Anda di halaman 1dari 2

Terapi implosif dan pembanjiran

Teknik-teknik pembanjiran berlandaskan paradigma mengenai penghapusan


eksperimental. Teknik terdiri atas stimulus berkondisi secara berulang-ulang tanpa pemberian
perkuatan. Teknik ini terdiri atas permunculan stimulus berkondisi secara berulang-ulang
tanpa pemberian perkuatan. Teknik pembanjiran berbeda dengan teknik desentisisasi
sitematik dalam arti teknik pembanjiran tidak menggunakan agen pengomdisian balik
maupun tingkatan kecemasan.
Stampfl (1975) mengembangkan teknik yang berhubungan dengan teknik
pembanjiran, yang disebut terapi implosif. Seperti halnya dengan desentisisasi sistematik,
terapi implosive berasumsi bahwa tingkah laku neurotic melibatkan penghindaran terkondisi
atas stimulus-stimulus penghasil kecemasan.
Stampfl (1975) mencatat beberapa contoh bagaimana terpi implosive berlangsung . Ia
melukiskan seorang klien yang mengalami kecendrungan-kecendrungan obsesif kepada
kebersihan. Klien mencucitangannya lebih dari seratus kali sehari dan memiliki ketakutan
yang berlebihan kepada kuman.
Stampfl (1975) juga mencatat sejumlah study yang membuktikan kemajuran terapi
implosive dalam menangani para pasien gangguan jiwa yang dirumahsakitkan, para pasien
neurotik, para pasien pskiotik, dan orang-orang yang menderita fobia-fobia.
Tingkah laku mengaskan diri pertama-tama dipraktekan dalam situasi permainan
peran, dan dari sana diusahakan agar tingkah laku menegaskan diri itu dipraktekan dalam
kehidupan nyata.
Latihan Asertif
Shaffer dan Galinsky (1974) menerangkan bagaimana kelompok-kelompok latihan
asertif atau latihan ekspresif di bentuk dan berfungsi. Kelompok terdiri atas delapan
sampai sepuluh anggota memiliki latar blakang yang sama, dan session terapi berlangsung
selama dua jam. Terapis bergerak sebagai penyelenggara dan pengarah permainan peran,
pelatih, pemneri kekuatan, dan sebagai model peran. Dalam diskusi-diskusi kelompok terapis
bertibdak sebagai seorag ahli memberikan bimbingan dalam situasi-situasi permainan peran
dan memberikan umpan balik kepada para anggota diskusi.
Terapi kelompok latihan asertif pada dasrnya merupakan penerapan latihan tingkah
laku pada kelompok dengan sasaran individu-individu dalam mengembangkan cara-cara
berhubungan yang lebih langsung dalam stuasi-situasi interpersonal. Fokusnya adalah
mempraktekan, melaui permainan peran, kecakapan-kecakapan bergaul yang baru diperoleh
sehingga individu-individu diharap mampu mengtasi ketakmemadainya dan belajr bagai
mana mengungkapkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran mereka secara lebih terbuka
disertai keyakinan bahwa mereka secara lebih terbuka disertai keyakinan bahwa mereka
berhak untuk menunjukn reaksi-reaksi terbuka itu.

Anda mungkin juga menyukai