Anda di halaman 1dari 17

i

HALAMAN JUDUL
LAPORAN PRAKTIKUM

ENZIM KATALASE




Pembimbing :
Dra. Yati Utami Purwaningsih, M.Pd




Disusun oleh :
Dina Septiarini (02) Yuliana Purnamasari (15)

(XII IPA 1)





SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JETIS BANTUL
2012/2013


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum biologi ini dapat terselesaikan.
Laporan praktikum biologi ini berjudul Enzim Katalase. Laporan ini menjelaskan
tentang peran enzim katalase. Di samping itu, dijelaskan pula faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja enzim katalase.
Penulisan dan penyusunan laporan praktikum biologi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Wiyono, M.Pd selaku Kepala SMA N 1 Jetis yang telah memberikan izin
untuk melakukan praktikum.
2. Ibu Dra. Yati Utami Purwaningsih selaku guru pembimbing yang telah membimbing
dalam melakukan praktikum.
3. Dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan praktikum biologi ini.
Akhir kata, semoga laporan praktikum biologi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum biologi ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.


Jetis, Oktober 2012


Penulis









iii

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
A. Enzim .......................................................................................................................................... 5
B. Enzim Katalase ........................................................................................................................... 6
C. Peroksisom .................................................................................................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 8
A. Waktu Pelaksanaan ..................................................................................................................... 8
B. Variabel ....................................................................................................................................... 8
C. Alat dan Bahan ............................................................................................................................ 8
D. Cara Kerja ................................................................................................................................... 8
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 9
A. Tabel Pengamatan ....................................................................................................................... 9
B. Pembahasan ................................................................................................................................. 9
E. Jawaban Pertanyaan .................................................................................................................. 11
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 16

4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisme memerlukan makanan untuk tetap dapat menjaga kelangsungan
hidupnya. Aktivitas makan dilakukan semua makhluk hidup tidak memandang usia,
spesies, dan jenis kelamin. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan dicerna oleh
tubuh melalui beragam proses. Hasil dari proses tersebut selanjutnya akan berguna untuk
pertumbuhan maupun aktivitas makhluk hidup.
Namun dari proses pencernaan makanan di dalam tubuh tentunya tidak hanya
menghasilkan zat/senyawa yang diperlukan tubuh, tetapi juga dihasilkan zat-zat yang
bersifat racun (toksin) bagi tubuh. Salah satunya adalah senyawa hydrogen peroksida
(H2O2). Senyawa ini di dalam tubuh akan diuraikan oleh enzim yang terdapat di dalam
peroksisom pada hati. Enzim tersebut dinamakan enzim katalsae. Oleh sebab itu, peneliti
akan melakukan penelitian untuk mengetahui peranan enzim katalase dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja enzim katalase.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan enzim katalase?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peranan enzim katalase.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui peranan enzim katalase.
2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
3. Meningkatkan sikap ilmiah.








5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik,
sehingga disebut juga biokatalisator.
1. Komponen Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap atau holoenzim tersusun dari dua komponen :
Komponen protein (apoenzim)
Tersusun atas protein yang sifatnya labil (mudah berubah), tidak tahan panas
(termolabil) dan mudah terpengaruh oleh suhu dan tingkat keasaman.
Komponen nonprotein (gugus prostetik)
Tidak tersusun atas protein dan bersifat aktif. Biasanya berupa logam, seperti
besi, tembaga, seng, atau senyawa organik yang mengandung logam.
2. Cara Kerja Enzim
Molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada
molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pasa
enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut sisi aktif. Kemudian
terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk. Setelah enzim dihasilkan dari reaksi,
enzim kemudian dilepaskan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim
Suhu (temperatur)
Enzim tersusun oleh protein, sehingga sangat peka terhadap suhu. Peningkatan
suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat,
sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu
rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim akan bekerja baik
pada suhu optimum, yaitu antara 30 40C.
Derajat keasaman (pH)
Perubahan pH dapat mempengaruhi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif
enzim, sehingga menghalangi sisi aktif bergabung dengan substratnya. Setiap enzim
dapat bekerja baik pada pH optimum, masing-masing enzim memiliki pH optimum
yang berbeda. Sebagai contoh : enzim amilase bekerja baik pada pH 7,5 (agak
basa), sedangkan pepsin bekerja baik pada pH 2 (asam kuat/sangat asam).
Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas
6

tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu
koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
Aktivator dan Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan
substratnya. Inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim
dengan substratnya. Inhibitor akan berikatan dengan enzim membentuk kompleks
enzim-inhibitor. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu :
a) Inhibitor kompetitif
Molekul penghambat yang strukturnya mirip substrat, sehingga molekul
tersebut berkompetisi dengan substrat untuk bergabung pada sisi aktif enzim.
Inhibitor kompetititf dapat diatasi dengan penambahan konsentrasi substrat.
b) Inhibitor nonkompetitif
Molekul penghambat yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada bagian
bukan sisi aktif enzim. Inhibitor ini menyebabkan sisi aktif berubah sehingga tidak
dapat berikatan dengan substrat. Inhibitor nonkompetitif tidak dapat dipengaruhi
oleh konsentrasi substrat.

