
menggunakan spatula kayu untuk mengocok adonan kue kering. Nggak ribet
menyiapkan mikser dan tidak khawatir adonan mentega-gula terlalu
mengembang.
3. Dough Hook
Dough hook ini digunakan untuk menguleni adonan ragi misal donat atau roti.
adonan sponge cake ( tanpa emulsifier )
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 6/10
Selain itu dough hook juga disarankan untuk adonan cookies dan pastry yang
berat/liat. Sesuai dengan banyak testimoni, mikser ini memang terbukti
tangguh untuk menguleni adonan roti. Hingga adonan kalis elastis mikser ini
tidak panas sama sekali. Adonan donat 300-400 gr terigu, bisa kalis selama 8-10
menit. Penggunaan dough hook ini dianjurkan maksimal dengan speed 2.
Konsumsi daya dengan speed 2 ini kurang lebih 35 watt.
Selain itu mikser ini dilengkapi dengan electronic safety control untuk
melindungi motor dari kelebihan beban kerja. Artinya bila mesin sudah overload
maka mesin akan berhenti beroperasi. Solusinya matikan mikser, biarkan
mesin dingin maka mikser siap beroperasi kembali. Ini bermanfaat untuk
mencegah mikser bekerja overload tanpa kita sadari. Saya sendiri belum pernah
mengalami overload karena pemakaian hanya sebatas konsumsi sendiri saja.
Oya, ada satu hal yang saya perhatikan selama menggunakan mikser ini. Saat
mengaduk adonan sponge atau roti dan adonan mulai kental/berat, lengan
pengaduk sedikit turun naik ( seperti mengangguk-angguk ). Saya tidak tahu
apakah hal tersebut riskan untuk mikser ini. Mungkin perlu ditanyakan pada
pabriknya apakah ini menunjukkan kurang fix nya pengunci posisi lengan.
Sesuai dengan tujuannya untuk membantu menguleni adonan roti dan donat,
sejauh ini kinerja mikser memuaskan. Untuk membuat sponge cake juga oke.
Untuk awet tidaknya mungkin baru bisa menuliskan reviewnya beberapa tahun
lagi. Dan karena saya baru sekali ini mempunyai standing mikser, jadi tidak
banyak yang bisa saya tuliskan mengenai perbandingannya dengan merk lain.
Kalau dibandingkan dengan handmixer saya, untuk adonan sponge cake
keduanya oke dan bisa diandalkan. Tapi hand mikser punya kelebihan yaitu bisa
mengocok adonan di waskom yang lebih lebar, jadi enak pas meng 'aduk balik'
adonan dengan spatula. Waskom bawaan mikser hampir semuanya berbentuk
cekung, jadi kalau mau 'aduk balik' agak sulit. Sedangkan untuk mengocok
buttercream ( mentega dan gula halus ) saya lebih suka menggunakan
handmixer, karena kalau menggunakan mikser ini mentega dan gula kok malah
lama nyampurnya, hanya menempel di pengaduknya saja dan berputar2. Bisa jadi
karena adonannya sedikit. Kalau buttercream dalam jumlah banyak mungkin
lebih efisien, tapi saya belum pernah mencoba, karena membuat adonan masih
untuk konsumsi sendiri. Yang paling nyata bedanya adalah kemampuannya
mengaduk adonan roti. Handmixer saya akan langsung panas kalau untuk
mengaduk roti.
Sebelum membeli mikser ini saya juga baca2 review mikser di beberapa
situs/blog antara lain A Note of Baking and Food, Cake fever.com dan From Ida's
Kitchen. Sedangkan di Kapilo0os Weblog saya mendapatkan pelajaran bagaimana
menghitung konsumsi listrik alat elektronik di rumah kita.
Mikser ini kebanyakan dipakai di Eropa sehingga di Indonesia masih jarang kita
temukan reviewnya. Karena itu saya sarankan untuk mengunjungi situs luar
negeri, agar lebih banyak info dan bisa melihat langsung videonya. Sebagai
contoh di situs ini, ada review dari pengguna Bosch Compact. Atau perbandingan
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 7/10
ditulis oleh : Yoen Mintarsih pada 14:45 10 comments: Link ke posting ini
label: peralatan baking
antara Bosch Universal dan Bosch Compact di situs ini.