B. Enzim Katalase
Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang,
membran mukosa, ginjal dan hati. Aktifitas enzim ditemukan dalam mitokondria,
sitoplasma dan peroksosom. Katalase memiliki empat rantai polypeptide, masing-masing
terdiri dari 500 lebih asam amino.
Hidrogen peroksida (H
2
O
2
) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam
seluruh sel hidup. H
2
O
2
berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase
diproduksi sel untuk mengkatalis H
2
O
2
. Katalase berperan sebagai enzim peroksidasi
khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air. Enzi mini
mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen. Kemudian secara
simultan juga dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua menjadi air.
Reaksi dapat berjalan bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (2H
+
) seperti
methanol, etanol dan format. Peran katalase dalam mengkatalis H
2
O
2
relatif lebih kecil
dibandingkan dengan kecepatan pembentukannya.
Sel-sel yang mengandung katalase dalam jumlah sedikit sangat rentan terhadap
peroksida. Oleh karena itu katalase berperan penting dalam mekanisme pertahanan sel
darah merah terhadap serangan oksidaror hydrogen peroksida.

C. Peroksisom
Peroksisom (bahasa Inggris: peroxysome) adalah organel yang terbungkus oleh
membran tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung protein pencerap (reseptor).
7

Peroksisom banyak terdapat dalam sel parenkim hati dan sel tubulus kontortus proksimal
ginjal. Fungsi peroksisom adalah menghasilkan enzim katalase yang berfungsi
menguraikan peroksida hydrogen sebagai hasil samping fotorespirasi yang sangat toksik
untuk sel, menjadi H
2
0 dan 0
2
, merubah lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan
senyawa purin dalam sel.

































8

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Jumat, 14 September 2012
Pukul : 12.00 WIB - selesai
Tempat : Lab.Biologi SMA N I JETIS

B. Variabel
1. Variabel bebas : Suhu, derajat keasaman (pH), substrat (jantung)
2. Variabel terikat : Banyaknya gelembung dan nyala api
3. Variabel terkontrol : Penetesan H
2
O
2


C. Alat dan Bahan
1. Rak dan tabung reaksi
2. Pisau cutter
3. Pipet tetes
4. Lampu spiritus
5. Penjepit tabung reaksi
6. Lidi
7. Korek api
8. Hati dan jantung ayam
9. H
2
O
2

10. NaOH, HCl
11. Air

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memotong hati ayam bentuk dadu
3. Memasukan potongan hati kedalam tabung reaksi
4. Meneteskan 5 tetes H
2
O
2
kedalamnya
5. Menutup rapat mulut tabung reaksi dengan ibu jari dan mengamati gelembung yang
terjadi
6. Membakar lidi hingga membara dan memasukkannya kedalam tabung reaksi
7. Mengamati nyala bara api dan mencatat hasil pengamatan pada table.
Keterangan :
Perlakuan I ( Hati + H
2
O
2
)
Perlakuan II( Hati rebus + H
2
O
2
)
Perlakuan III ( Hati beku + H
2
O
2
)
Perlakuan IV ( Hati + HCl + H
2
O
2
)
Perlakuan V ( Hati + NaOH + H
2
O
2
)
Perlakuan VI ( Jantung + H
2
O
2
)

9

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
NO. Perlakuan
Hasil Pengamatan
Gelembung Nyala Api
I.
Hati + H
2
O
2 +++ +++
II.
Hati rebus + H
2
O
2

+ -
III.
Hati beku + H
2
O
2

+ -
IV.
Hati + HCl + H
2
O
2

+ -
V.
Hati +NaOH + H
2
O
2

+ -
VI. Jantung + H
2
O
2
+ -
Keterangan :
+ : sedikit
++ : sedang
+++ : banyak
++++ : banyak sekali
- : tidak ada

B. Pembahasan
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sepertihalnya
enzim katalase yang hanya dihasilkan oleh organel peroksisom. Enzim ini berfungsi
menguraikan H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
dengan reaksi sebagai berikut :
2H
2
O
2

enzim katalase
2H
2
O + O
2

H
2
O yang dihasilkan dari reaksi berupa uap air. Sedangkan variable terikat
percobaan ini adalah banyaknya gelembung dan nyala api. Gelembung-gelembung udara
yang dihasilkan saat reaksi penetesan H
2
O
2
adalah bentuk dari O
2.
O
2
diperlukan untuk
reaksi pembakaran, bara api dari lidi digunakan untuk menguji campuran yang terbentuk
dari masing-masing perlakuan. Nyala api akan terlihat saat bara api bereaksi dengan O
2
.

10

Besar kecilnya nyala api dapat menjadi indikasi kadar O
2
yang dihasilkan dalam proses
katalisis.

Perlakuan I (Hati + H
2
O
2
)
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung dan nyala api yang dihasilkan adalah yang paling
banyak dari semua perlakuan. Terbentuknya gelembung membuktikan adanya kandungan
enzim katalase dalam organ hati. Hal ini disebabkan karena hati yang masih segar memiliki
pH netral dan suhu optimum sehingga enzim katalase di dalamnya aktif. Tidak ada
inhibitor yang mengganggu kerja enzim untuk mengkatalisis H
2
O
2
dan menghasilkan
produk (H
2
O + O
2
) yang maksimal.
Perlakuan II (Hati rebus + H
2
O
2
) dan
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit karena suhu air mendidih
(100
o
C) melebihi suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (30
o
C).
Peningkatan suhu membuat protein enzim mengalami denaturasi karena putusnya ikatan
hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan penstabilnya, rusaknya bentuk tiga dimensi enzim
yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya
sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang. Sehingga H
2
O
2
tidak dapat dikatalisis
dengan sempurna. Dalam percobaaan juga tidak terlihat adannya nyala api, ini disebabkan
karena gelembung yang terbentuk sangat sedikit dan tidak mencukupi untuk
melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api).

Perlakuan III (Hati beku + H
2
O
2
)
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit karena suhu hati beku
(>0
o
C) kurang dari suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (30
o
C).
Penurunan suhu membuat protein enzim mengalami kondisi nonaktif. Sehingga H
2
O
2
tidak
dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam percobaaan juga tidak terlihat adannya nyala api,
ini disebabkan karena gelembung yang terbentuk sangat sedikit dan tidak mencukupi untuk
melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api).
Perlakuan IV (Hati + HCl + H
2
O
2
)
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan tidak ada nyala api. Hal
tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak dapat bekerja pada kondisi ini
(asam) aktivasi enzim menurun atau hilang (terjadi kerusakan enzim). Penambahan HCl

11

(pH<7) yang bersifat asam merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam yang
dapat menonaktifkan sisi aktif enzim sehingga menghalangi substrat untuk berikatan
dengan enzim.
Perlakuan V (Hati + NaOH + H
2
O
2
)
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan tidak ada nyala api. Hal
tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak
H
2
O
2
menj adi ai r dan oks i gen. Hal t er s ebut di s ebabkan kar ena t er j adi
nya rusaknya sisi aktif enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi
berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH yang bersifat basa
dapat merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa (pH>7). Sedangkan enzim
katalase aktif pada pH netral (pH=7).
Perlakuan VI (Jantung + H
2
O
2
)
Gelembung yang dihasilkan tergolong dalam intensitas sedang (lebih banyak dari perlakuan III, III, IV,
dan V, tetapi lebih sedikit dari perlakuan I) . Ketika dilakuan uji nyala api, terlihat nyala api kecil yang
terjadi. Dalam perlakuan ini tidak ada faktor dari luar yang mempengaruhi kerja enzim (suhu dan pH tetap
dalam keadaan optimum). Maka dapat diketahui bahwa ada faktor internal yang mempengaruhi kerja
enzim katalase adalah kadar enzim katalase (konsentrasi enzim) itu sendiri. Bayak sedikitnya enzim yang
diproduksi menunjukan banyaknya organel yang menghasilkan enzim tersebut (peroksisom). Jumlah
peroksisom di jantung lebih sedikit dari pada di hati, maka enzim yang dihasilkan juga lebih sedikit dan laju
reaksinya juga lebih lama.
E. Jawaban Pertanyaan
1. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung paling banyak dan nyala api
paling besar? Perlakuan I (Jantung + H
2
O
2
), karena karena hati yang masih segar
memiliki pH netral dan suhu optimum sehingga enzim katalase di dalamnya yang
masih aktif mampu melakukan reaksi kimia. Tidak ada inhibitor yang mengganggu
kerja enzim untuk mengkatalisis H
2
O
2
sehingga menghasilkan produk (H
2
O + O
2
) yang
maksimal.

2. Mengapa perlakuan yang direbus dan yang difreezer menghasilkan sedikit
gelembung? Karena pada kedua perlakuan tersebut enzim mengalami denaturasi,
aktivasi enzim menurun atau hilang.. Pada suhu diatas optimum (>30
0
C) menyebabkan

12

putusnya ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan penstabilnya,
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat
lagi berikatan dengan substratnya. Sedangkan pada suhu di bawah optimum
(<30
0
C) membuat protein enzim mengalami kondisi inaktif. Sehingga H
2
O
2
tidak dapat
dikatalisis dengan sempurna.

3. Mengapa perlakuan yang ditambah HCl dan NaOH menghasilkan sedikit/ tidak
ada gelembung? Karena HCl bersifat asam dan NaOH bersifat basa yang membuat
kondisi lingkungan tidak sesuai dengan derajat keasaman (pH) yang dibutuhkan oleh
enzim katalase untuk bekerja mengkatalisis H
2
O
2
menjadi H
2
O dan terutama O
2
(berupa
gelembung). Sehingga gelembung yang dihasilkan tercatat dalam golongan yang
sedikit.

4. Mengapa gelembung yang dihasilkan oleh hati lebih banyak daripada jantung?
Karena adanya faktor internal yang mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu, kadar enzim katalase
(konsentrasi enzim) itu sendiri. Bayak sedikitnya enzim yang diproduksi menunjukan banyaknya
organel yang menghasilkan enzim tersebut (peroksisom). Jumlah peroksisom di jantung lebih sedikit
dari pada di hati, maka enzim yang dihasilkan juga lebih sedikit dan laju reaksinya juga lebih lama.
Sehingga produk yang dihasilkan (gelembung O
2
) lebih banyak hai dari pada jantung.











13

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Enzim katalase diproduksi oleh peroksisom, paling banyak ditemukan di hati.
Enzim katalase berperan dalam reaksi katalisis senyawa H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
.
2H
2
O
2

enzim katalase
2H
2
O + O
2
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase adalah :

Suhu

Enzim katalase dapat bekerja pada suhu optimum (30
o
C)

Derajat keasaman (pH)

Enzim katalase aktif pada pH netral (pH 7)

Konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat

Semakin tinggi konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim, maka kinerja enzim
akan meningkat. Namun pada kondisi maksimum kinerja enzim tidak dapat
dipercepat kembali.


B. Saran
1. Melaksanakan percobaan sesuai dengan langkah kerja
2. Lebih teliti dalam pengamatan, terutama pengamatan saat munculnya gelembung
dan nyala api.
















14

DAFTAR PUSTAKA

Anneahira. Mengenal Sifat dan Fungsi Enzim Katalase.
http://www.anneahira.com/enzim-katalase.htm
Diambil tanggal 20 September 2012
Anonim. 2011. Enzim.
http://id.wikipedia.org/wiki/ Enzim
Diambil tanggal 20 September 2012
Anonim. 2009. Protein yang Mengandung Fe (Besi) : Enzim Katalase dan Ferritin.
http://smartbekantan.blogspot.com/2009/04/bab-i-pendahuluan-1_12.html
Diambil tanggal 22 September 2012
Aryulina, Dyah. 2007. Biologi III. Jakarta:Esis
Asnawati, dkk. 2010. Enzim KATALASE (PROTEIN TERKAIT FE).
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2068678-enzim-
katalase-protein-terkait-fe/#ixzz1UtbM7D8Z
Diambil pada tanggal 3 Oktober 2012 pukul 10.54 WIB
Campbell, jwrence G. Mitchell Neil A. 2004. Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Dewanti, Ayu . 2009. Laporan Biologi Enzim Katalase.
http://www.scribd.com/doc/52759785/ENzim-ktalaSE
Diambil tanggal 21 September 2012
Mukhlisah, Elis. 2010. Enzim Sebagai Katalisator.
http://emelizabiologi.blogspot.com/2010/10/enzim-sebagai-katalisator.html
Diambil pada tanggal 16 September 2012 pukul 12.54 WIB
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Bogor: Yudhistira.
Sudjadi, Bagod, dkk.2007. Biologi 3A SMA kelas XII. Jakarta:Yudhistira.
Syahira, Marvel Rian. 2011. Badan Mikro (Peroksisom dan Glioksisom).

15

http://marvelriansyahira.blogspot.com/2011/12/badan-mikro-peroksisom-dan-
glioksisom.html
Diambil pada tanggal 3 Oktober 2012 pukul 10.35 WIB
Syamsuri, Istamar. 2004. B i o l o g i u n t u k S MA k e l a s X I I . Malang:
Erlangga
Yani, Riana, dkk.2008. SMS Biologi 3A SMA kelas XII. Bandung: Rosda

































16

LAMPIRAN





Lampu spritus


Tabung reaksi


Lidi

H
2
O
2



Uji O
2



Pipet





17


Hati + H
2
O
2



Uji O
2
hati rebus


Penjepit


Jantung + H
2
O
2

Anda mungkin juga menyukai