Semoga bermanfaat dan selamat berburu mikser !
Recommend this on Google
2 7 N o v e mb e r 2 0 1 2
Ovenku Oven Tangkring II
Masih ada cerita tentang oven tangkringku. Oven satu-satunya yang saya punya. Oven
yang semakin lama kukenal, semakin kutahu apa yang dia butuhkan. Selain harus
mengenali cara kerjanya, harus tahu juga kelengkapannya agar bisa digunakan dengan
maksimal.
Ketika dibeli, oven ini dilengkapi dengan 2 loyang dan satu rak kawat ( seperti gambar ).
Ukuran loyang dan raknya pas sekali dengan luas ovennya. Rak ini berfungsi untuk
menaruh loyang adonan saat dipanggang.
Masalahnya, hanya ada satu rak saja. Sementara saat membuat roti ataupun cake dengan
jumlah agak banyak, dibutuhkan 2 rak untuk menaruh loyang di bagian atas dan bawah.
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 8/10
ditulis oleh : Yoen Mintarsih pada 19:46 No comments: Link ke posting ini
label: peralatan baking, tips dapur
Kenapa harus pakai rak kawat ? Kenapa tidak pakai loyang saja? Rak ini ternyata tidak
bisa digantikan oleh loyang, karena loyang yang ukurannya sama dengan oven akan
menutupi jalannya panas yang berasal dari bagian bawah belakang oven. Sedangkan rak
kawat ini memungkinkan kita menaruh loyang adonan tanpa menghalangi jalannya
panas dari bawah.
Dan ternyata tidak mudah mencari rak kawat tambahan untuk oven ini. Suatu kali di
facebook, saya temukan produsen loyang yang menerima pesanan sesuai keinginan
pembeli. Setelah kontak dengan penjual, saya kirimkan gambar rak ini untuk dibuat.
Saya berpikir bisa pesan 3 buah loyang saja. Tapi beberapa hari kemudian, saya
diberitahu bahwa minimal pemesanan satu lusin. Wah, kalau satu lusin terlalu banyak.
Akhirnya saya batal beli.
Hingga saat ini saya belum tahu di mana harus membeli rak kawat ini. Untuk
memanggang dengan 2 tingkat sekaligus sementara saya gunakan loyang yang
ukurannya sedikit lebih kecil dari luas oven, tapi masih bisa nangkring pada tatakan di
kiri kanan oven. Kebetulan di rumah ada satu loyang dengan ukuran yang sesuai.
Untuk sementara ini masalah masih bisa teratasi, dan oven tangkring dapat difungsikan
dengan maksimal.

Recommend this on Google
2 3 A p r i l 2 0 1 2
Ovenku Oven Tangkring
Sebenarnya sejak dulu saya selalu ingin membuat kue yang dipanggang. Apalagi
kalau pas baca resep dan lihat gambarnya, ngiler deh !. Tetapi karena tidak punya
oven ( oven tua sudah jadi rongsokan, he ) akhirnya yang dibuat selalu kue-kue
yang dikukus. Menjelang lebaran beberapa tahun lalu, saya kembali bersemangat
untuk membuat kue kering sendiri, sehingga keinginan membeli oven kembali
muncul. Sebenarnya ingin memiliki oven listrik, namun hasil survey ke
beberapa toko menunjukkan bahwa oven listrik membutuhkan daya listrik yang
tinggi. Sangat riskan untuk dipakai di rumahku yang daya listriknya rendah.
Bisa-bisa pas lagi memanggang kue, lampu di rumah padam semua.
Keputusannya, lupakan sejenak keinginan untuk memiliki oven listrik, pilihan
beralih pada oven gas
Oven manual atau oven kompor atau saya juga ikut senang menyebutnya dengan
oven tangkring, harganya jauh lebih murah dibanding oven listrik. Selain itu,
tidak khawatir tegangan listriknya anjlok.
( update 2/4/2013 ) Oven saya ini - seperti dalam gambar adalah model no.4.
Ukuran luarnya kurang lebih 40cmX40cm, sedangkan loyang yang bisa masuk
berukuran antara 24-26 cm persegi.
Oven ini dilengkapi termometer tempel pada bagian atas dinding kaca. Pada
oven tangkring sedang memanggang brownies
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 9/10
Older Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
ditulis oleh : Yoen Mintarsih pada 06:30 24 comments: Link ke posting ini
label: peralatan baking, tips dapur
awal-awal pemakaian, kue yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan.
Kematangannya tidak sempurna, bagian luar terlalu gosong, sedangkan bagian
dalam masih mentah. Dari yang saya baca di internet, ada termometer yang
bentuknya seperti jam untuk melengkapi oven kompor seperti ini. Karena
termometer jam itu harus dibeli lewat internet, akhirnya saya membeli
termometer serupa yang merupakan spare part dari oven gas besar. Termometer
tersebut saya letakkan di dasar ovenku. Dengan adanya termometer ini, terlihat
bahwa termo bawaan tidak berfungsi maksimal. Saat proses memanggang, jarum
termometer oven berhenti pada suhu 150 derajat, padahal suhu dalam ruang aven
semakin naik.
Hal lainnya lagi adalah dengan adanya termo pada dasar oven, rak oven yang
tadinya 3 lapis berkurang menjadi 2 saja yaitu lapis tengah dan paling atas.
Untuk membuat roti manis dengan terigu 250 gr pas sekali satu kali panggang (
dengan 2 loyang ). Begitu juga dengan dengan kue kering, sekali oven hanya bisa
2 loyang. Kalau untuk memanggang bolu atau brownies bisa ditaruh di tengah (
seperti tampak pada gambar ).
Karena rak paling bawah hampir tidak pernah difungsikan, bagian ini bisa kita
gunakan saja untuk menaruh rak pasir. Rak pasir bermanfaat untuk mengatasi
panas oven yang kurang merata. Caranya : gunakan loyang pendek ( misal :
loyang kue kering ) taruh pasir, ratakan, taruh loyang di dasar oven. Saya
mendapat ilmu pasir ini dari milis NCC. Gambar rak pasir saya bisa dilihat di sini
ya.
Karena oven ini menggunakan api kompor gas sebagai sumber panasnya kita
harus pintar-pintar memonitor api kompor dan suhu pada termometer, agar suhu
tidak naik kebablasan, atau malah terlalu rendah sehingga kue lama matangnya.
Menurut saya, untuk memanggang kue dengan oven manual seperti ini kita
harus tahu karakter dari masing-masing oven. Bisa jadi suhu dan waktu yang
dibutuhkan untuk memanggang kue berbeda dari yang tertulis pada resep.
Oven seperti ini ada dua model, yaitu model "putaran hawa" dan model "tempat
arang". Untuk tipe pertama terdapat beberapa lubang di bagian atap untuk
membuang panas dari dalam oven. Saat putaran hawa ini kita tutup, maka suhu
di dalam oven akan lebih cepat naik. Saat kita membukanya, hawa panas akan
dibuang Jadi prinsipnya suhu oven bisa diatur melalui api kompor dan lubang
putaran hawa ini.
Sedangkan tipe kedua, yaitu model "tempat arang" pada bagian atas terdapat
cekungan untuk tempat arang untuk sebagai api atas. Oven saya ini adalah
model putaran hawa, jadi memang tidak bisa dipakai untuk membuat kue dengan
panas api atas seperti lapis legit atau bika ambon.
Itulah cerita seputar oven tangkring. Di tengah bermunculannya alat2
perbakingan yang semakin canggih, oven ini masih paling pas di hati. Masih
tangguh dan oke hingga sekarang. Menjadi partner setia membuat jajanan dan
kue-kue.

Recommend this on Google
6/29/2014 My Simple Kitchen: peralatan baking
http://kayumanisku.blogspot.com/search/label/peralatan%20baking 10/10
Simple template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai